Anda di halaman 1dari 5

Nama : Berliana Sofia Haya

Nim : 20180420046

Kelas : A

BAB 2

FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM


Hakikat Filsafat

Filsafat berasal dari dua kata Yunani: philo dan shopia. Philo berarti cinta, sedangkan
shopia berarti bijaksana. Dengan demikian, philoshopia berarti cinta terhadap kebijaksanaan
(Fuad Faril Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli, 2003). Karakteristik utama berpikir filsafat
adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif.

Unsur – unsur filsafat menurut Abdulkadir Muhammad

a. Kegiatan intelektual (pemikiran).


b. Mencari makna yang hakiki (interprestasi).
c. Segala fakta dan gejala (objek).
d. Dengan cara refleksi, metodis, dan sistematis (metode).
e. Untuk kebahagiaan manusia (tujuan).
Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan dilihat dari ketiga aspek :
No. Aspek Filsafat Ilmu
1. Ontologis Segala sesuatu yang bersifat Segala sesuatu yang bersifat
fisik dan nonfisik, baik yang fisik dan yang dapat direkam
dapat direkam melalui indra melalui indra
maupun yang tidak
2. Epistemologis Pendekatan yang bersifat Pendekatan ilmiah,
reflektif atau rasional-deduktif
menggunakan dua pendekatan;
deduktif dan induktif secara
saling melengkapi
3. Aksiologis Sangat abstrak, bermanfaat Sangat konkret, langsung
tetapi tidak langsung bagi dapat dimanfaatkan bagi
umat manusia kepentingan umat manusia
Hakikat Agama

Agus M. Harjana (2005) mengutip pengertian agama dari Ensiklopedia Indonesia


karangan Hassan Shadily. Agama adalah pegangan atau pedoman bagi manusia untuk
mencapai hidup kekal. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) menjelaskan
bahwa agama adalah satu bentuk ketetapan Ilahi yang mengarahkan mereka yang berakal
dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan nilai tersebut kepada kebaikan hidup di
dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
Dari definisi dapat dirinci rumusan agama berdasarkan unsur-unsur penting :
1. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transendental, yang Ilahi-
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berisi pedoman tingkah laku (dalam bentuk larangan dan perintah), nilai-nilai, dan
norma-norma yang diwahyukan langsung oleh Ilahi melalui nabi-nabi.
3. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Hakikat Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk
jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama
pengertiannya dengan moral. Moral berasal dari kata Latin: mos (bentuk tunggal), atau mores
(bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara
hidup (Kanter, 2001).
Hakikat Nilai
Doni Koesoema A. (2007) mendefinisikan nilai sebagai kualitas suatu hal yang
menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi
semacam objek bagi kepentingan tertentu. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli
(2003) merumuskan nilai sebagai standar atau ukuran (norma) yang kita gunakan untuk
mengukur segala sesuatu. Sorokin dalam Capra (2002) mengungkapkan tiga sistem nilai
dasar yang melandasi semua manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indrawi, ideasional,
idealistis.
Hubungan Agama, Etika, dan Nilai
Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok,
yaitu: (1) hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Budha, Brahman, Kekuatan tak terbatas,
dan lain-lain), (2) etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara beribadat. Jelas sekali bahwa
antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak mengajarkan
etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh
kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh kualitas
moral/etika (kualitas hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan
alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai
moral.
Perbedaan Hukum, Etika dan Etiket
Pembeda Hukum Etika Etiket
Sifat Pengaturan Tertulis berupa Undang- Ada yang lisan (berupa Lisan
undang,Peraturan adat kebiasaan) dan ada
Pemerintah, dan yang tertulis (berupa kode
sebagainya. etik)
Sumber Hukum Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan Masyarakat
Objek yang diatur Bersifat lahiriah Bersifat rohaniah, Bersifat lahiriah, misalnya:
misalnya: tata cara berpakaian (untuk
(misalnya: hukum
perilaku etis (jujur, tidak
pesta, sekolah, pertemuan
warisan, hukum agraria,
menipu, bertanggung
resmi, berkabung, dan lain-
hukum tata negara) dan
jawab) dan perilaku tidak
lain), tata cara menerima tamu,
rohaniah (misalnya:
etis (korupsi, mencuri,
tata cara berbicara dengan orang
hukum pidana)
berzina)
tua, dan sebagainya

Paradigma Manusia Utuh


Karakter dan Kepribadian
Soedarsono (2002) misalnya, mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas kejiwaan
seseorang yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua, leluhur) dan sisi
yang didapat dari pendidikan, pengalaman hidup, serta lingkungannya. Walaupun beberapa
definisi tentang karakter sebagaimana telah diuraikan sebelumnya terlihat berbeda, namun
sebenarnya dapat ditarik benang merahnya sebagai berikut:
a. Karakter adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang.
b. Karakter menentukan keberhasilan seseorang (Sentanu menyebutnya sebagai
“nasib”).
c. Karakter dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan tiada
henti serta melalui pengalaman hidup.
Kecerasan, Karakter, dan Etika
Stephen R. Covey, Ia menyebut tiga jenis kecerdasan dengan tiga golongan etika, yaitu:
(1) psiko etika, (2) sosio etika, dan (3) teo etika.
3 Golongan Etika Karakter Utama
1. Teo Etika 9. Takwa (pasrah diri)
Saling ketergantungan 8. Ikhlas (tulus)
Masalah aku dengan Tuhan 7. Tawakal (tahan uji)
2. Sosio Etika 6. Silaturahmi (tali kasih)
Ketergantungan 5. Amanah (integritas)
Masalah aku dengan orang lain 4. Husnuzan (baik sangka)
3. Psiko Etika 3. Tawaduk (berilmu)
Kemandirian 2. Syukur
Masalah aku dengan aku 1. Sabar

Karakter dan Paradigma Pribadi Utuh


Covey telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan
pengembangan kompetesi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan manusia,
yaitu: tubuh (PQ), intelektual (IQ), hati (EQ), dan jiwa/roh (SQ). Cloud (2007) sendiri
mengatakan bahwa kunci pembangunan karakter adalah integritas. Tentu pemahaman atas
integritas ini tidak sekedar berarti jujur atau punya prinsip moral, tetapi terkandung juga
pengertian: utuh dan tidak terbagi, menyatu, berkontribusi kukuh, serta mempunyai
konsistensi.

Karakter dan Proses Transformasi Kesadaran Spiritual


Sebenarnya yang lebih penting adalah langkah konkret berikutnya, yaitu bagaimana cara
melakukan proses transformasi diri untuk mencapai atau bergerak menuju idealisme karakter
tersebut.

Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak


Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk
mengatur gelombang otak manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnya sehingga bisa
mencapai hasil optimal. Berikut ini adalah empat kategori gelombang otak.
Nama Ciri-ciri
Beta (14-100 Hz) Kognitif, analisis, logika, otak kiri, konsentrasi, prasangka, pikiran sadar, aktif,
cemas, was-was, khawatir, stres, fight or fight, disease, cortisol,
norepinephrine
Alpha (8-13,5 Hz) Khusyuk, relaksasi, meditatif, focus-alertness, superlearning, akses nurani
bawah sadar, ikhlas, nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, segar, bahagia,
endorphine, serotonin
Theta (4-7,9 Hz) Sangat khusyuk, deep-meditation, problem solving, mimpi, intuisi, nurani
bawah sadar, ikhlas, kreatif, integratif, hening, imajinatif, catecholamines, AVP
Delta (0,1-3,9 Hz) Tidur lelap, non physical state, nurani bawah sadar kolektif, tidak ada pikiran
dan perasaan, cellular regeneration, HGH
Dalam gelombang ini, pikiran sangat aktif sehingga akan memaksa otak untuk
mengeluarkan hormone kortisol dan norepinephrine yang menimbulkan rasa cemas, khawatir,
dll. Oleh karena itu pikiran harus dilatih untuk memasuki gelombang alpha untuk
membangun karakter positif seperti, tenang, sabar, nyaman, ikhlas.
Model Pengembangan Manusia Utuh
KARAKTER POSITIF
KEBAHAGIAAN (SIFAT SEL)

KAYA/TIDAK KARAKTER
BAHAGIA NEGATIF

MAKANAN ENAK PQ SEHAT


OLAH RAGA FISIK
MAKANAN PQ SEHAT
ENAK OLAHRAGA (FISIK)

PSIKO ETIKA
IPTEK IQ TINGGI Berilmu, Sabar,
Syukur
IPTEK IQ TINGGI EGO TINGGI

SOSIO ETIKA

SOMBONG,
MEDITASI, ZIKIR, EQ TINGGI Silaturahmi, Baik
Sangka, Amanah
EQ RENDAH GELISAH, BENCI
RETRET

EQ DAN SQ TIDAK
DIKEMBANGKAN TEO ETIKA
Model Hakikat Manusia Model Hakikat Manusia
Tidak Utuh Utuh

Anda mungkin juga menyukai