Anda di halaman 1dari 3

Mengatasi Stres pada Remaja remaja laki-laki dan 5 orang remaja

dengan Terapi Musik perempuan rentang usia 18-19 tahun.


Pengumpulan data dilakukan sebelum
dan 7 hari sesudah terapi musik
Ika Pramesti Ardhania menggunakan instrument DASS 42

Politeknik Kesehatan Kemenkes yang telah dimodifikasi sesuai dengan

Malang kondisi remaja. Berdasarkan hasil


penelitian, didapatkan perbedaan
Ikapramesty1@gmail.com
tingkat stres sebelum dan sesudah
diberikan terapi musik.

Abstrak : Terapi musik merupakan


Kata kunci : remaja, stres, terapi musik
salah satu alternatif untuk menurunkan
stres pada remaja. Terapi musik
Pendahuluan
membantu dalam mengeluarkan
Monks & Knoers (1999) menyatakan
perasaan, membuat perubahan positif
remaja adalah individu yang berusia 12-
pada suasana hati, membantu
21 tahun yang sedang mengalami masa
memecahkan masalah dan
peralihan dari masa anak-anak ke masa
memperbaiki konflik pada orang-orang
dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun
dengan masalah emosional. Selain itu,
masa remaja awal, 15-18 tahun remaja
musik juga dapat meningkatkan
pertengahan dan 18-21 tahun masa
hormon serotonin dan menumbuhkan
remaja akhir. Hall (dalam Papalia,
hormon yang sama baikknya untuk
1998) mendefinisikan masa ini sebagai
menurunkan kerja hormon penyebab
periode “badai dan tekanan” atau
stres, yaitu ACTH
“storm and stress” masa dimana
(adrenokortikotropik). Penelitian ini
ketegangan emosi meningkat akibat
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perubahan fisik dan kelenjar. Remaja
terapi musik dalam menurunkan tingkat
mengalami perubahan yang cepat
stres pada remaja. Desain penelitian
secara fisik, kognitif dan emosional.
yang digunakan adalah pre
Perubahan tersebut sebagai stresor
eksperimental rancangan one group pre
individu dalam awal kehidupan.
and post design dengan subjek
(Asmika & Nina, 2008) Markam (2003)
penelitian 7 orang remaja : 2 orang
mendefinisikan stres adalah kondisi dianggap sebagai pengetahuan sakral
menerima beban terlalu berat, di luar tingkat tinggi. Kekuatan musik sebagai
kemampuan individu untuk mengatasi. media pada zaman dahulu diketahui
Kartono & Gulo (2000) mengartikan dari kitab suci dan tulisan-tulisan
stres sebagai akibat dari gangguan peninggalan arab, Cina, Yunani dan
dalam aktivitas yang menimbulkan Roma. “Sebagai teknik relaksasi terapi
kecemasan, was-was dan khawatir. musik berperan untuk memperbaiki,
“Ada empat faktor yang dapat membuat memelihara, mengembangkan mental,
remaja menjadi stres yaitu penggunaan fisik, dan kesehatan emosi” (Djohan,
obat-obatan terlarang, kenakalan 2006). Kemper & Danhauer (2005)
remaja, pengaruh negatif dan masalah menjelaskan musik selain dapat
akademis” (Windle & Mason, 2004). meningkatkan kesehatan seseorang
Mengatasi stres dapat dilakukan dengan juga dapat meringankan rasa sakit,
berbagai cara seperti yang dikatakan perasaan dan pikiran kurang
oleh Hardjana (1994) metode menyenangkan serta membantu
mengatasi stres seperti : pendekatan mengurangi rasa cemas. Satiadarma
farmakologis, perilaku, kognitif, (2001) mengatakan musik adalah sel-
meditasi, hypnosis dan musik. “Musik mastery yaitu kemampuan untuk
bisa menyentuh individu baik secara mengendalikan diri. Musik
fisik, psikososial, dan spiritual” mengandung vibrasi yang
(Campbell, 2006). Djohan (2003:83- mengaktifkan sel-sel di dalam diri
84) menyatakan sejak awal sejarah seseorang sehingga sistem kekebalan
manusia musik telah memainkan peran tubuh berpeluang untuk aktif dan
yang signifikan dalam hal meningkatkan fungsinya. Selain itu,
penyembuhan manusia. Pada zaman musik juga dapat meningkatkan
Yunani kuno, Dewa Apollo selain hormon serotonin dan menumbuhkan
sebagai dewa musik juga sebagai dewa hormon yang sama baikknya untuk
pengobatan. Pada masanya, musik menurunkan kerja hormon penyebab
diyakini sebagai seni yang dikaruniai stres, yaitu ACTH
kekuatan untuk menembus kekuatan (adrenokortikotropik).
jiwa. Bahkan dalam aliran Arab dan
Yunani penyembuhan dengan suara
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre eksperimental rancangan
one group pre and post design dengan
membandingkan tingkat stres remaja
sebelum dan sesudah diberikan terapi
musik. Peneliti melibatkan 7 orang
subjek yaitu remaja rentang usia 18-19
tahun dengan 2 orang remaja laki-laki
dan 5 orang remaja perempuan. Tempat
penelitian dilakukan di Jatisari RT 13
RW 4 Kec. Pakisaji pada tanggal 24-31
Agustus 2019. Pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan
kuesioner DASS 42 yang telah
dimodifikasi sesuai dengan kondisi
remaja sebelum dan 7 hari sesudah
diberikan terapi musik. Teknik analisa
data yang digunakan yaitu uji Wilcoxon
Match Pairs Test untuk kasus dua
sampel dependen (saling berhubungan).
Uji Wilcoxon digunakan untuk menguji
tingkat perbedaan dua perlakuan yang
berpasangan (sebelum diberi perlakuan
dan sesudah diberi perlakuan).

Hasil dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai