DISUSUN OLEH
Nama : Nafisah
NPM : 1906403635
0
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
2.1 Penyebab Kebijakan Pemindahan Ibukota ke Kalimantan ................................................. 5
2.2 Alasan Kalimantan Dipilih Untuk Pemindahan Ibukota .................................................... 5
2.3 Pro Kontra Terhadap Kebijakan Pemindahan Ibukota ke Kalimantan ............................... 6
2.4 Dampak Pemindahan Ibukota ke Kalimantan .................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jakarta pada zaman Belanda merupakan kota pelabuhan yang sebelumnya bernama Sunda Kelapa.
Tapi pada 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah menghancurkan Sunda Kelapa dan sebagai gantinya
mendirikan kota Jayakarta. Jayakarta diduduki Jan Pieterszoon Coen kemudian mengubah namanya
menjadi Batavia, Batavia dibangun nyaris mirip dengan kota-kota di Belanda. Belanda jatuh ke tangan
Jepang. Jepang pun mengganti nama menjadi Djakarta. Karena segala pusat pemerintahan
sebelumnya berpusat di Jakarta, akhirnya Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta.
Bertahun tahun hingga saat ini Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, muncul permasalahan
yang kompleks. Mulai dari permasalahan kependudukan yang begitu padat sehingga berkaitan dengan
tingginya permintaan perumahan padahal lahan yang ada terbatas,permasalahan transportasi yang
semakin padat dan menyebabkan permasalahan kemudian kemacetan tinggi di Jakarta. Namun di
Jakarta pertumbuhan ekonomi terpusat sehingga mendorong investor untuk melakukan investasi di
Jakarta.
Perdebatan yang panjang mengenai pemindahan ibukota Jakarta ke Kalimantan Timur menjadi isu
yang menarik untuk dipertimbangkan kembali. Jakarta dinilai sudah tidak layak sebagai ibukota
negara sehingga perlu adanya keputusan yang jelas mengenai pemindahan lokasi ibukota tersebut.
Keputusan untuk memindahkan lokasi ibukota ini selain untuk mengurangi permasalahan yang
kompleks di Jakarta juga mampu membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru. Pemilihan lokasi
ibukota baru di Kalimantan Timur menjadi solusi alternatif dalam mengurangi kompleksitas
permasalahan di Jakarta dan mendorong berkembangnya sektor ekonomi diluar Pulau Jawa atau
Jakarta.
3
1.3 Tujuan Penelitian
4
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti yang kita ketahui penduduk pulau Jawa merupakan pulau dengan pendusuk paling
padat di Indonesia.Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menyebutkan, sebesar
56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. Sementara di pulau lainnya,
persentasenya kurang dari 10 persen, kecuali pulau Sumatra. Kontribusi ekonomi terhadap PDB
di pulau lainnya jauh tertinggal.Jokowi ingin menghapus istilah “Jawasentris” sehingga
kontribusi ekonomi di pulau lain juga harus digenjot.
Selain itu adanya krisis ketersediaan air di Pulau Jawa semakin tinggi.Pulau Jawa
berdasarkan data Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2016,
mengalami krisis air yang cukup parah. Ada daerah yang termasuk indikator berwarna kuning,
oranye, hingga merah atau terjadi kelangkaan mutlak. hanya ada sebagian kecil di pulau Jawa
yang memiliki indikator hijau, yakni wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon.
Konversi lahan di Jawa mendominasi. Proporsi konsumsi lahan terbangun di pulau Jawa
mendominasi bahkan mencapai lima kali lipat dari Kalimantan.
Pemerintah menetapkan lokasi ibu kota terletak di dua kabupaten yang tersambung di
Kalimantan Timur. Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten
Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara. Keputusan ini didukung
dengan dilakukan kajian intensif selama tiga tahun terakhir.
5
B. Kecilnya resiko bencana alam di Kalimantan.
Kepala BMKG Dwikorita mengemukakan pulau Kalimantan relatif lebih aman jika
dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia seperti Sumatera,Jawa,Sulawesi,dan Papua
yang memiliki catatan sejarah gempa yang besar dan menimbulkan korban jiwa.Faktanya
wilayah Pulau Kalimantan memiliki struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit.Selain itu
Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng.
Jika ditarik koordinat, lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Selain itu, lokasi
di dekat kota Balikpapan dan Samarinda yang sudah berkembang.
Hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah, yakni seluas 180.000 hektar.
6
B. Kontra terhadap kebijakan pemindahan ibukota ke Kalimantan.
1. Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Achmad Hafidz Tohir,
menanyakan urgensi pemindahan ibu kota yang dicanangkan pemerintah. Padahal,
menurutnya, kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi.
2. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon, menilai wacana pemindahan ibu
kota tidak masuk akal.Menutut Fadli untuk mendapatkan anggran sangat sulit.Kecuali jika
ada kelebihan anggaran dana yang memang dipersiapkan dan tempat juga penting untuk
diputuskan.
Keputusan pemindahan ibu kota Indonesia oleh Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur akan menimbulkan banyak
dampak. Dampak yang akan terjadi kedepannya dari pemindahan ibukota memiliki dampak positif
maupun negatif.Karna dengan adanya pemindahan ibukota maka Jakarta maupun Kalimantan
memberi pengaruh yang besar.
Dari aspek kewilayahan, pemindahan ibukota ke kawasan Kalimantan Timur memberi dampak
positif.Lokasi ibukota menjadi lebih aman dari potensi bencana. Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Pulau Kalimantanadalah satu-satunya pulau di
Indonesia dengan tingkat aktifitas kegempaan relatif paling rendah.Kepala BMKG Dwikorita
mengemukakan ,pulau Kalimantan relatif lebih aman jika dibandingkan daerah lain di
Indonesia.Selain itu dengan adanya pemindahan ibukota ini mampu meminimalisir dampak buruk
yang terjadi di Jakarta seperti polusi udara, polusi air, kepadatan penduduk, dan kemacetan yang
sangat parah.
Namun dalam segi ekonomi, pemindahan ibukota belum mampu membawa dampak positif.Hal
tersebut ditinjau dari riset simulasi INDEF yang menggunakan model ekonomi keseimbangan
umum atau Model CGE (Computable General Equilibrium). Berdasarkan riset tersebut. Salah satu
hasilnya memproyeksikan harga barang akan melonjak diakibatkan oleh naiknya jumlah penduduk
dan meningkatnya angka permintaan.
Sejauh ini, Jakarta masih mendominasi perputaran ekonomi di Indonesia. Ekonom Center of
Reform on Economics (Core) memaparkan perpindahan ibukota nantinya dapat dinilai meberikan
dampak terhadap makro ekonomi di Indonesia. Salah satu dampak atau efeknya adalah multiplier
effect atau efek berkelanjutan yang disebabkan oleh berbagai investasi yang terjadi di ibukota baru.
Beberapa hal juga perlu diperhatikan seperti pemanfaatan SDM proyek. Sebaran tenaga kerja
yang ikut andil dalam proyek pemindahan ibukota tersebut 56% berasal dari Pulau Jawa
sedangkan sisanya berasal dari luar Pulau Jawa. Kalimantan sendiri hanya menyumbang 8% dari
total jumlah pekerja proyek. Dalam prosesnya, di Kalimantan sendiri untuk hal material dan
peralatan kontruksi, telah tersedia beberapa alat berat sedangkan untuk material seperti semen,
7
pasir, baja kontruksi, baja ringan, dan beton pracetak pemenuhannya memerlukan biaya yang
tidak sedikit dan sebagian dari material itu belum tersedia. Kekurangan bahan baku ini menuntut
pemerintah melakukan impor dari Pulau Jawa.
Pemindahan ibukota juga berpengaruh terhadap inflasi hanya saja karena proyek ini dilakukan
secara bertahap maka dampak yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan. Untuk dampak yang akan
terjadi pada pertumbuhan ekonomi, tergantung dari tahapan perencanaan. Apabila perencanaan
yang dilakukan benar-benar matang, efek pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat tumbuh
dalam kurun waktu 5 tahun. Melihat dari contoh-contoh Negara lain yang juga melakukan
pemindahan ibukota dimana efek pertumbuhan yang Negara mereka rasakan dapat lebih lama dari
itu yakni sekitar 10 tahun kemudian.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemindahan ibukota dari
Jakarta ke Kalimantan merupakan sebuah langkah strategis yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki tatanan ekonomi, khususnya untuk mengurangi kesenjangan nasional yang terjadi
selama ini. Akan tetapi di sisi lain, pemindahan ibukota yang akan menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan baru rentan menimbulkan disparitas yang sifatnya lokal. Sehingga jika tidak
direncanakan dengan matang, pada akhirnya hal ini tidak jauh berbeda dari Jakarta.
Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hal ini adalah sebuah
konsep perencanaan yang benar-benar komprehensif. Dengan rencana yang matang maka
pembangungan ibukota baru benar-benar menjadi solusi atas permasalahan pembangunan dan tata
kelola perekonomian. Dan lebih dari itu,pemindahan ibukota menuju lokasi yang strategis mampu
meningkatkan persatuan dan naionalisme bangsa Indonesia kedepannya.
3.2 Saran
Pemindahan ibukota diperlukan kajian dan perencanaan secara matang agar eksekusinya menjadi
efektif, efisien, dan tidak mengganggu siklus bisnis perekonomian. Dengan demikian,layak atau
tidak layaknya pemindahan ibukota perlu dilihat dari berbagai aspek.Mulai dari sosial, ekonomi,
administrasi hingga lingkungan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://m.merdeka.com/uang/5-pro-dan-kontra-rencana-pemindahan-ibu-kota-presiden-jokowi.html
http://www.kompasiana.com/bianchakurniadewi/5d74d255097f36072676f555/dampak-pemindahan-
ibukota-terhadap-perekonomian-indonesia
https://www.tagar.id/untung-rugi-ibu-kota-pindah-ke-kalimantan-versi-indef
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4045713/soal-pro-kontra-pemindahan-ibu-kota-ini-kata-bos-bappenas
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kota_Indonesia#Usulan_ibu_kota_di_luar_Pulau_Jawa
10