PR-01 (Nama) (NPM) S1Reguler
PR-01 (Nama) (NPM) S1Reguler
1. Pendahuluan
Pengelasan adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Menurut Deutche Industrie Normen
(DIN), yaitu las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelasan
merupakan proses proses penggabungan logam atau non-logam yang terjadi karena adanya heat
treatment sehingga mencapai titik leburnya.
Secara garis besar, klasifikasi pengelasan terbagi menjadi dua golongan, yaitu berdasarkan proses dan
berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi berdasarkan proses terbagi menjadi kelompok las cair,
las tekan dan las patri. Sedangkan klasifikasi berdasrkan energi yang digunakan terbagi menjadi
kelompok-kelompok las listrik, las kimia, las mekanik, dan lain-lain.
Pengelasan menjadi pilihan metode penyambungan karena memiliki beberapa alasan, yaitu :
2.2.2.Industri Otomotif
Pada industry otomotif, dalam perakitan badan (body) mobil menggunakan teknik las
resistansi listrik. Dalam pembuatannya badan mobil, dibutuhkan setidaknya 2000 sampai
5000 las titik. Namun teknik las resistansi listrik adalah lasan berupa titik dan tidak kontinu
sehingga efisiensi sambungan las rendah dan menurunkan mechanical properties dari
badan mobil itu sendiri. Disamping itu las resistansi listrik merupakan proses pengelasan
dengan suhu yang sangat tinggi dengan diikuti penurunan suhu ke suhu ambient pada waktu
yang sangat singkat sehingga menghasilkan mikrostruktur yang getas. Untuk mengatasi hal
ini, telah ditemukan inovasi oleh Kawasaki Heavy Company yaitu dengan metode friction
stir spot welding (FSSW) merupakan gabungan las RSW dan las FSW. Kemudian pada
perakitan chassis digunakan teknik las GTAW karena memiliki keunggulan mudah untuk
dioperasikan pada berbagai tipe sambungan, biaya yang teribilang rendah, dan dapat
dimodifikasikan dari semimanual ke robotic. Pengembangan inovasi untuk perakitan chassis
antara lain menerapkan las hybrid guna untuk mengurangi distorsi yang akan terjadi.
2.2.3.Industri Perpipaan
Pada industry ini, perpipaan merupakan peranan yang penting dalam transportasi dari
sumur (well) sampai tempat pengolahan karena harga yang sangat ekonomis dibanding alat
transportasi yang lain. Karena biasanya jarak tempuh pemindahan yang jauh, maka
dibutuhkan penyambungan pipa-pipa dengan pengelasan baik seamless pipe maupun
welded pipe. Selain jarak yang jauh, biasanya industry ini berada di tempat terbuka dan
terpencil sehingga sangat tidak memungkinkan untuk melakukan instalasi pipa dengan
pengelasan otomatis, maka harus dilakukan pengelasan manual atau semimanual seperti
SMAW atau GMAW.
2.2.4.Industri Perkapalan
Pada industri perkapalan, teknik pengelasan sangat dibutuhkan mengingat hampir 50%
waktu produksi dihabiskan untuk melakukan penyambungan. Teknik-teknik pengelasan
yang digunakan untuk industry ini meliputi las manual, las GMAW, las SAW dan las ESW.
Karena hull kapal harus memiliki resistansi seminimal mungkin, untuk mengurangi drag
force, makan konstruksinya harus presisi dengan toleransi yang sangat tinggi, biaya
perakitan rendah dan produktivitas tinggi. Untuk mencapai poin-poin tersebut, upaya yang
dapat dilakukan antara lain:
a. Pemakaian teknik las laser sebagai pemotong sekaligus pengelasan untuk kapal yang
memiliki kapal yang kompleks sehingga dapat mengurangi waktu kerja dan
menghasilkan struktur lasan yang memiliki presisi tinggi.
b. Pemakaian teknik las SMAW untuk meningkatkan kecepatan pengelasan sehingga
efisiensi sumber daya meningkat, distorsi dapat diminimalkan, kebutuhan logam pengisi
dapat dikurangi dan kualitas pengelasan meningkat.
c. Melakukan otomasi proses pengelasan dan teknik pengendalian distorsi.
Perkembangan trend di industry perkapalan ditandai dengan menggunakan pelat baja tipis
guna menurunkan bobot kapal demi meningkatkan kecepatan kapal saat berlayar. Akan
tetapi semakin menipis pelat baja yang digunakan maka semakin meningkat distorsi
pengelasan terjadi yang mengakibatkan kapal menjadi tidak presisi. Untuk mengatasi hal
tersebut antara lain menggunakan las tandem GMAW atau lebih dikenal las T-GMAW, las
hybrid laser-GMAW dan metode low stress no distortion (LSND).
3. Referensi
3.1. Literatur
1. Teknologi Pengelasan Logam, Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura
2. Welding Metallurgy, Sindo Kou
3. Inovasi Teknologi Pengelasan untuk Menunjang Industri Manufaktur di Indonesia,
Mochammad Noer Ilman
4. TLL Introduction Welding - 01
3.2. Gambar
1. Welding Metallurgy, Sindo Kou
2. Teknologi Pengelasan Logam, Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura