http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mirzavai@yahoo.co.id
1
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
PENDAHULUAN
Corporate Social Responsibility (CSR) Tabel 1: Kapitalisasi Jakarta Islamic Index 2008-
merupakan aktivitas tanggung jawab perusahaan 2013
terhadap para stakeholder dengan cara memberi Tahun Kapitalisasi
perhatian terhadap aspek sosial dan lingkungan. 2008 428.525,74
Dunia usaha saat ini mengalami perkembangan 2009 937.919,08
yang positif, dimana perusahaan tidak hanya
2010 1.134.632,00
fokus untuk mencari laba semata, namun juga
2011 1.414.983,81
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan
2012 1.671.004,23
sekitarnya. Elkington (Widjaja dan Pratama,
2008: 33) menyatakan bahwa jika sebuah 2013 1.672.099,91
perusahaan ingin mempertahankan Sumber: www.ojk.go.id
kelangsungan hidupnya, maka perusahaan
tersebut harus memperhatikan triple bottom, yaitu Tren positif tersebut meningkatkan
selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan kebutuhan akan informasi bagi para calon
juga harus memperhatikan dan terlibat pada investor yang akan menanamkan sahamnya.
pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) Informasi CSR menjadi pertimbangan calon
dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga investor sebelum berinvestasi. Warta Ekonomi
kelestarian lingkungan (planet). Sejalan dengan di tahun 2006 melaporkan bahwa menurut
pandangan tersebut, pemerintah menerbitkan survei global yang dilakukan oleh The Economist
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal Intelligence Unit menunjukan bahwa 85%
74 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan eksekutif senior dan investor dari berbagai
perseroan di bidang atau terkait dengan sumber macam organisasi menjadikan CSR sebagai
daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab pertimbangan utama dalam pengambilan
sosial dan lingkungan. keputusan (Nurkhin, 2009).
Pemerintah juga mengatur pelaksanaan Sejalan dengan tren positif
CSR di sektor pasar modal melalui Keputusan meningkatnya kapitalisasi JII, total rata-rata
Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan pengungkapan CSR perusahaan terdaftar JII
Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang pada tahun 2008-2010 dalam penelitian
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Adawiyah (2013) di tabel 2 juga menunjukkan
Perusahaan Publik. Pasar modal syariah di peningkatan dari tahun ke tahun. Namun ada
Indonesia merupakan pasar modal yang beberapa perusahaan yang rata-rata
mengalami perkembangan positif. Pasar modal pengungkapan CSRnya fluktuatif. Seharusnya
syariah adalah pasar modal yang menerapkan fenomena diliriknya saham-saham di JII oleh
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan para investor, perusahaan seharusnya
transaksinya dan terbebas dari hal-hal yang meningkatkan kualitas informasi pelaksanaan
dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan tanggung jawab sosial lingkungan dengan
lain sebagainya (Nurhayati dan Wasilah, 2009). memperluas pengungkapan CSRnya, sejalan
Salah satu saham yang saat ini dilirik oleh dengan teori stakeholder dimana perusahaan akan
investor adalah saham-saham yang tergabung berupaya memuaskan stakeholder yang memiliki
dalam Jakarta Islamic Index (JII), atau indeks andil mengendalikan sumber ekonomi yang
saham yang berdasarkan prinsip syariah penting bagi perusahaan, salah satunya yaitu
(Rosdiana, 2012). Data dari Otoritas Jasa investor yang memiliki power berupa
Keuangan (OJK) pada tabel 1 menggambarkan kemampuan untuk membatasi pemakaian
bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2013 sumber ekonomi yang terbatas (modal) (Deegan,
kapitalisasi JII mengalami perkembangan yang dalam Ghozali dan Chariri, 2007:410).
signifikan.
2
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
3
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
tanggung jawab sosial ketika memperoleh profit United States yang sangat memperhatikan isu-isu
yang tinggi, sehingga semakin tinggi sosial; seperti pelanggaran hak asasi manusia,
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendidikan, tenaga kerja, dan isu lingkungan
laba semakin tinggi juga tingkat pengungkapan seperti, efek rumah kaca, pembalakan liar, serta
CSR. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan pencemaran air. Besarnya investor asing dalam
ketersediaam dana yang lebih untuk perusahaan akan mendorong manajemen untuk
melaksanakan CSR dan mengungkapkannya, memperhatikan keinginan para stakeholder agar
sebagai bukti akuntabilitas kepada stakeholder perusahaan melakukan aktivitas CSR sebagai
dan meyakinkan bahwa aktivitas perusahaan penerapan asas responsibilitas atau tanggung
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang jawab atas aktivitas usahanya yang berpengaruh
berlaku di masyarakat. terhadap aspek sosial dan lingkungan di
H1: Profitabilitas berpengaruh positif sekitarnya, serta mengungkapkannya ke
terhadap pengungkapan CSR. khalayak publik, sehingga dapat meyakinkan
masyarakat bahwa aktivitas perusahaan telah
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap sesuai dengan norma dan nilai sosial yang
Pengungkapan CSR berlaku di masyarakat, yang pada akhirnya akan
Kepemilikan institusional merupakan memberikan keuntungan jangka panjang berupa
saham dalam perusahaan yang dimiliki oleh terjaminnya keberlangsungan usaha.
investor institusional seperti pemerintah, H3: Kepemilikan asing berpengaruh
lembaga keuangan, perusahaan asuransi dan positif terhadap pengungkapan CSR.
institusional lainnya. Anggono dan Handoko
(2009) menyatakan bahwa investor institusional Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap
lebih menekankan keuntungan jangka panjang Pengungkapan CSR
perusahaan sehingga mereka sering memberi Dewan komisaris adalah bagian dari
tekanan kepada manajemen untuk mengambil perusahaan yang bertugas mengawasi dan
keputusan tidak hanya didasarkan pada memberikan saran-saran kepada direksi dalam
keuntungan jangka pendek saja tetapi juga cara mengelola perusahaan. Ukuran dewan komisaris
menaruh kepedulian dalam bidang-bidang yang besar dalam suatu perusahaan akan
sosial. Kepemilikan institusional yang besar meningkatkan pengawasan terhadap kinerja
dapat meningkatkan pengawasan kinerja direksi dalam mengelola perusahan, termasuk
manajemen, dalam hal ini terkait praktik dan dalam praktik dan pengungkapan CSR. Dewan
pengungkapan CSR, sehingga dapat komisaris merupakan mekanisme dari Good
meyakinkan bahwa perusahaan tidak hanya Corporate Governance (GCG) yang berperan
beroperasi untuk keuntungannya sendiri, namun untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah
juga memperhatikan para stakeholder lainnya. memenuhi keinginan para stakeholder untuk
H2: Kepemilikan institusional melaksanakan CSR dan mengungkapkannya.
berpengaruh positif terhadap pengungkapan H4: Ukuran dewan komisaris
CSR. berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR.
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap
Pengungkapan CSR Pengaruh Dewan Komisaris Independen
Kepemilikan asing merupakan saham terhadap Pengungkapan CSR
dalam perusahaam yang dimiliki investor asing. Dewan komisaris independen merupakan
Machmud dan Djakman (2008) mengungkapkan anggota komisaris yang berada dari luar
bahwa kepemilikan asing dalam perusahaan perusahaan (tidak memiliki hubungan afiliasi
merupakan pihak yang dianggap concern dengan perusahaan) . Cheng dan Jaggi, 2000
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (Diyanti, 2010) menjelaskan bahwa proses
perusahaan, terutama negara-negara Eropa dan pengawasan dari dewan komisaris perusahaan
4
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
yang independen akan lebih responsif terhadap yang mengharuskan perusahaan untuk
investor dan peran dari dewan komisaris yang memberikan informasi yang lebih baik kepada
independen tersebut akan dapat meningkatkan stakeholder (Diyanti, 2010). Salah satu informasi
kepatuhan perusahaan terhadap pengungkapan yang diberikan perusahaan kepada stakeholder
yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dari yaitu pengungkapan CSR. Besarnya komite
pengungkapan yang dilakukan. Dewan audit dalam perusahaan sebagai salah satu
komisaris independen yang netral dan tidak mekanisme dalam GCG, diharapkan dapat
terpengaruh oleh intervensi manajemen akan melakukan pengawasan terhadap manajemen
melindungi kepentingan para stakeholder dalam lebih baik dalam mewujudkan asas
dorongan kepada perusahaan untuk melakukan responsibilitas atau tanggung jawab terhadap
aktivitas CSR dan mengungkapkannya. masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan,
H5: Dewan komisaris independen sehingga keinginan para stakeholder untuk
berpengaruh positif terhadap pengungkapan melaksanakan CSR dan mengungkapkannya ke
CSR. khalayak publik dapat terjamin. Selain itu juga
memberikan bukti bahwa perusahaan telah
Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap melakukan aktivitas usaha sesuai dengan norma
Pengungkapan CSR dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
Komite audit adalah bagian dari H6: Ukuran komite audit berpengaruh
perusahaan yang dibentuk untuk membantu positif terhadap pengungkapan CSR.
dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya.
Keberadaan komite audit mendukung prinsip Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir
pertanggungjawaban dalam penerapan GCG dari penelitian ini digambarkan pada Gambar 1:
Profitabilitas
±±±
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Asing
Corporate Social Responsibility
Ukuran Dewan Komisaris
5
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
Kriteria Jumlah
Populasi (Jumlah Perusahaan Tedaftar di JII tahun 2011, 2012 dan 2013) 46
Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut pada tahun 2011, 2012 (30)
dan 2013
Perusahaan berturut-turut terdaftar di JII pada tahun 2011, 2012 dan 2013 16
2. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 16
Laporan tahunan perusahaan tidak memenuhi kelengkapan data untuk (4)
penelitian
Perusahaan menyediakan data lengkap untuk penelitian dalam laporan 12
tahunan
6
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
HASIL PENELITIAN
Hasil analisis statistik deskriptif variabel Tambang Tbk,nilai CSR terendah sebesar 0,19
CSR tertinggi sebesar 0,56 pada PT Aneka pada PT Charoen Pokphand Tbk, nilai rata-rata
7
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
CSR sebesar 0,3939 dengan standar deviasi ukuran dewan komisaris, ukuran tertinggi
sebesar 0,09912. Variabel profitabilitas yang sebesar 12 anggota pada PT Astra International
diproksikan melalui ROA, menunjukkan nilai Tbk, ukuran terendah sebesar 5 anggota pada
tertinggi sebesar 54,20% pada PT Unilever Tbk, PT Charoen Pokphand Tbk, nilai rata-rata
nilai ROA terendah sebesar 1,97% pada PT ukuran dewan komisaris sebesar 7 anggota
Aneka Tambang Tbk, nilai rata-rata ROA dengan standar deviasi sebesar 1,8144. Variabel
sebesar 19,02% dengan standar deviasi sebesar dewan komisaris independen, proporsi tertinggi
13,11457. Variabel kepemilikan institusional, sebesar 80% pada PT Unilever Tbk, proporsi
nilai tertinggi sebesar 99,74% pada PT Semen terendah sebesar 22,22% pada PT Vale Tbk,
Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 17,88% nilai rata-rata variabel dewan komisaris
pada PT Lippo Karawaci Tbk, nilai rata-rata independen sebesar 42,9369% dengan standar
variabel kepemilikan institusional sebesar deviasi sebesar 16,23986. Variabel ukuran
79,0503% dengan standar deviasi sebesar komite audit, ukuran tertingi sebesar 7 anggota
23,90177. Variabel kepemilikan asing, nilai pada PT Aneka Tambang Tbk, ukuran terendah
tertinggi sebesar 94,71% pada PT Astra sebesar 3 anggota pada PT Indo Tambangraya
International Tbk, nilai terendah sebesar 9,8% Megah Tbk, nilai rata-rata variabel ukuran
pada PT Aneka Tambang Tbk, nilai rata-rata komite audit sebesar 4 anggota dengan standar
kepemilikan asing sebesar 47,3202% dengan deviasi sebesar 1,1832.
standar deviasi sebesar 27,01924. Variabel
8
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
9
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
yang disinyalir concern terhadap isu sosial dan bahwa dewan komisaris independen
lingkungan sehingga akan mendorong berpengaruh terhadap pengungkapan CSR tidak
manajemen perusahaan untuk melakukan dapat diterima.
aktivitas CSR dan meningkatkan pengungkapan Alasan yang dapat menjelaskan hasil
CSR tidak terbukti. penelitian ini yaitu karena rata-rata proporsi
Hasil ini mendukung penelitian yang dewan komisaris independen masih rendah
dilakukan oleh Karina (2013) bahwa sebesar 42,94%, sehingga pengawasan kepada
kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan manajemen belum maskimal. Jumlah anggota
terhadap pengungkapan CSR. dewan komisaris independen harus sebanding
dengan jumlah komisaris non independen,
Pengujian Hipotesis Keempat apabila tidak maka komisaris independen akan
Variabel ukuran dewan komisaris selalu kalah dalam perdebatan, apalagi kalau
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,289 lebih sampai terjadi pengambilan keputusan
besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan berdasarkan pemungutan suara (Muntoro,
nilai t sebesar 1,079. Hal ini menunjukkan 2006).
bahwa ukuran dewan komisaris tidak Hasil ini mendukung penelitian yang
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah
Maka hipotesis keempat (H4) yang menyatakan (2012) dan Hani (2012). Keduanya
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh menghasilkan bahwa dewan komisaris
terhadap pengungkapan CSR tidak dapat independen tidak berpengaruh terhadap
diterima. pengungkapan CSR.
Alasan yang dapat menjelaskan hasil
penelitian ini yaitu kemampuan manusia untuk Pengujian Hipotesis Keenam
berdiskusi dan negosiasi terbatas. Ukuran dewan Variabel ukuran komite audit memiliki
komisaris yang terlalu besar akan membuat nilai signifikansi sebesar 0,880 lebih besar dari
dalam proses mencari kesepakatan dan taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai t sebesar
membuat keputusan menjadi panjang, sulit dan -0,152. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
bertele-tele (Muntoro, 2006). Sehingga besarnya komite audit tidak berpengaruh terhadap
anggota dewan komisaris belum dapat dikatakan pengungkapan CSR. Maka hipotesis keenam
efektif sebagai pengawas dan pemberi (H6) yang menyatakan bahwa ukuran komite
rekomendasi agar manajemen menjalankan audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
aktivitas sesuai dengan apa yang diinginkan para tidak dapat diterima.
stakeholder, terkait aspek sosial dan lingkungan. Alasan yang dapat menjelaskan hasil
Hasil ini mendukung penelitian yang penelitian ini yaitu perusahaan membentuk
dilakukan oleh Badjuri (2011), Djuitaningsih komite audit masih sebatas untuk memenuhi
dan Marsyah (2012) dan Hani (2012). Ketiganya peraturan saja dan sebatas melakukan fungsi
menghasilkan bahwa ukuran dewan komisaris pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap berkaitan dengan review pengendalian intern
pengungkapan CSR. dan kualitas laporan keuangan, belum
memperhatikan perihal pengungkapan aktivitas
Pengujian Hipotesis Kelima CSR perusahaan, yang semestinya dapat
Variabel dewan komisaris independen digunakan untuk meningkatkan citra
memiliki nilai signifkansi sebesar 0,467 lebih perusahaan sehingga banyak investor yang
besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan tertarik untuk menanamkan sahamnya,
nilai t sebesar -0,736. Hal ini menunjukkan terutama investor yang peduli terhadap masalah
bahwa dewan komisaris independen tidak sosial dan lingkungan.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini mendukung penelitian yang
Maka hipotesis kelima (H5) yang menyatakan dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah
10
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
(2012) dan Hani (2012). Keduanya sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan
menghasilkan bahwa ukuran komite audit tidak kondisi sesungguhnya pengungkapan CSR
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. perusahaan yang konsisten listing di Jakarta
Islamic Index (JII).
Pengujian F Simultan
Hasil uji F simultan menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa profitabilitas, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, Terima kasih kepada Allah SWT, kedua
dewan komisaris independen dan ukuran komite orang tua, segenap dosen jurusan akuntansi FE
audit berpengaruh signifikan terhadap Unnes, teman dan sahabat seperjuangan kelas
pengungkapan CSR secara simultan. Dengan akuntansi A dan B 2010, serta almamater yang
nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari saya banggakan. Terima kasih kepada semua
taraf signifikansi 0,05 (5%). pihak yang telah memberikan bantuan, saran
dan kritik dalam penyusunan penelitian ini.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat Anggono, RI. dan Handoko, Jesica. 2009. “Pengaruh
diambil kesimpulan bahwa secara parsial Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan
Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan
pengungkapan CSR. Kepemilikan institusional
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.
secara parsial berpengaruh positif secara Dalam Jurnal Akuntansi Kontemporer. Vol 1,
signifikan terhadap pengungkapan CSR. No. 2. Surabaya: Universitas Katolik Widya
Kepemilikan asing secara parsial tidak Mandala.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Badjuri, Achmad. 2011. “Faktor-faktor Fundamental,
Ukuran dewan komisaris secara parsial tidak Mekanisme Corporate Governance,
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Pengungkapan Corporate Social
Dewan komisaris independen secara parisal Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur
dan Sumber Daya Alam di Indonesia”. Dalam
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol
Ukuran komite audit secara parsial tidak
3, No. 1. Semarang: Universitas Stikubank.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Djuitaningsih, Tita dan Marsyah, Wachdatul A.
Sedangkan secara simultan profitabilitas, 2012. “Pengaruh Manajemen Laba dan
kepemilikan institusional, kepemilikan asing, Mekanisme Corporate Governance Terhadap
ukuran dewan komisaris, dewan komisaris Corporate Social Responsibility Disclosure”.
independen dan ukuran komite audit Dalam Jurnal Media Riset Akuntansi, Vol 2, No.
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan 2. Jakarta: Universitas Bakrie.
CSR. Diyanti, Ferry. 2010. “Mekanisme Good Corporate
Governance, Karakteristik Perusahaan dan
Tingkat adjusted R² yang rendah sebesar
Mandatory Disclosure: Studi Empiris pada
36,8% dalam penelitian ini menunjukan bahwa
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
ada variabel-variabel lain yang memiliki Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Malang:
pengaruh lebih besar terhadap pengungkapan Universitas Brawijaya.
CSR. Maka penulis menyarankan kepada Ertanto, C.P.A. 2012. “Analisis Pengaruh Islamic
penelitian selanjutnya untuk menggunakan Corporate Governance Terhadap
variabel-variabel independen selain digunakan Pengungkapan Corporate Social
dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan, Responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah
di Asia)”. Dalam Jurnal. Semarang:
pengungkapan media dan tipe industri. Selain
Universitas Diponegoro.
itu penulis juga menyarankan penelitian
Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori
selanjutnya memperluas periode pengamatan,
Akuntansi. Badan Penerbit Undip: Semarang.
11
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)
12