Anda di halaman 1dari 12

STUDI EVALUASI KELAYAKAN SISTEM INSTALASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RUMAH POTONG HEWAN


(RPH) GADANG KABUPATEN MALANG

Ryan Isra’ Yuriski1), Riyanto Haribowo2) , Moh. Sholichin2)


1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia
e-mail: ryanyuriski@gmail.com

ABSTRAK: Total limbah yang dihasilkan peternakan dan proses penguraian menjadi faktor
dalam kelayakan sistem IPAL. Lokasi studi di Rumah Potong Hewan Gadang, Malang. dengan
melihat kandungan BOD, COD, TSS, Minyak&Lemak, NH3-N serta pH pada IPAL serta
mengevaluasi kelayakan eksisting IPAL dan prosesnya. Kemudian dibandingkan dengan baku
mutu air limbah dalam PermenLH No.02 Tahun 2006. Hasil proyeksi debit 10 tahun kedepan
dengan memprediksi efektifitas daya tampung IPAL. Debit yang dihasilkan pada proses
pemotongan tersebut sekitar ±158,014 m3/hari dengan jumlah per sapi sekitar 4,515
m3/ekor/hari sebanyak ±35ekor/hari tahun 2017. Setelah pengolahan IPAL, limbah cair menuju
sungai yang berada ±200m dari lokasi RPH. Hasil tersebut sebagai acuan untuk 2018-2027,
Debit tersebut melebihi batas maksimum dalam Baku Mutu limbah sapi yaitu 1,5 m3/ekor/hari.
Pada IPAL terdapat dua parameter diambang batas yaitu Minyak&Lemak dan COD
disebabkan parameter yang masih belum terurai. Pada bak pengendap tidak ada alat atau desain
guna mengurangi kadar parameter dan tidak efektifnya bak pemisah lemak. Untuk
mengoptimalkan proses pengolahan, kondisi eksisting perlu dilakukan perbaikan atau
perluasan pada bak minyak dan lemak agar kinerja bak selanjutnya bekerja maksimal dan
mengalihfungsikan bak disinfektan dikarenakan ada bak biofilter yang fungsinya lebih efisien
dan tampungan lebih luas.

Kata kunci: Pengolahan IPAL,Pemotongan Hewan,Evaluasi Kelayakan IPAL, Efisiensi Sistem


IPAL

ABSTRACT: The total waste generated by the farm and the decomposition process is a factor
in the feasibility of the WWTP system. Study locations at Gadang Animal House, Malang. by
looking at the content of BOD, COD, TSS, Oil & Fat, NH3-N as well as pH at WWTP as well
as evaluating the feasibility of existing WWTP and its process. Then compared with the quality
standard of waste water in PermenLH No.02 Year 2006. The result of debit projection 10 years
ahead by predicting the effectiveness of the capacity of WWTP. The discharges produced at the
cutting process are approximately ± 158,014 m3 / day with the number of cows per 4.515 m3 /
head / day as much as ± 35k / d in 2017. After the processing of WWTP, the wastewater into
the river is ± 200m from the RPH location. The result is as a reference for 2018-2027, the
Debit exceeds the maximum limit in Cash Waste Quality Standard which is 1.5 m3 / head / day.
In the IPAL there are two parameters at the boundary that is Oil & Fat and COD due to
parameters that still have not decompose. In a sedimentary tub there is no tool or design to
reduce the level of parameters and ineffectiveness of the fat separator. To optimize the process
of processing, the existing condition needs to be repair or extension on the tub oil and fat for
subsequent maximum performance of the tub and disinfectant tube functioning because there is
a biofilter tub that function more efficient and wider.

Key words: IPAL Processing, Animal Cutting, IPAL Feasibility Evaluation,Efficiency of WWTP
System

PENDAHULUAN di perdesaan di Indonesia. Namun demikian,


Usaha peternakan juga memberi sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan
keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi juga menghasilkan limbah yang dapat
sumber pendapatan bagi banyak masyarakat menjadi sumber pencemaran. kegiatan-
kegiatan Rumah Potong Hewan (RPH) hewan yang dipotong terdiri dari dua hewan
meliputi penyembelihan hewan serta yaitu Sapi dan Babi dengan waktu
pemotongan bagian-bagian tubuh hewan pemotongan untuk Sapi mulai 24.00-05.00
tersebut. Secara umum pengelolaan RPH dan waktu pemotongan untuk Babi mulai
ditujukan untuk mendapatkan mutu daging 05.00-selesai.
yang sesuai dengan standarisasi yaitu aman,
sehat utuh, halal, dan berdaya saing tinggi.
Selain menghasilkan daging RPH juga
menghasilkan produk samping yang masih
dapat dimanfaatkan dan limbah. Limbah
RPH tergolong limbah organik berupa darah,
lemak, tinja, kulit, isi rumen dan usus yang
apabila tidak ditangani secara benar akan
berpotensi sebagai pencemar lingkungan
(Lestari, 1994). Semakin berkembangnya
usaha peternakan, limbah yang dihasilkan Gambar 1. Peta Lokasi RPH
semakin meningkat. Total limbah yang Sumber : google earth
dihasilkan peternakan tergantung dari species
ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai Letak geografis dari Rumah Pemotongan
kandang. Hewan (RPH) PD. RPH Kota Malang, Jl.
Limbah peternakan meliputi semua Kolonel Sugiono no. 176 Kecamatan Sukun,
kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan Malang, Jawa Timur pada koordinat
usaha peternakan baik berupa limbah padat 8°0'16"LS,
dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah
padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat
(kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi
perut dari pemotongan ternak). Limbah cair
adalah semua limbah yang berbentuk cairan
atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air
dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah
gas adalah semua limbah berbentuk gas atau
dalam fase gas (Soehadji (1992).
Rumah Potong Hewan (RPH) Gadang,
Kota Malang sebagai objek utama penelitian
ini fokus pada hewan yang di potong sapi
dan babi yang masing-masing beda dalam Gambar 2. Lokasi RPH Kota Malang
waktu pemotongan dan juga tempat Sumber : Google earth
pemotongan yang nantinya akan menjadi
objek dari Penelitian ini. Instalasi pengolahan Tempat Pengujian Analisa Sampel
air limbah dari RPH yang berasal dari sapi Pada penilitian ini akan dilakukan
dan babi dengan beberapa parameter yang analisa sampel pada beberapa alternatif
harus di sesuaikan dengan baku mutu laboratorium, yaitu :
limbah,kandungan yang diujikan adalah pH, a. Laboratorium Jurusan Kimia-MIPA UM
BOD, COD, Zat Tersuspensi (TSS), Amonia b. Laboratorium Jurusan Teknik Kimia ITN
Total (NH3-N) dan minyak&lemak. Saat
parameter melebihi baku mutu maka perlu Rancangan Penelitian
adanya evaluasi kelayakam eksisting IPAL Pendekatan yang akan digunakan dalam
tanpa mengurangi jumlah sapi yang dipotong. penelitian ini adalah pendekatan cross section
dimana menggunakan 3 (satu) sampel pada 1
METODOLOGI (satu) Titik pengambilan sampel yang
Deskripsi Daerah Penelitian rencana dilakukan pada bulan Agustus 2017
RPH Gadang, Kota Malang merupakan serta pengujian sampel pada Laboratorium
tempat pemotongan hewan untuk wilayah Jurusan Kimia-MIPA Universitas Negeri
Malang Kota dan sekitarnya, pada RPH ini Malang dan Laboratorium Fakultas Teknik
Kimia Institut Teknik Negeri Malang (ITN) karakteristiknya sehingga tidak mengubah
dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. hasil dari pengujian sampel kualitas air
Data yang digunakan dalam penelitian limbah.
ini adalah data primer dan sekunder yang
didapatkan langsung di lapangan, yaitu : 3. Kaos Tangan
a. Data Primer Kaos tangan digunakan untuk menjaga
 Kualitas air dari buangan limbah kebersihan dan keamanan sampel air limbah
Rumah Potong Hewan Gadang. yang diambil.
 Data debit air limbah saat proses
pemotongan berlangsung. 4. Current Meter
 Pengukuran langsung data Current meter digunakan untuk
eksisting IPAL. pengambilan atau pengukuran debit diawal
b. Data sekunder ketika pemotongan Sapi berlangsung.
 Sejarah bangunan IPAL Current meter yang digunakan oleh peneliti
 Jumlah dan jenis hewan yang adalah jenis Global Water FP 111.
akan dipotong per hari.
Proses dan Skema Pengambilan Sampel
Alat dan Bahan Limbah Cair
Peralatan Utama Proses Pengambilan Sampel
Dalam melakukan pengambilan sampel Adapun tata cara pengambilan sampel
untuk dilakukan uji sampel air limbah air limbah di Rumah Potong Hewan Gadang
membutuhkan alat dan bahan yang sesuai SNI 6989.59:2008
dengan ketentuan yang telah ada, yaitu :
1. Botol sampel Skema Pengambilan Sampel
Botol sampel air limbah tidak sama Pada penelitian ini dilakukan sekali
dengan botol-botol umumnya. pengambilan sampel dalam satu waktu dan
sampel yang diambil sebanyak dua belas (15)
2. Colling box (kotak penyimpanan) sampel pada 5 titik dan berikut adalah skema
Colling box fungsinya yaitu supaya air pengambilan sampel :
limbah tersebut tidak berubah sifat dan

2
Saluran Input

Bak Pengendapan

Bak Pengendapan
3 4
5
Saluran Output Saluran Output

IPAL LAMA
Saluran Input

Bak Pengendapan

JALAN
Saluran Air Hujan
Saluran Input Saluran Input
dari tempat Pemotongan
dari tempat Pemotongan

JALAN

JUDUL : Skema IPAL RPH

LEGENDA

1 Saluran Input Saluran bawah


2 Bak Pengendapan Batuan
3 Bak Penyaringan Arah Aliran
4 Bak Disinfektan
5 Saluran Output

Gambar 3. Skema Pengambilan data


Sumber : Hasil Penggambaran, 2018
Keterangan : sampel dan evaluasi kelayakan pada IPAL
Titik 1 : Saluran Input (sebelum bak Sapi. di dalam IPAL terdapat 6 bak
pengendapan) pengolahan yaitu bak pemisah lemak, bak
Titik 2 : Bak Pengendapan (terdapat 4 bak ekualisasi, bak pengendapan awal, bak
pengendapan,sampel diambil pada pengendapan akhir, bak penyaringan dan bak
bak pengendapan yang paling disinfektan.
terakhir)
Titik 3 : Bak Penyaringan Kondisi Sistem Instalasi Pengolahan Air
Titik 4 : Bak Disinfektan/Penggelontoran Limbah RPH
Titik 5 : Saluran Output menuju Sungai Pada setiap RPH diperbolehkan
Metro. memotong hewan antara 30 – 50 ekor setiap
harinya dan rata-rata pemotongan di RPH
Penentuan Jumlah Sampel Gadang 35 ekor/hari. Bak penampungan
Ditentukan jumlah sampel yang akan limbah sendiri memiliki 5 tahap
diambil setiap bak dari IPAL mulai penampungan yaitu bak pemisah lemak, bak
tercampur dengan air limbah dari IPAL RPH ekualisasi, 3 bak pengendapan, 1 bak
dengan ini total sampel yang akan digunakan penyaringan dan 1 bak penjernihan atau bak
sebanyak 3 sampel. disinfektan, ini disebut dengan pengolahan
limbah dengan metode filtrasi.
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan dilakukan selama Bak Pemisah Lemak dan Ekualisasi
satu bulan, dimana dalam satu bulan tersebut Bak Pemisah lemak dapat
digunakan untuk melihat proses pemotongan meminimalisir kandungan lemak agar proses
hewan ternak yang ada di Rumah Potong pada bak pengendapan bisa lebih optimal.
Hewan, menghitung debit yang keluar dari Fungsi dari bak Ekualisasi yaitu
hasil pemrosesan hewan ternak, melihat mengendalikan fluktuasi aliran aliran limbah
kondisi existing dari bangunan Instalasi cair baik kualitas maupun kuantitas yang
Pengolahan Air Limbah, mengukur bangunan berbeda dan menghomogenkan konsentrasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah serta limbah cair. Pada bak ini juga tidak
melakukan interview secara langsung dengan digunakan bahan bahan kimia dan pengaliran
ketua dari Rumah Potong Hewan tersebut. air limbahnya menggunakan gravitasi. Daya
tampung pada bak ekualisasi dan bak
HASIL DAN PEMBAHASAN pemisah lemak sebesar 4,656 m3/det.. Beda
Gambaran Umum Instalasi Pengolahan tinggi antara bak pemisah lemak yaitu 20 cm.
Air Limbah RPH
Perusahaan Daerah Rumah Bak Pengendapan Awal
Pemotongan Hewan Kota Malang (PD. RPH) Bak pengendapan awal dioperasikan
merupakan RPH milik pemerintah daerah untuk mengendapkan senyawa organik solid
yang beroperasi di Jl. Kolonel Sugiono no. dari air buangan. Dengan volume tampungan
176, kecamatan Sukun Kota Malang. PD. di bak ini sebesar 71,28 m3/det.
RPH Kota Malang mulai dibangun sejak
tahun 1937, dan mulai beroperasi pada tahun Bak Pengendapan Akhir
1938 hingga saat ini. Waktu operasional RPH Bak pengendapan akhir diharapkan
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu operasional menjadi proses terakhir limbah padat agar
kantor pada pukul 09.00 – 16.00 WIB dan pada bak selanjutnya pada bak penyaringan
operasional produksi atau proses pemotongan agar proses penyaringan dapat
pada pukul 23.00 – 07.00 WIB, dengan memaksimalkan air limbah pada pengolahan
rincian pada pukul 23.00 – 05.00 dilakukan IPAL di RPH Gadang ini. Volume
pemotongan sapi, sedangkan pada pukul tampungan bak ini sebesar 137,81 m3/det.
05.00 – 07.00 dilakukan pemotongan babi.
Namun, karena kondisi lapangan aliran debit Bak Penyaringan dan Disinfektan
air limbah yang menuju IPAL Babi terlalu Fungsi dari Bak Penyaringan adalah
kecil dan tidak dapat diambil sampel maka mengalirkan limbah cair dan menahan sedikit
dianggap IPAL Babi masih layak untuk limbah padat yang tidak dapat terendapkan
digunakan dan hanya dilakukan pengambilan
pada bak pengendapan, dengan volume secara berulang, dimana dalam satu jam
tampungan sebesar 152,06 m3/det. dilakukan pengukuran sebanyak 10 kali. Hal
Bak disinfektan berfungsi sebagai ini diharapkan hasil dari pengukuran benar-
penjernih atau bisa juga sebagai pengenceran benar akurat dan mendekati dengan fakta
limbah cair yang dapat menampung sebesar yang terjadi dilapangan. Berikut hasil
21,384 m3/det. pengukuran debit dari pukul 24:00 WIB
sampai pukul 05:00 WIB selama seminggu :
Saluran Outlet
Saluran Outlet merupakan saluran Tabel 1. Perhitungan Rerata Harian dan
terakhir pada IPAL RPH sebelum menuju Debit Puncak Limbah Sapi RPH
sungai Metro dengan melewati saluran Gadang.
panjang dari Rumah Potong Hewan. Jam Puncak Rerata Harian
Tanggal/Hari
m3/jam m3/hari
Alur Pengambilan Sampel Limbah pada 19-09-2017/
IPAL Selasa 216,000 177,300
Pengolahan IPAL yang terdiri dari bak- 20-09-2017/
bak pengolahan yaitu : Rabu 175,500 153,000
1. Saluran Inlet 21-09-2017/
2. Bak Pengendapan Kamis 175,500 138,150
3. Bak Penyaringan 22-09-2017/
4. Bak Penjernihan Jum'at 189,000 161,100
5. Saluran Outlet 23-09-2017/
Sabtu 189,000 153,000
Proses Pengolahan Limbah di IPAL 24-09-2017/
Proses pengolahan di IPAL sendiri
Minggu 216,000 179,100
yaitu, dimana limbah pemotongan sapi
25-09-2017/
dialirkan kedalam pipa secara gravitasi
Senin 189,000 144,450
menuju ke bak pemisah lemak. Selanjutnya,
Sumber : Hasil Perhitungan
limpasan air limbah dari bak pemisah lemak
dialirkan ke bak ekualisasi yang dimana bak
Perhitungan debit harian digunakan
ini berfungsi sebagai bak penampungan
untuk mendapatkan debit keluaran dari
limbah dan bak kontrol aliran yaitu
limbah Rumah Potong Hewan dalam waktu
digunakan untuk mengatasi adanya masalah satu hari selama proses pemotongan
operasional, dan menangani adanya fluktuasi
berlangsung.
debit yang terlalu besar. Over flow dari bak
ekualisasi dialirkan ke bak pengendapan awal
Dari tabel 1 dengan rata-rata debit
melalui pipa kecil dengan ukuran 4”. Dari
selama seminggu didapat :
bak pengendap awal ini, limbah kemudian
mengalir ke bak biofilter dengan sistem
- Waktu produksi limbah Rumah
biofilter aerob an-aerob.
Potong Hewan : 5 jam/hari
Air limpasan dari bak kontaktor
- Debit (Q)
anaerob dialirkan ke ruang kontaktor aerob.
: 158,014 m3/hari
Di dalam ruang aerob juga diisi dengan Maka debit aliran limbah Rumah Potong
media plastik sarang tawon serta dihembus
Hewan :
/diaerasi dengan udara dari mesin blower.
Q perjam
Sehingga mikroorganisme yang akan
: 158,014/5
mengurai zat organik yang ada didalam
limbah serta tumbuh dan menempel pada : 31,603 m3/jam
permukaan media.
Q ekor/hari
: 158,014/35
Pengukuran Debit Limbah Sapi
Pengukuran debit limbah sapi di
: 4,515 m3/hari/ekor
Rumah Potong Hewan Gadang dilakukan
setiap jam selama proses pemotongan
berlangsung. Pengukuran debit dilakukan
Analisa Kondisi Eksisting IPAL diperluas namun bak pengolahan limbah
Kondisi eksisting yang dimiliki yang sebelumnya tidak dibongkar dan
oleh PD. RPH untuk Sapi dan Babi ini masih terhubung dengan saluran IPAL
sempat direnovasi dan diperbesar atau menuju saluran pembuangan ke sungai.

