Anda di halaman 1dari 12

RESUME

RAPAT KOORDINASI TEKNIS PENYUSUNAN PELAPORAN


PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI,
KABUPATEN DAN KOTA TAHUN 2019 WILAYAH I

HOTEL ACACIA – JAKARTA PUSAT, 5 s/d 7 FEBRUARI 2020

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah dikemukakan bahwa pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
daerah dilaksanakan oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian dan secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri Dalam
Negeri. Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
menyebutkan bahwa Pemerintah daerah sebagai pelaksana otonomi
sudah seharusnya menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah (LPPD) kepada pemerintah pusat terhadap
penyelenggaraan otonomi daerah. Laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah juga digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah
Pusat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 70 ayat (5) Undang-
undang 23 Tahun 2014.

Penyusunan LPPD dimaksud diatur dalam PP Nomor 13 Tahun


2019 tentang Pelaporan dan Evaluasi, dan sebagai pedoman teknis
penyusunannya akan dituangkan dalam Permendagri yang sampai
dengan saat ini masih dalam proses penetapan, untuk itu
diterbitkanlah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No :
120.04/6976/OTDA tanggal 31 Desember 2019 tentang Pedoman
Penyusunan LPPD Tahun 2019 (kepada Gubernur) dan Surat Edaran
Mendagri No : 120.04/6977/OTDA tanggal 31 Desember 2019 tentang
Pedoman Penyusunan LPPD Tahun 2019 (kepada Bupati/Walikota)
sebagai pedoman teknis penyusunan dan pengisian Indikator Kinerja
Kunci (IKK) pada LPPD, yang memuat informasi dan petunjuk teknis
kepada Pemerintah Daerah terkait dengan kebijakan baru penyusunan
LPPD dan IKK yang disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan. LPPD provinsi disampaikan oleh gubernur kepada Presiden
melalui Menteri dan LPPD kabupaten/kota disampaikan oleh
bupati/walikota kepada Menteri melalui gubernur. Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disampaikan paling lambat 3
(tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Pedoman penyusunan LPPD Tahun 2019 ini berada pada masa


transisi perubahan dari PP No. 3/2007 tentang Penyusunan LPPD ke
PP No. 13/2019 tentang Pelaporan dan Evaluasi, sehingga terdapat
beberapa penambahan dan perubahan substansi dalam LPPD, antara
lain:
a. capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah (dalam bentuk IKK);
b. capaian kinerja pelaksanaan standard pelayanan minimal (SPM);
c. capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan;
d. capaian akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah (LKJIP);
e. capaian kinerja makro (IPM, Angka Kemiskinan, Angka
Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita,
Ketimpangan Pendapatan/Gini Ratio).

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13


Tahun 2019 bahwa Pelaksanaan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dilakukan untuk mengetahui kinerja
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, yang hasil capaian
kinerjanya akan diperingkatkan secara nasional dan dituangkan dalam
status kinerja (Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi),
berdasarkan status kinerja masing-masing daerah tersebut akan
dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan oleh
pemerintah pusat (K/L) terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota.

Sumber utama Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah (EKPPD) adalah Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD). Dalam melakukan EPPD secara Nasional
Presiden membentuk Tim Nasional EPPD dan dibantu oleh Tim Daerah
yang dibentuk oleh Gubernur untuk melaksanakan EPPD
Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan EPPD Tim Nasional dibantu oleh
Tim Teknis EPPD yang beranggotakan kementerian/lembaga terkait.
Untuk membantu kelancaran tugas Tim Nasional EPPD dan Tim Teknis
EPPD maka dibentuk Sekretariat Tim Nasional EPPD yang
berkedudukan di Kementerian Dalam Negeri. Setelah pelaksanaan
EKPPD terhadap LPPD yang disampaikan pemerintah daerah kepada
pemerintah, maka LPPD yang telah dievaluasi wajib disampaikan
kepada masyarakat melalui Ringkasan LPPD sebagaimana
diamanatkan dalam PP Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pelaporan dan
Evaluasi.

II. DASAR PENYELENGGARAAN RAPAT

Radiogram Mendagri Nomor : T.094/526/OTDA tanggal 24 Januari


2019 perihal Koordinasi Teknis Penyusunan Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten Dan Kota.

III. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).
2. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 209 tentang Pelaporan dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6323);

3. Surat Edaran Mendagri No : 120.04/6976/OTDA tanggal 31


Desember 2019 tentang Pedoman Penyusunan LPPD Tahun 2019
(kepada Gubernur);

4. Surat Edaran Mendagri No : 120.04/6977/OTDA tanggal 31


Desember 2019 tentang Pedoman Penyusunan LPPD Tahun 2019
(kepada Bupati/Walikota);

IV. TUJUAN RAPAT


1. Untuk menyatukan pandangan dan pemahaman, serta persepsi
terkait penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2019, agar pemerintah daerah
dapat menyusun LPPD dengan baik dan benar sesuai dengan
Manual Penyusunan LPPD Tahun 2019;

2. Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap perubahan dan


penyempurnaan substansi Penyusunan LPPD yang tertuang dalam
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, antara lain sistematika hingga
petunjuk pengisian indikator kinerja kunci (IKK) yang digunakan
dalam penyusunan LPPD Tahun 2019;

3. Untuk diseminasi dan informasi yang efektif sebagai salah satu


strategi untuk meningkatkan kualitas dalam rangka penyusunan
data dan IKK pada LPPD Tahun 2019.

V. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Tersinerginya pandangan dan pemahaman, serta persepsi terkait


penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2019, agar pemerintah daerah
dapat menyusun LPPD dengan baik dan benar sesuai dengan
Manual Penyusunan LPPD Tahun 2019;

2. Terciptanya pengetahuan terhadap perubahan dan penyempurnaan


substansi Penyusunan LPPD yang tertuang dalam Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri, antara lain sistematika hingga petunjuk
pengisian indikator kinerja kunci (IKK) yang digunakan dalam
penyusunan LPPD Tahun 2019;

3. Terlaksananya diseminasi dan informasi yang efektif sebagai salah


satu strategi untuk meningkatkan kualitas dalam rangka
penyusunan data dan IKK pada LPPD Tahun 2019.

VI. PELAKSANAAN RAKORTEK PENYUSUNAN LPPD 2019

1. Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Penyusunan Pelaporan


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten dan
Kota Wilayah I diselenggarakan pada hari Rabu s.d Jumat pada
Tanggal 5 s.d 7 Februari 2020 bertempat di The Acacia Hotel -
Jakarta Pusat.

2. Peserta yang hadir berjumlah ± 100 peserta, terdiri dari Tim


Penyusun LPPD Provinsi, Kabupaten dan Kota yang tergabung
dalam wilayah binaan Subdit Evaluasi Kinerja Wil. I, berasal dari
Provinsi Aceh, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, D.I
Yogyakarta, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Maluku
Utara.

3. Materi pelaksanaan :
a. Sambutan dan pengarahan oleh Bapak Direktur Jenderal
Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Isu permasalahan
yang dihadapi oleh daerah dalam rangka penyusunan LPPD,
antara lain:
1) Perlu peningkatan komitmen Pimpinan (KDH) terkait dengan
pentingnya penyusunan LPPD untuk dapat menggambarkan
kinerja Pemda yang sesungguhnya;

2) Perlu Pemerintah Daerah untuk konsisten mempertahankan


capaian kinerjanya bagi yang prestasi status kinerjanya Tinggi
dan Sangat Tinggi, sedangkan bagi yang status kinerja sedang
dan rendah perlu melakukan penguatan dan peningkatan
kapasitas;

3) Perlu membangun mindset pendokumentasian data kinerja


yang baik, sehingga capaian kinerja Pemda yang disajikan
dalam LPPD menggambarkan kinerja yang objektif, valid dan
akuntabel;

4) Perlu konsistensi capaian kinerja IKK dalam LPPD dengan


data dan dokumen pendukungnya, agar tidak ditemukan IKK
yang Tidak Diperoleh Informasi (TDI);

5) Perlu dilakukannya Review oleh Inspektorat sebagai APIP yang


independen dalam menilai data dan capaian kinerja secara
independen, sehingga data dalam LPPD lebih berkualitas.

b. Paparan Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas


Daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian
Dalam Negeri, dengan tema Isu Strategis Kebijakan Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD), antara lain:

1) Tujuan Otonomi Daerah;


2) Pelaksanaan Urusan Pemerintahan;
3) Kewajiban Penyamapaian LPPD Provinsi, Kabupaten dan
Kota;
4) Pembinaan, Pengawasan dan Evaluasi sesuai dengan PP 12
Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Dareah;
5) Rencana Skema Penyusunan dan Penyampaian LPPD
dalam Rapermendagri Tentang Petunjuk Teknis Pelaporan
dan Evaluasi LPPD;
6) Pembangunan dan Pengembangan Sistem E-LPPD dan E-
EPPD;
7) Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.

c. Paparan Kepala Sub Direktorat Evaluasi Kinerja Wilayah I, Dit.


Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Ditjen
OTDA, Kementerian Dalam Negeri, dengan topik : Strategi
Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2019, antara lain:

1) Sistematika Penyusunan LPPD Tahun 2019;

2) Esensi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:

- LPPD merupakan Gambaran Umum penyelenggaraan


urusan pemerintahan

- LPPD menggambarkan capaian kinerja pemerintah daerah

- LPPD dievaluasi setiap individu (Pemda) yang hasil capaian


kinerjanya akan diperingkatkan secara nasional.

- Hasil Evaluasi LPPD tersebut akan dituangkan dalam


status kinerja (Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi).

- Berdasarkan Status Kinerja masing-masing daerah


merupakan acuan dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan .

- Pembinaan dan Pengawasan oleh pemerintah pusat


terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah.

- Pembinaan dan pengawasan secara umum dilaksanakan


oleh Menteri Dalam Negeri.
3) Sinergitas antara LPPD dengan e-planning dan e-budgeting,
dan SPM serta LAKIP;

4) Gambaran capaian kinerja secara nasional urusan


pemerintahan bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan
Umum, Perumahan, Sosial, Ketenagakerjaan dan Lingkungan
Hidup;

5) Gambaran pencapaian IKK Per Regional urusan pemerintahan


bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Perumahan,
Sosial, Ketenagakerjaan dan Lingkungan Hidup.

d. Paparan Kasubdit Dukungan Teknis dan Dokumentasi


Direktorat Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah,
Ditjen OTDA, Kementerian Dalam Negeri dengan topik : Isu
Strategis Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
meliputi:

1) Pembelajaran Penyusunan LPPD dan Pelaksanaan EPPD;


2) Latar Belakang Penyusunan PP 13 Tahun 2019 tentang
Pelaporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
3) Ruang Lingkup Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD);
4) Ruang Lingkup Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ);
5) Ruang Lingkup Ringkasan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD);
6) Ruang Lingkup Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
7) Sistem Informasi LPPD elektronik;
8) Gambaran Singkat e-LPPD dan e-EPPD;
9) Rencana Skema Penyusunan dan Penyampaian LPPD;
10) Rencana Timeline Penyusunan LPPD dan Pelaksanaan EPPD.
e. Paparan Kepala Seksi pada Sub Direktorat Evaluasi Kinerja
Wilayah IA dan Kepala Seksi pada Sub Direktorat Dukungan
Teknis dan Dokumentasi, Dit. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Ditjen OTDA, Kementerian Dalam Negeri
dengan tema Pembahasan dan Diskusi Penyusunan LPPD dan
IKK sesuai dengan Perubahan dan Penyesuaian sebagaimana
tercantum dalam Surat Edaran Mendagri No :
120.04/6976/OTDA tanggal 31 Desember 2019 dan No :
120.04/6977/OTDA tanggal 31 Desember 2019 tentang
Pedoman Penyusunan LPPD Tahun 2019, antara lain sebagai
berikut:

1) Penjelasan teknis sistematika dan susbtansi penyusunan


LPPD;

2) Penjelasan teknis pengisian IKK LPPD pada Tataran


pengambil Kebijakan (lampiran I);

3) Penjelasan teknis pengisian IKK LPPD pada tataran pelaksana


kebijakan administrasi umum (lampiran II LPPD);

4) Penjelasan teknis pengisian IKK LPPD pada tataran pelaksana


kebijakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan (lampiran
III).

f. Diskusi dan pembahasan dalam rangka Penyusunan Pelaporan


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan
Kota Tahun 2019;

g. Rekomendasi dalam rangka Penyusunan Pelaporan


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan
Kota Tahun 2019;

h. Penutupan meliputi laporan panitia dan sambutan penutupan.


VII. REKOMENDASI

1. Bahwa LPPD Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2019 harus


menggambarkan capaian kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah (dalam bentuk
IKK), capaian kinerja pelaksanaan standard pelayanan minimal
(SPM), capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan, capaian
akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah (LKJIP), dan capaian
kinerja makro (IPM, Angka Kemiskinan, Angka Pengangguran,
Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita, Ketimpangan
Pendapatan/Gini Ratio).

2. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan


Kabupaten/Kota agar dalam penyusunan LPPD, memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Berkomitmen dalam penyusunan LPPD yang objektif, valid dan
akuntabel;
b. LPPD untuk lebih optimal dalam mencapai kinerja Pemda yang
sebenarnya, sehingga tidak terdapat perbedaan data yang
disajikan dalam LPPD dengan dokumen pendukungnya;
c. Pemerintah Daerah untuk konsisten mempertahankan capaian
kinerjanya bagi yang status kinerjanya Tinggi dan Sangat
Tinggi, sedangkan bagi yang status kinerja sedang dan rendah
perlu melakukan penguatan dan peningkatan kapasitas;
d. Perlu membangun mindset pendokumentasian data kinerja
yang baik, sehingga capaian kinerja Pemda yang disajikan
dalam LPPD menggambarkan kinerja yang objektif, valid dan
akuntabel;
e. Perlu konsistensi capaian kinerja IKK dalam LPPD dengan data
dan dokumen pendukungnya, agar tidak ditemukan IKK yang
Tidak Diperoleh Informasi (TDI);
f. Perlu dilakukannya Review oleh Inspektorat sebagai APIP yang
independen dalam menilai data dan capaian kinerja secara
independen, sehingga data dalam LPPD lebih berkualitas;
g. Perlu Melakukan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelayanan publik;
h. Perlu Tim Penyusunan LPPD untuk meningkatkan sinergitas
agar penyusunan LPPD lebih efektif.

3. Arah kebijakan dalam UU 23/2014 dan PP 13/2019 terkait


Penyusunan LPPD terfokus, antara lain:
a. Simplifikasi Pelaporan dalam rangka Pembangunan Data yang
komprehensif dalam LPPD, selain dari penyajian kinerja
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, juga mencakup
laporan pencapaian SPM, LKJIP dan aspek makro didalamnya;
b. Sinergitas antara e-Planning (perencanaan), e-budgetting
(penganggaran), dan e-LPPD (laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah);
c. Strength yakni data kinerja hasil evaluasi mampu
mempengaruhi kebijakan nasional;
d. Statement politic yakni data kinerja hasil evaluasi dapat
mengambarkan plus minus penyelenggaraan urusan
pemerintahan sesuai kewenangan daerah (konkuren);
e. Supervision yakni data hasil evaluasi kinerja sebagai bahan
kebijakan Pemerintah Pusat (K/L) dalam melakukan pembinaan
umum dan teknis untuk mencapai tujuan otonomi daerah;
f. Mapping capacity yakni bahwa data hasil evaluasi kinerja akan
menghasilkan peta kemampuan penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang akan digunakan sebagai bahan peningkatan
kapasitas daerah.
Demikian yang menjadi resume dan rekomendasi dalam rangka
Koordinasi Teknis Penyusunan Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun 2019.

Jakarta, 7 Februari 2020

Subdit Evaluasi Kinerja Wilayah I


Direktorat Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri

Anda mungkin juga menyukai