Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang
– orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2005, p. 73). Komunikasi itu
menunjukkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan
mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal ataupun non-verbal secara simultan
dan spontan.
Dengan demikian, komunikasi interpersonal terjadi secara aktif bukan pasif. Komunikasi ini
merupakan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi
interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi
serangkaian proses saling menerima dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh
masing-masing pihak.
Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Dan
perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk
memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan
sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
terjadi secara langsung baik itu secara verbal atau nonverbal sehingga komunikator dan
komunikan dapat menerima dan memberikan umpan balik secara langsung yang dilakukan
sekurang-kurangnya dua orang atau lebih, dilakukan secara tatap muka dan atau
menggunakan media.
Komunikasi antar pribadi memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi
pengambilan keputusan:
Fungsi Sosial
a) Untuk kebutuhan biologis dan psikologis
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu
dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis
kita seperti dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses
dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan
emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta,
kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan iri hati dan
kebencian. Melalui komunikasi kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan
itu dan membandingkannya antara perasaan satu dengan perasaan yang lain.
b) Mengembangkan hubungan timbal balik
Komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya
bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik secara verbal atau nonverbal,
seseorang penerima beraksi dengan jawaban verbal atau menggunakan kepala,
kemudian orang pertama beraksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik
dari kedua, dan begitu seterusnya. Jadi hubungan timbal balik ini berfungsi
sebagai unsur pemerkarya, pemerkuat komunikasi antar pribadi sehingga harapan-
harapan dalam proses komunikasi menjadi sungguh-sunguh terjadi.
c) Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri
kita dan itu hanya bias kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain
kepada kita. Pernyataan eksistensi diri orang berkomunikasi untuk menunjukkan
dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri.
Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
d) Menangani konflik
Untuk melakukan komunikasi dengan baik, sebaiknya kita mengetahui situasi dan
kondisi serta karakteristik lawan bicara. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa
setiap manusia itu seperti sebuah radar yang melingkupi lingkungan. Manusia bias
menjadi sangat sensitive pada bahasa tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan,
intonasi suara yang akan membantu individu untuk memberi penekanan pada
kebenaran, ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri sehingga
komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir lawan bicara kita. Dengan
demikian komunikasi antarpribadi berfungsi untuk mengurangi atau mencegah
timbulnya suatu konflik didalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang
kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsistem SDM
kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur utama
dari subsistem ini adalah perencanaan, pendidikan dan pelatihan, dan pendayagunaa tenaga
kesehatan.
Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu daerah dalam mewujudkan rencana
penyediaan dan kebutuhan SDM Kesehatan dengan prosedur penyusunan rencana
kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat institusi (misalnya Poliklinik, Puskesmas,
Rumah Sakit); tingkat wilayah (misalnya Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota);
dan dalam kondisi bencana (pada saat prabencana, terjadi bencana, dan pasca
bencana).
Adapun prinsip dasar perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan adalah:
1. Disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal,
nasional, maupun global;
2. Pendayagunaan SDM-Kesehatan diselenggarakan secara merata, serasi,
seimbang, dan selaras oleh Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha;
3. Penyusunan Perencanaan didasarkan pada sasaran upaya kesehatan nasional
dan Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010;
4. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan didasarkan pada
kesesuaian metode dengan kemampuan dan keadaan daerah masing-masing.