Anda di halaman 1dari 5

BAB I

KATA PENGANTAR

A. Latar belakang
Personal hygiene merupakan tindakan seseorang untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan diri untuk mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwanto dan
Wartonah, 2010). Pengetahuan dan praktik hygiene menstruasi merupakan salah satu
upaya untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri (A’yun, 2014).
Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting dalam menentukan
kesehatan organ reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat
reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar
dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada bagian vagina,
karena apabila tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan mikroorganisme
seperti bakteri, jamur, dan virus yang berlebih sehingga dapat mengganggu fungsi
organ reproduksi, menyebabkan keputihan dan jika keputihan tidak segera diobati dapat
menyebabkan infertilitas. Disamping itu, kebersihan diri juga sangat penting untuk
membuang racun dari tubuh dan membantu proses penyembuhan. Salah satu aktivitas
kebersihan diri antaranya adalah kebersihan genital dan perineal (perineal care)
(sulistyo, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2010) menunjukkan rata-rata usia menarche di
Indonesia adalah 13 tahun dengan usia menarche termuda 9 tahun dan tertua 20 tahun.
Menstruasi atau haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini
terjadi karena lepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi setiap bulan
(dengan siklus setiap orang berbeda-beda, ada yang 28 hari, ada pula yang kurang atau
bahkan lebih dari itu) antara usia remaja sampai menopause (Andira, 2010, hlm.30).
Menstruasi adalah peristiwa perdarahan periodik dan siklik (bulanan) dari rahim
disertai pelepasan selaput lendir rahim (endometrium) melalui vagina pada wanita yang
seksual dewasa (Ahira, 2010).
Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat diperlukan khususnya pada remaja.
Survei World Health Organization (WHO) ada tahun 2010, seperlima penduduk dunia
adalah remaja usia 10-19 tahun, dimana 83% diantaranya hidup dinegara berkembang.
WHO menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi remaja muda (younger
adolescents) pada kelompok usia 10-14 tahun, karena pada usia tersebut merupakan
masa emas untuk membentuk landasan kuat pada diri remaja sebagai dasar
pengambilan keputusan yang bijak dalam berperilaku (Irianto, 2015).
Organ Reproduksi sangat mudah terinfeksi ketika menstruasi karena kuman
mudah masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi (Kusmiran, 2012).
Perawatan diri saat menstruasi meliputi mengganti pakaian dan celana dalam dengan
teratur, mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali, mandi setiap hari, membasuh area
genetalia setelah buang air besar atau kecil, melanjutkan aktifitas normal sehari-hari.
Personal Hygiene memelihara keseimbangan asupan nutrisi yang tepat (Nehme, 2013).
Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan ketersediaan
pelayanan kesehatan peduli remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi
(Kemenkes RI, 2015).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menyebutkan pengetahuan remaja putri mengenai kesehatan reproduksi masih sangat
rendah, hal tersebut dibuktikan pada Survei Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Jawa Tengah pada tahun 2010 di Semarang tentang reproduksi
43,22% berpengetahuan rendah, 37,28% berpengetahuan cukup, dan 19,50%
berpengetahuan baik. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat
mempengaruhi hygiene saat menstruasi. Minimnya pengetahuan menyebabkan
individu berpola pikir mengada-ada, yang kemudian berkembang menjadi mitos
(Andira, 2010).
Data yang diperoleh pada studi pendahuluan tanggal 06 Januari 2020,
pendidikan kesehatan belum pernah dilakukan di SMP Negeri 2 Tasikmadu. Dengan
melakukan wawancara kepada 10 siswi didapatkan tiga orang remaja putri mampu
menyebutkan bagaimana cara merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi
yaitu mengganti pembalut setiap empat jam sekali dan tujuh orang tidak mampu
menyebutkan bagaimana cara merawat organ genetalia eksternanya selama menstruasi.
Terdapat enam siswi yang masih menggunakan pembalut dalam waktu lama, merasa
gatal pada kemaluan, dan keputihan. Hal ini membuktikan bahwa masih rendah
pengetahuan personal hygiene dan sikap saat menstruasi. Latar belakang diatas menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan personal hygiene
terhadap pengetahuan dan sikap personal hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII
di SMP Negeri 2 Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
“Apakah pendidikan personal hygiene mempengaruhi pengetahuan dan sikap personal
hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di SMP Negeri 2 Tasikmadu?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan personal hygiene terhadap
pengetahuan da sikap personal hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di SMP
Negeri 2 Tasikmadu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan pendidikan personal
hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di SMP Negeri 2 Tasikmadu.
b. Mengetahui pengetahuan dan sikap setelah dilakukan pendidikan personal
hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di SMP Negeri 2 Tasikmadu.
c. Menganalisis perbedaan jarak nilai pre-post test pengetahuan sebelum
dilakukan intervensi pendidikan personal hygiene saat menstruasi pada siswi
kelas VII di SMP Negeri 2 Tasikmadu.
d. Menganalisis perbedaan jarak nilai pre-post test pengetahuan setelah dilakukan
intervensi pendidikan personal hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di
SMP Negeri 2 Tasikmadu.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu keperawatan maternitas.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara
teori kepada penulis dan pembaca yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan sekolah mengenai pentingnya pendidikan
personal hygiene, memberi informasi kebutuhan kebersihan diri untuk
meningkatkan kesehatan.
b. Bagi Siswi Kelas VII
Menambah pengetahuan tentang personal hygiene dan mengubah sikap atau
respon terhadap kebiasaan yang kurang baik dalam melakukan personal
hygiene saat menstruasi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber referensi penelitian
selanjutnya.
F. Keaslian Penelitian
Sejauh pengetahuan penulis, hasil pengamatan dari penelitian sebelumnya di
perpustakaan, jurnal, maupun internet yang sejenis dengan judul pengaruh pendidikan
terhadap tingkat pengetahuan dan sikap personal hygiene saat menstruasi keaslian
penelitian ditampilkan pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Yessy Pengaruh
penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai