Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm.

25-37

METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR IPS DI SEKOLAH DASAR

Sri Susanti
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: susanti94@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPS materi kedudukan dan peran anggota keluarga yang masih dibawah
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Rendahnya hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh kurangnya minat peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik ini menggunakan
alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan metode Mind Mapping. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis
dan Taggart. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran IPS khusunya pada materi kedudukan dan peran anggota
keluarga. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 April 2016 dan 12 Mei 2016.
Kesimpulan dari hal ini dapat terlihat dari data nilai rata-rata evaluasi dan perubahan
sikap peserta didik pada setiap siklus yang mengalami peningkatan. Kurikulum yang
digunakan dalam penelitian ini adalah KTSP 2006 yang disesuiakan dengan iklim
persekolahan, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70,00 untuk mata pelajaran
IPS. Hasil yang diperoleh peserta didik dari materi kedudukan dan peran anggota
keluarga pada siklus I ketuntasannya mencapai 13 orang dengan persentase (61,90%).
Sedangkan pada siklus II ketuntasannya mencapai 20 orang dengan persentase
(95,23%).

Kata kunci: mind mapping, hasil belajar, IPS, sekolah dasar

Abstract:This research is motivated by student learning outcomes which are still


below KKM that study about position and the role of family members in social
studies.The low of student learning outcomes is affected by the lack of interest of
students to be active in the class. The effort to improve this student learning outcomes
uses alternative problem solving by applying mind mapping method. The purpose of
this research is to improve the student learning outcomes in social studies especially
on the material position and the role of family members. The research is conducted on
April 28, 2016 and May 12, 2016. The conclusion of this study can be seen from the
average score of evaluation and change of attitude of students in each cycle is
increased. The curriculum used in this study is KTSP 2006 with KKM 70,00 for social
studies. The results obtain from students from material position and the role of family
members in the first cycle show the completeness reach 13 people with percentage
(61.90%). Whereas on the second cycle shows the completeness reach 20 people with
a percentage is (95.23%).

Keywords: mind mapping, learning outcomes, social studies, elementary school

25
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

Pada hakikatnya belajar mengajar 1. Merasa bosan karena mengerjakan


adalah suatu proses interaksi atau tugas terus menerus.
hubungan timbal balik antara guru dan 2. Banyak peserta didik yang
peserta didik dalam satuan pembelajaran. kebingungan dalam mengerjakan
Guru sebagai salah satu komponen dalam soal yang diberikan guru.
proses pembelajaran merupakan 3. Peserta didik terlihat malas untuk
pemegang peran yang sangat penting. mencatat.
Guru bukan hanya sebagai penyampai 4. Peserta didik terlihat malas untuk
materi saja, tetapi lebih dari itu guru membaca buku catatan mereka.
dapat dikatakan sebagai sentral 5. Peserta didik malu untuk bertanya
pembelajaran. kepada guru.
Pada kenyataannya, kegiatan 6. Peserta didik menyelesaikan tugas
belajar mengajar masih mengalami dengan cara mencontek hasil
berbagai macam kendala. Masalah yang temannya.
timbul adalah kurangnya minat belajar 7. Peserta didik menjawab pertanyaan
peserta didik yang berdampak pada hasil dari guru dengan asal-asalan.
belajarnya. Hal tersebut dapat dibuktikan 8. Peserta didik mengganggu peserta
dengan hasil belajar IPS di sekolah dasar didik lainnya yang sedang belajar.
X pada hari selasa tanggal 1 Maret tahun Dari sekian banyak metode
2016, tepatnya pada jam pelajaran pembelajaran, peneliti memilih metode
pertama masih banyak peserta didik yang penelitian Mind Mapping. Tony Buzan,
mendapatkan nilai kurang dari KKM. dalam (Sugiarto, 2004, hlm. 75)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menerangkan bahwa mind map (peta
yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pikiran) merupakan suatu metode
pelajaran IPS adalah 70,00. Dari 22 orang pembelajaran yang sangat baik digunakan
peserta didik, yang mendapatkan nilai oleh guru untuk meningkatkan daya hafal
diatas KKM terkait materi kedudukan peserta didik dan pemahaman konsep
dan peran anggota keluarga hanya ada peserta didik yang kuat, peserta didik
delapan orang. Apabila dibuat dalam juga dapat meningkatkan daya kreatfitas
bentuk persentase hanya (36,36%) melalui kebebasan berimajinasi. Alasan
peserta didik yang mendapatkan nilai tersebut didukung pula oleh pendapat dari
diatas KKM. (Buzan, 2004, hlm. 68) yang menyatakan
Peneliti menemukan beberapa fakta bahwa Mind Mapping akan membantu
yang dapat dikatakan sebagai penyebab anak agar : 1) mudah mengingat sesuatu,
kurangnya hasil belajar. Faktor guru 2) meningkatkan pemahaman dan
diantaranya adalah : konsentrasi, 3) mengingat dan menghapal
1. Cara mengajar guru yang monoton. lebih cepat. Mind Mapping membantu
2. Langkah-langkah pembelajarannya Peserta didik dan guru dalam proses
tidak sesuai dengan rpp yang telah pembelajaran dikelas dengan meringkas
dibuat. bahan ajar yang begitu banyak menjadi
3. Guru memberikan tugas tanpa sedikit dan menarik untuk dibaca. Metode
menjelaskan terlebih dahulu. ini dapat menyederhanakan hal yang
4. Guru tidak memberikan kesempatan sangat kompleks menjadi sederhana.
kepada peserta didik untuk bertanya. Mind Mapping juga dapat menjadikan
5. Guru tidak memperhatikan dan peserta didik yang pasif menjadi aktif.
mendampingi peserta didik ketika Menurut Hujodo 2002:9 (dalam
mengerjakan tugas. Hendiyani, 2014, hlm.13) mind mapping
Cara mengajar guru yang demikian (peta pikiran) adalah keterkaitan antara
menyebabkan peserta didik menjadi : konsep suatu materi pelajaran yang

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

direpresentasikan dalam jaringan konsep b. Gunakan gambar atau foto untuk ide
yang dimulai dari inti permasalahan sentral anda. Karena sebuah gambar
sampai pada bagian pendukung yang bermakna seribu kata sentral akan
mempunyai hubungan satu dengan lebih menarik, membuat kita tetap
lainnya, sehingga dapat membentuk terfokus, membantu kita
pengetahuan dan mempermudah berkonsentrasi, dan mengaktifkan
pemahaman suatu topik pelajaran. otak kita.
Ada beberapa langkah c. Gunakan warna. Karena bagi otak,
pembelajaran mind mapping yang harus warna sama menariknya dengan
dilakukan. Menurut (Huda, 2015, hlm. gambar. Warna membuat Mind Map
307) menjelaskan bahwa langkah lebih hidup, menambah energi
pembelajaran mind mapping terdiri dari kepada pemikiran kreatif, dan
tujuh langkah, diantaranya adalah : menyenangkan.
a. Mencatat hasil ceramah dan d. Hubungkan cabang-cabang utama ke
menyimak poin-poin atau kata kunci gambar pusat dan hubungkan
dari ceramah tersebut. cabang-cabang tingkat dua dan tiga
b. Menunjukan jaringan-jaringan dan ke tingkat satu dan dua, dan
relasi-relasi di antara berbagai poin/ seterusnya. Karena otak bekerja
gagasan/kata kunci ini terkait dengan menurut assosiasi. Otak senang
materi pelajaran. mengaitkan dua (atau tiga, atau
c. Membrainstorming semua hal yang empat) hal sekaligus. Bila kita
sudah diketahui sebelumnya tentang menghubungkan cabang-cabang, kita
topik tersebut. akan lebih mudah mengerti dan
d. Merencanakan tahap-tahap awal mengingat.
pemetaan gagasan dengan e. Buatlah garis hubung yang
memvisualisasikan semua aspek dari melengkung, bukan garis lurus.
topik yang dibahas. Karena garis lurus akan
e. Menyusun gagasan dan informasi membosankan otak. Cabang-cabang
dengan membuatnya bisa diakses yang melengkung dan organis,
pada satu lembar saja. seperti cabang-cabang pohon, jauh
f. Menstimulasi pemikiran dan solusi lebih menarik bagi mata
kreatif atas permasalahan-permasalah f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap
yang terkait dengan topik bahasan. garis. Karena kata kunci tunggal
g. Mereview pelajaran untuk memberi lebih banyak daya dan
mempersiapkan tes atau ujian. fleksibilitas kepada Mind Map.
Selain langkah-langkah g. Gunakan gambar. Karena seperti
pembelajaran, Buzan (2007, hlm.15) juga gambar sentral , setiap gambar
memaparkan mengenai langkah-langkah bermakna seribu kata. Jadi bila kita
dalam membuat mind mapping. Berikut hanya mempunyai 10 gambar di
ini tujuh langkah dalam membuat mind dalam Mind Map kita, Mind Map
map : kita sudah setara dengan 10.000 kata
a. Mulailah dari bagian tengah kertas catatan.
kosong yang sisi panjangnya Metode mind mapping mempunyai
diletakkan mendatar. Karena kelebihan-kelebihan yang berdampak
memulai dari tengah memberi positif bagi pembelajaran, seperti yang
kebebasan kepada otak untuk dikemukakan menurut Warseno 2011:83
menyebar ke segala arah dan untuk (dalam Agustina, 2013, hlm. 9) Beberapa
mengungkapkan dirinya dengan kelebihan menggunakan Mind Mapping
lebih bebas dan alami. ini yaitu :

37
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

a. Dapat melihat gambaran secara tersebut berjumlah 22 orang yang terdiri


menyeluruh dengan jelas. dari 12 orang peserta didik laki-laki dan
b. Dapat melihat detailnya tanpa 11 orang peserta didik perempuan.
kehilangan benang merah antar Instrumen pengumpulan data yang
topik. digunakan dalam penelitian ini meliputi
c. Terdapat pengelompokan informasi. lembar observasi, dokumentasi dan
d. Menarik perhatian mata dan tidak catatan lapangan.
membosankan. Prosedur analisis data dalam
e. Memudahkan kita berkonsentrasi. penelitian ini menggunakan analisis
f. Proses pembuatannya menyenangkan kualitatif yang digunakan untuk
karena melibatkan gambar, warna, menganalisis data yang menunjukan
dan lain-lain, serta proses interaksi yang terjadi selama
g. Mudah mengingatnya karena ada pembelajaran berlangsung, yaitu respon
penanda visualnya. siswa terhadap penerapan metode Mind
Sedangkan kekurangan dalam Mapping dalam meningkatkan hasil
membuat mind mapping terletak pada belajar peserta didik. Menurut (Sugiyono,
waktu yang dibuthkan relatif lama dan 2012, hlm. 91-99) proses pengolahan data
banyaknya alat tulis yang harus dalam bentuk deskripsi atau kualitatif
digunakan seperti sepidol, pensl warna, berdasarkan tahap berikut ini: Reduksi
dll. Selebihnya Warseno 2011:83 (dalam data (data reduction), Penyajian Data
Agustina, 2013, hlm. 9) juga (data display), dan Verifikasi
mengungkapkan bahwa penggunaan (verification). Sedangkan pengolahan
metode mind mapping tidak terlepas dari data peningkatan hasil belajar peserta
adanya kekurangan. Kekurangan tersebut didik menggunakan data kuantitatif
diantaranya : menurut (Sudjana, 2014, hlm. 107) yaitu :
a. Hanya peserta didik yang aktif yang penskoran terhadap jawaban peserta
terlibat. didik, mencari rata-rata nilai peserta
b. Tidak sepenuhnya murid belajar. didik, menghitung persentase ketuntasan
c. Mind map peserta didik bervariasi belajar peserta didik.
sehingga guru akan kewalahan
memeriksa mind map peserta didik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan pelaksanaan
METODE pembelajaran dengan menerapkan
Metode yang digunakan adalah metode mind mapping yang disertai
PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Desain dengan refleksi, rekomendasi dan
yang digunakan adalah model penelitian pembahasan pada Siklus I.
Kemmis dan Taggart 1998 dalam 1) Pemerolehan Informasi
(Hermawan, 2007, hlm.127) menjelaskan Pada tahap ini, guru menampilkan
bahwa penelitiannya menggunakan gambar silsilah keluarga kemudian
sistem spiral yang mana pada masing- menjelaskan mengenai silsilah keluarga.
masing siklus terdiri dari empat fase. Terdapat tiga orang peserta didik yang
Fase tersebut dimulai dari perencanaan ribut dan bermain-main (PH, MR dan
(planning), pelaksanaan (acting), AV). Hal ini dipengaruhi oleh posisi
pengamatan (observing), tempat duduk mereka yang berada
refleksi(reflekting), dan perencanaan dibelakang. Sedangkan guru hanya fokus
kembali sesuai siklus yang dilaksanakan. pada peserta didik yang berada dibangku
Partisipan dalam penelitian ini bagian depan saja. Sehingga gambar yang
merupakan peserta didik kelas II-B di diperlihatkan oleh guru tidak dapat
SDN X. Peserta didik dalam kelas terlihat jelas oleh peserta didik dan

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

menyebabkan peserta didik menjadi ribut. Pada tahap ini, guru mengarahkan
Ketika guru meminta (PH, MR dan AV) peserta didik untuk membuat tema
maju ke depan kelas untuk menuliskan terlebih dahulu. Tema dituliskan pada
silsilah keluarganya sendiri dipapan tulis, tengah kertas yang diletakan secara
(PH,MR dan AV) tidak dapat horizontal. Kemudian peserta didik
menuliskan. Setelah diklarifikasi, hal ini membuat cabang yang menjalar dari tema
terjadi karena informasi penting yang yang merupakan topik sentral. Topik
disampaikan oleh guru tidak dapat sentral tersebut berisi bagian dari anggota
tertangkap oleh peserta didik. keluarga inti peserta didik sendiri atau
Selain itu, pada tahap mencatat nama anggota keluarganya sendiri untuk
poin-poin penting dari materi kedudukan mengaplikasikan materi silsilah keluarga.
dan peran anggota keluarga, terlihat dua Namun dalam pelaksanaannya peserta
orang peserta didik yang melamun (NH didik menjadi ribut karena kebingungan
dan SMI) dan lima orang peserta didik memilih tema. Pada saat menentukan
tidak mencatat (AB, AV, MR, ST dan tema (YF, AD dan AK) bertanya kepada
RF). Setelah diklarifikasi, hal tersebut guru terkait tema yang mereka pilih.
disebabkan karena peserta didik Akhirnya guru membuat kesepakatan
kebingungan dalam menentukan kata bersama peserta didik bahwa tema yang
kunci dari materi yang disampaikan oleh digunakan adalah “keluargaku”.
guru sehingga mereka harus menunggu Pada tahap membuat jaringan-
temannya selesai mencatat terlebih jaringan dari topik sentral, terlebih dahulu
dahulu baru kemudian mereka juga ikut guru harus mengarahkan peserta didik
mencatat. untuk menentukan tema yang akan
Berangkat dari permasalahan dipilih. Guru juga harus memberikan
tersebut, peserta didik harus dibimbing contoh dipapan tulis untuk memberikan
oleh guru pada tahap pemerolehan gambaran kepada peserta didik. Pada saat
informasi. Guru dapat membantu peserta memberikan contoh, guru dapat
didik untuk memperoleh pemahaman melibatkan peserta didik untuk
dengan cara memberikan lembar materi menuliskan contoh tema dan topik sentral
agar peserta didik dapat membaca materi. mengenai materi kedudukan dan peran
Hal ini didasari oleh penjelasan dalam anggota keluarga dipapan tulis. Implikasi
(Supriatna, dkk, 2007, hlm. 62) yaitu pada tahap ini adalah peserta didik ditutut
dengan memfasilitasi peserta didik untuk untuk memberikan perhatian terhadap
membaca, peserta didik dapat semua rangsangan yang mengarah ke
diberdayakan dalam memperoleh, arah pencapaian tujuan belajar, yaitu
mengolah, dan memproduksi informasi dengan cara memperhatikan ketika guru
yang merupakan aspek penting untuk memberikan contoh membuat jaringan-
membuat keputusan dan memecahkan jaringan topik sentral didepan kelas.
masalah. Berdasarkan pada pernyataan
tersebut, pemberian lembar materi 3) Membrainstorming
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini, guru mengarahkan
Pemberian lembar materi ini dilakukan setiap peserta didik untuk mencari
untuk memudahkan peserta didik dalam berbagai informasi dari sumber lain
memperoleh informasi penting yang kemudian didiskusikan dengan teman
terdapat dalam gambar. Serta sebangkunya. Peserta didik (AK dan TM)
mengefisienkan waktu pembelajaran. berdiskusi mengenai poin-poin penting
yang mereka catat, (AB dan PH)
2) Membuat Jaringan-jaringan berdiskusi mengenai tugas mereka
Topik Sentral dirumah, (YF dan MP) mendiskusikan

37
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

materi yang terdapat pada buku paket kemampuan akademiknya. Guru


yang mereka dapat diperpustakaan, dan dapat mengatur tempat duduk
yang lainnya mendiskusikan materi peserta didik secara heterogen.
kedudukan dan peran anggota keluarga Sehingga peserta didik dapat
yang telah mereka ketahui sebelumnya saling bekerja sama dan saling
dari kehidupan sehari-hari. Informasi melengkapi satu sama lain.
yang mereka peroleh dari hasil diskusi
tersebut akan dituangkan ke dalam mind 4) Memvisualisasi
mapping. Untuk mempermudah peserta didik
Pada saat kegiatan diskusi dalam mengingat materi, peserta didik
berlangsung, terdapat empat orang menggunakan foto anggota keluarga
peserta didik yang bermain-main (MR, mereka pada topik sentral yang telah
MI, ST dan RF) dan dua orang peserta mereka isi dengan nama anggota keluarga
didik yang hanya diam saja (NH dan mereka. Kemudian guru mengarahkan
SMI). Setelah diklarifikasi, ternyata (NH peserta didik untuk menuliskan topik
dan SMI) merupakan peserta didik yang utama yaitu mengenai kedudukan
sama-sama pasif dan duduk dalam satu anggota keluarga. Peserta didik
bangku. Sehingga mereka kebingungan menuliskannya dengan menambahkan
menentukan topik untuk bertukar warna, garis serta gambar yang menarik.
pendapat. Sedangkan (MR, MI, ST dan Pada tahap menuliskan kedudukan
RF) tidak membawa buku sumber anggota keluarga, hampir semua peserta
sehingga mereka beralasan bahwa mereka didik dapat menuliskan kedudukan
tidak membawa buku sumber sehingga anggota keluarga sebagai topik utama.
tidak dapat berdiskusi. Selain itu, guru Namun terdapat peserta didik yang tidak
juga hanya fokus terhadap beberapa mau menuliskan kedudukan anggota
peserta didik saja tidak membimbing keluarga mereka (NH, DP, RF, dan AB).
peserta didik secara keseluruhan. Setelah diklarifikasi, alasan (RF dan NH)
Pada kegiatan bertukar pendapat, tidak mau melanjutkan untuk menulis
guru harus memfasilitasi peserta didik karena mereka tidak membawa foto
dalam melaksanakan diskusi, diantaranya anggota keluarganya dan pensil warna.
dengan cara : Sedangkan (DP dan AB) belum mengerti
a) Guru membimbing peserta didik tentang kedudukan anggota keluarganya
untuk menggali informasi secara sendiri. Sehingga mereka tidak
lebih mendalam. Guru dapat menuliskan kedudukan anggota keluarga
memberikan pertanyaan- pada lembar mind mappingnya.
pertanyan pengarah agar peserta Pada kegiatan memvisualisasi,
didik lebih terbuka sebelum memulai pembelajaran guru
pemikirannya tentang hal-hal menyediakan gambar ayah, ibu dan anak
baru yang belum diketahui oleh sebagai pengganti foto. Guru juga harus
mereka tentang peran anggota memastikan bahwa semua peserta didik
keluarga. Selajan dengan membawa kelengkapan belajarnya.
(Buzan, 2007, hlm. 13) yang Sejalan dengan itu (Buzan, 2007, hlm. 9)
menyatakan bahwa dengan mind yang menyatakan bahwa dengan
map, semakin banyak kita tahu kombinasi warna, gambar, dan cabang
dan belajar, akan semakin melengkung, mind map lebih merangsang
mudah belajar dan mengetahui secara visual daripada metode pencatatan
lebih banyak. tradisisonal yang cenderung linear dan
b) Guru harus mencermati satu warna.
karakteristik peserta didik dalam

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

Pada saat menuliskan topik utama, keluarganya, (RF) bermain-main dengan


guru senantiasa membimbing peserta (ST) sehingga tidak dapat menyelesaikan
didik dalam memahami materi. Guru mind mappingnya karena waktunya sudah
dapat menjelaskan kembali kepada habis, dan (SMI) terlalu lama dalam
peserta didik mengenai kedudukan dalam mewarnai, sehingga tidak sempat untuk
keluarga. Hal tersebut sesuai dengan menuliskan peran masing-masing
salah satu prinsip belajar menurut anggota keluarganya.
Thorndike dalam (Dimyati dan Dengan demikian maka guru perlu
Mudjiyono, 2009, hlm. 46) yang memberikan batasan waktu untuk peserta
mengemukakan bahwa belajar ialah didik dalam menuliskan masing-masing
pembentukan hubungan antara stimulus kata kunci pada topik sentral, topik utama
dan respon, dan pengulangan terhadap dan sub-sub topik. Batasan waktu
pengalaman-pengalaman itu digunakan agar semua peserta didik
memperbesar peluang timbulnya respon membuat mind mapping secara disiplin.
besar. Implikasinya pada pembelajaran Hal tersebut sejalan dengan (Hamalik,
ini, pengulangan dilakukan untuk 2003, hlm. 162) yang mengungkapkan
membantu peserta didik dalam mengingat tentang berhasil atau gagalnya dalam
informasi penting sehingga dapat membangkitkan dan menggunakan
dituliskan dalam mind map. motivasi dalam pengajaran erat
pertaliannya dengan peraturan disiplin
5) Menyusun Gagasan kelas.
Pada tahap ini, guru mengarahkan
peserta didik untuk mengembangkan 6) Mereview
topik utama menjadi sub-sub topik. Pada tahap mereview, peserta didik
Peserta didik mengembangkan yang sudah menyelesaikan mind mapping
kedudukan anggota keluarga menjadi maju ke depan kelas untuk
peran anggota keluarga. Peserta didik mengkomunikasikan mind mappingnya.
membuat cabang lagi yang berisikan Ada tiga orang peserta didik yang maju
mengenai peran-peran ayah, peran-peran yaitu (AK, YF dan MY). Pada saat
ibu dan peran-peran anak dalam keluarga. mengkomunikasikan kebanyakan dari
Peserta didik juga menambahkan peserta didik tidak memperhatikan karena
informasi terkait peran anggota keluarga mereka fokus untuk menyelesaikan mind
yang mereka peroleh dari hasil mappingnya. Selanjutnya guru
branstorming pada langkah ketiga. Semua memberikan kesempatan peserta didik
peserta didik dapat mengerjakan mind untuk membaca kembali mind mapping
map secara mandiri sehingga guru hanya kedudukan dan peran anggota keluarga.
memantau pekerjaan peserta didik. Namun, karena kebanyakan peserta didik
Pada tahap mengembangkan topik belum selesai membuat mind mapping,
utama ke dalam sub-sub topik, ada sehingga mereka tidak sempat untuk
peserta didik yang mengobrol dan tidak membacanya terlebih dahulu. Guru
menuliskan peran anggota keluarga pada kemudian membagikan lembar evaluasi
cabang berikutnya (TM, KY, RF, dan kepada peserta didik agar peserta didik
SMI). Setelah di klarifikasi, mereka yang sudah selasai membuat mind
mengungkapkan bahwa alasannya karena mapping tidak ribut. Peserta didik yang
pensil warna yang digunakan (TM) belum selesai membuat mind mapping
dipinjam oleh temannya sehingga (TM) adalah (AD, SMI, RF, TM dan KY).
tidak dapat menulis, (KY) foto yang Bahkah (AD) menangis karena belum
digunakan terlalu besar sehingga tidak menyelesaikan mind mapping.
muat untuk menuliskan peran anggota

37
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

Pada tahap mengkomunikasikan a) Membimbing peserta didik untuk


mind mapping, kebanyakan peserta didik membaca mind mapping(Supriatna,
tidak mendengarkan penjelasan dari 2007, hlm. 63) menjelaskan bahwa
temannya yang maju ke depan kelas. (PH, melalui proses membaca dan
MI dan AD) malah bermain-main mencatat peserta didik telah
didalam kelas. Hal tersebut karena diberdayakan untuk mengkonstruksi
peserta didik yang maju ke depan kelas pengetahuan, dan mereka telah
masih malu-malu sehingga membacakan berperan sebagai individu yang
dengan suara yang kecil dan tidak otonom dan pengembang
terdengar oleh peserta didik yang duduk pengetahuan. Berdasarkan pernyataan
dibelakang. Selain itu, masih banyak tersebut, implikasi pada tahap ini
peserta didik yang belum menyelesaikan peserta didik harus membaca terlebih
mind mappingnya sehingga mereka lebih dahulu mind mapping agar dapat
memilih fokus dalam mengerjakan mind membangun pengetahuannya terkait
mapping dari pada mendengarkan dengan materi yang dipelajari.
penjelasan dari temannya. b) Memberikan kesempatan peserta
Pada tahap mengerjakan lembar didik untuk bertanya. Hal ini didasari
evaluasi, terlihat tiga orang peserta didik oleh penjelasan dari (Trianto, 2009,
yang saling mencontek (MR, MI dan hlm.115) juga menyatakan bahwa
AV). Hal tersebut terjadi karena pada questioning (bertanya) dalam
tahap pemberian kesempatan untuk pembelajaran dipandang sebagai
membaca kembali mind mapping yang kegiatan guru untuk mendorong,
telah dibuat, ketiga peserta didik tersebut membimbing, dan menilai
tidak membaca. Setelah diklarifikasi, hal kemampuan berfikir peserta didik.
tersebut disebabkan karena mereka ingin c) Pemberian reinforcement dan
segera mengumpulkan dan mengisi punishment.(Sumanto, 1990, hlm.
lembar evaluasi. Selain itu, peserta didik 117) menjelaskan bahwa dengan
tersebut juga belum mengerti materi yang adanya reinforcement tingkah laku
telah dipelajari dan malu untuk atau perbuatan individu semakin
menanyakan kesulitannya dalam menguat, sebaliknya dengan absennya
mengerjakan soal. reinforcement tingkah laku tersebut
Pada tahap mengumpulkan hasil menjadi rendah. Sedangkan,
evaluasi, terdapat peserta didik yang punishment menurut (Purwanto,
belum selesai mengerjakan diantaranya 2009, hlm. 186) merupakan
adalah (AD, SMI, RF, TM dan KY). penderitaan yang ditimbulkan dengan
Bahkan (AD) menangis karena ingin sengaja oleh pendidik (guru) sesudah
segera menyelesaikan mind mappingnya. terjadisuatu pelanggaran, kejahatan,
Setelah diklarifikasi ternyata hal tersebut dan kesalahan. Implikasinya pada
disebabkan karena mereka selalu pembelajaran, dengan diterapkannya
mengobrol dan bermain-main pada saat sistem reinforcement dan punishment
membuat mind mapping. Peserta didik dapat meningkatkan kedisiplinan
yang mengobrol dan bermain-main peserta didik dalam belajar. Peserta
menjadi lamban dalam menulis dan didik yang disiplin akan menciptakan
menyelesaikan mind mappinya. suasana belajar yang menyenangkan.
Berangkat dari permasalahan-
permasalah pada langkah mereview,
maka guru perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta


2) Membuat Jaringan-Jaringan
Didik pada Siklus I Topik Sentral
Pada tahap ini, guru terlebih dahulu
150
menjelaskan langkah-langkah dalam
100 membuat mind mapping. Kemudian guru
NILAI

mengarahkan peserta didik untuk


50 menentukan tema. Tema yang disepakati
oleh peserta didik adalah “peran anggota
0 AbAkAvDpKyLlMpMrMyMiNhTmPtQnRfStSnSmiYfAdPh keluarga”. Kemudian guru membimbing
Nilai Siklus I 6 1 6 8 7 1 1 5 8 9 6 7 9 9 5 6 6 5 9 8 9 peserta didik dalam membuat topik
sentral yang berisi anggota keluarga
Grafik 4.1Rekapitulasi Hasil Belajar masing-masing peserta didik, seperti
Peserta Didik Siklus I ayah, ibu, dan anak-anak. Seluruh peserta
didik dapat menuliskan jaringan-jaringan
Berikut ini merupakan uraian dari topik sentral dengan baik. Hal ini
pelaksanaan pembelajaran dengan disebabkan karena guru mengarahkan
menerapkan metode mind mapping yang peserta didik dalam menentukan tema,
disertai dengan refleksi, rekomendasi dan sehingga tema yang dipilih sesuai dengan
pembahasan pada Siklus II. materi yang dipelajari.
1) Pemerolehan Informasi
Pada tahap ini, guru menampilkan 3) Membrainstorming
materi peran anggota keluarga dan Pada tahap ini, Guru memberikan
perubahan peran anggota keluarga pertanyaan-pertanyaan pengarah kepada
dengan menggunakan proyektor agar peserta didik. Kemudian, peserta didik
dapat terlihat oleh semua peserta didik. diberikan kesempatan untuk saling
Peserta didik diberikan lembar materi bertukar pikiran mengenai materi yang
yang berisikan materi peran dan mereka peroleh dari berbagai sumber.
perubahan peran anggota keluarga. Sebelum mengikuti pembelajaran, guru
Hampir semua peserta didik sudah mengatur tempat duduk peserta
mendengarkan penjelasan dari guru. didik sesuai dengan karakteristiknya
Peserta didik diminta untuk membacakan sehingga peserta didik dapat aktif dalam
materi secara bergiliran (MR, MP, SN, kegiatan sharing bersama partnernya.
ST, dan MY) membacakan dengan suara Pada saat guru berkeliling untuk
yang lantang. Selanjutnya peserta didik membimbing peserta didik, ada satu
dibimbing oleh guru untuk menggaris orang peserta didik (AK) yang bertanya
bawahi poin-poin penting pada lembar kepada guru “mengapa perubahan peran
materi yang mereka miliki. seorang anak harus berkerja?”. Untuk
mengasah pengetahuan peserta didik,
Pada kegiatan ini, hampir seluruh guru melemparkan pertanyaan tersebut
peserta didik dapat memperoleh kepada peserta didik lainnya. (PH) dapat
informasi dan menandai poin-poin menjawab pertanyaan tersebut “karena
penting dengan baik. Hal ini disebabkan anaknya yatim piatu jadi harus nyari uang
karena guru memfasilitasi peserta didik sendiri”. Guru kemudian menjelaskan
dengan memberikan lembar bacaan bagi mengapa perubahan peran dapat terjadi
peserta didik. Sehingga mempermudah pada seorang anak.
peserta didik dalam memperoleh Kegiatan brainstorming dapat
informasi dan menandai poin-poin berjalan dengan lancar, hal ini
penting yang terdapat pada materi peran dipengaruhi oleh pemberian pertanyaan-
dan perubahan peran anggota keluarga. pertanyaan yang dapat mengarahkan

37
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

peserta didik untuk menggali informasi sehingga tidak membuang-buang waktu


secara lebih mendalam. dengan sia-sia.

4) Memvisualisasi 6) Mereview
Pada tahap memvisualisasi, guru Pada tahap mereview, peserta didik
membagikan gambar ayah, ibu, dan anak yang telah selesai membuat mind
pada setiap peserta didik. Peserta didik mapping diminta untuk maju kedepan
menempelkan gambar tersebut pada topik kelas untuk mengkomunikasikan mind
utama sebagai penanda visual dari materi mapping yang telah dibuatnya. Peserta
yang dipelajari. Hal tersebut sejalan didik juga didampingi oleh guru dalam
dengan (Saleh, 2008, hlm. 82) yang membacakan. Peserta didik yang maju
menjelaskan bahwa, peserta didik dapat adalah (MY,YF dan AK), (EM) juga
menggunakan berbagai macam gambar maju ke depan kelas namun tidak selesai
yang mereka suka untuk mengembangkan membacakan karena tidak dapat
imajinasi dan ide-ide yang tidak membaca tulisannya sendiri.
terpikirkan sebelumnya. Peserta didik juga diberikan
Selanjutnya peserta didik kesempatan untuk bertanya mengenai
menuliskan peran anggota keluarga pada materi yang belum mereka pahami.
topik utama. Seluruh peserta didik dapat Namun, pada saat guru memberikan
menuliskan peran anggota keluarga. Hal kesempatan untuk bertanya, peserta didik
ini sesuai dengan salah-satu prinsip awalnya diam. Kemudian guru berkata
belajar yaitu pengulangan yang bertujan akan memberikan bintang (reward) ada
agar peserta didik dapat mengingat peserta didik yang mengacungkan tangan.
informasi. (Saleh, 2008, hlm. 82) juga Guru menunjuk (AB), (AB) bertanya
mengungkapkan bahwa anak-anak didik mengenai perubahan peran ayah. Guru
dengan bebas dapat menuliskan apa saja menghargai pertanyaan yang diberikan
yang mereka anggap penting. oleh (AB) kemudian guru menjelaskan
lebih lanjut mengapa bisa terjadi
5) Menyusun Gagasan demikian.
Peserta didik mengembangkan Selain itu, guru juga memberikan
topik utama menjadi sub-sub topik kesempatan kepada peserta didik untuk
mengenai perubahan peran anggota membaca mind mappingnya terlebih
keluarga. Guru memberikan batasan dahulu. Hampir seluruh peserta didik
waktu kepada peserta didik untuk membaca mind mappingnya. Namun,
menuliskan perubahan peran anggota (EM) terlihat tidak membaca malah
keluarga adalah 10 menit. Namun, masih melamun. Setelah diklarifikasi (EM)
terdapat dua orang peserta didik yang tidak membaca karena tulisannya tidak
lamban dalam menulis dibandingkan terbaca oleh dirinya sendiri.
teman-teman yang lainnya (KY dan RF). Selanjutnya peserta didik mengisi
Setelah diklarifikasi ternyata (KY dan lembar evaluasi yang diberikan oleh guru.
RF) fokus untuk menghias mind mapping Karena pada siklus I (MR, MI dan AV)
tanpa memperhatikan sub topik yang saling mencontek, maka guru
belum mereka tulis. memisahkan (MR) untuk duduk dibangku
Pada kegiatan menyusun gagasan, guru agar tidak saling mencontek.
guru harus membimbing peserta didik Berdasarkan hasil belajar yang
dalam pengalokasian waktu diperoleh oleh peserta didik pada siklus I,
pembelajaran. Peserta didik difokuskan dari 21 orangyang mengerjakan soal
untuk melakukan hal-hal penting evaluasi, yang mencapai nilai KKM
adalah 13 orang. Dan terdapat delapan

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

orang peserta didik yang tidak lulus Pada siklus II dari 21 orang peserta
diantaranya adalah (AB, AV, MR, NH, didik yang mengisi soal evaluasi, ada 20
RF, ST, SN, SMI). Pada saat proses orang yang memperoleh nilai di atas
pembelajaran berlangsung, peserta didik KKM, dan hanya 1 orang yang dibawah
tersebut tidak serius dalam belajar. KKM.Berdasarkan analisis yang
Peserta didik tersebut mengobrol dan dilakukan oleh peneliti, peserta didik
bermain-main pada saat guru tersebut adalah (EM). Penyebabnya
menjelaskan. Peserta didik tersebut juga karena (EM) tidak mengikuti
tidak mementingkan isi materi pada mind pembelajaran pada siklus I, sehingga dia
mappingnya namun lebih fokus pada belum memahami materi sebelumnya.
gambarnya saja. Peserta didik tidak Pada saat guru menjelaskan (EM) terlihat
membuat mind mapping dengan melamun dan tidak memperhatikan. (EM)
sungguh-sungguh karena ingin cepat juga tidak mengikuti anjuran dari guru
menyelesaikan. Bahkan ada peserta didik agar membuat mind mapping secara rapi
yang tidak selesai membuatmind agar tulisannya dapat terbaca dan
mappingnya. dimengerti.Sedangkan 20 peserta didik
Sedangkan peserta didik lainnya lainnya, dapat dikondisikan ketika guru
mengikuti pembelajaran dengan baik. menjelaskan. Peserta didik sudah mulai
Peserta didik tersebut tertib pada saat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
proses pembelajar berlangsung. Ketika peserta didik tersebut membuat mind map
guru menjelaskan peserta didik sesuai dengan langkah-langkahnya.
mendengarkan dan mencatat poin-poin Sehingga memperoleh nilai di atas KKM.
penting dalam catatannya. Dalam Persentase kelulusan pada siklus II
membuat mind mapping juga sangat mencapai (95,23%) atau dapat dikatakan
memperhatiakan isinya. Peserta didik sudah mencapai “hampir seluruhnya” dan
tersebut juga aktif dalam mengikuti penelitian dapat dihentikan. Untuk lebih
proses pembelajaran. Selain itu, peserta jelasnya berikut ini adalah perbandingan
didik pada tahap review peserta didik pesentase hasil belajar pada setiap
membaca kembali mind mapping yang siklusnya.
telah dibuatnya. Sehingga ke-13 peserta
didik tersebut mendapatkan hasil belajar 100%
di atas KKM. 80%
Persentase kelulusan peserta didik 60%
hanya mencapai “lebih dari setengah” 40%
peserta didik. Kelulusan belum mencapai 20%
(90%) atau “hampir seluruhnya” sehingga 0%
Pre Test Siklus I Siklus II
peneliti memutuskan untuk melakukan Ketuntasan
penelitian pada siklus berikutnya. 36,36% 61,90% 95,23%
Belajar
Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Gambar 2. Perbandingan Persentase
Didik pada Siklus II
Hasil Belajar Peserta Didik pada Pre
150 test, Siklus I dan Siklus II
100
NILAI

Berikut ini merupakan tabel


50 perbandingan yang memuat data hasil
0 belajar pada saat pra siklus, siklus I dan
AbAkAvDpEmKyLlMpMM
r yMiNhTmPtRfStSnSmiYfAdPh
Nilai Siklus II 1 1 1 8 6 8 1 1 8 9 1 8 7 1 7 8 1 7 1 8 1
siklus II.

Gambar 1. Rekapitulasi Hasil Belajar


Peserta Didik Siklus II

37
Susanti,, Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS...

Tabel 1. Perbandingan Hasil Belajar membaca, namun pada siklus II guru


Siklus I dan Siklus II sudah memberikan lembar materi sebagai
Pengolahan Pre Siklus Siklus II bahan bacaan. Pada tahap membuat
Data Test I jaringan-jaringan topik sentral di siklus I,
Nilai Rata- 62,5 76,90 89,0 penentuan tema yang belum pasti
rata Kelas mengakibatkan peserta didik kesulitan
Kategori Rendah Cukup
Sangat dalam mengembangkan topik sentral,
Baik namun pada siklus II, peserta didik dapat
KKM 70,00 70,00 70,00
mengembangkan topik sentral karena
Ketuntasan 36,36% 61,90% 95,23%
tema telah ditentukan sebelumnya. Pada
Belajar
Kategori Rendah Cukup Sangat
tahap membrainstorming di siklus I, guru
Tinggi tidak mencermati karakteristik peserta
didik dalam melakukan diskusi dan guru
Pembelajaran yang dilaksanakan belum memeberikan pertanyaan pengarah
oleh peneliti terus menerus mengalami bagi peserta didik, sedangkan pada siklus
peningkatan. Terlebih setelah peneliti II, guru telah membentuk kelompok
menerapkan metode mind mapping dalam diskusi secara heterogen dan
pembelajaran. Ini membuktikan bahwa memberikanpertanyaan pengarah untuk
pembelajaran IPS di kelas II SD X pada menggali informasi secara mendalam.
materi kedudukan dan peran anggota Pada tahap memvisualisasi di siklus I,
keluarga cocok menggunakan metode hanya sebagian peserta didik yang
mind mapping. Dilihat dari peningkatan menempelkan foto anggota keluarga pada
tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak lembar mind map, sedangkan pada siklus
melanjutkan pelaksanaan siklus II, guru menyediakan gambar anggota
selanjutnya. Selain karena peneliti tidak keluarga untuk mempermudah peserta
memiliki waktu lagi untuk melaksanakan didik dalam mengembangkan topik
penelitian, hasil belajar peserta didik pun utama. Pada langkah menyusun gagasan
telah mencapai tujuan yang diharapkan. di sikus I, hanya sebagian peserta didik
Hanya saja dalam pelaksanaan proses yang dapat mengembangkan topik utama
pembelajaran, kesalahan yang terjadi menjadi sub-sub topik karena guru tidak
harus diperhatikan lagi dan bila perlu memberikan batasan waktu dalam
diminimalisir. pelaksanaannya, sedangkan pada siklus II
semua peserta didik dapat
SIMPULAN mengembangkan sub-sub topik meskipun
Berdasarkan penelitian yang ada dua orang peserta didik yang waktu
dilakukan, maka kesimpulan yang dapat pengerjaannya relatif lama dibandingkan
diperoleh yaitu Ditinjau secara yang lainnya. Dan pada langkah
keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran mereview di siklus I, hanya sebagian
IPS materi kedudukan dan peran anggota peserta didik yang membaca kembali
keluarga dengan menggunakan metode mind mappingnya, pada saat
mind mapping lebih baik dibandingkan mengkomunikasikan belum sepenuhnya
dengan pembelajaran konvensional. peserta didik memperhatikan dan terdapat
Meskipun berdasarkan temuan dan peserta didik yang mencontek pada saat
pembahasan masih terdapat beberapa hal mengerjakan soal evaluasi. sedangkan
yang harus direfleksi, diantaranya pada pada siklus II, guru memberikan
saat melaksanakan langkah-langkah kesempatan peserta didik untuk bertanya,
pembelajarannya. Pada tahap peserta didik membaca kembali mind
pemerolehan informasi di siklus I, guru mappingnya, dan pada saat
belum memfasilitasi peserta didik untuk mengkomunikasikan peserta didik

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. I No. I Desember 2016, hlm. 25-37

memperhatikan. Perbaikan-perbaikan Hendiyani, M. (2014). Upaya


langkah-langkah Mind Mapping pada Meningkatkan Pemahaman dan
siklus II membuat pelaksanaan Aktivitas Lisan Siswa pada Materi
pembelajaran berjalan lebih efektif , Perjuangan Melawan Penjajah
sehingga pembelajaran dapat terlaksana Melalui Metode Mind Mapping
dengan baik. Bergambar di Kelas V. (Skripsi).
Kemudianhasil belajar peserta didik PGSD, Universitas Pendidikan
mengalami peningkatan setelah Indonesia, Bandung: Tidak
menerapkan metode Mind Mapping pada Diterbitkan.
proses pembelajarannya. Hal ini dapat Hermawan, R dkk. (2007). Metode
terlihat dari hasil belajar peserta didik Penelitian Sekolah Dasar.
yang mengalami peningkatan dari siklus I Bandung. UPIPress.
sampai siklus II. Pada siklus I peserta Huda, M. (2015). Model-Model
didik yang mendapatkan nilai diatas Pengajaran dan Pembelajaran Isu-
KKM hanya berjumlah 13 orang dari 21 Isu Metodis dan
orang, sedangkan pada siklus II Paradigmatis.Yogyakarta: Pustaka
berjumlah 20 orang dari 21 orang. Pelajar.
Kelulusannya meningkat dari (61,90%) Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil
menjadi (95,23%). Hasil tersebut Belajar. Yogyakarta: Pustaka
membuktikan bahwa pembelajaran Karya.
dengan metode mind mapping cocok Saleh, A. (2008). Kreatif Mengajar
digunakan untuk mata pelajaran IPS dengan Mind Map. Bandung: Tinta
khususnya materi kedudukan dan peran Emas Publishing.
anggota keluarga. Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
DAFTAR RUJUKAN Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Agustina, V. (2013). Penerapan Mind Sugiarto, I. (2004). Mengoptimalkan
Mapping dalam Pelajaran IPA Daya Kerja Otak dengan Berfikir
Pada MateriDaur Air untuk Holistik danKreatif. Jakarta: PT.
Meningkatkan Kemampuan Kreatif Gramedia Pustaka Utama.
Siswa. (Skripsi). PGSD, Sugiyono, (2012). Metodologi Penelitian
Universitas Pendidikan Indonesia, Kualitatif Kuantitatif dan R & D.
Bandung: Tidak Diterbitkan. Alfabetha: Bandung.
Buzan, T. (2004). Mind Map unuk Sumanto, (1990). metodologi penelitian
Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: sosial dan pendidikan. Yogyakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama. Andi Offset.
Buzan, T. (2007). Buku Pintar Mind Supriatna, N., Mulyani, S., & Rokhayati,
Map. Jakarta: PT. Gramedia A. (2007). Pendidikan IPS di SD.
Pustaka Utama. Bandung: UPI PRESS.
Dimyati, D., & Mudjiono, D. (2009). Trianto. (2009). Mendesain Model
Belajar dan Pembelajaran. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Kencana Prenada Media
Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Group.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

37

Anda mungkin juga menyukai