Slide CIV 205 Pertemuan 1 PDF
Slide CIV 205 Pertemuan 1 PDF
(CIV -205)
OUTLINE
Rock Mechanic
GEOTEKNIK
Soil Mechanic
TANAH VS BATUAN
Asumsi :
total volume Vt, dengan volume
massa padat Vs dan volume rongga Vv
yang dapat terdiri dari volume terisi
air Vw dan volume terisi udara Va
HUBUNGAN VOLUME – BERAT
3 FASE
HUBUNGAN VOLUME – BERAT
volume total tanah dapat dinyatakan :
Dimana :
V Vs Vv Vs Vw Va Vs = volume butiran padat
Vv = volume pori (void)
Vw = volume air dalam pori
Va = volume udara dalam pori
Udara dianggap tidak memiliki berat maka berat total dari contoh tanah dapat
dinyatakan sebagai :
Dimana :
W Ws Ww Ws = berat butiran padat
Ww = berat air
Hubungan perbandingan volumetrik yang umum dipakai
dalam menentukan fase tanah ini adalah :
angka pori (e) : perbandingan antara volume pori dan volume butiran
Vv
padat. Umumnya dinyatakan dalam desimal dibandingan persen. Besaran e
nilai angka pori dari 0 sampai tidak terhingga. Vs
porositas (n) : perbandingan antara volume pori dan volume tanah total, Vv
umumnya dinyatakan dalam persen. Besaran nilai porositas antara 0 sampai n 100%
Vt
100 %
kadar air (w) : perbandingan antara berat air dan berat butiran padat dari Ww
w 100%
volume tanah yang diselidiki Ws
Hubungan perbandingan volumetrik yang umum dipakai
dalam menentukan fase tanah ini adalah :
W m
Berat volume : berat tanah per satuan volume, berat g .g
dipengaruhi gravitasi (W = mg) V V
s Ws
Gs
w Vs w
Hubungan antara berat volume, angka pori, kadar air dan
berat spesifik
Ws = Gs w
Ww = w.Ws = w.Gs w
TANAH DALAM KONDISI JENUH
𝑊 +𝑊 1−𝑛 𝐺 𝛾 +𝑛𝛾
Pada tanah jenuh air 𝛾𝑠𝑎𝑡 = 𝑠 𝑤 = 𝑠 𝑤 𝑤
= 1 − 𝑛 𝐺𝑠 𝛾𝑤 + 𝑛𝛾𝑤
𝑉 1
Kadar air dari tanah jenuh air dinyatakan sebagai :
𝑊 𝑛𝛾𝑤 𝑛
𝑤= 𝑤= =
𝑊𝑆 1−𝑛 𝛾𝑤 𝐺𝑠 1−𝑛 𝐺𝑠
𝑊 18.111
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 𝛾 = = = 1938.041 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 0.009345
𝑊𝑠 15.667
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝛾𝑑 = = = 1676.511 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 0.009345
𝑉𝑣 𝑉𝑣 = 𝑉 − 𝑉𝑠 = 0.009345 − 0.00578
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑜𝑟𝑖 = 𝑒 = ,
𝑉𝑠 w
= 1000 kg/m3
= 0.003565 𝑚3
0.003565
𝑊𝑠 15.667 𝑒= = 0.6167 ≈ 0.62
𝑉𝑠 = = = 0.00578 𝑚3 0.00578
𝐺𝑠 𝛾𝑤 2.71 × 1000
𝑉𝑣 = 𝑉 − 𝑉𝑠 = 0.009345 − 0.00578 = 0.003565 𝑚3
0.003565
𝑒= = 0.6167 ≈ 0.62
0.00578
𝑒 0.62
𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑛 = = = 0.38 𝑥 100% = 38%
1 + 𝑒 1 + 0.62
𝑉𝑤
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑆 =
𝑉𝑣
𝑊𝑤 2.444
𝑉𝑤 = = = 0.002444 𝑚3
𝛾𝑤 1000
𝑉𝑤 0.002444
𝑆= = = 68.5 %
𝑉𝑤 0.003565
CONTOH SOAL 2 :
Suatu sampel tanah basah pada piringan adalah 462 gr. Setelah dikeringkan dalam
oven pada suhu 110⁰C dan kemudian ditimbang berat sampel dan piringan adalah
364 gr. Berat piringan kosong itu sendiri adalah 39 gr. Tentukan kadar air sampel
tanah tersebut.
Pembahasan :
Berat total (basah) sampel + piringan = 462 gr
Berat sampel kering + piringan = 364 gr
Berat air = 462 – 364 = 98 gr
Berat piringan = 39 gr
Berat tanah kering = 364 – 39 = 325 gr
98
kadar air = × 100 % = 30.2 %
325
ANALISIS UKURAN BUTIRAN
Uji Saringan (Untuk tanah berbutir kasar)
• Diameter dalam kurva distribusi ukuran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih
halus(lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif atau D10. Nilai D10 yang
besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki karakteristik drainase yang
baik
Koefisien keseragaman (Cu) menunjukkan kemiringan kurva dan
D60
menunjukkan sifat keseragaman tanah. Cu makin kecil maka Cu
kurva makin tajam dan butiran tanah makin seragam. D10
Gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil dan Cu > 6 untuk pasir
Persen masa tanah yang lolos saringan atau persen butir lebih kecil dari ukuran diameter tertentu
(misalnya 4,75 mm), dihitung :
F(#4) (%)
M M (#4 ) 729 0
100% 100% 100%
M 729
Dan persentase massa tanah yang lolos saringan no.10 :
F(#10) (%)
M M (#10)
100%
729 40
100% 94,5%
M 729
Dari kurva tersebut diketahui ukuran diameter butir D10 = 0,15 mm, D30 = 0,18 mm, dan D60 = 0,27 mm
ANALISIS HIDROMETER
Untuk menentukan gradasi butir-butir halus (<
0.075 mm) dan menentukan distribusinya
digunakan analiss hidrometer. Analisis
hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi
(pengendapan) butir-butir tanah dalam air
Analisis ini didasarkan pada hukum Stokes yang
menyatakana bahwa butiran partikel
mengendap dengan kecepatan konstan, yaitu :
v
s w D 2 18v 18v L
D
18 s w s w T
s Gs . w 18 L L
D K
Gs 1 w T T
KONSISTENSI DAN PLASTISITAS
• ilmuwan Swedia bernama Atterberg telah menggembangkan suatu metode untuk
menjelaskan “sifat konsistensi tanah” berbutir halus pada kadar air yang bervariasi
APA ITU KONSISTENSI ???
merupakan sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat
memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi
(tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan
berbagai kadar air yang diberikan.
tan
N
LL wN metode satu titik (one point method)
25
Dimana :
N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan 0.5 in.
wN = kadar air untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah yang
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β = 0.121 (tidak semua tanah memiliki nilai tan β = 0.121)
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter silinder 3,2 mm
mulai retak2 ketika digulung
Dimana :
mi = massa tanah basah dalam mangkok(gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
w(%)
V V
i f w
100
Vi = volume tanah basah saat permulaan
pengujian/ volume mangkok (cm3)
m2 Vf = volume tanah kering
ρw = kerapatan air ( g/cm3)
m1 m2 Vi V f w
SL 100 100
m2 m2
Contoh soal
Tentukan batas cair (LL) , indeks plastisitas (IP) dan indeks cair (LI) tanah
tersebut. Diketahui tanah memiliki PL =20% , kadar air lapangan = wN= 38 %