Kanor Vanadium - 13.6
Kanor Vanadium - 13.6
Disusun Oleh
Kelas : XIII - 6
Kelompok : 3
1. Maulynaldo Rizki A.
2. M Faris Tsany A.
3. Rifkah Nur A.
B. Keberadaan di Alam
Vanadium sulit dijumpai secara langsung disekeliling kita, logam ini memiliki
kenampakan bersinar cemerlang, cukup lunak sehingga mudah di bentuk seperti pembuluh.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 3
Vanadium terdapat di kerak bumi dengan kadar (~0,02%). Kandungan vanadium dalam batu-
batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136 ppm yang merupakan unsur transisi terbanyak
kelima setelah besi (Fe), titanium (Ti), mangan (Mn), dan Zirkon (Zr).
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit,
vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga
ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah
sebagai senayawa kompleks organik. Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu
meteor. Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber Vanadium
yang sangat penting. Cadangan besar vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan Rusia.
Produksi bijih vanadium dunia sekitar 45.000 ton per tahun. Vanadium umumnya terdapat
disebagian besar tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman. Vanadium dapat
ditemukan di lingkungan dalam ganggang, berbagai tanaman, invertebrate, ikan dan spesies
lainnya. Vanadium bisa terakumulasi pada kerang dan kepiting sehingga menyebabkan
konsentrasi hingga 105-106 kali lebih besar daripada konsentrasi yang ditemukan dalam air
laut.
Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida
dengan magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam
vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung
bertekanan, proses yang dikembangkan oleh mckenie dan Seybair.
Keberadaan unsur vanadium dan persenyawaannya selain memiliki keuntungan dalam
pengaplikasiannya, namun juga memiliki dampak kerusakan dan gangguan pada kesehatan
makhluk hidup.
Beberapa mineral vanadium sebagai berikut :
1. Karnotit : K2O.2UO3.V2O53H2O
Karnotit adalah mineral radioaktif,
mengkristal dalam sistem monoklinik, secara
kimia uranyl vanadate K2(UO2)2(VO4)2 .
3H2O. Ini adalah mineral sekunder,
diproduksi oleh pelapukan uraninite. Untuk
kandungan uranium oksida yang relatif
tinggi itu ditambang sebagai bijih uranium.
Mineral ditemukan oleh French Charles
Friedel dan Édouard Cumenge pada tahun 1899 dari sampel dari Roc Creek di Montrose
KELOMPOK 3 - VANADIUM 4
County, Colorado , AS . Dia dinamai sesuai dengan insinyur pertambangan dan
kimiawan MA Carnot . Ini umumnya ditemukan di endapan uranium dan vanadium dari
tipe Colorado Plateau .Keberadaannya belum dikonfirmasi di Slovakia.
2. Vanadinite : 3 Pb3(VO4)2.PbCl2
Vanadinite adalah mineral langka dari kelas
mineral fosfat, arsenat, dan vanadate. Ini
mengkristal dalam sistem kristal heksagonal
dengan komposisi kimia Pb5[Cl (VO4)3] dan
mengembangkan kristal prismatik (jarang
piramidal) pendek ke panjang, tetapi juga rasemat
ke agregat tanah atau radial dalam warna putih,
abu-abu, kuning, warna oranye sampai coklat.
Vanadinite adalah anggota
dari kelompok pyromorphite apatit.
3. Patronite : V2S5.3CuS2
C. Sifat
Tentunya Vanadium memiliki beberapa sifat fisika dan kimia sebagai berikut :
Sifat Fisika :
Simbol V
Warna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam
keadaan murni dapat renggang
Wujud Padat
KELOMPOK 3 - VANADIUM 5
Radius Atom 1.34 Å
Massa Atom 50.9415
Titik Didih 3680 K
Massa Jenis 6.11 g/cm3
Konduktivitas Listrik 4 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas 1.63
Konfigurasi Elektron [Ar]3d3 4s2
Formasi Entalpi 22.8 kj/mol
Potensial Ionisasi 6.74 V
Titik Lebur 2163 K
Bilangan Oksidasi 5,4,3,2
Entalpi Penguapan 446.7 kj/mol
Jari-jari van der waals 0.134 nm
Jari-jari ionik 0.074 nm (+3), 0.059 (+5)
Isotop 5
Energi ionisasi pertama 649,1 kJ.mol -1
Energi ionisasi kedua 1414 kJ.mol -1
Energi ionisasi ketiga 2830 kJ.mol -1
Energi ionisasi keempat 4652 kJ.mol -1
Elektronik shell [Ar] 3d3 4s2
Sifat Kimia :
1. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan HNO3.
3. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya.
5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium hidrida
yang stabil.
6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O (coklat),
dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam
ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 6
7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2 dengan HF
dan membentuk larutan hijau.
9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4, +5.
10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4.
11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure yang
sangat elektronegatif seperti O dan F.
13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi membentuk ion
sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk senyawa kovalen atau ion
poliatom. Oleh karena itu, Vanadium bersifat oksidator yang baik.
14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-elektron
karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
15. Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di sub kulit
d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan magnet luar.
16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang mempunyai
setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
17. Reaktifitas (Sifat Kimia) Vanadium:
Reaksi vanadium dengan udara
Logam Vanadium bereaksi dengan oksigen (O2) berlebih dengan pemanasan untuk
membentuk vanadium (V) oksida (V2O5).
4V(s) + 5O2(g) → 2V2O5(s) [kuning-oranye]
Reaksi vanadium dengan air
Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan tidak bereaksi dengan
air dalam kondisi normal.
V(s) + H2O(g)
Reaksi vanadium dengan halogen
Vanadium bereaksi dengan fluorin, F2 dengan pemanasan untuk membentuk
vanadium (V) fluoride.
2V (s) + 5F2(g) → 2VF5(l)
Reaksi vanadium dengan asam
Vanadium tidak bereaksi dengan asam
V (s) + H+(aq)
KELOMPOK 3 - VANADIUM 7
Reaksi vanadium dengan basa
Logam Vanadium tidak bereaksi dengan basa karena tahan terhadap serangan alkali
cair.
V (s) + OH-(aq)
KELOMPOK 3 - VANADIUM 8
2. Pembuatan logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2dan C pada suhu tinggi.
1. Vanadium ± 99 % dapat diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (proses
thermit).
2. Vanadium murni diperoleh dengan mereduksi VCl3 dengan Na atau dengan H2 pada
suhu 900 º C. VCl3 diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300ºC.
3. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat memperoleh 99,3 % vanadium.
Selain itu dapat juga, produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan
baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero
vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan
mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan
direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut
3. Aliase vanadium
Produk komersial vanadium adalah terutama sebagai aliase,
a) Ferro vanadium.
b) Cupro vanadium
Keduanya dibuat dengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan oksida
logam Fe atau Cu dengan karbon .dalm electric furnace.
c) Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
d) Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-
vanadate dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric furnace.
4. Isolasi Vanadium
Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5
dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditempuh
prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau
diresidu vanadium dengan garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C.
Tahap ini akan menghasilkan natrium vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan
KELOMPOK 3 - VANADIUM 9
dengan air. Pengasaman dengan asam sulfat hingga pH= 2-3 akan menghasilkan padatan
“roti merah” polivanadat, dan pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700°C
akan menghasilkan padatan hitam V2O5.
Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan
dalam dua perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk keperluan
zat aditif pada baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan biji
besi, silikon, dan kapur (CaO), hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-
95%) yang dapat dipisahkan dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi
sebagai berikut:
2V2O5(aq) + 5Si(aq) + Fe(s) + 5CaO(aq) V(s) + e + 5 CaSiO3(aq)
Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat langsung
dipakai tanpa pemurnian lebih lanjut.Jika diinginkan logam vanadium murni, reduksi
V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium dimana lelehan logam vanadium dapat dipisahkan
dari kerak CaO.
V2O5(aq) + 5Ca(s) 2V(l) + 5CaO(s)
Untuk bahan dasar yang mengandung vanadium(II)klorida misalnya, logam
vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses
van Arkel-de Boer dimana garam vanadium klorida yang sudah dimurnikan diuapkan
dan didekomposisi melalui kawat panas dalam keadaan vakum.
E. Kegunaan Vanadium
Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang
digunakan dalam kecepatan tinggi. Vanadium karibida sangat penting dalam pembuatan
baja.Sekitar 80% vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro vanadium
atau sebagai bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam
melapisi titanium pada baja. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan keramik
dan sebagai katalis. Vanadium juga digunakan untuk menghasilkan magnet
superkonduktif dengan medan magnet sebesar 175000 Gauss. Pengguanaan utama dalam
paduan vanadium, terutama dengan baja. Sejumlah kecil vanadium menambah kekuatan,
ketangguhan, dan tahan panas. Hal ini biasanya ditambahkan dalam bentuk
ferrovanadium, sebuah paduan besi vanadium. Vanadium baja paduan digunakan dalam
gigi. Titanium-alumunium-vanadium paduan vanadium digunakan dalam mesin jet dan
untuk pesawat berkecepatan tinggi. Vanadium foil digunakan dalam cladding titanium
KELOMPOK 3 - VANADIUM 10
untuk baja. Vanadium-rekaman gallium digunakan dalam superkonduksi. Vanadium
pentoxide digunakan dalam keramik dan sebagai katalis.
a) Dalam Laboratorium
a. V2O5 dipakai sebagai katalisator dalam oksidasi naphtalen, dalam oksidasi SO2→
SO3, dalam pembuatan asam sulfat, dalam anhidrida maleat, dalam oksidasi alkohol
dan hidrogenasi olefin dan dalam pembuatan keramik.
b. Penambahan 0,1 – 0,3 % Vanadium pada baja akan meningkat daya rentang.
c. Sebagian besar vanadium (sekitar 80%) digunakan sebagai ferrovanadium atau
sebagai aditif baja.
d. Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam mesin jet dan
rangka pesawat.
e. Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam roda, poros engkol, roda gigi dan
komponen penting lainnya.
f. Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
b) Dalam kehidupan sehari-hari.
1. Vanadium penting untuk alat-alat baja kecepatan tinggi.
2. Dalam biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim,
terutama nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme
nitrogen.
3. Terdapat dalam makanan seperti gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak
bunga matahari, apel dan telur. Dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam
jumlah terlalu tinggi.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 11
dapat menimbulkan beberapa kerusakan dan gangguan terhadap kesehatan pada makhluk
hidup.
Senyawa-senyawa vanadium :
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi+5, +4, +3 dan +2. Senyawa
dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik dan berwarna.
2. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai terjadi
perubahan sebagai berikut :
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate (ion tak berwarna, V+5)
Ion vanadyl (biru, V+4)
Ion vanado (violet)
a) Vanadium pentoksida, V2O5
Dibuat dari :
Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan bilangan oksidasi
rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.
Hidrolisa VOCl3.
Pemanasan amonium vanadate.
b) Vanadium pentaflourida, VF5.
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan pemanasan
VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C. Senyawa ini sangat
mudah larut dalamair atau pelarut organik.
c) Vanadium oxitrikhlorida, VOCl3.
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang dipanaskan.
Senyawa ini berwarna kuning beningdengan titik didih 127° C.
d) Vanadium pentasulfida, V2S5.
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida, dengan
sulfur tanpa udara pada 400 ° C.senyawa ini berupa bubuk hitam.
3. Senyawa V+4.
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah dibuat.
a) Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 12
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini berbentuk
kristal biru tua, mudahlarut dalam asam atau basa.
b) Vanadium titraflourida, VF4.
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu – 28°C
dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini berupa bubuk kuning
kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan berwarna biru.
4. Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4, bersifat
unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4
VCl4 + H2O → VOCl2+ 2HCl
Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl
V2O5 + HCl → 2VOCl2 + 3H2O + Cl2
Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial dalam
pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.
5. Senyawa V+3.
a) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa, larut dalam
asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
b) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF. Trihalida yang
lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal. Vanadium oxihalida yang
dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya tak larut dalam air tetapi larut dalam
asam.
6. Senyawa V+2.
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan reduktor
kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3+ ½ H2
(violet) (hijau)
7. Senyawa V+1, V-1dan V°.
Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan oksidasi
+1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 13
Dari sekian banyak persenyawaan vanadium, akan dibahas beberapa senyawa
1). V2O5
i. Sifat Fisika
Masa molar 181.9 gram/mol.
Titik lelehnya 690 °C
Titik didihnya 1750 °C
Vanadium pentoksida berwarna kuning-oranye dan ketika membeku membentuk kristal-
kristal berbentuk jarum
Vanadium pentoksida memiliki struktur trigonal bipiramida terdistorsi.
Kelarutan vanadium pentoksida relatif kecil dalam air, yaitu sekitar 0.007 gram/liter
Bersifat amfoterik.
Senyawa ini larut dalam basa kuat, misalnya pada natrium hidroksida menghasilkan
ion vanadat yang tidak berwarna.
V2O5 (s) + 6OH- (aq) → 2[VO4]3- (aq) + 3H2O (l) Keterangan: Larutan [VO4]3- tidak
berwarna
Jika dalam laruran ini ditambahkan asam dengan pH≈6.5, warna larutan menjadi
oranye cemerlang.
[VO4]3- (aq) + 2H3O+ (aq) → [VO2(OH)2]- (aq) + 2H20 (l) Keterangan: Larutan
[VO2(OH)2]- berwarna kuning-oranye
Jika penambahan asam dilanjutkan hingga pH≈2, dapat diperoleh endapan berwarna
cokelat. Meski demikian, pada penambahan asam lebih lanjut, endapan cokelat ini
larut kembali dengan membentuk kation okso, yaitu ion kompleks dioksovanadium
(V) dan VO2+[6].
