Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

A. Kerangka Konsep

HIV/AIDS merupakan suatu penyakit menular yang menyerang kekebalan

tubuh manusia dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya.

Cara penularan HIV / AIDS adalah melalui cairan tubuh penderita HIV

masuk ke dalam tubuh orang lain . Biasanya cara masuknya virus ini melalui

hubungan sex yang tidak aman ( berganti ganti pasangan dan tidak memakai

condom), melalui jarum suntik yang tidak steril ( tindik, tato dan pada pengguna

narkoba suntik yang beganti-gantian), dari ibu ke anaknya pada waktu persalinan

maupun pada waktu menyusuhi, melalui tranfusi darah biarpun kemungkinanya

sangat kecil karena pada waktu pengabilan darah pada pendonor sudah dilakukan

skrening terlebih dahulu dan juga melalui alat – alat kesehatan lainya seperti

guting, pinset, alat pencabut gigi dll. (Modul Pelatihan Konseling dan tes HIV

2011:5)

Pada penelitian ini akan dibahas 2 sub sistem dari Konseling hubungannya

dengan perilaku klien untuk mecegah penularan HIV/AIDS. Dalam melakukan

penelitian tentang hubungan pelaksanaan Konseling dengan perilaku pencegahan

penularan HIV / AIDS di Poli Klinik Bugenvil Rumah Sakit Umum Kabupaten

Tangerang, konseling yang di maksud adalah bagaimana konselor memberikan

31
32

konseling kepada klien untuk dapat mengubah perilaku klien agar tidak

menularkan virus HIV kepada orang lain.

Variabel Independen Variabel Dependen


 Konseling perilaku pencegahan
 Proses konseling penularan HIV tidak
 Tujuan konseling menggunakan
 Tahapan konseling narkoba suntik, tidak
 Konseling pra tes melakukan hubungan
 Dan konseling post tes sex bebas
menggunakan
condom setiap
hubungan sex
persalinan dengan
cara yang aman

Skema kerangka konsep penelitian hubungan pelaksanaan konseling

dengan perilaku pencegahan penularan HIV /AIDS. Dalam penelitian ilmiah

perumusan hipotesis sangat diperlukan sebagai salah satu komponen penelitian

yang merupakan instrument kerja dari teori yang kemudian dijalin dalam suatu

kerangka teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah penelitian yang

kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa

yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang di

terima secara sementara sebagamana adanya pada saat fenomena dikenal dan
33

merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis merupakan

keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang komplek.

Definisi Skala
Variabel Indikator Alat ukur Skor
operasional data
Variabel Apakah anda Kuisioner Ordinal Ya:
Independen menandatangani 1
informconsent Tidak:
Proses sebuah dialog sebelum 2
Konseling konfidensial mengikuti
antara seorang konseling?
petugas
dengan klien
yang bertujuan
untuk membantu
mengatasi stress
dan membuat
keputsan

Tujuan Untuk membantu Tidak ada Kuisioner Ordinal Ya 1


konseling klien dalam keterpaksaan
mengambil dalam Tidak 2
keputusan mengikuti
konseling
Tahapan Menggali Ya
konseling pengetahuan Klien mau Kuisioner Ordinal 1
klien dan melakukan tes
kesungguhan HIV Tidak
dalam mengikuti 2
konseling
Memberitahukan Klien Ya
Konseling cara penularan memahami cara Kuisioner Ordinal 1
Pra dan dan cara penularan dan
post Tes pencegahanya pencagahan Tidak
HIV-AIDS 2

Pelaksanaan Klien mau Tidak


konseling mengikuti Kuisioener Ordinal perlu
sebelum konseling 1
melkukan tes sebelum
34

HIV melakukan tes Perlu


HIV 2

Sangat
perlu
3
Pelaksanaan Klien dapat Tidak
konseling setelah menerima hasil Kuisoner Ordinal perlu
melakukan tes dari 1
HIV pemeriksaan
HIV yang telah Perlu
dilukan 2

Sangat
perlu
3

30
Perilaku Perilaku Klien dapat Kuisioner Ordinal Jarum 1
pencegahan yang mengingat
penularan beresiko kemungkinan Hubungan
HIV yang pernah faktor resiko yang sex 2
di lakukan pernah dialami
oleh klien Lain lain 3
Perubahan Klien dapat Tidak pernah
Perilaku merubah Kuisioner 1
dari perilakunya dari Ordinal
sebelum pengguna jarum Kadang –
mengikuti yang bergantian kadang 2
konseling menjadi septi
dan sesudah Sering 3
konseling
Perubahan Klien dapat Tidak pernah
perilaku dari merubah perilaku Kusioner Ordinal 1
sebelum dari dari sex yang
mengikuti berganti ganti Kadang –
konseling pasangan kadang 2
dan sesudah menjadi setia
mengikuti Sering 3
konseling
Perubahan Klien dapat Tidak pernah
perilaku merubah kuisioner 1
35

klien dari perilakunya dari Ordinal Kadang –


sebelum tidak kadang 2
mengikuti menggunakan
konseling Condom menjadi Selalu
dan sesudah menggunakan menggunakan
mengikuti 3
konseling
Keberanian Klien berani Tidak perlu
klien untuk membuka Kuisioner Ordinal memberi tahu
membuka statusnya pada 1
statusnya saat mau Perlu
kepada melangsungkan memberi tahu
calon pernikahan 2
pasangannya
Sangat perlu
3
Keberanian Klien berani Tidak perlu
klien berani memngungkapkan Kuisioner Ordinal memberi tahu
membuka bahwa dirinya 1
statusnya sudah terinfeksi
dihadapan HIV agar petugas Perlu
petugas mempersiapkan memberi tahu
kesehatan UPY 2

Sangat perlu
memberi tahu
3

Perilaku Kebiasaan Klien dapat


pencegahan klien untuk menjaga agar kuisioner Ordinal 31
dapat menjaga alat pribadinya tidak perlu
alat – alat tidak bergati – 1
pribadinya gantian dengan
sperti alat orang lain agar
cukur sikat tidak beresiko perlu
gigi, sisr dll menularkan dan 2
tidak tertular

sangat
perlu
36

Kepedulian Klien memahami Tidak


klien terhadap betapa Kuisioner Ordinal perlu 1
pencegahan pentingnya
kepada orang menjaga agar Perlu
lain orang lain tidak 2
tertular virus
HIV Sangat
perlu

3
Sejauh mana Klien Kurang
klien mampu mendapatkan Kuisioner Ordinal jelas
memahami informsi tentang
masalah HIV dengan 1
pencegahan jelas
penularan Cukup
virus HIV jelas

Sangat
jelas

3
Sejauhmana Klien memahami Tidak
pemahaman setiap orang Kuisioner Ordinal setuju
klien terhadap perlu menjaga
kewajiban agar tidak 1
mencegah tertular virus
penularan HIV Setuju
2

Sangat
setuju

Anda mungkin juga menyukai