Anda di halaman 1dari 13

ACARA IV

RESPON TANAMAN TERHADAP PEMANGKASAN PADA BUDIDAYA


TANAMAN SEMANGKA

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : Rabu
Tanggal : 04 September 2019
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

B. Tujuan.
Mempelajari dan mempraktekkan cara berbudidaya tanaman semangka.

C. Tinjauan Pustaka.
Semangka atau Citrullus vulgaris adalah tanaman yang termasuk kedalam
komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan). Semangka
adalah salah satu buah yang digemari dan mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat indonesia dikarenakan rasanya
yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak. Semangka merupakan
tanaman herba yang tumbuh merambat (Syukur, 2009). Menurut arkeolog,
tanaman semangka konon berasal dari gurun Kalahari di Afrika selatan, diduga
berkembang disepanjang aliran sungai nil, selanjutnya dibawa ke wilayah timur
tengah dan kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, mulai dari Jepang,
Cina, Taiwan, Thailand, India, Belanda, bahkan ke Amerika (Endang, 2015).
Tanaman semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan
semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi.
Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat
mendukung upaya peningkatan pendapatan petani. Daya tarik budidaya
semangka bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Di Indonesia
varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu,
kelompok semangka lokal dan kelompok semangka hibrida impor dari hasil

40
41

silangan hibridasi yang mempunyai keunggulan tersendiri (Sobir, 2010).


Berikut merupakan klasifikasi tanaman semangka :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus vulgaris Schard (Syukur, 2009).
Berdasarkan morfologi semangka memiliki akar tungang yang terdiri dari
akar utama dan lateral akar muncul serabut-serabut akar. Panjang akar primer
berkisar 15-20 cm. Sedangkan akar lateral memiliki panjang ± 35-45 cm.
Tanaman semangka termasuk jenis tanaman menjalar atau merambat dengan
perantara alat pemegang berbentuk pilin. Batang tanaman semangka bersegi
dan berambut. Panjang batang antara 1,5-5,0 meter. Cabang pertama terletak
pada paling tengah memiliki pertumbuhan paling kuat. Sulur-sulur yang
terdapat pada tanaman semangka befungsi sebagai pembelit atau pemanjat
apabila tanaman semangka dibudidayakan dengan sitem turus. Daun semangka
berwarna hijau mudah sampai hijau gelap. Berbentuk helaian dan berujung
runcing, bentuk daunnya menjari, letak daun berseberangan, permukaan daun
dewasa agak kasar (Syukur, 2009). Bunga berkelmin satu. Bunga tumbuh
diketiak daun, bunga semangka memiliki diameter 2-2,25 cm. warna mahkota
tersusun seperti kutup. Benang sarinya berjumlah lima yang berdekatan satu
sama lain. Berbentuk bulat, oval, dan berbentuk lonjong. Berdasarkan warna
daging buah yaitu berwarna merah dan kuning. Ukuran buah di golongkan
berukuran besar dan berat buah semangka rata-rata 5-6 kg (Endang, 2015).
Syarat tumbuh tanaman semangka tanah yang berstruktur gembur dan
subur dengan pengaturan air yang baik. Pada keasaman pH tanah optimal
berkisar 6,8-7,2 . Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh
untuk proses fotosintesis. Sehingga musim kemarau cocok untuk penanaman
42

semangka. Curah hujan bulanan yang dikehendaki semangka berkisar 40-50


mm, dengan suhu optimal ± 25˚ C. Ketinggian tempat dapat berpengaruh
terhadap umur panen. Pemanenan semangka di dataran rendah akan lebih cepat
daripada dataran tinggi. Semangka memelukan banyak air karena 90%
merupakan buah yang berair. Tetapi hindari tanaman tergenang air karena
dapat mengakibatkan tanaman mati (Sobir, 2010).
Budidaya tanaman semangka dimulai dari tahap pembibitan yaitu
penyiapan benih, persemaian benih dan perawatan bibit semangka. Dalam
upaya peningkatan produksi tanaman semangka, perlu dilakukannya
persemaian benih tanaman semangka, hal ini bertujuan agar mendapatkan bibit
yang berkualias serta pertumbuhannya seragam. Menurut Endang (2015) dalam
melakukan budidaya tamanam buah semangka tentunya harus mengetahui
tahapan-tahapan dalam tekni budidaya yang terdiri antara lain pembenihan.
Syarat benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak
mengapung jika direndam (Sutopo, 2009). Selanjutnya benih direndam dalam
air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dengan merk dagang
Benlate atau Dithane M-45. Perendaman sebaiknya dilakukan selama ± 6 jam.
Sebelum disemai, ujung benih semangka terlebih dahulu menggunakan gunting
kuku. Hal ini dilakukan untuk memecah masa dormansi benih semangka agar
mempermudah proses pertumbuhan atau perkecambahan karena tanpa
pemotongan ujung biji tersebut, maka biji semangka akan sulit untuk
berkecambah. Setelah berkecambah benih semangka diperam terlebih dahulu
(Fahmi, 2012). Caranya adalah benih yang telah dikeringanginkan diletakkan
di atas kain handuk, kemudian dilipat dimasukkan ke dalam polibag kecil yang
telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kompos. Bibit
semangka siap pindah tanam pada umur 12-14 HST (Fahmi, 2012).
Bibit yang berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke
areal penanaman yang telah diolah. Tahap selanjutnya yaitu melakukan
pengolahan media tanam dengan cara membersihkan lahan, membuat
bedengan, serta melakukan pemupukan dasar. Kemudian melakukan
penanaman dengan cara menentukan pola tanam dan jarak tanam, lalu
43

menanam bibit semangka pada lubang tanam yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam pemindahan bibit ke lahan harus secara hati-hati agar tidak merusak
perakaran bibit semangka. Kemudian melakukan penyungkupan pada bibit
yang telah ditanam menggunakan cup plastik. Penyungkupan bermanfaat untuk
menghindari tanaman dari air hujan langsung, dapat menurunkan suhu dan
meningkatkan kelembaban udara di sekitar tanaman, mempertahankan
kelenggasan tanah sehingga ketersediaan air lebih maksimal, serta
menghalangi hama serangga tanaman. Dengan begitu, persentase pertumbuhan
bibit yang ditanam dapat meningkat karena penguapan pada tanaman menjadi
rendah, meratanya panas dalam sungkup, dan kelembaban udara tetap tinggi
(Sevtia et al, 2016).
Selanjutnya melakukan perawatan berupa penyiraman, penyiangan,
pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit serta melakukan
pemangkasan tajuk. Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur
pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi
tumbuhnya cabang primer sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang
utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10
hari setelah tanam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang.
Hanya dua cabang yang pertumbuhannya baik tidak dipangkas, hal ini
dilakukan agar tanaman dapat berbuah secara maksimal dan nantinya dapat
menghasilkan buah yang besar dan berkualitas (Sevtia et al, 2016).
Kemudian tahap budidaya tanaman semangka selanjutnya adalah
melakukan pemanenan semangka setelah berumur sekitar 70-100 hari setelah
tanam (Setyorini, 2009). Menurut Sarpian (2013), menentukan saat panen
dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah
diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap
panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi,
dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua.
Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah
sudah hilang. Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah.
Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih
44

muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah
masak atau tua (Setyorini, 2009).
Pemupukkan juga perlu dilakukan dalam meningkakan produktivitas
tanaman semangka. Pemupukan pertama dapat dilakukan pada saat pengolahan
lahan dengan memberikan pupuk organik yaitu pupuk kompos sebagai pupuk
dasar. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah serta akan meningkatkan kemampuan tanah
untuk mempertahankan kandungan air tanah. Selain itu, pemberian pupuk
anorganik berupa pupuk KCl yang banyak mengandung unsur K yang banyak
pupuk SP-36 mempunyai kandungan P2O5 yang terbilang tinggi bahkan bisa
mencapai sekitar 36%, berfungsi untuk memicu tumbuhnya akar supaya
semakin baik sehingga tanaman pun bisa semakin kuat, serta daya tahan
tanaman akan semakin meningkat sehingga terbebas dari serangan hama
maupun penyakit (Junaidi, 2013).
Selain dengan cara pembibitan dan pemupukkan untuk meningkatkan
produksi tanaman semangka, penggunaan mulsa juga sangat bermanfaat dalam
peningkatan produksi tanaman. Mulsa dapat di definisikan sebagai material
penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban
tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat
tanaman tumbuh dengan baik (Junaidi, 2013). Mulsa dapat bersifat permanen
seperti serpihan kayu, atau sementara seperti mulsa plastik. Dalam budidaya
semangka, penggunaan mulsa (penutup permukaan plot/guludan) juga sangat
diperlukan karena memberikan keuntungan, antara lain mengurangi laju
evaporasi dari permukaan lahan sehingga menghemat penggunaan air,
memperkecil fluktuasi suhu tanah, serta mengurangi tenaga dan biaya untuk
pengendalian gulma (Sutopo, 2009). Kekurangan penggunaan mulsa yakni,
menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikroorganisme
musuh tanaman, misalnya patogen penyebab damping-off dan busuk akar,
membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa (plastik) dan
pemasangannya di lapangan, jika musim kemarau, mulsa kering sangat riskan
terhadap bahaya kebakaran.
45

Menurut Setyorini (2009) mulsa sintetis yang baik adalah mulsa plastik
hitam perak. Mulsa ini terdiri dari dua lapisan, yaitu perak dibagian atas dan
hitam dibagian bawah. Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan
(refleksi) radiasi matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki
efek ganda. Efek pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah
sehingga kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua
ialah memperperbesar radiasi matahari yang dapat diterima oleh daun-daun
tanaman sehingga kemungkinan proses fotosintesis dapat ditingkatkan dan
mengurangi serangan hama (seperti Thrips dan Aphis) dan penyakit (Junaidi,
2013). Permukaan hitam dimaksudkan untuk lebih membatasi radiasi matahari
yang menembus sampai ke permukaan tanah sehingga keadaan permukaan
tanah menjadi gelap total. Keadaan ini akan menekan perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman pengganggu. Pemasangan mulsa dilakukan tepat setelah
pemupukan kimia selesai. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah
pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap (Junaidi, 2013).

D. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Cangkul
b. Garu
c. Ember dan Gembor
d. Mulsa
e. Cup plasik
f. Pelepah pisang
g. Alat melubangi mulsa
2. Bahan :
a. Benih semangka dan bibit semangka
b. Pupuk kompos
c. SP-36
d. KCl
e. Furadan
46

E. Cara Kerja
1. Menyiapkan lahan, kemudian membuat bedengan dengan ukuran 12x0,8m
2. Membagi bedengan menjadi tiga, lalu membuat guludan engan ukuran
4x0,8m
3. Melakukan olah tanah menggunakan cangkul dan meratakannya
4. Memberikan pupuk dasar berupa dua ember kompos denggn caraa disebar
lalu dicampur dengan tanah dan pupuk SP-36 sebanyak 8gr/guludan.
Pupuk KCl sebanyak 80gr/guludan serta furadan sebanyak 100gr/guludan
diberikan dengan cara larkan, kemudian menutupnya dengan tanah,lalu
melakukan penyiraman
5. Melakukan pemasangan mulsa.
6. Melubangi mulsa dengn jarak tanam 50x50cm, kemudian menanam 2
benih semangka per lubang tanamnya pada 4 lubang tanam. Sedangkan 4
lubang lainnya ditanami bibi semangka.
7. Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan
menyunkup bibit yang ditanam dengan pelepah pisang saja.
8. Melakukan perawatan tanaman (Penyiraman, penyiangan, pengendalian
OPT).
47

F. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tanaman Semangka (A6)
Tanaman Pengamatan ke-1 Pengamatan ke-2 Pengamatan ke-3
ke- PS JD JBB PS JD JBB PS JD JBB
1 181 23 1 290 68 3 482 74 1
2 9,5 2 0 13,5 3 0 250 97 3
3 174 12 1 210 75 3 18 5 0
4 183 10 0 255 64 3 267 60 2
5 9 2 0 14 3 0 0 0 0
6 8 2 0 13 2 0 58 17 0
7 5 2 0 9 2 0 26 7 0
8 7,5 1 0 14 2 0 26 11 0
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tanaman Semangka (A1-A6)


Kelom Para Tanaman
pok meter 1 2 3 4 5 6 7 8
PS 0 0 0 0 349 326 288,6 315,67
JD 0 0 0 0 54 48 45 43,33
A1
JBB 0 0 0 0 2 1 1 2
BB 0 0 0 0 0 0 0 0
PS 223 276 236 84 0 0 0 0
JD 47 46 22 25 0 0 0 0
A2
JBB 3 3 1 3 0 0 0 0
BB 0 0 0 0,6 0 0 0 0
PS 0 316 0 260 0 213 215 0
JD 0 30 0 20 0 35 27 0
A3
JBB 0 0 0 0 0 1 1 0
BB 0 0 0 0 0 0,127 1,350 0
PS 155 124 144 0 72 57 0 0
JD 53 29 63 14 11 0 0
A4
JBB 5 4 3 0 3 0 0 0
BB 0 0 0 0 0,015 0 0
PS 232 373 227 277 73 0 118 138
JD 42 68 48 70 26 0 31 75
A5
JBB 1 1 1 1 0 0 1 1
BB 0 0 0 1,8 0 0 1,5 2,5
PS 317 119 134 225 13,6 26 5 0
JD 70 55 44 63 7 4 5 0
A6
JBB 2 1 1 1 0 0 0 0
BB 0,12 0,2 0 2,6 0 0 0 0
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019
48

Keterangan :
PS : Panjang Sulur (cm)
JD : Jumlah Daun (Helai)
JBB : Jumlah Bakal Buah
BB : Bobot Basah (Kg)

G. Pembahasan
Semangka atau Citrullus vulgaris adalah tanaman yang termasuk kedalam
komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan). Tanaman
semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang
mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi. Dalam upaya
peningkatan produksi tanaman semangka, perlu dilakukannya pemangkasan
sulur semangka dalam budidaya tanaman semangka. Selain itu, untuk,
penggunaan mulsa juga sangat bermanfaat dalam peningkatan meningkatkan
produksi tanaman semangka.
Cara budidaya tanaman buah semangka yakni dengan melakukan
pengolahan lahan terlebih dahulu membuat bedengan dengan ukuran 4 x 0,8 m.
Melakukan olah tanah menggunakan cangkul dan meratakannya Memberikan
pupuk dasar berupa dua ember kompos denggn cara disebar lalu dicampur
dengan tanah dan pupuk SP-36 sebanyak 8gr/guludan. Pupuk KCl sebanyak
80gr/guludan serta furadan sebanyak 100gr/guludan diberikan dengan cara
larikan, kemudian menutupnya dengan tanah, lalu melakukan penyiraman.
Melakukan pemasangan mulsa, serta melubangi mulsa dengn jarak tanam 50 x
50 cm, kemudian menanam 2 benih semangka per lubang tanamnya pada 4
lubang tanam. Sedangkan 4 lubang lainnya ditanami bibit semangka.
Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan menyunkup
bibit yang ditanam dengan pelepah pisang saja.
Berdasarkan parameter panjang sulur pada tanaman semangka dengan
perlakuan menyisahkan 2 cabang utama memperoleh panjang sulur dengan
rerata 129,25 cm. Sedangkan pada tanaman semangka dengan perlakuan
menyisahkan 3 cabang utama memperoleh panjang sulur dengan rerata 117,9
cm. Hal ini dikarenakan panjang sulur pada perlakuan pemangkasan dengan
menyisakan 2 cabang utama memiliki cabang yang lebih sedikit sehingga
49

nutrisi dan air yang didapatkan dapat difokuskan untuk pemanjangnan sulur.
Selain itu dalam penggunaan pupuk NPK dapat membantu tanaman dalam
pertumbuhan vegetatif.
Berdasarkan parameter jumlah daun pada tanaman semangka dengan
perlakuan menyisahkan 2 cabang utama memperoleh data jumlah daun
sebanyak 18 helai. Sedangkan pada tanaman dengan perlakuan menyisahkan 3
cabang utama memperoleh data jumlah daun sebanyak 32 helai. Hal ini tidak
sesuai dengan teori dikarenakan pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang
utama memiliki sulur yang sedikit dapat mempengaruhi jumlah daun yang
dihasilkan. Karena pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang utama
mendapatkan cahaya yang lebih banyak. Sehingga tanaman dapat maksimal
dalam melakukan poses fotosintesis yang nantinya akan menghsilkan cadangan
makanan. Dimana cadangan makanan tersebut akan digunakan untuk
pembentukan daun.
Selanjutnya pada parameter jumlah bakal buah pada perlakuan dengan
menyisahkan 2 cabang utama mempunyai bakal buah sebanyak 0,75 buah.
Sedangkan pada perlakuan yang menyisahkan 3 cabang utama memiliki bakal
buah sebanyak 1,08 buah. Hal ini sesuai dengan terori karena pada perlakuan
yang menyisahkan 2 cabang utama. Hal ini dikarenakan semakin sedikit
jumlah bakal buah maka penggunaan unsur hara dan air dapat difokuskan
untuk pembentukkan buah. Jika jumlah bakal buah banyak maka kebutuhan
unsur hara dan air akan terbagi-bagi sehingga dapat membuat pertumbuhan
buah tidak optimal.
Berdasarkan data pada parameter pengamatan bobot buah dapat diketahui
bahwa yang menghasilkan jumlah buah yang banyak serta bobot buah yang
paling unggul terdapat pada perlakuan dengan menyisahkan 3 cabang primer
yaitu seberat 0,36 kg dari pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer
menghasilkan bobot 0,08 kg. Hal ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan
pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer seharusnya lebih baik.
Hal ini dikarenakan jumlah cabang yang menghasilkan buah tidak diatur dan
tidak diimbangi dengan sistem perawatan tanaman seperti sulur yang tidak
50

terarah dengan baik dan menumpuk seghingga menyebabkan terjadi persaingan


antara sulur dalam merbutkan cahaya matahari yang digunakan untuk
fotosisntesis. Hal tersebut membuat pertumbuhan tanaman semangka tidak
optimal pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer yang akan
menyebabkan buah yang dihasilkan memiliki ukuran tidak seragam.
Seharusnya pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer dapat
menghasilkan hasil yang unggul karena dengan berkurangnya jumlah sulur
maka unsur hara dapat digunkan untuk pembentukkan buah yang diharapkan
akan menghasilkan buah semangka berkualitas dan seragam ukurannya
Pada hasil prakikum dapat diketahui tanaman yang mati kebanyakan pada
tanaman yang menggunakan benih. Hal ini dikarenakan, kemampuan adaptasi
benih yang langsung ditanam di lahan rendah. Sehingga benih yang digunakan
membutuhkan perlakuan persemaian agar benih dapat beradaptasi dengan baik
dalam penyesuaian suhu lingkungan, cahaya matahari, dan kelembaban udara.
Selain itu, pada benih meniliki tingkat aklimatisasi yang rendah. Aklimatisasi
merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu
organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Hal ini
didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi,
perilaku, dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk
menyesuaikannya dengan lingkungan.

H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa cara dalam budidaya
tanaman buah semangka yakni dengan melakukan pengolahan lahan terlebih
dahulu membuat bedengan ukuran 4 x 0,8 m. Memberikan pupuk dasar berupa
dua ember kompos denggn cara disebar lalu dicampur dengan tanah dan pupuk
SP-36 sebanyak 8gr/guludan. Pupuk KCl sebanyak 80gr/guludan serta furadan
sebanyak 100gr/guludan diberikan dengan cara larikan, kemudian menutupnya
dengan tanah, lalu melakukan penyiraman. Melakukan pemasangan mulsa,
serta melubangi mulsa, kemudian menanam 2 benih semangka per lubang
tanamnya pada 4 lubang tanam. Sedangkan 4 lubang lainnya ditanami bibi
51

semangka. Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan
menyunkup bibit yang ditanam dengan pelepah pisang.
52

DAFTAR PUSTAKA

Endang. 2015. Budidaya pertanian semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta.


Penebar Swadaya.

Fahmi. Z. 2012. Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin terhadap


Perkecambahan Benih Tanaman Semangka. Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya.

Junaidi, I., Sartono. J. S., Endang. S. S. 2013. Pengaruh Macam Mulsa dan
Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka
(Citrullus vulgaris schard). Jurnal Inovasi Penelitian. UNISRI. Surakarta.

Setyorini, D., D. Indradewa, dan Sulistyaningsih. 2009. Kualitas Buah Semangka


pada Pertanaman dengan Mulsa Plastik Berbeda. Universitas Gadjah
Mada. Jurnal Hortikultura. 19 (4) : 407-412. Yogyakarta.

Sevtia, dkk. 2016. Teknologi Produksi Tanaman Komoditas Semangka (Citrullus


vulgaris ). Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Sobir dan Firmansyah. 2010. Budidaya Semangka Panen 60 Hari. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Sunarlim, dkk. 2012. Pelukaan Benih Dan Perendaman Dengan Atonik Pada
Perkecambahan Benih Dan Pertumbuhan Tanaman Semangka Non Biji
(Citrullus vulgaris Schard L.). Jurnal Agroteknologi. Vol. 2 No. 2. UIN
Sultan Syarif Kasim. Riau

Suri, Leonita Intan. 2012. Analisis Usahatani Semangka (Merah, Kuning dan
Lonjong) di Kanagarian Kataping Kecamatan Batang Anai Kabupaten
Padang Pariaman. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.
Padang

Sutopo, L. 2009. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


Malang. Rajawali. Jakarta. 247 hal.

Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman


Semangka. Bogor. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. 284 hal.

Anda mungkin juga menyukai