Gambar 4. Skema Kondisi Eksisting IPAL


Sumber Hasil Penggambaran, 2018

Hasil Uji Laboratorium


Dari hasil laboratorium yang telah No Parameter
Sat Rerata Rerata Sal.
dilakukan Laboratorium Kimia-MIPA UM uan Sal. Inlet Outlet
dan Laboratorium Teknik Kimia ITN, maka
berikut hasil uji laboratorium :

Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium Zat


mg/
4 Tersuspensi 3224,167 1560,833
L
Sat Rerata Rerata Sal. (TSS)
No Parameter
uan Sal. Inlet Outlet
Amonia
mg/
5 Total 0,182 0,110
L
(NH3-H)
1 pH - 7,097 7,033

Minyak & mg/


6 0,249 0,236
Lemak L
mg/
2 BOD 7292,703 3343,243
L

Sumber : Hasil Uji Laboratorium


mg/ 36666,66
3 COD
L 7
31916,667 Keterangan :
dilakukan beberapa kali Pengenceran
pada parameter tertentu (lampiran)
Perbandingan Hasil Uji Laboratorium Tabel 4. Perhitungan Proyeksi debit dari
Kualitas Air dengan Baku Mutu Air tahun 2018-2027
Limbah
Kualitas limbah cair pada Rumah debit per ekor jumlah
Tahun
Potong Hewan Gadang yang diketahui dari (m3/hari/ekor) ternak
hasil Uji Laboratorium dibandingkan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 2018-
tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah 4,515 20771
2027
bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha
Lainnya. Sumber : Hasil Perhitungan
Parameter yang tidak memenuhi
yaitu COD (Chemicals Oxygen Demand) dan Berikut perbandingan debit baku mutu
Minyak & Lemak meskipun hanya dua yang dikeluarkan oleh Permen LH No.02
parameter yang tidak sesuai namun hal ini Tahun 2006 dengan jumlah debit maksimal
sangat merugikan kehidupan lingkungan yang dihasilkan saat proses pemotongan.
sekitar dan mengganggu aktivitas masyarakat
sekitar. Tabel 5. Perhitungan Jumlah Debit untuk
Beberapa Tahun Kedepan
Prediksi Debit Air Limbah Tahun 2027 Baku Mutu maks Perhitungan
Tabel 3. Data hewan (sapi) dari tahun 2012- Permen LH No.02 tahun 2006 m3/ekor/hari
2017

1,5 m3/ekor/hari 4,515


NO Tahun Jumlah Hewan

Sumber : Permen LH No.02 tahun 2006

1 2012 20771 Setelah dilakukan perbandingan


untuk tampungan debit yang berada di IPAL
2 2013 17224 Rumah Potong Hewan diperkirakan untuk
debit tahun 2018-2027 di dapat 4,515
3 2014 14911 m3/hari/ekor, sedangkan debit maksimal yang
tertera dalam baku mutu adalah
4 2015 14404 1,5 m3/ekor/hari. Maka, debit yang keluar
untuk 10 tahun kedepan melebihi batas
maksimum volume air limbah untuk sapi
5 2016 13109
yang telah diatur dalam Permen LH.
6 2017 12600 Perhitungan Efisiensi Pengurangan
Sumber : Data Lapangan Parameter Air Limbah Pada IPAL
Efisiensi Pengurangan BOD5
Dikarenakan dari beberapa tahun Perhitungan efisiensi pengurangan
terakhir mengalami penurunan hewan untuk BOD5 pada IPAL sebagai berikut :
dipotong maka untuk perhitungan jumlah η BOD5
debit limbah, peneliti memproyeksikan = x 100%
jumlah hewan potong untuk 10 tahun –
kedepan dari data beberapa tahun = x 100%
sebelumnya untuk digunakan sebagai = 54,2 %
prediksi debit air limbah, pada tabel 3 yaitu
tahun 2012 dengan jumlah hewan potong Efisiensi Pengurangan COD
20.771 ekor. Perhitungan efisiensi pengurangan
COD pada IPAL sebagai berikut :
η COD Tabel 7. Pengurangan Efisiensi Outlet pada
= x 100% IPAL

= x 100%
No Parameter efisiensi (%)
= 12,9 %

Efisiensi Pengurangan NH3 - N


Perhitungan efisiensi pengurangan 1 pH 90
NH3 - N pada IPAL sebagai berikut :
η NH3 - N
2 BOD 54,2
= x 100%
– 3 COD 12,9
= x 100%
= 39,56 %
Zat Tersuspensi
Efisiensi Pengurangan TSS 4 51,6
(TSS)
Perhitungan efisiensi pengurangan
TSS pada IPAL sebagai berikut :
η TSS
Amonia Total
= x 100% 5 39.56
(NH3-H)
= x 100%
= 51,6 % 6 Minyak & Lemak 5,22

Efisiensi Pengurangan Minyak & Lemak Sumber : Hasil Uji Laboratorium


Perhitungan efisiensi pengurangan
Minyak&Lemak pada IPAL sebagai berikut : Pada Tabel 7. Pengurangan Efisiensi
Dari Inlet Sampai Outlet pada IPAL, pada
η Minyak&Lemak Sal. Inlet, bak pengendapan dan disinfektan
terdapat dua parameter yang masih diambang
x100
batas Baku Mutu air. Hal ini disebabkan
– karena adanya beberapa faktor, yaitu dimana
= x 100%
parameter yang masih belum bisa terurai
= 5,22 % adalah senyawa COD dan Minyak & Lemak.
Untuk mengetahui kinerja dari IPAL
dalam pengurangan kadar bahan organik Penentuan Model IPAL Rumah Potong
yang terdapat dalam limbah dapat dilihat Hewan
pada tabel 6. Parameter yang tidak terurai Berdasarkan parameter limbah yang
pada sistem pengolahan IPAL Rumah Potong ada dapat ditentukan model IPAL yang
Hewan. sesuai dan dapat mengurangi beban
kontaminan pada air limbah tersebut. Perlu
Tabel 6. Parameter yang Tidak Terurai pada penambahan bak biofilter (anaerob-aerob)
Outlet Pengolahan IPAL RPH serta perbaikan bak pemisah minyak &
No. Bak Parameter yang Tidak lemak. Berdasarkan SNI no 01-6159- 1999
Pengolahan Terurai dan PP RI No 82 pasal 8 tahun 2001.
1 Outlet COD dan Minyak &
Lemak
Sumber : hasil penelitian
Berikut model IPAL yang peneliti sarankan sebagai pengolahan limbah.
Gambar 5. Model IPAL yang Direncanakan
Sumber :Hasil Penggambaran, 2018

Penentuan Karakteristik Effluent pada Debit Effluent


Saluran Outlet (Qeff) : Q – Qendapan(minyak&lemak +COD)
Kandungan COD dalam limbah : 158,014 – 4,959
: 31916,667 mg/L : 153,055 m3/hari

Kandungan COD perhari Perencanaan Bak Biofilter Aerob -


: 31916,667 x 158,014 x 10-3 Anaerob
: 5043,28 kg/hari Kriteria Desain
Berat Jenis Kriteria untuk bak Biofilter aerob - anaerob
: 1030 kg/cm3 sapi yaitu :
Tabel 8. Kriteria Desain Bak Pengumpul
Debit endapan COD Debit
Parameter Satuan Kriteria
:
Waktu Tinggal Menit 60-120
: Jumlah Ruangan Ruang 1-2
: 4,895 m3/hari Sumber : Priyanka V, (2012:84)

Kandungan Minyak & Lemak dalam limbah Debit Limbah sapi (Qs)
: 0,249 mg/L : 158,014 m3/hari
Total debit
: 158,014 m3/hari : 6,584 m3/jam
Kandungan Minyak & Lemak perhari Waktu Tinggal
: 0,249 x 158,014 x 10-3 : 120 Menit : 2 jam
: 0,0393 kg/hari Diambil :
- Panjang (p) : 6 m
Berat Jenis Minyak & Lemak - Lebar (l) : 3 m
: 0,63 kg/m3 - Tinggi (h) : 2,2 m
- Tebal dinding : 0,15 m
Debit endapan Minyak & Lemak Sehingga volume bak desain :
: V :pxlxh
: 6 x 3 x 2,2
:
: 39,6 m3
: 0,0625 m3/hari
Gambar 7. Desain IPAL Baru

Gambar 8. Potongan B-B dan C-C Bak Pengendapan Awal – Biofilter (Anaerob-Aerob) –
Pengendapan Akhir

Gambar 9. Potongan A-A Bak Pengendapan Awal - Biofilter (Anaerob-Aerob) – Pengendapan


Akhir
Design Bak Pemisah Lemak & Minyak

Gambar 6. Denah Bak Pemisah Lemak, Potongan A-A Bak Pemisah Lemak, Potongan A-A Bak
Pemisah Lemak

Kesimpulan kedalam IPAL agar Rumah Potong Hewan


Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat membuang limbah dari IPAL menuju
untuk Proses Pengolahan IPAL dirasa tidak sungai metro secara cepat, lebih efisien dan
maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil mengurangi dampak negatif terhadap
perhitungan effiensi pengurangan parameter lingkungan pada sekitar sungai.
yaitu 12,9% untuk COD dan 5,22% untuk untuk mengoptimalkan proses
Minyak & Lemak. Hal ini kurang bekerja pengolahan limbah kondisi eksisting saat ini
dengan baik melihat debit keluaran limbah perlu dilakukan perbaikan atau perluasan
RPH dalam waktu sehari debit yang keluar pada bak minyak dan lemak supaya
adalah 158,014 m3/hari atau sekitar 4,515 kandungn minyak dan lemak tidak memberi
m3/ekor/hari dikarenakan pada sistem IPAL efek yang dapat mengurangi kinerja bak
yang tidak memiliki bak penyaringan Minyak selanjutnya yaitu bak pengendapan dan dapat
& lemak dan tidak ada bak pengolahan lain lebih banyak yang tertahan sesuai dengan
yang digunakan untuk mengurangi kadar fungsi bak minyak dan lemak dengan lebih
parameter tersebut sebagai alat untuk limbah bekerja maksimal. Dan juga
yang dapat mengendapkan partikel lumpur, mengalihfungsikan bak disinfektan
pasir, dan kotoran yang masih terbawa untuk dikarenakan sudah ada bak biofilter yang
pengolahan selanjutnya, sehingga beberapa fungsi nya lebih efisien dan tampungan nya
parameter diatas tidak terurai dengan baik. lebih luas.
Kemudian, dari hasil analisa
pengujian mengenai kelayakan kualitas air, Saran
limbah hasil pengolahan IPAL Rumah Adapun beberapa saran dengan
Potong Hewan tidak memenuhi baku mutu melihat efisiensi yang kurang pada setiap bak
(tercemar) limbah hasil pengolahan IPAL. pengolahan pada IPAL tersebut, membuat
Maka, perlu Pengalihan fungsi dari bak kandungan bahan bahan organik yang
Pengendapan setelah bak pengendapan awal seharusnya di olah didalamnya menjadi tidak
yaitu dari bak pengendapan ke-2 dan ke-3 terolah secara maksimal. Hal ini disebabkan
dialih fungsikan menjadi bak biofilter aerob- karena ada beberapa alat dan sistem yang
anaerob, dan perluasan bak minyak dan tidak dijalankan pada saat waktu operasional.
lemak yang berfungsi untuk mengurai Seharusnya, setiap proses pemotongan
senyawa senyawa polutan yang ada di dalam berlangsung limbah dapat melalui seluruh
limbah. Dengan ini, diharapkan juga mampu proses dari pengolahan IPAL. seperti
lebih cepat memproses limbah yang masuk contohnya, saat limbah masuk ke saluran
Inlet awal limbah tidak langsung di buang Industri Lainnya. Surabaya :
kedalam Saluran Outlet. Gubernur Jawa Timur.
Dengan adanya perencanaan pengalihan Kementerian Lingkungan Hidup. 2006.
sistem pengolahan limbah, diharapkan akan Peraturan Menteri Negara
segera diwujudkannya pembangunan saluran Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun
dan bak biofilter guna pengalihan sistem 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah
pengolahan pada limbah sapi, dengan adanya Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan
kerjasama dengan pemerintah. Hewan, Jakarta : Kementerian
IPAL Rumah Potong Hewan diharapkan Lingkungan Hidup.
untuk selalu melakukan cek kondisi dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,
sistem kinerja setidaknya 1-3 bulan sekali Nomor 82 pasal 8 tahun 2001
pada pengolahan limbah tersebut. Diharapkan Tentang Pengelolaan Kualitas Air
untuk memasang pintu air pada saluran air dan Pengendalian Air
hujan agar pada saat proses pemotongan sapi Rianto. 2010. Rumah Potong Hewan sesuai
dan limbah yang dihasilkan menuju IPAL SNI. http://diporianto.blogspot. com
tidak langsung jatuh kedalam saluran Output /2010 /01 / syarat-rumah-potong-
IPAL dan bisa dibuka ketika hujan turun. hewan-sesuai-sni. html. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA (Diakses Tanggal 27 Juli 2017).
Arina Priyanka. 2012. Perancangan Septina. 2010. Rumah Potong Hewan (RPH)
Instalasi Air Limbah Sapi.http://septina.blogspot.
Menggunakan Proses Biofilter com/2010/03/27/rumah-potong-
Anaerob Aerob. Skripsi, Jakarta hewan. html (Diakses Tanggal 29 Juli
Universitas Indonesia 2017)
Soehadji, 1992.Kebijakan Pemerintah dalam
Burhanuddin, R. 2005. Studi Kelayakan
Industri Peternakan dan Penanganan
Pendirian Rumah Potong Hewan Limbah Peternakan. Direktorat
di Sangatta Kabupaten Kutai Jenderal Peternakan, Departemen
timur. Sangatta, Kutai Timur. Pertanian. Jakarta.
Gubernur Jawa Timur. 2013. Peraturan U.N. MAHIDA. 1984. Pencemaran Air dan
Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta
Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air : CV. Rajawali.
Limbah Bagi Industri dan Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai