B. Tujuan.
Mempelajari dan mempraktekkan cara berbudidaya tanaman semangka.
C. Tinjauan Pustaka.
Semangka atau Citrullus vulgaris adalah tanaman yang termasuk kedalam
komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan). Semangka
adalah salah satu buah yang digemari dan mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat indonesia dikarenakan rasanya
yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak. Semangka merupakan
tanaman herba yang tumbuh merambat (Syukur, 2009). Menurut arkeolog,
tanaman semangka konon berasal dari gurun Kalahari di Afrika selatan, diduga
berkembang disepanjang aliran sungai nil, selanjutnya dibawa ke wilayah timur
tengah dan kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, mulai dari Jepang,
Cina, Taiwan, Thailand, India, Belanda, bahkan ke Amerika (Endang, 2015).
Tanaman semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan
semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi.
Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah karena dapat
mendukung upaya peningkatan pendapatan petani. Daya tarik budidaya
semangka bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Di Indonesia
varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu,
kelompok semangka lokal dan kelompok semangka hibrida impor dari hasil
40
41
menanam bibit semangka pada lubang tanam yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam pemindahan bibit ke lahan harus secara hati-hati agar tidak merusak
perakaran bibit semangka. Kemudian melakukan penyungkupan pada bibit
yang telah ditanam menggunakan cup plastik. Penyungkupan bermanfaat untuk
menghindari tanaman dari air hujan langsung, dapat menurunkan suhu dan
meningkatkan kelembaban udara di sekitar tanaman, mempertahankan
kelenggasan tanah sehingga ketersediaan air lebih maksimal, serta
menghalangi hama serangga tanaman. Dengan begitu, persentase pertumbuhan
bibit yang ditanam dapat meningkat karena penguapan pada tanaman menjadi
rendah, meratanya panas dalam sungkup, dan kelembaban udara tetap tinggi
(Sevtia et al, 2016).
Selanjutnya melakukan perawatan berupa penyiraman, penyiangan,
pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit serta melakukan
pemangkasan tajuk. Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur
pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi
tumbuhnya cabang primer sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang
utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10
hari setelah tanam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang.
Hanya dua cabang yang pertumbuhannya baik tidak dipangkas, hal ini
dilakukan agar tanaman dapat berbuah secara maksimal dan nantinya dapat
menghasilkan buah yang besar dan berkualitas (Sevtia et al, 2016).
Kemudian tahap budidaya tanaman semangka selanjutnya adalah
melakukan pemanenan semangka setelah berumur sekitar 70-100 hari setelah
tanam (Setyorini, 2009). Menurut Sarpian (2013), menentukan saat panen
dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah
diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap
panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi,
dan sulur di belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua.
Warna buah menjadi terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah
sudah hilang. Suara buah dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah.
Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih
44
muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah
masak atau tua (Setyorini, 2009).
Pemupukkan juga perlu dilakukan dalam meningkakan produktivitas
tanaman semangka. Pemupukan pertama dapat dilakukan pada saat pengolahan
lahan dengan memberikan pupuk organik yaitu pupuk kompos sebagai pupuk
dasar. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah serta akan meningkatkan kemampuan tanah
untuk mempertahankan kandungan air tanah. Selain itu, pemberian pupuk
anorganik berupa pupuk KCl yang banyak mengandung unsur K yang banyak
pupuk SP-36 mempunyai kandungan P2O5 yang terbilang tinggi bahkan bisa
mencapai sekitar 36%, berfungsi untuk memicu tumbuhnya akar supaya
semakin baik sehingga tanaman pun bisa semakin kuat, serta daya tahan
tanaman akan semakin meningkat sehingga terbebas dari serangan hama
maupun penyakit (Junaidi, 2013).
Selain dengan cara pembibitan dan pemupukkan untuk meningkatkan
produksi tanaman semangka, penggunaan mulsa juga sangat bermanfaat dalam
peningkatan produksi tanaman. Mulsa dapat di definisikan sebagai material
penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban
tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat
tanaman tumbuh dengan baik (Junaidi, 2013). Mulsa dapat bersifat permanen
seperti serpihan kayu, atau sementara seperti mulsa plastik. Dalam budidaya
semangka, penggunaan mulsa (penutup permukaan plot/guludan) juga sangat
diperlukan karena memberikan keuntungan, antara lain mengurangi laju
evaporasi dari permukaan lahan sehingga menghemat penggunaan air,
memperkecil fluktuasi suhu tanah, serta mengurangi tenaga dan biaya untuk
pengendalian gulma (Sutopo, 2009). Kekurangan penggunaan mulsa yakni,
menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikroorganisme
musuh tanaman, misalnya patogen penyebab damping-off dan busuk akar,
membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa (plastik) dan
pemasangannya di lapangan, jika musim kemarau, mulsa kering sangat riskan
terhadap bahaya kebakaran.
45
Menurut Setyorini (2009) mulsa sintetis yang baik adalah mulsa plastik
hitam perak. Mulsa ini terdiri dari dua lapisan, yaitu perak dibagian atas dan
hitam dibagian bawah. Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan
(refleksi) radiasi matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki
efek ganda. Efek pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah
sehingga kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua
ialah memperperbesar radiasi matahari yang dapat diterima oleh daun-daun
tanaman sehingga kemungkinan proses fotosintesis dapat ditingkatkan dan
mengurangi serangan hama (seperti Thrips dan Aphis) dan penyakit (Junaidi,
2013). Permukaan hitam dimaksudkan untuk lebih membatasi radiasi matahari
yang menembus sampai ke permukaan tanah sehingga keadaan permukaan
tanah menjadi gelap total. Keadaan ini akan menekan perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman pengganggu. Pemasangan mulsa dilakukan tepat setelah
pemupukan kimia selesai. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah
pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap (Junaidi, 2013).
E. Cara Kerja
1. Menyiapkan lahan, kemudian membuat bedengan dengan ukuran 12x0,8m
2. Membagi bedengan menjadi tiga, lalu membuat guludan engan ukuran
4x0,8m
3. Melakukan olah tanah menggunakan cangkul dan meratakannya
4. Memberikan pupuk dasar berupa dua ember kompos denggn caraa disebar
lalu dicampur dengan tanah dan pupuk SP-36 sebanyak 8gr/guludan.
Pupuk KCl sebanyak 80gr/guludan serta furadan sebanyak 100gr/guludan
diberikan dengan cara larkan, kemudian menutupnya dengan tanah,lalu
melakukan penyiraman
5. Melakukan pemasangan mulsa.
6. Melubangi mulsa dengn jarak tanam 50x50cm, kemudian menanam 2
benih semangka per lubang tanamnya pada 4 lubang tanam. Sedangkan 4
lubang lainnya ditanami bibi semangka.
7. Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan
menyunkup bibit yang ditanam dengan pelepah pisang saja.
8. Melakukan perawatan tanaman (Penyiraman, penyiangan, pengendalian
OPT).
47
F. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tanaman Semangka (A6)
Tanaman Pengamatan ke-1 Pengamatan ke-2 Pengamatan ke-3
ke- PS JD JBB PS JD JBB PS JD JBB
1 181 23 1 290 68 3 482 74 1
2 9,5 2 0 13,5 3 0 250 97 3
3 174 12 1 210 75 3 18 5 0
4 183 10 0 255 64 3 267 60 2
5 9 2 0 14 3 0 0 0 0
6 8 2 0 13 2 0 58 17 0
7 5 2 0 9 2 0 26 7 0
8 7,5 1 0 14 2 0 26 11 0
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019
Keterangan :
PS : Panjang Sulur (cm)
JD : Jumlah Daun (Helai)
JBB : Jumlah Bakal Buah
BB : Bobot Basah (Kg)
G. Pembahasan
Semangka atau Citrullus vulgaris adalah tanaman yang termasuk kedalam
komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan). Tanaman
semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim yang
mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi. Dalam upaya
peningkatan produksi tanaman semangka, perlu dilakukannya pemangkasan
sulur semangka dalam budidaya tanaman semangka. Selain itu, untuk,
penggunaan mulsa juga sangat bermanfaat dalam peningkatan meningkatkan
produksi tanaman semangka.
Cara budidaya tanaman buah semangka yakni dengan melakukan
pengolahan lahan terlebih dahulu membuat bedengan dengan ukuran 4 x 0,8 m.
Melakukan olah tanah menggunakan cangkul dan meratakannya Memberikan
pupuk dasar berupa dua ember kompos denggn cara disebar lalu dicampur
dengan tanah dan pupuk SP-36 sebanyak 8gr/guludan. Pupuk KCl sebanyak
80gr/guludan serta furadan sebanyak 100gr/guludan diberikan dengan cara
larikan, kemudian menutupnya dengan tanah, lalu melakukan penyiraman.
Melakukan pemasangan mulsa, serta melubangi mulsa dengn jarak tanam 50 x
50 cm, kemudian menanam 2 benih semangka per lubang tanamnya pada 4
lubang tanam. Sedangkan 4 lubang lainnya ditanami bibit semangka.
Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan menyunkup
bibit yang ditanam dengan pelepah pisang saja.
Berdasarkan parameter panjang sulur pada tanaman semangka dengan
perlakuan menyisahkan 2 cabang utama memperoleh panjang sulur dengan
rerata 129,25 cm. Sedangkan pada tanaman semangka dengan perlakuan
menyisahkan 3 cabang utama memperoleh panjang sulur dengan rerata 117,9
cm. Hal ini dikarenakan panjang sulur pada perlakuan pemangkasan dengan
menyisakan 2 cabang utama memiliki cabang yang lebih sedikit sehingga
49
nutrisi dan air yang didapatkan dapat difokuskan untuk pemanjangnan sulur.
Selain itu dalam penggunaan pupuk NPK dapat membantu tanaman dalam
pertumbuhan vegetatif.
Berdasarkan parameter jumlah daun pada tanaman semangka dengan
perlakuan menyisahkan 2 cabang utama memperoleh data jumlah daun
sebanyak 18 helai. Sedangkan pada tanaman dengan perlakuan menyisahkan 3
cabang utama memperoleh data jumlah daun sebanyak 32 helai. Hal ini tidak
sesuai dengan teori dikarenakan pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang
utama memiliki sulur yang sedikit dapat mempengaruhi jumlah daun yang
dihasilkan. Karena pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang utama
mendapatkan cahaya yang lebih banyak. Sehingga tanaman dapat maksimal
dalam melakukan poses fotosintesis yang nantinya akan menghsilkan cadangan
makanan. Dimana cadangan makanan tersebut akan digunakan untuk
pembentukan daun.
Selanjutnya pada parameter jumlah bakal buah pada perlakuan dengan
menyisahkan 2 cabang utama mempunyai bakal buah sebanyak 0,75 buah.
Sedangkan pada perlakuan yang menyisahkan 3 cabang utama memiliki bakal
buah sebanyak 1,08 buah. Hal ini sesuai dengan terori karena pada perlakuan
yang menyisahkan 2 cabang utama. Hal ini dikarenakan semakin sedikit
jumlah bakal buah maka penggunaan unsur hara dan air dapat difokuskan
untuk pembentukkan buah. Jika jumlah bakal buah banyak maka kebutuhan
unsur hara dan air akan terbagi-bagi sehingga dapat membuat pertumbuhan
buah tidak optimal.
Berdasarkan data pada parameter pengamatan bobot buah dapat diketahui
bahwa yang menghasilkan jumlah buah yang banyak serta bobot buah yang
paling unggul terdapat pada perlakuan dengan menyisahkan 3 cabang primer
yaitu seberat 0,36 kg dari pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer
menghasilkan bobot 0,08 kg. Hal ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan
pada perlakuan dengan menyisahkan 2 cabang primer seharusnya lebih baik.
Hal ini dikarenakan jumlah cabang yang menghasilkan buah tidak diatur dan
tidak diimbangi dengan sistem perawatan tanaman seperti sulur yang tidak
50
H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa cara dalam budidaya
tanaman buah semangka yakni dengan melakukan pengolahan lahan terlebih
dahulu membuat bedengan ukuran 4 x 0,8 m. Memberikan pupuk dasar berupa
dua ember kompos denggn cara disebar lalu dicampur dengan tanah dan pupuk
SP-36 sebanyak 8gr/guludan. Pupuk KCl sebanyak 80gr/guludan serta furadan
sebanyak 100gr/guludan diberikan dengan cara larikan, kemudian menutupnya
dengan tanah, lalu melakukan penyiraman. Melakukan pemasangan mulsa,
serta melubangi mulsa, kemudian menanam 2 benih semangka per lubang
tanamnya pada 4 lubang tanam. Sedangkan 4 lubang lainnya ditanami bibi
51
semangka. Menyungkup benih dengan cup plastik dan pelepah pisang, dan
menyunkup bibit yang ditanam dengan pelepah pisang.
52
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, I., Sartono. J. S., Endang. S. S. 2013. Pengaruh Macam Mulsa dan
Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka
(Citrullus vulgaris schard). Jurnal Inovasi Penelitian. UNISRI. Surakarta.
Sunarlim, dkk. 2012. Pelukaan Benih Dan Perendaman Dengan Atonik Pada
Perkecambahan Benih Dan Pertumbuhan Tanaman Semangka Non Biji
(Citrullus vulgaris Schard L.). Jurnal Agroteknologi. Vol. 2 No. 2. UIN
Sultan Syarif Kasim. Riau
Suri, Leonita Intan. 2012. Analisis Usahatani Semangka (Merah, Kuning dan
Lonjong) di Kanagarian Kataping Kecamatan Batang Anai Kabupaten
Padang Pariaman. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.
Padang