Anda di halaman 1dari 12

AAJ 4 (1) (2015)

Accounting Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

PENGARUH PROFITABILITAS DAN MEKANISME CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CSR PERUSAHAAN
TERDAFTAR JII 2011-2013

Mirza Nurdin Nugroho , Agung Yulianto

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh profitabilitas dan mekanisme
Diterima Januari 2015 corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, dewan
Disetujui Februari 2015 komisaris independen dan ukuran komite audit) terhadap pengungkapan CSR. Populasi dari
Dipublikasikan Maret penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2013. 12
2015 perusahaan dipilih secara purposive sampling sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan data
________________ sekunder yang berupa laporan tahunan perusahaan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan
Keywords: secara parsial kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan
Profitability, Corporate CSR. Sedangkan profitabilitas, kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
Governance Mechanism, independen dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Corporate Social Berdasarakan hasil penelitian, rata-rata pengungkapan CSR perusahaan terdaftar JII masih rendah
Responsibility sebesar 39,39%.
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to determine influence of profitability and corporate governance mechanism
(institutional ownership, foreign ownership, board size, independent board and audit committee size) to the
CSR disclosure. The populations of this study were registered company JII years 2011-2013. 12 companies are
choosen purposive sampling as sample. This study uses secondary data annual report of the company. The
results of this research shows in partial ownership institutional has positive and significant impact on the
disclosure of CSR. While profitability, foreign ownership, board of commissioners size, board of independent
commisioner and audit committee size no effect on the disclosure of CSR.. Based on the results of research, the
average CSR disclosure companies listed in JII was still low by 39.39%.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mirzavai@yahoo.co.id

1
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN

Corporate Social Responsibility (CSR) Tabel 1: Kapitalisasi Jakarta Islamic Index 2008-
merupakan aktivitas tanggung jawab perusahaan 2013
terhadap para stakeholder dengan cara memberi Tahun Kapitalisasi
perhatian terhadap aspek sosial dan lingkungan. 2008 428.525,74
Dunia usaha saat ini mengalami perkembangan 2009 937.919,08
yang positif, dimana perusahaan tidak hanya
2010 1.134.632,00
fokus untuk mencari laba semata, namun juga
2011 1.414.983,81
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan
2012 1.671.004,23
sekitarnya. Elkington (Widjaja dan Pratama,
2008: 33) menyatakan bahwa jika sebuah 2013 1.672.099,91
perusahaan ingin mempertahankan Sumber: www.ojk.go.id
kelangsungan hidupnya, maka perusahaan
tersebut harus memperhatikan triple bottom, yaitu Tren positif tersebut meningkatkan
selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan kebutuhan akan informasi bagi para calon
juga harus memperhatikan dan terlibat pada investor yang akan menanamkan sahamnya.
pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) Informasi CSR menjadi pertimbangan calon
dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga investor sebelum berinvestasi. Warta Ekonomi
kelestarian lingkungan (planet). Sejalan dengan di tahun 2006 melaporkan bahwa menurut
pandangan tersebut, pemerintah menerbitkan survei global yang dilakukan oleh The Economist
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal Intelligence Unit menunjukan bahwa 85%
74 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan eksekutif senior dan investor dari berbagai
perseroan di bidang atau terkait dengan sumber macam organisasi menjadikan CSR sebagai
daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab pertimbangan utama dalam pengambilan
sosial dan lingkungan. keputusan (Nurkhin, 2009).
Pemerintah juga mengatur pelaksanaan Sejalan dengan tren positif
CSR di sektor pasar modal melalui Keputusan meningkatnya kapitalisasi JII, total rata-rata
Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan pengungkapan CSR perusahaan terdaftar JII
Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang pada tahun 2008-2010 dalam penelitian
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Adawiyah (2013) di tabel 2 juga menunjukkan
Perusahaan Publik. Pasar modal syariah di peningkatan dari tahun ke tahun. Namun ada
Indonesia merupakan pasar modal yang beberapa perusahaan yang rata-rata
mengalami perkembangan positif. Pasar modal pengungkapan CSRnya fluktuatif. Seharusnya
syariah adalah pasar modal yang menerapkan fenomena diliriknya saham-saham di JII oleh
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan para investor, perusahaan seharusnya
transaksinya dan terbebas dari hal-hal yang meningkatkan kualitas informasi pelaksanaan
dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan tanggung jawab sosial lingkungan dengan
lain sebagainya (Nurhayati dan Wasilah, 2009). memperluas pengungkapan CSRnya, sejalan
Salah satu saham yang saat ini dilirik oleh dengan teori stakeholder dimana perusahaan akan
investor adalah saham-saham yang tergabung berupaya memuaskan stakeholder yang memiliki
dalam Jakarta Islamic Index (JII), atau indeks andil mengendalikan sumber ekonomi yang
saham yang berdasarkan prinsip syariah penting bagi perusahaan, salah satunya yaitu
(Rosdiana, 2012). Data dari Otoritas Jasa investor yang memiliki power berupa
Keuangan (OJK) pada tabel 1 menggambarkan kemampuan untuk membatasi pemakaian
bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2013 sumber ekonomi yang terbatas (modal) (Deegan,
kapitalisasi JII mengalami perkembangan yang dalam Ghozali dan Chariri, 2007:410).
signifikan.

2
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Tabel 2: Rata-rata Pengungkapan CSR Perusahaan Terdaftar JII 2008-2010


No. Emiten CSRD
2008 2009 2010
1. AALI 0,123 0,164 0,123
2. ANTM 0,128 0,244 0,282
3. ASII 0,256 0,577 0,577
4. INCO 0,244 0,282 0,321
5. ITMG 0,244 0,256 0,321
6. KLBF 0,244 0,244 0,244
7. LSIP 0,137 0,219 0,260
8. PTBA 0,282 0,256 0,295
9. SMGR 0,346 0,321 0,346
10. TINS 0,256 0,282 0,282
11. TLKM 0,244 0,321 0,321
12. UNVR 0,295 0,397 0,423
Total Rata-Rata 0,233 0,297 0,316
Sumber: Adawiyah (2013)

Penelitian Badjuri (2011) menunjukkan terhadap pengungkapan CSR, namun penelitian


hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif Hani (2012) menunjukkan hasil bahwa dewan
secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, komisaris independen tidak berpengaruh
namun penelitian Adawiyah (2013) terhadap pengungkapan CSR. Penelitian
menunjukkan hasil profitabilitas tidak Ertanto (2012) menunjukkan bahwa ukuran
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. komite audit berpengaruh negatif secara
Selanjutnya penelitian Yao, et al (2011) signifikan terhadap pengungkapan CSR, namun
menunjukkan hasil bahwa kepemilikan penelitian Hani (2012) menunjukkan bahwa
institusional berpengaruh positif secara ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap
signigikan terhadap pengungkapan CSR, namun pengungkapan CSR.
penelitian Djuitaningsih dan Marsyah (2012) Berdasarkan fenomena gap dan research
menunjukkan hasil bahwa kepemilikan gap di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk
institusional tidak berpengaruh terhadap menemukan bukti empiris pengaruh
pengungkapan CSR. Penelitian Anggono dan profitabilitas dan mekanisme corporate governance
Handoko (2009) menunjukkan hasil bahwa (kepemilikan institusional, kepemilikan asing,
kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap ukuran dewan komisaris, dewan komisaris
pengungkapan CSR, namun penelitian Karina independen dan ukuran komite audit) terhadap
(2013) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan pengungkapan CSR, baik secara parsial maupun
asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan simultan.
CSR. Penelitian Ertanto (2012) menyatakan
hasil bahwa ukuran dewan komisaris Pengaruh Profitabilitas terhadap
berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pengungkapan CSR
pengungkapan CSR, namun penelitian Hani Profitabilitas merupakan kemampuan
(2012) menunjukkan hasil bahwa ukuran dewan perusahaan dalam mendapatkan laba selama
komisaris tidak berpengaruh terhadap periode tertentu, yang dapat mempengaruhi
pengungkapan CSR. Penelitian Badjuri (2011) perusahaan dalam mengungkapkan CSR.
menunjukkan bahwa dewan komisaris Nurkhin (2009) menyatakan bahwa perusahaan
independen berpengaruh positif secara signifikan di Indonesia akan meningkatkan pengungkapan

3
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

tanggung jawab sosial ketika memperoleh profit United States yang sangat memperhatikan isu-isu
yang tinggi, sehingga semakin tinggi sosial; seperti pelanggaran hak asasi manusia,
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendidikan, tenaga kerja, dan isu lingkungan
laba semakin tinggi juga tingkat pengungkapan seperti, efek rumah kaca, pembalakan liar, serta
CSR. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan pencemaran air. Besarnya investor asing dalam
ketersediaam dana yang lebih untuk perusahaan akan mendorong manajemen untuk
melaksanakan CSR dan mengungkapkannya, memperhatikan keinginan para stakeholder agar
sebagai bukti akuntabilitas kepada stakeholder perusahaan melakukan aktivitas CSR sebagai
dan meyakinkan bahwa aktivitas perusahaan penerapan asas responsibilitas atau tanggung
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang jawab atas aktivitas usahanya yang berpengaruh
berlaku di masyarakat. terhadap aspek sosial dan lingkungan di
H1: Profitabilitas berpengaruh positif sekitarnya, serta mengungkapkannya ke
terhadap pengungkapan CSR. khalayak publik, sehingga dapat meyakinkan
masyarakat bahwa aktivitas perusahaan telah
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap sesuai dengan norma dan nilai sosial yang
Pengungkapan CSR berlaku di masyarakat, yang pada akhirnya akan
Kepemilikan institusional merupakan memberikan keuntungan jangka panjang berupa
saham dalam perusahaan yang dimiliki oleh terjaminnya keberlangsungan usaha.
investor institusional seperti pemerintah, H3: Kepemilikan asing berpengaruh
lembaga keuangan, perusahaan asuransi dan positif terhadap pengungkapan CSR.
institusional lainnya. Anggono dan Handoko
(2009) menyatakan bahwa investor institusional Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap
lebih menekankan keuntungan jangka panjang Pengungkapan CSR
perusahaan sehingga mereka sering memberi Dewan komisaris adalah bagian dari
tekanan kepada manajemen untuk mengambil perusahaan yang bertugas mengawasi dan
keputusan tidak hanya didasarkan pada memberikan saran-saran kepada direksi dalam
keuntungan jangka pendek saja tetapi juga cara mengelola perusahaan. Ukuran dewan komisaris
menaruh kepedulian dalam bidang-bidang yang besar dalam suatu perusahaan akan
sosial. Kepemilikan institusional yang besar meningkatkan pengawasan terhadap kinerja
dapat meningkatkan pengawasan kinerja direksi dalam mengelola perusahan, termasuk
manajemen, dalam hal ini terkait praktik dan dalam praktik dan pengungkapan CSR. Dewan
pengungkapan CSR, sehingga dapat komisaris merupakan mekanisme dari Good
meyakinkan bahwa perusahaan tidak hanya Corporate Governance (GCG) yang berperan
beroperasi untuk keuntungannya sendiri, namun untuk meyakinkan bahwa perusahaan telah
juga memperhatikan para stakeholder lainnya. memenuhi keinginan para stakeholder untuk
H2: Kepemilikan institusional melaksanakan CSR dan mengungkapkannya.
berpengaruh positif terhadap pengungkapan H4: Ukuran dewan komisaris
CSR. berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR.
Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap
Pengungkapan CSR Pengaruh Dewan Komisaris Independen
Kepemilikan asing merupakan saham terhadap Pengungkapan CSR
dalam perusahaam yang dimiliki investor asing. Dewan komisaris independen merupakan
Machmud dan Djakman (2008) mengungkapkan anggota komisaris yang berada dari luar
bahwa kepemilikan asing dalam perusahaan perusahaan (tidak memiliki hubungan afiliasi
merupakan pihak yang dianggap concern dengan perusahaan) . Cheng dan Jaggi, 2000
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (Diyanti, 2010) menjelaskan bahwa proses
perusahaan, terutama negara-negara Eropa dan pengawasan dari dewan komisaris perusahaan

4
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

yang independen akan lebih responsif terhadap yang mengharuskan perusahaan untuk
investor dan peran dari dewan komisaris yang memberikan informasi yang lebih baik kepada
independen tersebut akan dapat meningkatkan stakeholder (Diyanti, 2010). Salah satu informasi
kepatuhan perusahaan terhadap pengungkapan yang diberikan perusahaan kepada stakeholder
yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dari yaitu pengungkapan CSR. Besarnya komite
pengungkapan yang dilakukan. Dewan audit dalam perusahaan sebagai salah satu
komisaris independen yang netral dan tidak mekanisme dalam GCG, diharapkan dapat
terpengaruh oleh intervensi manajemen akan melakukan pengawasan terhadap manajemen
melindungi kepentingan para stakeholder dalam lebih baik dalam mewujudkan asas
dorongan kepada perusahaan untuk melakukan responsibilitas atau tanggung jawab terhadap
aktivitas CSR dan mengungkapkannya. masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan,
H5: Dewan komisaris independen sehingga keinginan para stakeholder untuk
berpengaruh positif terhadap pengungkapan melaksanakan CSR dan mengungkapkannya ke
CSR. khalayak publik dapat terjamin. Selain itu juga
memberikan bukti bahwa perusahaan telah
Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap melakukan aktivitas usaha sesuai dengan norma
Pengungkapan CSR dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
Komite audit adalah bagian dari H6: Ukuran komite audit berpengaruh
perusahaan yang dibentuk untuk membantu positif terhadap pengungkapan CSR.
dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya.
Keberadaan komite audit mendukung prinsip Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir
pertanggungjawaban dalam penerapan GCG dari penelitian ini digambarkan pada Gambar 1:

Profitabilitas
±±±

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Asing
Corporate Social Responsibility
Ukuran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Independen

Ukuran Komite Audit

Gambar 1 Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan


yang terdaftar di JII dari tahun 2011 sampai
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan 2013. Sampel penelitian sebanyak 12
Sampel perusahaan, diambil melalui metode purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3: Penentuan Sampel Penelitian

5
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Kriteria Jumlah
Populasi (Jumlah Perusahaan Tedaftar di JII tahun 2011, 2012 dan 2013) 46
Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut pada tahun 2011, 2012 (30)
dan 2013
Perusahaan berturut-turut terdaftar di JII pada tahun 2011, 2012 dan 2013 16
2. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 16
Laporan tahunan perusahaan tidak memenuhi kelengkapan data untuk (4)
penelitian
Perusahaan menyediakan data lengkap untuk penelitian dalam laporan 12
tahunan

VARIABEL PENELITIAN dengan Return On Asset (ROA), yaitu analisa


keuangan yang menunjukkan kemampuan
Corporate Social Responsibility perusahaan memperoleh laba atas total aset
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki.
adalah aktivitas tanggung jawab perusahaan
terhadap para stakeholder dengan cara memberi Return On Asset=
perhatian terhadap aspek sosial dan lingkungan.
Variabel CSR diukur dengan proksi Corporate
Kepemilikan Institusional
Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI)
Kepemilikan institusional adalah
berdarsarkan indikator Global Reporting Initiatives
kepemilikan saham perusahaan oleh
(GRI) dari www.globalreporting.org, terdiri dari
pemerintah, institusi keuangan, seperti
3 fokus pengungkapan yaitu ekonomi,
perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan
lingkungan dan sosial sebanyak 79 item.
kepemilian institusi lain. Dalam penelitian ini
Pengukuran CSRDI merujuk penelitan Nurkhin
indikator kepemilikan institusional diukur dari
(2009) yang mengukur menggunakan metode
rasio (%) jumlah saham yang dimiliki
content analysis yaitu setiap item CSR dalam
institusional terhadap jumlah total saham yang
instrumen penelitian diberi nilai 1 jika
beredar, merujuk penelitian Machmud dan
diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak
Djakman (2008) sebagai berikut:
diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item
Kepemilikan Institusional=
dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan
skor untuk setiap perusahaan. Rumus x100%
perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:
∑ Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing merupakan
= Corporate Social Responsibility
kepemilikan saham perusahan yang dimiliki
Disclosure Index perusahaan i
oleh investor asing. Dalam penelitian ini
Xyi = Dummy variable, nilai
pengukuran indikator kepemilikan asing diukur
1 jika item y diungkapkan;
dari rasio (%) jumlah saham yang dimiliki
nilai 0 jika item y tidak
investor asing terhadap jumlah total saham yang
diungkapkan
beredar, merujuk penelitian Waryanto (2010)
sebagai berikut:
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
pada tingkat penjualan, aset dan modal saham
tertentu (Anggono dan Handoko, 2012).
Ukuran Dewan Komisaris
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan

6
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Dewan komisaris merupakan dewan Komite audit adalah pihak yang


dalam suatu perusahaan yang bertugas membantu dewan komisaris memastikan
mengawasi dan memberikan arahan kepada bahwa: perseroan telah menyajikan laporan
manajemen dalam pengelolaan perusahaan. keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip
Ukuran dewan komisaris merupakan anggota akuntansi yang berlaku umum, perseroan telah
dewan direksi yang memiliki pengaruh terhadap menerapkan pengendalian internal,
kemampuan untuk bertindak independen manajemen risiko dan GCG dan fungsi audit
semata-mata demi keuntungan perusahaan eksternal dan audit internal telah berjalan
(Komite nasional Kebijakan Governance, dengan baik. (Pedoman Tata Kelola Perusahaan
2006). Ukuran dewan komisaris diukur dari Bursa Efek Indonesia). Dalam penelitian ini
jumlah dewan komisaris yang dimiliki indikator ukuran komite audit diukur dari
perusahaan (Badjuri, 2011). jumlah anggota komite audit dalam laporan tata
kelola perusahaan merujuk pada penelitian
Dewan Komisaris Independen Djuitaningsih dan Marsyah (2012).
Dewan Komisaris independen adalah
dewan komisaris yang berasa dari luar Metode Analisis Data
perusahaan (tidak memiliki hubungan afiliasi Analisis statistik yang digunakan dalam
dengan perusahaan). Variabel dewan komisaris penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif
independen diukur melalui proporsi dewan dan analisis statistik inferensial. Analisis
komisaris independen dengan persentase antara deskriptif digunakan untuk memberikan
jumlah dewan komisaris independen dengan gambaran tentang variabel-variabel penelitian.
jumlah total dewan komisaris (Djuitaningsih Statistik deskriptif yang digunakan antara lain;
dan Marsyah, 2012) sebagai berikut: mean, minimum, maximum dan standard
deviation. Sedangkan analisis statistik inferensial
x100% digunakan untuk penarikan kesimpulan atas
data melalui uji t dan uji statistik f.

Ukuran Komite Audit

HASIL PENELITIAN

Tabel 4: Statistik Deskriptif


Minimu Maximu Mean Std.
N m m Deviation
CSR 36 .19 .56 .3939 .09912
ROA 36 1.97 54.20 19.0211 13.11457
KI 36 17.88 99.74 79.0503 23.90177
KA 36 9.80 94.71 47.3203 27.01924
UDK 36 5.0 12.0 6.722 1.8144
DKI 36 22.22 80.00 42.9369 16.23986
UKA 36 3.0 7.0 3.833 1.1832
Valid N 36
(listwise)
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014

Hasil analisis statistik deskriptif variabel Tambang Tbk,nilai CSR terendah sebesar 0,19
CSR tertinggi sebesar 0,56 pada PT Aneka pada PT Charoen Pokphand Tbk, nilai rata-rata

7
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

CSR sebesar 0,3939 dengan standar deviasi ukuran dewan komisaris, ukuran tertinggi
sebesar 0,09912. Variabel profitabilitas yang sebesar 12 anggota pada PT Astra International
diproksikan melalui ROA, menunjukkan nilai Tbk, ukuran terendah sebesar 5 anggota pada
tertinggi sebesar 54,20% pada PT Unilever Tbk, PT Charoen Pokphand Tbk, nilai rata-rata
nilai ROA terendah sebesar 1,97% pada PT ukuran dewan komisaris sebesar 7 anggota
Aneka Tambang Tbk, nilai rata-rata ROA dengan standar deviasi sebesar 1,8144. Variabel
sebesar 19,02% dengan standar deviasi sebesar dewan komisaris independen, proporsi tertinggi
13,11457. Variabel kepemilikan institusional, sebesar 80% pada PT Unilever Tbk, proporsi
nilai tertinggi sebesar 99,74% pada PT Semen terendah sebesar 22,22% pada PT Vale Tbk,
Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 17,88% nilai rata-rata variabel dewan komisaris
pada PT Lippo Karawaci Tbk, nilai rata-rata independen sebesar 42,9369% dengan standar
variabel kepemilikan institusional sebesar deviasi sebesar 16,23986. Variabel ukuran
79,0503% dengan standar deviasi sebesar komite audit, ukuran tertingi sebesar 7 anggota
23,90177. Variabel kepemilikan asing, nilai pada PT Aneka Tambang Tbk, ukuran terendah
tertinggi sebesar 94,71% pada PT Astra sebesar 3 anggota pada PT Indo Tambangraya
International Tbk, nilai terendah sebesar 9,8% Megah Tbk, nilai rata-rata variabel ukuran
pada PT Aneka Tambang Tbk, nilai rata-rata komite audit sebesar 4 anggota dengan standar
kepemilikan asing sebesar 47,3202% dengan deviasi sebesar 1,1832.
standar deviasi sebesar 27,01924. Variabel

Tabel 5: Hasil Pengujian Hipotesis


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .150 .144 1.039 .307
ROA .003 .002 .353 1.248 .222
KI .003 .001 .608 3.300 .003
KA -.002 .001 -.412 -1.649 .110
UDK .016 .015 .300 1.079 .289
DKI -.001 .001 -.139 -.736 .467
UKA -.002 .014 -.025 -.152 .880
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014

Tabel 6: Hasil Uji Statistik F


ANOVAa
Model Sum of Mean F Sig.
Squares df Square
1 Regression .164 6 .027 4.399 .003b
Residual .180 29 .006
Total .344 35
a. Dependent Variable: CSR
b. Predictors: (Constant), UKA, KI, UDK, DKI, KA, ROA
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2014

8
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Pengujian Hipotesis Pertama kepemilikan institusional berpengaruh positif


Variabel profitabilitas (ROA) memiliki terhadap pengungkapan CSR dapat diterima.
nilai signifikansi 0,222 di atas taraf signifikansi Alasan yang dapat menjelaskan hasil
0,05 (5%) dan nilai t sebesar 1,248. Hasil ini penelitian ini yaitu institusi seperti pemerintah
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas sebagai pembuat kebijakan terkait CSR yang
(ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap mengawasi manajemen perusahaan untuk
pengungkapan CSR. Maka, hipotesis pertama melaksanakan kebijakan tersebut dengan sebaik-
(H1) yang menyatakan bahwa profitabilitas baiknya agar perusahaan dapat diterima oleh
berpengaruh positif terhadap pengungkapan masyarakat sehingga tidak menimbulkan
CSR tidak dapat diterima. permasalahan yang terjadi ketika perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan kurang memperhatikan efek yang diakibatkan
bahwa perusahaan yang tinggi profitabilitasnya dari aktivitas usahanya terhadap masyarakat,
belum tentu mengungkapkan informasi CSR seperti boikot produk, mogok kerja, perusakan
secara luas. Alasan yang dapat menjelaskan aset perusahaan dan aksi lainnya. Institusi
hasil ini yaitu ketika perusahaan memiliki lainnya seperti bank, perusahaan asuransi dan
tingkat profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan investasi, yang menghimpun dana
perusahaan merasa tidak perlu mengungkapkan dari masyarakat akan berhati-hati mengawasi
aktivitas CSRnya, dengan asumsi para pembaca manajemen dalam menjalankan aktivitas
laporan tahunan sudah tertarik dengan capaian usahanya agar sejalan dengan norma dan nilai
kinerja keuangan perusahaan yang baik, dalam sosial yang berlaku dalam masyarakat sehingga
hal ini profitabilitas. Sehingga aktivitas CSR tidak terjadi gejolak akibat perusahaan yang
tidak diungkapkan secara luas, atau hanya untuk mengabaikan efek negatif dari aktivitas usaha
memenuhi peraturan saja. Sebaliknya, ketika terhadap masyarakat sekitar, yang akan
perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang merugikan perusahaan.
rendah, maka perusahaan mengungkapkan Hasil ini mendukung penelitian yang
aktivitas CSRnya secara luas, agar para dilakukan oleh Yao, et al (2011) bahwa
pembaca laporan tahunan tertarik dengan kepemilikan institusional berpengaruh positif
laporan aktivitas-aktivitas sosial dan lingkungan dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.
yang dilakukan perusahaan, sebagai upaya
pencitraan menutupi rendahnya capaian Pengujian Hipotesis Ketiga
profitabilitas. Variabel kepemilikan asing memiliki
Hasil ini mendukung hasil penelitian nilai signifikansi sebesar 0,110 di atas taraf
yang dilakukan oleh Hani (2012) dan Karina signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai t sebesar -
(2013). Keduanya menghasilkan bahwa 1,649. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan
profitabilitas terbukti tidak berpengaruh asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
signifikan terhadap pengungkapan CSR. CSR. Maka hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa kepemilikan asing memiliki
Pengujian Hipotesis Kedua pengaruh yang signifikan terhadap
Variabel kepemilikan institusional pengungkapan CSR.
memiliki nilai signifikansi 0,003 di bawah taraf Alasan yang dapat menjelaskan hasil ini
signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai t sebesar yaitu pihak asing yang memiliki saham pada
3,300. Hal ini menunjukkan bahwa variabel perusahaan tedaftar JII belum mempunyai
kepemilikan institusional berpengaruh positif kesadaran terhadap aspek lingkungan dan sosial
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Maka sebagai isu penting yang harus diangkat ketika
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa mengungkapkan laporan tahunan. Argumen
bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing

9
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

yang disinyalir concern terhadap isu sosial dan bahwa dewan komisaris independen
lingkungan sehingga akan mendorong berpengaruh terhadap pengungkapan CSR tidak
manajemen perusahaan untuk melakukan dapat diterima.
aktivitas CSR dan meningkatkan pengungkapan Alasan yang dapat menjelaskan hasil
CSR tidak terbukti. penelitian ini yaitu karena rata-rata proporsi
Hasil ini mendukung penelitian yang dewan komisaris independen masih rendah
dilakukan oleh Karina (2013) bahwa sebesar 42,94%, sehingga pengawasan kepada
kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan manajemen belum maskimal. Jumlah anggota
terhadap pengungkapan CSR. dewan komisaris independen harus sebanding
dengan jumlah komisaris non independen,
Pengujian Hipotesis Keempat apabila tidak maka komisaris independen akan
Variabel ukuran dewan komisaris selalu kalah dalam perdebatan, apalagi kalau
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,289 lebih sampai terjadi pengambilan keputusan
besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan berdasarkan pemungutan suara (Muntoro,
nilai t sebesar 1,079. Hal ini menunjukkan 2006).
bahwa ukuran dewan komisaris tidak Hasil ini mendukung penelitian yang
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah
Maka hipotesis keempat (H4) yang menyatakan (2012) dan Hani (2012). Keduanya
bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh menghasilkan bahwa dewan komisaris
terhadap pengungkapan CSR tidak dapat independen tidak berpengaruh terhadap
diterima. pengungkapan CSR.
Alasan yang dapat menjelaskan hasil
penelitian ini yaitu kemampuan manusia untuk Pengujian Hipotesis Keenam
berdiskusi dan negosiasi terbatas. Ukuran dewan Variabel ukuran komite audit memiliki
komisaris yang terlalu besar akan membuat nilai signifikansi sebesar 0,880 lebih besar dari
dalam proses mencari kesepakatan dan taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan nilai t sebesar
membuat keputusan menjadi panjang, sulit dan -0,152. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
bertele-tele (Muntoro, 2006). Sehingga besarnya komite audit tidak berpengaruh terhadap
anggota dewan komisaris belum dapat dikatakan pengungkapan CSR. Maka hipotesis keenam
efektif sebagai pengawas dan pemberi (H6) yang menyatakan bahwa ukuran komite
rekomendasi agar manajemen menjalankan audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
aktivitas sesuai dengan apa yang diinginkan para tidak dapat diterima.
stakeholder, terkait aspek sosial dan lingkungan. Alasan yang dapat menjelaskan hasil
Hasil ini mendukung penelitian yang penelitian ini yaitu perusahaan membentuk
dilakukan oleh Badjuri (2011), Djuitaningsih komite audit masih sebatas untuk memenuhi
dan Marsyah (2012) dan Hani (2012). Ketiganya peraturan saja dan sebatas melakukan fungsi
menghasilkan bahwa ukuran dewan komisaris pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap berkaitan dengan review pengendalian intern
pengungkapan CSR. dan kualitas laporan keuangan, belum
memperhatikan perihal pengungkapan aktivitas
Pengujian Hipotesis Kelima CSR perusahaan, yang semestinya dapat
Variabel dewan komisaris independen digunakan untuk meningkatkan citra
memiliki nilai signifkansi sebesar 0,467 lebih perusahaan sehingga banyak investor yang
besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) dengan tertarik untuk menanamkan sahamnya,
nilai t sebesar -0,736. Hal ini menunjukkan terutama investor yang peduli terhadap masalah
bahwa dewan komisaris independen tidak sosial dan lingkungan.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini mendukung penelitian yang
Maka hipotesis kelima (H5) yang menyatakan dilakukan oleh Djuitaningsih dan Marsyah

10
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

(2012) dan Hani (2012). Keduanya sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan
menghasilkan bahwa ukuran komite audit tidak kondisi sesungguhnya pengungkapan CSR
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. perusahaan yang konsisten listing di Jakarta
Islamic Index (JII).
Pengujian F Simultan
Hasil uji F simultan menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa profitabilitas, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, ukuran dewan komisaris, Terima kasih kepada Allah SWT, kedua
dewan komisaris independen dan ukuran komite orang tua, segenap dosen jurusan akuntansi FE
audit berpengaruh signifikan terhadap Unnes, teman dan sahabat seperjuangan kelas
pengungkapan CSR secara simultan. Dengan akuntansi A dan B 2010, serta almamater yang
nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari saya banggakan. Terima kasih kepada semua
taraf signifikansi 0,05 (5%). pihak yang telah memberikan bantuan, saran
dan kritik dalam penyusunan penelitian ini.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat Anggono, RI. dan Handoko, Jesica. 2009. “Pengaruh
diambil kesimpulan bahwa secara parsial Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan
Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan
pengungkapan CSR. Kepemilikan institusional
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.
secara parsial berpengaruh positif secara Dalam Jurnal Akuntansi Kontemporer. Vol 1,
signifikan terhadap pengungkapan CSR. No. 2. Surabaya: Universitas Katolik Widya
Kepemilikan asing secara parsial tidak Mandala.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Badjuri, Achmad. 2011. “Faktor-faktor Fundamental,
Ukuran dewan komisaris secara parsial tidak Mekanisme Corporate Governance,
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Pengungkapan Corporate Social
Dewan komisaris independen secara parisal Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur
dan Sumber Daya Alam di Indonesia”. Dalam
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol
Ukuran komite audit secara parsial tidak
3, No. 1. Semarang: Universitas Stikubank.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Djuitaningsih, Tita dan Marsyah, Wachdatul A.
Sedangkan secara simultan profitabilitas, 2012. “Pengaruh Manajemen Laba dan
kepemilikan institusional, kepemilikan asing, Mekanisme Corporate Governance Terhadap
ukuran dewan komisaris, dewan komisaris Corporate Social Responsibility Disclosure”.
independen dan ukuran komite audit Dalam Jurnal Media Riset Akuntansi, Vol 2, No.
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan 2. Jakarta: Universitas Bakrie.
CSR. Diyanti, Ferry. 2010. “Mekanisme Good Corporate
Governance, Karakteristik Perusahaan dan
Tingkat adjusted R² yang rendah sebesar
Mandatory Disclosure: Studi Empiris pada
36,8% dalam penelitian ini menunjukan bahwa
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
ada variabel-variabel lain yang memiliki Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Malang:
pengaruh lebih besar terhadap pengungkapan Universitas Brawijaya.
CSR. Maka penulis menyarankan kepada Ertanto, C.P.A. 2012. “Analisis Pengaruh Islamic
penelitian selanjutnya untuk menggunakan Corporate Governance Terhadap
variabel-variabel independen selain digunakan Pengungkapan Corporate Social
dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan, Responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah
di Asia)”. Dalam Jurnal. Semarang:
pengungkapan media dan tipe industri. Selain
Universitas Diponegoro.
itu penulis juga menyarankan penelitian
Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori
selanjutnya memperluas periode pengamatan,
Akuntansi. Badan Penerbit Undip: Semarang.

11
Mirza Nurdin Nugroho & Agung Yulianto/ Accounting Analysis Journal 4 (1) (2015)

Hani, Ummu. 2012. “Pengaruh Good Corporate


Governance dan Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic
Index Periode 2009-2011”. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Karina, L.A.D. 2013. “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan CSR”. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006.
Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia. Jakarta: Menko Bidang
Perekonomian.
Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008.
“Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
(CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan
Perusahaan: Study Empiris pada
Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa
Efek Indonesia 2006”. Dalam Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.
Muntoro, Ronny Kusuma. 2006. “Membangun
Dewan Komisaris yang Efektif”. Dalam Jurnal
Manajemen Usahawan Indonesia, Vol 36, No 11,
Hal 9-14. Jakarta: Universitas Indonesia.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah
di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Nurkhin, Ahmad. 2009. “Corporate Governance dan
Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Rosdiana, Riska. 2012. “Analisis Optimalisasi
Portofolio Saham Syariah: Studi Pada Jakarta
Islamic Index Tahun 2006-2010”. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Waryanto. 2010. “Pengaruh Karakteristik Good
Corporate Governance terhadap Luas
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility di Indonesia”. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Widjaja, Gunawan dan Pratama, Yeremia Adi. 2009.
Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Yao, Shujie, Wang, Jianling dan Song, Lin. 2011.
“Determinants of Social Responsibility
Disclosure By Chinese Firms”. Dalam
Discussion Paper. Nothingham: University of
Nothingham.
www.globalreporting.org
www.ojk.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai