Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN PROFITABILITAS

TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI 2009-2012)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Oleh:

DWI OKTALIA
NIM: 18892/2010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN PROFITABILITAS
TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun
2009-2012)

Dwi Oktalia
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
E-mail: dwioktalia_081092@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan dan
profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja
lingkungan diukur dengan tingkat PROPER. Profitabilitas diukur menggunakan
proksi Return On assets (ROA). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
diukur menggunnakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index
(CSDRI).
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Sampel penelitian ini
ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 26 perusahaan
sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan dan
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Kata kunci: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, CSR
Disclosure Index, Kinerja Lingkungan, Tingkat PROPER,
Profitabilitas, dan Return On Assets (ROA).

ABSTRACT
The aim of this study is to examine the effect of environmental performance
and profitability to corporate social responsibility disclosure. Environmental
performance was measured using PROPER rate and disclosed in corporate
annual reports. Profitability was measured using Return On Assets (ROA).
Corporate Social Responsibility Disclosure was measured using Corporate Social
Responsibility Disclosure Index (CSRDI).
The data used in this study are secondary data from 26 go public company
listed in Indonesian Stock Exchange during the 4 years from 2009 to 2012.
Hypothesis testing is done by using of the multiple linear regression analysis. The
result show that environmrntal performance have no effect on Corporate Social
Responsibility Disclosure. And, profitability have no effect on Corporate Social
Responsibility Disclosure.
Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, CSR Disclosure Index,
Environmental Performance, PROPER Rate, Profitability, and
Return On Assets (ROA).

1
1. PENDAHULUAN diartikan bahwa sebuah perusahaan
Ditinjau dari segi ekonomi, harus bertanggung jawab untuk setiap
tujuan utama perusahaan adalah tindakannya yang mempengaruhi
memperoleh keuntungan (profit) yang orang-orang, masyarakat, dan
optimal. Keberadaan perusahaan tidak lingkungan mereka. Bisnis harus
bisa lepas dari lingkungan dimana mengakui kekuatan mereka yang luas
mereka berada. Pada perusahaan bisnis dan menggunakannya untuk
yang bergerak di bidang pemanfaatan masyarakat yang lebih baik (Lawrence,
sumber daya alam, seringkali 2006).
perusahaan mengabaikan dampak Definisi secara luas yang ditulis
sosial dan lingkungan yang terjadi atas sebuah organiasi dunia World Bisnis
tindakan ekonomi yang dilakukan Council for Sustainable Development
dimana tindakan tersebut dapat (WBCSD) yang menyatakan bahwa
menyebabkan kerusakan lingkungan, CSR merupakan suatu komitmen
misalnya penggundulan hutan, polusi berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
udara, pencemaran air karena limbah bertindak etis dan memberikan
pabrik, dan lain sebagainya. kontribusi kepada pengembangan
Adanya dampak pada ekonomi dari komunitas setempat
lingkungan tersebut mempengaruhi ataupun masyarakat luas, bersamaan
kesadaran masyarakat akan peran dengan peningkatan taraf hidup
perusahaan dalam lingkungan sosial pekerjanya beserta seluruh keluarga.
pun semakin meningkat. Masyarakat Pengungkapan tanggung jawab
membutuhkan informasi mengenai sosial merupakan konsep yang penting
sejauh mana perusahaan telah untuk dilaksanakan perusahaan. Hal ini
melaksanakan aktivitas sosialnya untuk dimaksudkan untuk menciptakan
memastikan bahwa hak-hak mereka hubungan timbal balik yang saling
telah terpenuhi. Oleh karena itu, sinergis antara perusahaan dengan
penting bagi perusahaan untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
melaksanakan tanggung jawab sosial Hal terpenting dari pelaksanaan dan
atau yang dikenal dengan Corporate pengungkapan tanggung jawab sosial
Social Responsibility (CSR). adalah memperkuat keberlanjutan
Masyarakat menginginkan kerusakan perusahaan itu sendiri dengan jalan
terhadap lingkungan tersebut membangun kerjasama antar
dikendalikan sehingga dampak sosial stakeholder yang difasilitasi
yang ditimbulkan dapat dihindari atau perusahaan tersebut dengan menyusun
diminimalkan. program-program pengembangan
Elkington (1998) dalam Jayanti masyarakat di sekitarnya.
(2011) mengemas CSR dalam tiga Pengungkapan tanggung jawab
fokus (3P) yaitu profit, planet dan sosial merupakan pengungkapan
people. Perusahaan yang baik tidak informasi sosial yang dilakukan oleh
hanya memburu keuntungan ekonomi perusahaan sebagai komitmen
(profit), tetapi juga memiliki perusahaan untuk menjalankan bisnis
kepedulian terhadap kelestarian sesuai dengan ketentuan hukum yang
lingkungan (planet) dan kesejahteraan berlaku dan perilaku etis dengan
masyarakat (people). Tanggung jawab memperhatikan lingkungan dan sosial
sosial perusahaan (CSR) sendiri dapat sehingga dapat memberikan kontribusi
2
bagi seluruh stakeholders serta dapat Kinerja lingkungan adalah
menjaga keberlangsungan hidup kinerja perusahaan yang peduli dan
perusahaan. Tujuan pengungkapan ikut andil terhadap lingkungan
adalah menyajikan informasi yang sekitarnya dalam menciptakan
dipandang perlu untuk mencapai tujuan lingkungan yang baik (green). Kinerja
pelaporan keuangan dan melayani lingkungan dinilai melalui PROPER
kebutuhan berbagai pihak yang (Program Penilaian Peringkat Kinerja
mempunyai kepentingan berbeda-beda Perusahaan dalam Pengelolaan
(Suwardjono, 2005). Pengungkapan Lingkungan Hidup) oleh Kementrian
CSR dapat dilakukan dengan metode Lingkungan Hidup (KLH). Melalui
pengkodefikasian atau dengan metode PROPER, kinerja lingkungan sebuah
Global Reporting Initiative generasi perusahaan diukur dengan
ketiga G3 (GRI G3). menggunakan warna, mulai dari yang
Di Indonesia sendiri, kelestarian terbaik yaitu emas, hijau, biru, merah
lingkungan sudah menjadi kebijakan hingga yang terburuk yaitu hitam.
pemerintah pada setiap periode. Pada Perusahaan dengan kinerja lingkungan
Pelita ketujuh melalui TAP MPR No. yang baik juga terbukti memiliki
II/MPR/1998 tentang GBHN, kepedulian sosial yang lebih besar baik
dinyatakan: “Kebijakan Sektor terhadap masyarakat maupun tenaga
Lingkungan Hidup, antara lain, kerjanya. Perusahaan dengan kinerja
mengenai pembangunan lingkungan lingkungan yang baik tersebut tidak
hidup diarahkan agar lingkungan hidup hanya mengungkapkan mengenai
tetap berfungsi sebagai pendukung dan kepedulian perusahan terhadap
penyangga ekosistem kehidupan dan lingkungan tetapi juga mengenai
terwujudnya keseimbangan, kualitas produk, keamanan produk,
keselarasan dan keserasian yang tanggung jawab sosial perusahaan
dinamis antara sistem ekologi, sosial terhadap masyarakat sekitar, hingga
ekonomi, dan sosial budaya agar dapat kepedulian perusahaan terhadap
menjamin pembangunan nasional yang keselamatan dan kesejahteraan tenaga
berkelanjutan” (GBHN, 1998). Begitu kerjanya. Perusahaan yang peduli
juga Undang-Undang Republik dengan kinerja lingkungannya tersebut
Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang berarti telah menerapkan CSR dengan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 5 sebagaimana semestinya terbukti
menyatakan: 1) setiap orang dengan kepedulian lingkungan dan
mempunyai hak yang sama atas sosial yang tinggi (Rakhiemah dan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, Agustia, 2009).
2) setiap orang mempunyai hak atas Semakin banyak peran
informasi lingkungan hidup yang perusahaan dalam kegiatan
berkaitan dengan peran dalam lingkungannya, maka akan semakin
pengelolaan lingkungan hidup, 3) banyak pula yang harus diungkapkan
setiap orang mempunyai hak untuk oleh perusahaan mengenai kinerja
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan yang dilakukannya dalam
lingkungan hidup sesuai dengan laporan tahunannya. Hal ini akan
peraturan perundang–undangan yang mencerminkan transparansi dari
berlaku. perusahaan tersebut bahwa perusahaan
juga berkepentingan dan bertanggung
3
jawab terhadap apa yang telah /atau berkaitan dengan sumber daya
dikerjakannya sehingga masyarakat alam wajib melaksanakan tanggung
juga akan tahu seberapa besar tanggung jawab sosial dan lingkungan,
jawab dan andil perusahaan terhadap 2. Tanggung jawab sosial dan
lingkungannya. lingkungan sebagaimana yang
Profitabilitas juga mem- dimaksud pada ayat (1) merupakan
pengaruhi perusahaan dalam kewajiban perseroan yang
mengungkapkan tanggung jawab dianggarkan dan diperhitungkan
sosialnya. Profitabilitas merupakan sebagai biaya perseroan yang
kemampuan perusahaan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan
menghasilkan laba dalam suatu periode memperhatikan kepatutan dan
tertentu yang merupakan hasil bersih kewajaran.
dari kebijakan-kebijakan manajemen, Peraturan lain yang
baik dalam mengelola likuiditas, aset menyinggung CSR adalah Undang-
ataupun utang perusahaan. Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Profitabilitas merupakan faktor Penanaman Modal. Berdasarkan
yang membuat manajemen menjadi Undang-Undang Nomor 25 Tahun
bebas dan fleksibel untuk 2007 tentang Penanaman Modal pada
mengungkapkan pertanggung jawaban Bab IX mengenai Hak, Kewajiban dan
sosial kepada pemegang saham, Tanggung Jawab Pemodal pada Pasal
sehingga semakin tinggi tingkat 15 point b, yakni: “ Melaksanakan
profitabilitas perusahaan maka akan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
semakin besar pula pengungkapan Dalam penjelasan Undang-Undang
pertanggung jawaban sosialnya (Grey, Nomor 25 Tahun 2007 dikatakan
et all 1995, dalam Widianto, 2011). bahwa: “Peraturan mengenai tanggung
Semakin tinggi tingkat profitabilitas jawab penanam modal diperlukan
suatu perusahaan untuk menjaga untuk mendorong iklim usaha yang
kepercayaan stakeholder, maka akan sehat, memperbesar tanggung jawab
semakin besar pengungkapan informasi lingkungan dan pemenuhan hak dan
sosial yang dilakukan. kewajiban tenaga kerja serta
Kesadaran atas pentingnya mendorong upaya ketaatan penanam
pengungkapan tanggung jawab sosial modal terhadap peraturan perundang-
perusahaan (Corporate Social undangan”. Hal ini menjunjukkan
Responsibility/CSR) dilandasi bahwa pemerintah memberi tekanan
pemikiran bahwa perusahaan tidak terhadap penanam modal secara
hanya mempunyai kewajiban ekonomi mandatory untuk
dan legal kepada pemegang saham, tapi mengimplementasikan program CSR.
juga kewajiban terhadap pihak-pihak Praktek pengungkapan
lain yang berkepentingan, khususnya tanggung jawab sosial di atur oleh
masyarakat di sekitar lingkungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam
perusahaan. Undang- Undang No. 40 Pernyataan Standar Akuntansi
Tahun 2007 tentang Perseroan Keuangan (PSAK) No.1 Revisi 2007
Terbatas, Pasal 74 poin 1 dan 2 Paragraf 9, yang menyatakan bahwa:
menyatakan: “Perusahaan dapat pula menyajikan
1. Perseroan yang menjalankan laporan tambahan seperti laporan
kegiatan usahannya di bidang dan mengenai lingkungan hidup dan
4
laporan nilai tambah (value added tersebut dapat terjadi karena beberapa
statement), khususnya bagi industri alasan seperti perbedaan periode waktu
dimana faktor-faktor lingkungan hidup penelitian, interpretasi peneliti terhadap
memegang peranan penting dan bagi laporan tahunan perusahaan atas
industri yang menganggap pegawai variabel yang digunakan maupun
sebagai kelompok pengguna laporan perbedaan metode pengujian yang
yang memegang laporan penting”. digunakan oleh peneliti.
Selain itu, dalam Pernyataan Standar Ketidak konsistenan hasil
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 temuan dari penelitian sebelumnya,
(revisi 2009) paragraf 12 perusahaan mendorong peneliti untuk menguji
masih bersifat sukarela dalam kembali secara empiris mengenai
mengungkapkan CSR kepada publik faktor-faktor yang mempengaruhi
melalui laporan tahunan perusahaan. pengungkapan tanggung jawab sosial
Dampak dari belum diwajibkan pada perusahaan go public yang
PSAK untuk mengungkapkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
informasi sosial menimbulkan praktik Adapun variabel yang digunakan dalam
pengungkapkan informasi yang penelitian ini yaitu kinerja lingkungan
dilakukan oleh perusahaan umumnya dan profitabilitas.
bersifat voluntary (sukarela), unaudited Berdasarkan latar belakang di
(belum diaudit), dan unregulated (tidak atas, penulis tertarik untuk melakukan
dipengaruhi oleh peraturan tertentu) penelitian dengan judul “Pengaruh
Eka (2011) dalam Marzully (2012). Kinerja Lingkungan Dan
Perusahaan yang terdaftar di Profitabilitas Terhadap Corporate
Bursa Efek Indonesia terikat secara Social Responsibility Disclosure
mandatory untuk melakukan Dalam Laporan Tahunan
pengungkapan CSR berdasarkan Perusahaan” (Studi Empiris pada
peraturan Bapepam LK.No.X.K.6. Perusahaan Go Public yang Terdaftar
Meskipun secara mandatory telah ada di BEI 2009-2012).
peraturan yang mengatur Berdasarkan latar belakang
pengimpelementasian CSR, namun yang telah diuraikan sebelumnya, maka
peraturan-peraturan tersebut tidak permasalahan yang akan diteliti ini
mengatur mengenai pelaporan program adalah sebagai berikut: 1) Sejauhmana
CSR dan tidak memberikan pedoman pengaruh kinerja lingkungan terhadap
khusus mengenai bagaimana dan pengungkapan CSR dalam laporan
informasi apa saja yang harus tahunan perusahaan, 2) Sejauhmana
dilaporkan oleh perusahaan mengenai pengaruh profitabilitas terhadap
pelaksanaan CSR. Itu akan pengungkapan CSR dalam laporan
mengakibatkan terjadinya perbedaan tahunan perusahaan?
pelaporan antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain sehingga
menyulitkan pembaca laporan tahunan 2. TINJAUAN PUSTAKA
untuk melakukan evaluasi. 2.1 Teori Stakeholder
Terdapat perbedaan yang luas Konsep tanggung jawab sosial
mengenai pengungkapan CSR pada perusahaan telah mulai dikenal sejak
perusahaan-perusahaan publik di awal 1970an, yang secara umum
Indonesia. Perbedaan hasil penelitian dikenal dengan teori stakeholder
5
(stakeholder theory), artinya sebagai para manajernya tidak boleh melanggar
kumpulan kebijakan dan praktik yang hak dan menentukan masa depan pihak
berhubungan dengan stakeholder, nilai- lain (stakeholder). Sedangkan yang
nilai, pemenuhan ketentuan hukum, kedua, akibat, menghendaki agar
penghargaan masyarakat dan manajemen perusahaan harus
lingkungan, serta komitmen dunia bertanggung jawab atas semua tindakan
usaha untuk kontribusi dalam yang dilakukan (Sudaryanto, 2011).
pembangunan secara berkelanjutan. Pada dasarnya pengungkapan
Stakeholder theory dimulai dengan tanggung jawab sosial perusahaan
asumsi bahwa nilai (value) secara bertujuan untuk memperlihatkan
eksplisit dan tak dipungkiri merupakan kepada masyarakat aktivitas sosial
bagian dari kegiatan usaha (Freeman, yang dilakukan oleh perusahaan dan
2002 dalam Sudaryanto, 2011). pengaruhnya terhadap masyarakat.
Teori stakeholder mengatakan Dalam hal ini keamanan perusahaan
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang pada akhirnya berujung pada
yang hanya beroperasi untuk kepentingan pemilik perusahaan
kepentingan sendiri namun harus merupakan motivasi manajer
memberikan manfaat bagi melakukan pengungkapan tanggung
stakeholdernya. Dengan demikian, jawab sosial (Sudaryanto, 2011).
keberadaan suatu perusahaan sangat 2.2 Signaling Theory
dipengaruhi oleh dukungan yang Dalam menjalankan kegiatan-
diberikan oleh stakeholder kepada kegiatannya, perusahaan selalu
perusahaan tersebut (Ghozali dan berhubungan dengan stakeholder,
Chariri, 2007 dalam Jayanti, 2011). seperti investor, pemerintah,
Stakeholder pada dasarnya konsumen, karyawan, dan pemasok.
dapat mengendalikan atau memiliki Hal itu selalu menjadi perhatian bagi
kemampuan untuk mempengaruhi stakeholder, khususnya investor dan
pemakaian sumber-sumber ekonomi calon investor sebagai pemilik dan
yang digunakan perusahaan. Oleh penanam modal perusahaan.
karena itu power stakeholder Sebaliknya, perusahaan wajib
ditentukan oleh besar kecilnya power memberikan informasi kepada para
yang dimiliki stakeholder atas sumber stakeholdernya berupa satu set laporan
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007 keuangan. Perusahaan juga
dalam Jayanti, 2011). memberikan laporan tambahan, seperti
Timbulnya stakeholder theory laporan tentang pengungkapan CSR
ini lebih didasari oleh suatu keadaan dalam bentuk laporan tahunan
(hukum) yang mengutamakan perusahaan. Laporan tambahan ini
kepentingan pemegang saham dan bertujuan memberikan informasi
sebaliknya, menomor duakan sebagai tanda (signal) kepada
kepentingan pemasok, pelanggan, stakeholder bahwa perusahaan telah
karyawan, dan masyarakat melakukan tanggung jawab sosial dan
sekelilingnya. Dua aspek penting yang kepedulian terhadap lingkungan.
dikemukakan stakeholder theory Menurut Prasetyaningrum
adalah hak (right) dan akibat (effect). (2008) dalam Fitriyani (2012) teori
Aspek utama, hak pada dasarnya sinyal (signaling theory) menjelaskan
menghendaki bahwa perusahaan dan mengapa perusahaan memiliki
6
dorongan untuk memberikan laporan menyarankan untuk mengungkapkan
keuangan kepada pihak eksternal. tanggung jawab akan masalah sosial
Dorongan perusahaan untuk sebagai berikut:
memberikan informasi adalah karena “Perusahaan dapat pula
terdapat asimetri informasi antara menyajikan laporan tambahan
manajemen perusahaan dan pihak luar seperti laporan mengenai
(investor). lingkungan hidup dan laporan
Signaling theory menekankan nilai tambah (value added
bahwa perusahaan akan cenderung statement), khususnya bagi
menyajikan informasi yang lebih industri dimana faktor-faktor
lengkap dalam laporan keuangan dan lingkungan hidup memegang
laporan tahunannya untuk memperoleh peranan penting dan bagi
reputasi yang lebih baik dibandingkan industri yang menganggap
dengan perusahaan-perusahaan yang pegawai sebagai kelompok
tidak mengungkapkan CSR, yang pengguna laporan yang
akhirnya akan menarik perhatian memegang peranan penting”.
investor. Ini dijadikan motivasi bagi Pengungkapan kinerja
perusahaan untuk melakukan lingkungan, sosial, dan ekonomi
pengungkapan CSR agar menjadi lebih perusahaan dapat dilakukan dengan
baik daripada perusahaan-perusahaan mengungkapkan hal tersebut dalam
yang tidak mengungkapkan CSR. laporan tahunan perusahaan atau dalam
2.3 Pengungkapan Tanggung Jawab laporan terpisah (Ratnasari, 2011).
Sosial Perusahaan dalam Annual Anggraini (2011) menyatakan
Report pertanggung jawaban sosial perusahaan
Gray et al., (2001) dalam dapat diungkapkan dalam annual
Fitriyani (2012) menyatakan bahwa report maupun sustainability report
CSR Disclosure merupakan suatu yang memberikan informasi tidak
proses penyedia informasi yang hanya mengenai kondisi keuangan
dirancang untuk mengemukakan perusahaan saja tapi juga informasi
masalah seputar social accountability, sosial dan lingkungan yang berkaitan
yang mana secara khas tindakan ini dengan perusahaan.
dapat dipertanggungjwabkan dalam Pengungkapan CSR dapat
media-media seperti laporan tahunan dilakukan dengan metode
maupun dalam bentuk iklan yang pengkodefikasian atau dengan metode
berorientasi sosial. Tujuan Global Reporting Initiative generasi
pengungkapan adalah menyajikan ketiga G3 (GRI G3). Dalam pedoman
informasi yang dipandang perlu untuk GRI terdapat tiga komponen utama
mencapai tujuan pelaporan keuangan pengungkapan yang memperlihatkan
dan melayani kebutuhan berbagai pihak dampak aktivitas perusahaan terhadap
yang mempunyai kepentingan berbeda- ekonomi, lingkungan dan sosial pada
beda (Suwardjono, 2005). bagian standar disclosures. Dari ketiga
Pengungkapan CSR di dimensi tersebut diperluas menjadi 6
Indonesia telah diatur pelaksanaannya dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan,
dalam Pernyataan Standar Akuntansi praktek tenaga kerja, hak asasi
Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi manusia, masyarakat, dan tanggung
2007) paragraph 9 yang secara implisit jawab produk. Dari keenam dimensi
7
terdapat 34 konstruk dan total seluruh 127/MENLH/2002 tentang Program
item pengungkapan menurut GRI Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
adalah 79 item. dalam Pengelolaan Lingkungan
2.4 Kinerja Lingkungan (PROPER). Keputusan Menteri Negara
Kinerja lingkungan merupakan Lingkungan Hidup, selanjutnya ini
kinerja suatu perusahaan yang peduli diperbaharui melalui penerbitan
terhadap lingkungan sekitar. Kinerja Keputusan Menteri Negara Lingkungan
lingkungan dapat dilakukan dengan Hidup Nomor: 250 tahun 2004 tentang
menerapkan akuntansi lingkungan. Perubahan atas Kepmen Nomor:
Akuntansi lingkungan merupakan 127/MENLH/2002 tentang Program
pengakuan dan integrasi dampak isu- Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
isu lingkungan pada sistem akuntansi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
tradisional suatu perusahaan (Halim Secara umum peringkat kinerja
dan Irawan,1998 dalam Fitriyani, PROPER dibedakan menjadi lima
2012). warna emas, hijau, biru, merah dan
Di Indonesia, kinerja hitam, dimana kriteria ketaatan
lingkungan dapat diukur dengan digunakan untuk pemeringkatan biru,
menggunakan Program Penilaian merah dan hitam, sedangkan kriteria
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam penilaian aspek lebih dari yang
pengelolaan lingkungan (PROPER). dipersyaratkan adalah hijau dan emas.
PROPER merupakan program 2.5 Profitabilitas
unggulan KLH yang berupaya Profitabilitas merupakan
melakukan pengawasan dengan kemampuan perusahaan dalam
mekanisme public disclosure yang menghasilkan laba dalam suatu periode
memberi insentif dan/atau disinsentif tertentu yang merupakan hasil bersih
kepada penanggung jawab usaha dari kebijakan-kebijakan manajemen,
dan/atau kegiatan yang diatur dalam baik dalam mengelola likuiditas, aset
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ataupun utang perusahaaan.
Nomor 5 Tahun 2011. Pemberian Menurut Brigham dan Houston
penghargaan PROPER bertujuan (2006) dalam mengukur tingkat
mendorong perusahaan untuk taat profitabilitas ada beberapa rasio yang
terhadap peraturan lingkungan hidup bisa dipakai. Diantaranya akan
dan mencapai keunggulan lingkungan dijelaskan dibawah ini, yaitu:
(environmental excellency) melalui a. Gross Profit Margin (Margin
integrasi prinsip-prinsip pembangunan Laba Kotor)
berkelanjutan dalam proses produksi Yaitu rasio yang menunjukan
dan jasa, penerapan system manajemen kemampuan penjualan dalam
lingkungan, 3R, efisiensi energi, menghasilkan laba kotor.
konservasi sumber daya dan Sehingga bisa diketahui tingkat
pelaksanaan bisnis yang beretika serta penjualan yang berhasil
bertanggung jawab terhadap dilakukan akan memberikan
masyarakat melalui program tingkat pendapatan yang berupa
pengembangan masyarakat. laba kotor,
Dasar hukum pelaksanaan b. Net Profit Margin (Margin Laba
PROPER adalah Keputusan Menteri Bersih)
Negara Lingkungan Hidup Nomor:
8
Yaitu rasio yang menunjukan mengungkapkan performance mereka
kemampuan penjualan dalam berarti menggambarkan good news
menghasilkan laba bersih. bagi pelaku pasar. Oleh karena itu,
c. Return On Asset (Pengembalian perusahaan dengan environmental
atas Asset) performance yang baik perlu
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengungkapkan informasi kuantitas
mengukur kemampuan dari dan mutu lingkungan yang lebih baik
modal yang diinvestasikan dalam dibandingkan perusahaan dengan
keseluruhan aktiva untuk environmental performance yang lebih
menghasilkan keuntungan netto. buruk (Sudaryanto, 2011).
d. Return On Equity (Pengembalian Semakin banyak peran
atas Ekuitas) perusahaan dalam kegiatan
Yaitu rasio yang digunakan untuk lingkungannya, maka akan semakin
mengukur kemampuan dari banyak pula yang harus diungkapkan
modal sendiri untuk oleh perusahaan mengenai kinerja
menghasilkan keuntungan bagi lingkungan yang dilakukannya dalam
seluruh pemegang saham, baik laporan tahunannya. Hal ini akan
saham biasa maupun saham mencerminkan transparansi dari
preferen. perusahaan tersebut bahwa perusahaan
2.6 Hubungan Kinerja Lingkungan juga berkepentingan dan bertanggung
dan Corporate Social jawab terhadap apa yang telah
Responsibility Disclosure dikerjakannya sehingga masyarakat
Kinerja lingkungan sangat juga akan tahu seberapa besar tanggung
dipengaruhi oleh sejauh mana jawab dan andil perusahaan terhadap
dorongan terhadap pengelolaan lingkungannya.
lingkungan yang dilakukan oleh 2.7 Hubungan Profitabilitas dan
berbagai instansi khususnya instansi Corporate Social Responsibility
pemerintah. Kinerja lingkungan juga Disclosure
akan tercapai pada level yang tinggi Profitabilitas adalah faktor yang
jika perusahaan secara proaktif memberikan kebebasan dan
melakukan berbagai tindakan fleksibelitas kepada manajemen untuk
manajemen lingkungan secara melakukan dan mengungkapkan
terkendali. Dengan adanya tindakan kepada pemegang saham program
proaktif perusahaan dalam pengelolaan tanggung jawab sosial secara lebih
lingkungan serta adanya kinerja yang luas. Hubungan antara profitabilitas
tinggi, manajemen perusahaan perusahaan dengan pengungkapan
diharapkan akan terdorong untuk tanggung jawab sosial perusahaan telah
mengungkapkan tindakan manajemen menjadi postulat (anggapan dasar)
lingkungan tersebut dalam annual untuk mencerminkan pandangan bahwa
report (Berry dan Rondinelle, 1998 reaksi sosial memerlukan gaya
dalam Fitriyani, 2012). manajerial (Heinze, 1976 dalam
Menurut (Verrechia, 1983 Jayanti, 2011).
dalam Rahmawati, 2012) dengan Menurut Heinze (1976); Gray,
discretionary disclosure teorinya et al. (1995b); dalam Sembiring (2005)
mengatakan pelaku lingkungan yang profitabilitas merupakan faktor yang
baik percaya bahwa dengan membuat manajemen menjadi bebas
9
dan fleksibel untuk mengungkapkan 3. METODE PENELITIAN
CSR kepada pemegang saham. Dalam 3.1 Jenis Penelitian
keterkaitan profitabilitas (Amran dan Jenis penelitian yang dilakukan
Devi, 2008 dalam Marzully, 2012) adalah penelitian kausatif. Penelitian
menyatakan bahwa suatu perusahaan kausatif merupakan penelitian yang
yang memilki profit besar harus aktif menganalisis pengaruh antara variabel
melakukan CSR. Dengan profitabilitas dependen dan variabel independen.
yang tinggi, akan memberikan 3.2 Populasi dan Sampel
kesempatan yang lebih kepada 3.2.1 Populasi
manajemen dalam mengungkapkan Populasi adalah keseluruhan
serta melakukan program CSR. Oleh elemen yang dijadikan objek dalam
karena itu, semakin tinggi tingkat penelitian. Populasi dalam penelitian
profitabilitas perusahaan maka akan ini adalah seluruh perusahaan go public
semakin besar pengungkapan informasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sosial yang dilakukan (Zaleha, 2005 tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
dalam Marzully, 2012). Jumlah populasi dalam penelitian ini
Tingkat profitabilitas yang adalah 239 perusahaan.
tinggi pada perusahaan akan 3.2.1 Sampel
meningkatkan daya saing yang tinggi Sampel merupakan suatu
pula antar perusahaan dan menandakan himpunan bagian dari unit populasi.
pertumbuhan perusahaan pada masa Pengambilan sampel dalam penelitian
mendatang. Dalam memenuhi ini dilakukan secara purposive
kebutuhan informasi, diperlukan sampling, artinya sampel dipilih
adanya pengungkapan yang lebih berdasarkan pertimbangan subyektif
sesuai dengan kebutuhan masing- penelitian dimana persyaratan yang
masing pengguna. Jadi profitabilitas dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi
yang tinggi akan berdampak juga sebagai sampel. Adapun kriteria
terhadap luasnya pengungkapan CSR sampel pada penelitian ini adalah:
suatu perusahaan. a. Perusahaan go public sektor
2.8 Hipotesis pertanian, pertambangan,
Berdasarkan teori dan latar manufaktur serta property & real
belakang permasalahan yang telah estate yang terdaftar di BEI tahun
dikemukakan sebelumnya, maka dapat 2009-2012 dan tidak mengalami
dibuat beberapa hipotesis terhadap delisting selama periode
permasalahan sebagai berikut: pengamatan.
H1: Kinerja lingkungan berpengaruh b. Perusahaan yang menerbitkan
signifikan positif terhadap dan mempublikasikan laporan
pengungkapan corporate social tahunan (annual report) lengkap
responsibility dalam annual tahun 2009-2012.
report perusahaan. c. Perusahaan yang telah mengikuti
H2: Profitabilitas berpengaruh Program Penilaian Peringkat
signifikan positif terhadap Kinerja Perusahaan dalam
pengungkapan corporate social Pengelolaan Lingkungan Hidup
responsibility dalam annual (PROPER) tahun 2009-2012.
report perusahaan.

10
3.3 Jenis Data dan Sumber Data serta SK Bapepam No.Kep-
3.3.1 Jenis Data 06/PM/2000 yang menyatakan bahwa
Jenis data dalam penelitian ini skoring indeks disclosure adalah
adalah data laporan tahunan perusahaan sebagai berikut:
manufaktur yang terdaftar di Bursa a. Pemberian skor untuk setiap
Efek Indoneisa (BEI) tahun 2009-2012. pengungkapan dilakukan secara
3.3.2 Sumber Data dikotomis. Item yang diungkapan
Sumber data untuk penelitian diberi nilai 1 dan yang tidak
ini menggunakan sumber data diungkapan maka diberi nilai 0.
sekunder. Sumber data sekunder yaitu b. Skor yang diperoleh tiap
sumber data penelitan yang diperoleh perusahaan dijumlahkan untuk
secara tidak langsung atau melalui mendapatkan skor total.
media perantara (diperoleh dan dicatat c. Pengukuran indeks
oleh pihak lain). Sumber data pengungkapan tiap perusahaan
penelitian ini diperoleh situs resmi BEI dilakukan dengan membagi skor
(www.idx.co.id). total setiap perusahaan dengan
3.4 Teknik Pengumpulan Data skor total yang diharapkan.
Untuk memperoleh data yang Rumus perhitungan CSRDI
diperlukan dalam penelitian ini, penulis adalah sebagai berikut:
menggunakan teknik dokumentasi
dengan melihat laporan tahunan
CSRDIj =
 Xj
perusahaan sampel. Dengan teknik ini Nj
penulis mengumpulkan data laporan
tahunan perusahaan dari tahun 2009 - Keterangan:
2012. Data diperoleh melalui situs CSRDIj = Corporate Social
resmi Bursa Efek Indonesia Responsibility Disclosure
(www.idx.co.id). Indeks perusahaan j
3.5 Variabel Penelitian dan  Xj = jumlah item yang diungkapkan
Pengukuran Variabel oleh perusahaan j, 1: jika
3.5.1 Corporate Sosial Responsibility item diungkapkan, 0:
Disclosure (Y) jika item tidak
Corporate Social Responsibility diungkapkan.
Disclosure diukur dengan Nj = jumlah item pengungkapan,
menggunakan CSRDI yaitu dengan nj ≤ 79
melihat pada item CSR berdasarkan 3.5.2 Kinerja Lingkungan (X1)
indikator GRI (Global Reporting Kinerja lingkungan ini diukur
Initiative). Indikator-indikator tersebut dari prestasi perusahaan mengikuti
meliputi: program PROPER yang merupakan
a. Bagian ekonomi, terdiri dari 1 salah satu upaya yang dilakukan oleh
dimensi, 3 aspek, dan 9 indikator. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH)
b. Bagian lingkungan, terdiri dari 1 untuk mendorong penataan perusahaan
dimensi, 9 aspek, dan 30 indikator. dalam pengelolaan lingkungan hidup
c. Bagian sosial, terdiri dari 4 melalui instrumen informasi. Sistem
dimensi, 22 aspek, dan 40 indikator. peringkat kinerja PROPER mencakup
Pengukuran indeks disclosure pemeringkatan perusahaan dalam lima
yang digunakan serta dianjurkan PSAK (5) warna yakni:
11
Emas : Sangat-sangat baik, skor = 5 penghilangan variabel (ommited-
Hijau : Sangat baik, skor = 4 variable).
Biru : Baik, skor = 3 4 Metode Estimasi Model Regresi
Merah : Buruk, skor = 2 Panel
Hitam : Sangat buruk, skor = 1 Dalam metode estimasi model
3.5.3 Profitabilitas regresi dengan menggunakan data
Profitabilitas dalam penelitian panel dapat dilakukan melalui tiga
ini diukur dengan menggunakan Return pendekatan, antara lain:
On Asset (ROA). Rumus untuk 1) Common Effect Model (CEM)
menghitung tingkat pengembalian Merupakan pendekatan
aset/Return On Asset (ROA) menurut model data panel yang paling
Brigham dan Houston (2006) adalah sederhana karena hanya
sebagai berikut: mengkombinasikan data time
Laba Bersih series dan cross section. Pada
ROA = model ini tidak diperhatikan
Total Aset
dimensi waktu maupun individu,
3.6 Teknik Analisis Data sehingga diasumsikan bahwa
3.6.1 Analisis Deskriptif perilaku data perusahaan sama
Analisis ini bertujuan untuk dalam berbagai kurun waktu.
menggambarkan apa yang ditemukan Metode ini bisa menggunakan
pada hasil penelitian dan memberikan pendekatan Ordinary Least
informasi sesuai dengan yang diperoleh Square (OLS) atau teknik kuadrat
dilapangan. Teknik deskriptif yang terkecil untuk mengestimasi
dimaksudkan dalam penelitian ini model data panel.
adalah untuk menginterpretasikan nilai 2) Fixed Effect Model (FEM)
rata-rata, nilai maksimum, dan nilai Model ini mengasumsikan
manimum dari masing-masing variabel bahwa perbedaan antar individu
penelitian. dapat diakomodasi dari
3.6.2 Analisis Induktif perbedaan intersepnya. Untuk
3.6.2.1 Model Regresi Data Panel mengestimasi data panel model
Data panel adalah gabungan Fixed Effects menggunakan
antara data runtut waktu (time series) teknik variable dummy untuk
dan data silang (cross section). menangkap perbedaan intersep
Menurut Agus Widarjono (2007: 250) antar perusahaan. Model estimasi
ada beberapa keuntungan yang ini sering juga disebut dengan
diperoleh dengan menggunakan data teknik Least Squares Dummy
panel. Pertama, data panel merupakan Variable (LSDV).
gabungan data data time seris dan cross 3) Random Effect Model (REM)
section mampu menyediakan data yang Model ini akan
lebih banyak sehingga akan mengestimasi data panel dimana
menghasilkan degree of freedom yang variabel gangguan mungkin
lebih besar. Kedua, menggabungkan saling berhubungan antar waktu
informasi dari data time series dan dan antar individu. Pada model
cross section dapat mengatasi masalah Random Effect perbedaan
yang timbul ketika ada masalah intersep diakomodasi oleh error
terms masing-masing perusahaan.
12
Keuntungan menggunkan model statistik untuk memilih apakah
Random Effect yakni model fixed effect atau random
menghilangkan effect yang paling tepat
heteroskedastisitas. Model ini digunakan. Pengujian uji
juga disebut dengan Error hausman dilakukan dengan
Component Model (ECM) atau hipotesis berikut:
teknik Generalized Least Square Statistik uji hausman ini
(GLS). mengikuti distribusi statistic Chi
5 Pemilihan Model Square dengan degree of freedom
Untuk memilih model yang sebanyak k, dimana k adalah
paling tepat digunakan dalam jumlah variabel independen. Jika
mengelola data panel, terdapat nilai statistik hausman lebih
beberapa pengujian yang dapat besar dari nilai kritisnya maka H0
dilakukan yakni: ditolak dan model yang tepat
1) Chow test atau Likelyhood test adalah model fixed effect
Uji ini digunakan untuk sedangkan sebaliknya bila nilai
pemilihan antara model fixed statistik hausman lebih kecil dari
effect dan common effect. Dasar nilai kritisnya maka model yang
penolakan H0 adalah dengan tepat adalah model random effect.
menggunakan pertimbangan H0: Random Effect Model
Statistik Chi-Square, jika Ha: Fixed Effect Model
probabilitas dari hasil uji Chow- Jika model common effect
test lebih besar dari nilai kritisnya atau fixed effect yang digunakan,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. maka langkah selanjutnya yaitu
Hipotesis yang diajukan adalah melakukan uji asumsi klasik.
sebagai berikut: Namun apabila model yang
H0: Common Effect Model atau digunakan jatuh pada random
pooled OLS effect, maka tidak perlu dilakukan
Ha: Fixed Effect Model uji asumsi klasik. Hal ini
2) Hausman test disebabkan oleh variabel
Hausman test atau uji gangguan dalam model random
hausman adalah pengujian effect tidak berkorelasi dari
statistik untuk memilih apakah perusahaan berbeda maupun
model fixed effect atau random perusahaan yang sama dalam
effect yang paling tepat periode yang berbeda, varian
digunakan. Setelah selesai variabel gangguan
melakukan uji Chow dan homokedastisitas serta nilai
didapatkan model yang tepat harapan variabel gangguan nol.
adalah fixed effect, maka 6 Uji Asumsi Klasik
selanjutnya kita akan menguji 1) Uji Normalitas
model manakah antara model Uji normalitas bertujuan
fixed effect atau random effect untuk menguji apakah nilai
yang paling tepat, pengujian ini residual yang telah terstandarisasi
disebut sebagai uji Hausman. pada model regresi berdistribusi
Uji hausman dapat normal atau tidak. Nilai residual
didefinisikan sebagai pengujian dikatakan berdistribusi normal
13
jika nilai residual terstandarisasi “gangguan” pada
tersebut sebagian besar individu/kelompok yang sama
mendekati nilai rata-ratanya. pada periode berikutnya.
Wing (2009:5.39) Pada data crossection
menyatakan bahwa sebenarnya (silang waktu), masalah
normalitas data dapat dilihat dari autokorelasi relatif jarang terjadi
gambar histogram, namun karena “gangguan” pada
seringkali polanya tidak observasi yang berbeda berasal
mengikuti bentuk kurva normal, dari individu/kelompok yang
sehingga sulit disimpulkan. Lebih berbeda. Model regresi yang baik
mudah bila melihat koefisien adalah regresi yang bebas dari
Jarque-Bera dan Probabilitasnya. autokorelasi. Uji Durbin Watson
Kedua angka ini bersifat saling adalah cara untuk mendeteksi
mendukung: autokorelasi, dimana model
1. Bila nilai J-B tidak signifikan regresi linear berganda terbebas
(lebih kecil dari 2), maka data dari autokorelasi jika nilai Durbin
berdistribusi normal. Watson hitung terletak di daerah
2. Bila probabilitasnya lebih Tidak Ada Autokorelasi Positif
besar dari 5% (bila dan Negatif.. Pengujian
menggunakan signifikan autokorelasi penelitian ini
tersebut), maka data menggunakan uji Durbin-watson
berdistribusi normal (hipotesis (DW test).
nolnya adalah data 3) Uji Heterokedastisitas
berdistribusi normal). Uji heteroskedastisitas
2) Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah
Uji autokorelasi bertujuan dalam sebuah model regresi
untuk menguji apakah dalam terjadi ketidaksamaan varians
model regresi linear ada korelasi dari residual atas suatu
antara kesalahan pengganggu pengamatan ke pengamatan lain.
pada periode t dengan kesalahan Dalam regresi, salah satu asumsi
pengganggu pada periode t-1 yang harus dipenuhi adalah
(sebelumnya). Jika terjadi bahwa varians residual dari suatu
korelasi, maka dinamakan ada pengamatan ke pengamatan yang
problem autokorelasi. lain tidak memiliki pola tertentu.
Autokorelasi muncul karena Jika varian dari residual
observasi yang berurutan satu pengamatan ke pengamatan
sepanjang waktu berkaitan satu lain tetap, maka disebut
sama lainnya. Masalah ini timbul homoskedastisitas dan jika
karena residual (kesalahan berbeda disebut
pengganggu) tidak bebas dari heteroskedastisitas. Model regresi
satu observasi ke observasi yang baik adalah
lainnya. Hal ini sering ditemukan homoskedastisitas atau tidak
pada data runtut waktu (time terjadi heteroskedastisitas. Untuk
series) karena “gangguan” pada melihat ada atau tidaknya
seseorang individu/kelompok heterokedastisitas ini digunakan
cenderung mempengaruhi suatu metode yang di sebut uji
14
white. Uji white menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial
residual kuadrat sebagai variabel perusahaan di dalam annual report,
dependen, dan variabel dengan persamaan sebagai berikut:
independennya terdiri atas CSRDI = a + b1KL + b2 ROA
variabel independen, kemudian +e
variabel tersebut diregresikan.
Kriteria untuk pengujian white Keterangan:
adalah: CSRDI : Corporate Social
1. Jika nilai sig < 0,05 varian Responsibility Indeks
terdapat heterokedastisitas. a : Konstanta
2. Jika nilai sig ≥ 0,05 varian b1, b2 : Koefisien regresi variabel
tidak terdapat independen
heterokedastisitas. KL : Kinerja Lingkungan
ROA : Return On Asset
4) Uji Multikolinearitas e : Standar error
Uji multikolinearitas 8 Uji Model
bertujuan untuk menguji apakah 1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
model regresi ditemukan adanya Uji ini digunakan untuk
korelasi antar variabel bebas menguji goodness-fit dari model regresi
(independen). Model regresi yang dimana untuk mengukur seberapa jauh
baik seharusnya tidak terjadi kemampuan model dalam
korelasi di antara variabel menerangkan variasi variabel dependen
independen. Jika variabel maka dapat dilihat dari nilai adjusted
independen saling berkorelasi, R2.
maka variabel-variabel ini tidak 2) Uji F (Simultan)
ortogonal. Variabel ortogonal Uji F dilakukan untuk menguji
adalah variabel independen yang apakah model yang digunakan
nilai korelasi antar sesama signifikan atau tidak, sehingga dapat
variabel independen sama dengan dipastikan apakah model tersebut dapat
nol. Penggunaan korelasi bivariat digunakan untuk memprediksi
dapat dilakukan untuk melakukan pengaruh variabel independen secara
deteksi terhadap multikolinearitas bersama-sama terhadap variabel
antar variabel bebas dengan dependen.Jika Fhitung lebih besar dari
standar toleransi 0,8. Jika Ftabel, maka model regresi linear
korelasi menunjukkan nilai lebih berganda dapat dilanjutkan atau
kecil dari 0,8 maka dianggap diterima. Dengan tingkat kepercayaan
variabel-variabel tersebut tidak untuk pengujian hipotesis adalah 95%
memiliki masalah kolinearitas atau (α) = 0,05.
yang tidak berarti. 9 Uji t-Test (Hipotesis)
7 Analisis Regresi Linear Berganda Uji t (t-test) dilakukan untuk
Analisis regresi berganda menguji apakah secara terpisah
adalah analisis yang digunakan untuk variabel independen mampu
menguji pengaruh dua atau lebih menjelaskan variabel dependen secara
variabel independen terhadap variabel baik. Uji ini dapat dilakukan dengan
dependen. Analisis ini bertujuan untuk cara membandingkan nilai t hitung
mengetahui apakah proporsi kinerja dengan t tabel, (1) Jika t hitung ≥t
lingkungan dan profitabilitas terhadap
15
tabel, maka H0 ditolak dengan kata lain Tabel 1
hipotesis diterima dan (2) Jika t hitung Statistik Deskriptif
<t tabel, maka H0 diterima dengan kata CSR Kinerja
Disclosure Lingkungan Profitabilitas
lain hipotesis ditolak.
10 Defenisi Operasional Minimum 0.03797 1 -61.934
1. Corporate Social Responsibility
Maksimum 0.97468 5 40.659
Disclosure (Y)
Pengungkapan tanggung jawab Rata-rata 0.21835 3.38461 10.614
sosial perusahaan merupakan
Standar
pengungkapan informasi sosial yang Deviasi 13.9664 0.82018 13.4066
dilakukan oleh perusahaan sebagai
komitmen perusahaan untuk Sumber: Data Sekunder Olahan 2014
menjalankan bisnis sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan 4.2 Analisis Induktif
perilaku etis dengan memperhatikan 4.2.1 Analisis Model Regresi Panel
lingkungan dan sosial sehingga a) Uji Chow
dapat memberikan kontribusi bagi Tabel 2
seluruh stakeholders serta dapat Hasil Pengujian Chow-Test
menjaga keberlangsungan hidup
perusahaan. Effects Test Statistic d.f. Prob.
2. Kinerja Lingkungan (X1)
Cross-section F 5.524953 (25,68) 0.0000
Kinerja lingkungan adalah kinerja Cross-section Chi-square 106.461062 25 0.0000
perusahaan yang peduli dan ikut
andil terhadap lingkungan Sumber: Hasil regresi data panel dalam
sekitarnya dalam menciptakan eviews 6 (2014)
lingkungan yang baik (green). Berdasarkan hasil uji
3. Profitabilitas (X2) Chow-Test dengan menggunakan
Profitabilitas merupakan eviews, didapat probabilitas
kemampuan perusahaan dalam sebesar 0,0000. Nilai
menghasilkan laba dalam suatu probabilitasnya lebih kecil dari
periode tertentu yang merupakan level signifikan (α = 0,05), maka
hasil bersih dari kebijakan-kebijakan H0 untuk model ini di tolak dan Ha
manajemen, baik dalam mengelola diterima, sehingga estimasi yang
likuiditas, aset ataupun utang lebih baik digunakan dalam model
perusahaan. ini adalah fixed effect model
(FEM).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN b) Uji Hausman


4.1 Statistik Deskriptif Tabel 3
Statistik deskriptif ini Hasil Pengujian Hausman
digunakan untuk memberikan Test
gambaran nilai minimum, maksimum,
rata-rata (mean), dan simpangan baku Chi-Sq. Chi-Sq.
(standar deviasi) dari variabel-variabel Test Summary Statistic d.f. Prob.
yang diteliti.

16
Cross-section Log Hannan-Quinn 1.31394
random 7.059382 2 0.0293 likelihood -20.55783criter. 9

Durbin-Watson 2.14520
Sumber: Hasil regresi data panel dalam F-statistic 6.816152 stat 8
eviews 6 (2014)
Prob(F-
Berdasarkan hasil uji statistic) 0.000000
Hausman dengan menggunakan
eviews, didapat probability sebesar
0,0293. Nilai probability lebih Sumber: Hasil regresi data panel olahan
kecil dari pada level signifikan (α eviews 6 (2014)
= 0,05%), maka H0 untuk model Dari pengolahan menggunakan
ini ditolak dan Ha diterima, eviews6 di atas, maka diperoleh
sehingga estimasi yang lebih baik persamaan regresi data panel sebagai
digunakan dalam model ini adalah berikut:
fix effects. Y= 2,668789 + 0,178834 (X1) + 0,026386 (X2)
Keterangan hasil pengujian
4.2.2 Model Regresi Panel diatas dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4 a. Konstanta (α)
Hasil Estimasi Regresi Dari hasil uji analisis
Panel dengan Model Fix regresi panel terlihat bahwa
Effect konstanta sebesar 2,668789
menunjukkan bahwa tanpa
Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. adanya pengaruh dari variabel
Variable bebas yaitu kinerja lingkungan
dan profitabilitas maka
C 2.668789 0.247154 10.79807 0.0000
probabilitas corporate social
LOGKL 0.178834 0.192194 0.930490 0.3554 responsibility disclosure akan
bertambah sebesar 2,668789.
LOGROA 0.026386 0.055193 0.478079 0.6341
b. Koefisien regresi (β) X1
Variabel kinerja
Effects Specification lingkungan (X1) memiliki
koefisien regresi sebesar
Cross-section fixed (dummy 0,178834. Artinya jika variabel
variables) kinerja lingkungan meningkat
sebesar satu satuan maka
probabilitas corporate social
Mean dependent 2.93429
R-squared 0.730197 var 2 responsibility disclosure (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar
Adjusted S.D. dependent 0.58011 0,178834 dengan anggapan
R-squared 0.623070 var 6 variabel bebas lainnya tetap.
S.E. of Akaike info 1.01162 c. Koefisien regresi (β) X2
regression 0.356160 criterion 1 Variabel profitabilitas
(X2) memiliki koefisien regresi
Sum sebesar 0,026386. Artinya jika
squared 1.75955
resid 8.625813 Schwarz criterion 6 variabel profitabilitas meningkat
sebesar satu satuan maka

17
probabilitas corporate social Gambar 2
responsibility disclosure (Y) akan Hasil Uji Normalitas Setelah
mengalami peningkatan sebesar Transformasi
0,026386 dengan anggapan
24
bahwa variabel bebas lainnya Series: Standardized Residuals
tetap. Sample 2009 2012
20
Observations 96
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas 16 Mean -1.01e-17
Median -0.018346
Terdapat dua cara untuk melihat Maximum 1.434393
12
apakah data terdistribusi normal. Minimum -1.387690
Std. Dev. 0.301327
Pertama, jika nilai Jarque-Bera < 2, 8 Skewness 0.371619
maka data sudah terdistribusi normal. Kurtosis 11.57417
Kedua, jika probabilitas > nilai 4 Jarque-Bera 296.2755
signifikansi 5%, maka data sudah Probability 0.000000
terdistribusi normal. 0
-1.0 -0.5 -0.0 0.5 1.0 1.5

Gambar 1 Dari Gambar di atas dapat


Hasil Uji Normalitas Sebelum dilihat bahwa residual data masih
Transformasi belum terdistribusi dengan normal
dimana nilai Jarque-Bera (296,2755) >
2 dan nilai probabilitas 0,0000 < 0,05
36
Series: Standardized Residuals
sehingga masih dianggap belum layak
32 Sample 2009 2012 untuk dilakukan uji regresi berganda
Observations 104
28 meskipun telah dilakukan regresi
24 Mean 1.96e-16 persamaan semilog.
Median -0.396627
20 Maximum 62.34734 Hasil yang diperoleh adalah
16
Minimum -23.14099 residual masih berdistribusi tidak
Std. Dev. 8.293547
12 Skewness 3.721057 normal. Gujarati (2007) menyatakan
Kurtosis 32.97137 bahwa asumsi normalitas mungkin
8
Jarque-Bera 4132.561 tidak terlalu penting dalam set data
4 Probability 0.000000 yang besar, yaitu jumlah data lebih dari
0
-25.0 -12.5 0.0 12.5 25.0 37.5 50.0 62.5
30. Dalam penelitian ini jumlah
observasi 104, dimana 26 perusahaan
Dari Gambar di atas dapat dikali 4 tahun. Jadi, sesuai dengan
dilihat bahwa residual data belum pernyataan Gujarati (2007) maka
terdistribusi dengan normal dimana penelitian ini berada diatas set data
nilai Jarque-Bera (4132,561) > 2 dan yang besar karena besar dari 30 data,
nilai probabilitas 0,0000 < 0,05 sehingga asumsi normalitas dalam
sehingga dianggap belum layak untuk penelitian ini tidaklah terlalu
dilakukan uji regresi berganda. dipermasalahkan.
Sehingga dilakukan regresi persamaan
semilog yaitu variabel dependen dalam 4.3.2 Uji Autokorelasi
bentuk logaritma dan variabel Uji autokorelasi bertujuan untuk
independen biasa atau sebaliknya melihat apakah dalam sebuah model
(Imam: 2012), seperti pada gambar di regresi linear terdapat korelasi antara
bawah ini: kesalahan pengganggu pada periode t
18
dengan kesalahan pengganggu pada Mean dependent
periode t-1 pada data yang tersusun R-squared 0.002329 var 0.252111
dalam rangkaian waktu (time series). Adjusted R- S.D. dependent
Pengujian autokorelasi dilakukan squared -0.008284var 0.991097
dengan metode Durbin-Watson.
Apabila nilai d berada diantara 0 Akaike info
S.E. of regression 0.995193 criterion 2.848854
hingga 1,10 maka data mengandung
autokorelasi positif, bila nilai d berada Sum squared resid 93.09851 Schwarz criterion 2.902278
diantara 1,10 hingga 1,54 maka data
Hannan-Quinn
tidak dapat diputuskan, bila nilai d Log likelihood -134.7450criter. 2.870449
diantara 1,54 hingga 2,46 maka data
tidak mengandung autokorelasi, bila Durbin-Watson
nilai d diantara 2,46 hingga 2,90 maka stat 1.819500
dat tidak dapat diputuskan, dan bila
nilai d diatas 2,90 maka data terdapat Sumber:hasil olahan menggunakan
autokorelasi negatif. eviews6 2014
Dari tabel 4 diatas, terlihat nilai Dalam uji ini, apabila hasilnya
Durbin-Watson sebesar 2,145208, sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala
maka dapat dinyatakan bahwa model heteroskedastisitas, model yang baik
yang digunakan terbebas dari gangguan adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
autokorelasi karena berada diantara Pada table 5 diatas, dapat dilihat nilai
nilai 1,54 hingga 2,90. sig 0,1433 untuk variabel kinerja
4.3.5 Uji Heterokedastisitas lingkungan dan 0,8966 untuk variabel
Untuk melihat ada atau tidaknya profitabilitas. Maka disimpulkan bahwa
heterokedastisitas ini digunakan suatu tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
metode yang di sebut Uji White. pada penelitian ini.
Menurut Wing (2009: 5.12), uji White 4.3.6 Uji Multikolinearitas
menggunakan residual kuadrat sebagai Penggunaan korelasi bivariat
variabel dependen, dan variabel dapat dilakukan untuk melakukan
independennya terdiri atas variabel deteksi terhadap multikolinearitas antar
independen, kemudian variabel tersebut variabel bebas dengan standar toleransi
diregresikan. Kriteria untuk pengujian 0,8. Jika korelasi menunjukkan nilai
White adalah: lebih kecil dari 0,8 maka dianggap
a. Jika nilai sig < 0,05 varian variabel-variabel tersebut tidak
terdapat heterokedastisitas. memiliki masalah kolinearitas yang
b. Jika nilai sig ≥ 0,05 varian tidak tidak berarti.
terdapat heterokedastisitas. Tabel 6
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil Pengujian Heterokedatisitas LOGKL LOGROA
LOGKL 1 0.059470421
Coefficie
Variable nt Std. Error t-Statistic LOGROA
Prob. 0.059470421 1
Sumber:hasil olahan menggunakan
LOGKL 0.227655 0.154255 1.475836 eviews6 0.1433 2014
-0.010218 0.078434 -0.130271 0.8966 Dari tabel 15 diatas, terlihat
LOGROA
bahwa seluruh variabel bebas memiliki

19
nilai korelasi yang lebih kecil dari 0,8 regresi secara parsial dengan
maka variabel-variabel pada penelitian mengasumsikan variabel lain dianggap
ini tidak memiliki masalah kolinearitas konstan. Uji t dilakukan dengan
yang tidak berarti atau tidak memiliki membandingkan antara nilai t yang
masalah multikolonialitas. dihasilkan dari perhitungan statistik
4.4 Uji Model dengan nilai ttabel. Untuk mengetahui
4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) nilai thitung dapat dilihat melalui tabel
Uji ini digunakan untuk hasil uji regresi data panel.
menguji goodness-fit dari model regresi Berdasarkan hasil olahan data
dimana untuk mengukur seberapa jauh statistik pada tabel 4 diatas, maka dapat
kemampuan model dalam dilihat pengaruh antara variabel
menerangkan variasi variabel dependen independen terhadap variabel dependen
maka dapat dilihat dari nilai adjusted secara parsial adalah sebagai berikut:
R2. 1. Hipotesis pertama dalam
Hasil estimasi pada table 4 penelitian ini adalah kinerja
diatas, diketahui bahwa nilai Adjusted lingkungan berpengaruh
R2 yang diperoleh sebesar 0,623070. signifikan positif terhadap
Hal ini mengindikasikan bahwa pengungkapan corporate social
kontribusi variabel independen responsibility dalam annual
terhadap variabel dependen sebesar report pada perusahaan go public
62,307%. dan sebesar 37,693% yang terdaftar di BEI.
ditentukan oleh variabel lain yang tidak Berdasarkan tabel 4 diketahui
dianalisis dalam model pada penelitian bahwa koefisien β kinerja
ini. lingkungan bernilai positif
4.4.2 Uji F-statistik sebesar 0,178834, nilai thitung
Uji F dilakukan untuk menguji sebesar 0,930490 dan nilai
apakah model yang digunakan signifikansi 0,3554 > 0,05. Hal
signifikan atau tidak, sehingga dapat ini berarti bahwa kinerja
dipastikan apakah model tersebut dapat lingkungan tidak berpengaruh
digunakan untuk memprediksi signifikan terhadap
pengaruh variabel independen secara pengungkapan corporate social
bersama-sama terhadap variabel responsibility dalam annual
dependen. Jika probabilitas (F-statistic) report pada perusahaan go public
lebih kecil dari sig (0,05) maka model yang terdaftar di BEI, sehingga
regresi linear berganda dapat dapat disimpulkan hipotesis 1
dilanjutkan atau diterima. ditolak.
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat 2. Hipotesis kedua dalam penelitian
dilihat bahwa probabilitas F-statisic ini adalah profitabilitas
yang diperoleh sebesar 0,000000 lebih berpengaruh signifikan positif
kecil dari sig (0,05). Hal ini terhadap pengungkapan
menandakan bahwa model regresi corporate social responsibility
linear berganda diterima. dalam annual report pada
4.4.3 Uji t-Test (Hipotesis) perusahaan go public yang
Uji t dilakukan untuk mencari terdaftar di BEI. Berdasarkan
pengaruh variabel bebas terhadap tabel 4 diketahui bahwa koefisien
variabel terikat dalam persamaan β profitabilitas bernilai positif
20
sebesar 0,026386, nilai thitung mengungkapkan informasi kuantitas
sebesar 0,478079 dan nilai dan mutu lingkungan yang lebih baik
signifikansi 0,6341 > 0,05. Hal dibandingkan perusahaan dengan
ini berarti bahwa profitabilitas environmental performance yang lebih
tidak berpengaruh signifikan buruk (Sudaryanto, 2011).
terhadap pengungkapan Hasil penelitian ini didukung
corporate social responsibility oleh penelitian terdahulu yang
dalam annual report pada dilakukan oleh Maria (2012) yang
perusahaan go public yang meneliti tentang faktor-faktor yang
terdaftar di BEI, sehingga dapat mempengaruhi pengungkapan
disimpulkan hipotesis 2 ditolak. tanggung jawab sosial perusahaan.
4.5 Pengaruh Kinerja Lingkungan Hasil penelitiannya menunjukkan
Terhadap Corporate Social bahwa kinerja lingkungan tidak
Responsibility Disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap
Berdasarkan hasil analisis pengungkapan tanggung jawab sosial
statistik dalam penelitian ini ditemukan perusahaan.
bahwa hipotesis 1 (H1) ditolak. Hal ini Alasan ditolaknya hipotesis ini
dapat dilihat dari nilai signifikansinya dikarenakan pengungkapan tanggung
yang bernilai 0,3554 > 0,05. Jadi, dari jawab sosial yang diungkapkan
hasil pengolahan data dapat perusahaan sampel yang telah
disimpulkan bahwa kinerja lingkungan mengikuti PROPER oleh Kementrian
yang diukur dengan peringkat Lingkungan Hidup ini tidak banyak
PROPER tidak berpengaruh signifikan diungkapkan dilaporan tahunan. Pada
terhadap corporate social lampiran 2 tabel hasil pengukuran
responsibility disclosure. pengungkapan tanggung jawab sosial
Penelitian ini tidak sejalan tahun 2009-2012 yang di-checklist
dengan penelitian yang dilakukan oleh pada indikator kinerja lingkungan rata-
Aldilla Noor Rakhiemah dan Dian rata hanya mengungkapkan 5 item
Agustia (2009), Sudaryanto (2011), dan kinerja lingkungan dari total 30 item
Fitriyani (2012) yang menemukan indikator kinerja lingkungan.
bahwa kinerja lingkungan berpengaruh Semakin banyak peran
signifikan positif terhadap perusahaan dalam kegiatan
pengungkapan tanggung jawab sosial lingkungannya, maka akan semakin
perusahaan. Semakin besar kinerja banyak pula yang harus diungkapkan
lingkungan maka akan semakin tinggi oleh perusahaan mengenai kinerja
pula pengungkapan tanggung jawab lingkungan yang dilakukannya dalam
sosial. Menurut (Verrechia, 1983 dalam laporan tahunannya. Hal ini akan
Rahmawati, 2012) dengan mencerminkan transparansi dari
discretionary disclosure teorinya perusahaan tersebut bahwa perusahaan
mengatakan pelaku lingkungan yang juga berkepentingan dan bertanggung
baik percaya bahwa dengan jawab terhadap apa yang telah
mengungkapkan performance mereka dikerjakannya sehingga masyarakat
berarti menggambarkan good news juga akan tahu seberapa besar tanggung
bagi pelaku pasar. Oleh karena itu, jawab dan andil perusahaan terhadap
perusahaan dengan environmental lingkungannya. Namun, hal yang
performance yang baik perlu terjadi justru sebaliknya, peran
21
perusahaan dalam kegiatan 4.6 Pengaruh Profitabilitas
lingkungannya tidak begitu banyak, Terhadap Corporate Social
sehingga tidak banyak pula yang Responsibility Disclosure
diungkapkan oleh perusahaan Berdasarkan hasil analisis
mengenai kinerja lingkungannya dalam statistik dalam penelitian ini ditemukan
laporan tahunannya. bahwa hipotesis 2 (H2) ditolak. Hal ini
Hasil yang tidak signifikan dapat dilihat dari nilai signifikansinya
menandakan bahwa kinerja lingkungan yang bernilai 0,6341 > 0,05. Jadi, dari
yang telah dilakukan perusahaan tidak hasil pengolahan data dapat
memberikan pengaruh yang cukup disimpulkan bahwa profitabilitas yang
besar bagi perusahaan untuk diproksikan dengan menggunakan
melakukan pengungkapan tanggung proksi Return On Assets (ROA) tidak
jawab sosialnya. Hal ini menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap
bahwa baik atau buruknya kinerja corporate social responsibility
lingkungan yang dilakukan oleh disclosure.
perusahaan tidak mempengaruhi Penelitian ini tidak sejalan
pengungkapan tanggung jawab dengan penelitian yang dilakukan oleh
sosialnya. Jadi, semakin baik kinerja Widianto (2011) dan Muhammad
lingkungan yang dilakukan oleh suatu (2011) yang menemukan bahwa
perusahaan belum tentu meningkatkan profitabilitas berpengaruh positif
tingkat pengungkapan tanggung jawab terhadap pengungapan CSR, sehingga
sosial yang dilakukan oleh perusahaan semakin tinggi tingkat profitabilitas
tersebut dalam laporan tahunannya. perusahaan maka semakin luas
Argumen lain adalah pengungkapan informasi sosial.
manajemen merasa tidak perlu Profitabilitas merupakan
memberikan pengungkapan tentang kemampuan perusahaan dalam
kinerja lingkungan karena menghasilkan laba dalam suatu periode
pengungkapan tentang kinerja tertentu yang merupakan hasil bersih
lingkungan tersebut dirasa tidak dari kebijakan-kebijakan manajemen,
mempengaruhi posisi dan kompensasi baik dalam mengelola likuiditas, aset
yang diterimanya. Tuntutan terkait ataupun utang perusahaaan. Menurut
pengungkapan kinerja lingkungan yang Heinze (1976); Gray, et al. (1995b);
lebih banyak lebih ditujukan terhadap dalam Sembiring (2005) profitabilitas
perusahaan dengan ukuran besar, merupakan faktor yang membuat
bukan kepada perusahaan dengan manajemen menjadi bebas dan
profitabilitas tinggi. Pengungkapan fleksibel untuk mengungkapkan CSR
sosial perusahaan justru memberikan kepada pemegang saham. Dalam
kerugian kompetitif (competitive keterkaitan profitabilitas (Amran dan
disadvantage) karena perusahaan harus Devi, 2008 dalam Marzully, 2012)
mengeluarkan tambahan biaya yang menyatakan bahwa suatu perusahaan
lebih untuk mengungkapkan informasi yang memilki profit besar harus aktif
sosial tersebut. Jadi, perusahaan dengan melakukan CSR. Dengan profitabilitas
profitabilitas yang tinggi belum tentu yang tinggi, akan memberikan
lebih banyak mengungkapkan kesempatan yang lebih kepada
informasi tentang pengungkapan manajemen dalam mengungkapkan
kinerja lingkungan. serta melakukan program CSR.
22
Hasil penelitian ini didukung bidang sosial seperti kinerja
oleh penelitian terdahulu yang lingkungan.
dilakukan oleh Sembiring (2005),
Anggraini (2006), dan Jayanti (2011) 5. KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan hasil bahwa profitabilitas Berdasarkan hasil temuan
tidak memiliki pengaruh terhadap penelitian dan pengujian hipotesis yang
pengungkapan CSR. Hasil penelitian diajukan sebelumnya dapat
ini tidak mampu mendukung teori disimpulkan bahwa: 1) Kinerja
bahwa perusahaan dengan profitabilitas lingkungan tidak berpengaruh
tinggi akan melakukan pengungkapan signifikan terhadap corporate social
corporate social responsibility lebih responsibility disclosure dalam annual
banyak. report pada perusahaan go public yang
Alasan ditolaknya hipotesis ini terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia
dikarenakan perusahaan yang (BEI), 2) Profitabilitas tidak
mempunyai profitabilitas tinggi belum berpengaruh signifikan terhadap
tentu lebih banyak melakukan aktivitas corporate social responsibility
sosial, lalu mengungkapkan di laporan disclosure dalam annual report pada
tahunannnya, karena perusahaan lebih perusahaan go public yang terdaftar di
berorientasi pada laba semata. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen lebih tertarik untuk Bagi peneliti selanjutnya,
memfokuskan pengungkapan informasi sebaiknya menambah kategori
keuangan saja dan menganggap tidak perusahaan yang dijadikan sampel
perlu melaporkan hal-hal yang dapat penelitian, misalnya seluruh
mengganggu informasi keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI.
perusahaan seperti informasi tentang Memperluas periode pengamatan agar
pengungkapan tanggung jawab sosial dapat lebih menggambarkan kondisi
perusahaan. pengungkapan tanggung jawab sosial
Perusahaan yang mempunyai di Indonesia, dan dapat menambahkan
profitabilitas tinggi belum tentu banyak variabel independen lain yang sesuai
melakukan aktivitas sosial karena dan berpengaruh terhadap
perusahaan lebih berorientasi pada laba pengungkapan tanggung jawab sosial.
semata. Hal ini juga disinyalir oleh Bagi pemerintah, pemerintah
Donovan (2000) dalam Jayanti (2011) hendaknya menetapkan regulasi yang
yang menyatakan bahwa pada saat secara tegas dan jelas mengatur
perusahaan memperoleh laba yang mengenai praktik dan pengungkapan,
tinggi maka perusahaan merasa tidak serta pengawasan tanggung jawab
perlu untuk mengungkapkan sosial pada perusahaan di Indonesia
pengungkapan sosial karena sehingga praktik dan pengungkapan
perusahaan sudah memperoleh tanggung jawab sosial di Indonesia
kesuksesan finansial. Sedangkan pada semakin meningkat.
saat perusahaan memperoleh laba yang
rendah, maka terdapat persepsi bahwa
pengguna laporan senang untuk
membaca berita baik (good news)
tentang kinerja perusahaan dalam

23
DAFTAR PUSTAKA keuangan. Edisi Kedelapan.
Agus Widarjono.2007. Ekonometrika Jakarta: Erlangga.
Teori dan Aplikasi Untuk Brigham Eguene F dan Joel F.
Ekonomi dan Bisnis. Houston. 2006. Dasar-dasar
Yogyakarta: Ekonisia. Manajemen Keuangan.
Ala‟ Rahmawati. 2012. Pengaruh Salemba Empat: Jakarta.
Kinerja Lingkungan Terhadap Damodar N. Gujarati. 2007. Dasar-
Corporate Financial dasar Ekonometrika jilid 2.
Performance Dengan Jakarta: Erlangga.
Corporate Social Responsibility Eddy Rismanda Sembiring. (2005).
Disclosure Sebagai Variabel “Karakteristik Perusahaan dan
Intervening (Studi Empiris Pengungkapan Tanggung Jawab
pada Perusahaan Manufaktur di Sosial: Study Empiris Pada
BEI Periode Tahun 2009-2011). Perusahaan yang Tercatat di
Skripsi. Universitas Bursa Efek Jakarta”. Simposium
Diponegoro. Nasional Akuntansi VIII Solo.
Aldilla Noor Rakhiemah dan Dian Hlm 379-395.
Agustia. 2009. Pengaruh Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja
Kinerja Lingkungan Terhadap Lingkungan, Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
(CSR) Disclosure dan Kinerja (CSR) dan Kinerja Finansial.
Finansial (Studi Empiris Pada Skripsi. Universitas
Perusahaan Manufaktur Yang Diponegoro.
Terdaftar Di Bursa Efek GRI. 2010. “Sustainability Reporting
Indonesia). Skripsi. Universitas Guidelines, Global Reporting
Airlangga. Initiative, London”.
Anggraini, R. Fr. 2006. Pengungkapan http://www.globalreporting.org.
Informasi Sosial dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Hari Suryono Widianto. 2011.
Pengungkapan Informasi Sosial “Pengaruh Profitabilitas,
dalam Laporan Keuangan Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Empiris pada Perusahaan- Ukuran Perusahaan dan
Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance
Bursa Efek Jakarta”. Simposium Terhadap Praktik
Nasional Akuntansi 9 Padang Pengungkapan Sustainability
(K-AKPM 24). Hlm 1-21. Report”. Skripsi. Universitas
Bapepam No.Kep-06/PM/2000 Diponegoro.
Bambang Hidayat. 2007. Pengaruh Imam Ghozali. 2007. Aplikasi analisis
Size, Profitabilitas, Profile dan mutivariat dengan SPSS. Badan
Leverage Terhadap Penerbitan Universitas
Pengungkapan Tanggung Jawab Diponegoro: Semarang.
Sosial Perusahaan. Skripsi. Jayanti. 2011. Analisis Pengaruh Size,
Universitas Riau. Profitabilitas dan Leverage
Brigham, Eguene F dan Joel F. Terhadap Pengungkapan CSR
Houston. 2001. Manajemen Pada Perusahaan Yang

24
Terdaftar di BEI. Skripsi. PSAK Nomor 1 Revisi 2009 Paragraf
Universitas Diponegoro. 12
Keputusan Menteri Negara Lingkungan PSAK Nomor 20 Tahun 2005 Tentang
Hidup Nomor 250 Tahun 2004 Akuntansi Lingkungan
tentang Program Penilaian Ririn Dwi Anggraini. (2011).
Peringkat Kinerja Perusahaan “Pengaruh Kepemilikan
dalam Pengelolaan Lingkungan Institusional Dan Kepemilikan
(PROPER). Asing Terhadap Pengungkapan
Lawrence, T., Anne, Weber. James & Pertanggungjawaban Sosial
E.P James. 2006. Business and Perusahaan Dalam Annual
society. 11th edition. McGraw Report (Studi Empiris Pada
Hill. Perusahaan Non Keuangan
Maria Wijaya. 2012. Faktor- Faktor Yang Tercatat Di Bei Tahun
yang Mempengaruhi 2008-2009)”. Skripsi.
pengungkapan Tanggung Universitas Diponegoro.
Jawab Sosial Perusahaan pada Soemarso. 2002. Akuntansi Statu
Perusahaan Manufaktur yang Pengantar, Buku 1. Edisi Lima.
Terdaftar di BEI.Jurnal Ilmiah Jakarta: Salemba Empat.
Mahasiswa Akuntansi (Vol.1 Suratno, dkk. 2007. Pengaruh
No.1) Hlm.26-30. Enviromental Performance
Marzully Nur. “Analisis Faktor-Faktor terhadap Enviromental
Yang Mempengaruhi Disclosure dan Economic
Pengungkapan Corporate Performance ( Studi Empiris
Social Responsibility di Pada Perusahaan Manufaktur
Indonesia (Studi Empiris Pada yang Terdaftar di Bursa Efek
Perusahaan Berkategori High Jakarta Periode 2001- 2004).
Profile Yang Listing Di Bursa Jurnal Riset Akuntansi
Efek Indonesia)”. Jurnal Indonesia (Vol. 10 No. 2 Mei)
Nominal / Volume I Nomor I / Hlm. 1-17.
Tahun 2012. Hlm 23-26. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi
Muhammad Ihlashul „Amal. 2011. Perekayasaan dan Pelaporan
Pengaruh Manajemen Laba, Keuangan edisi ke 3.
Kepemilikan Manajerial, Yogyakarta: BPFE.
Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi
Pengungkapan Tanggung Jawab Perekayasaan dan Pelaporan
Sosial dan Lingkungan. Jurnal: Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Volume 1, Nomor 2, Tahun Sudaryanto. 2011. Prngaruh Kinerja
2011, Hal: 1-12. Universitas Lingkungan Terhadap Kinerja
Diponegoro. Finansial Perusahaan Dengan
Muh. Arief Effendi. 2009. The Power Corporate Social Responsibility
of Good Corporate (CSR) Disclosure Sebagai
Governance: Teori dan Variabel Intervening. Skripsi.
Implementasi. Jakarta: Salemba Universitas Diponegoro.
Epat. TAP MPR Nomor 2 Tahun 1998
PSAK Nomor 1 Revisi 2007 Paragraf 9 Tentang GBHN
25
Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun
1995 Tentang Perseroan
Terbatas
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun
1997 Tentang Lingkungan
Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun
2007 Pasal 15 Tentang
Penanaman Modal
Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun
2007 Pasal 74 Tentang
Perseroan Terbatas
Wing, Wahyu Winarno. 2009. Analisis
Ekonometrika dan Statistika
dengan Eviews. Unit Penerbit
dan Percetakan: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.
www.csrindonesia.com
www.idx.co.id
www.menlh.go.id/proper/

26

Anda mungkin juga menyukai