2[VO2(OH)2]- (aq) + 2H3O+ (aq) → V2O5 (s) + 5H2O (l) Keterangan: Padatan V2O5
berwarna coklat
Meski larut dalam air, asam maupun alkali, namun V2O5 tidak dapat laut dalam
alkohol
iii. Pembuatan
V2O5 taraf teknis diproduksi sebagai serbuk hitam yang digunakan untuk produksi logam
vanadium dan ferrovanadium. Bijih vanadium atau residu kaya-vanadium diolah dengan
natrium karbonat untuk menghasilkan natrium metavanadat, NaVO3. Bahan ini kemudian
diasamkan pada pH 2–3 menggunakan H2SO4 untuk menghasilkan endapan “kue berwarna
KELOMPOK 3 - VANADIUM 14
merah” (lihat di atas). Kue berwarna merah ini kemudian dileburkan pada suhu 690 °C untuk
menghasilkan V2O5 mentah.
Vanadium(V) oksida diproduksi ketika logam vanadium dipanaskan dengan oksigen berlebih,
tetapi produk ini terkontaminasi dengan yang lain, oksida-oksida yang lebih rendah.
Pembuatan secara laboratoriumyang lebih memuaskan melibatkan dekomposisi ammonium
metavanadat pada suhu sekitar200°C, dengan reaksi :
2 NH4VO3 → V2O5 + 2 NH3 + H2O
iv. Kegunaan
1. Identifikasi
Vanadium adalah logam abu- abu yang keras. Logam ini melebur pada 1900oC .
Vanadium tak dapat dilarutkan dalam asam klorida , asam nitrat atau asam sulfat atau
dalam alkali. Logam ini mudah melarut dalam air raja atau dalam campuran asam nitrat
pekat dan hidrogen fluorida.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 15
Identifikasi logam vanadium dengan cara sampel yang mengandung logam
vanadium di reaksikan dengan hidrogen sulfida, tidak terbentuk endapan akan tetapi
terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna biru (yang disebabkan karena
dihasilkannya ion-ion vanadium kuadrivalen), dan belerang memisah. Zat-zat pereduksi
lainnya seperti belerang dioksida, asam oksalat, besi (II) sulfat, hidrazina, asam format,
dan etanol, juga menghasilkan ion vanadium (IV) (VO2+) yang biru.Reaksi ini
berlangsung lambat dalam keadaan dingin, dan berlangsung cepat dalam keadaan panas.
Dengan logam Zink, kadmium, dan aluminium dalam larutan asam .Ini mereduksi
lebih jauh lagi. Larutan mula-mula berubah menjadi biru (ion-ion VO2+), lalu hijau (ion-
ion V3+), dan akhirnya lembayung (ion-ion V2+).
Larutan amonium sulfida. Sampel yang diidentifikasi saat direaksikan dengan
larutan amonium sulfida akan menimbulkan warna merah anggur, yang disebabkan
terbentuknya tiovanadat (VS33-). Setelah larutan diasamkan, Vanadium sulfida (V2S5)
yang coklat, mengendap tak sempurna dan filtrat biasanya berwarna biru.Endapan tak
larut dalam larutan alkali, alkali karbonat, dan sulfida.
KELOMPOK 3 - VANADIUM 16
e. Mengambil sampel sesuai dengan ketentuan dan menganalisa sesuai dengan prosedur
spektrofotometer yang berlaku.
a. Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar debu
vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan parah.
b. Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama pengelasan,
yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan kronis pada debu dan
assap dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan seperti radang
trakea dan bronkus, edema paru-paru dan keracunan sistenik.
c. Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti gandum,
kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur. Dapat
mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
d. Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak secara
neirologis.
e. Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak sampai
menyebabkan kanker pada hewan
KELOMPOK 3 - VANADIUM 17
2. Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0,05 (selama 8
jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).
Daftar Pustaka
https://sainskimia.com/sifat-pembuatan-kegunaan-dan-sumber-dari-unsur-vanadium/
https://en.wikipedia.org/wiki/Vanadinite
https://en.wikipedia.org/wiki/Carnotite
http://www.marcelinepress.com/info/sejarah-dan-kegunaan-dari-unsur-vanadium/
http://rudiunsa.blogspot.com/2016/01/makalah-vanadium.html
http://yuliarizky08.blogspot.com/2014/07/makalah-unsur-vanadium-dan-kromium.html
KELOMPOK 3 - VANADIUM 18