BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Pemilihan Sampel Air Tanah dan Air Sungai di Kecamatan Medan Denai
Pengukuran air tanah ini tidak dilakukan pada seluruh sumur melainkan dengan
menentukan sampel sumur yang sudah di buffer dipeta yang dijadikan bahan
penelitian. Begitu juga pengukuran ketinggian air sungai tidak dilakukan pada
seluruh aliran sungai Percut melainkan dengan menentukan sampel sungai sesuai
dengan sumur gali yang diteliti. Pemilihan sampel sumur ini dilakukan dengan
sumur yang digunakan untuk bahan penelitian ini berjumlah 30 sampel sumur dan
mewakili air tanah di Kecamatan Medan Denai sekitar alur sungai. Lokasi sampel
yang dilewati aliran sungai Percut diantaranya Kelurahan Tegal Sari Mandala 2,
Kelurahan Medan Tenggara. Untuk lebih jelas dapat diliha pada peta sebaran titik
Pada Peta Sebaran Sampel Sumur Penduduk dan aliran Sungai Percut
kelurahan di Kecamatan Medan Denai. Dari peta tersebut tampak beberapa titik
yang diambil tidak berada di sekitar sungai (ada 11 titik dari 30 titik sumur gali)
arah aliran air tanah di Kecamatan Medan Denai ini. Dari peta tersebut, terlihat
beberapa Kelurahan yang diambil sampel air tanahnya. Hal itu dikarenakan masih
beberapa parameter yang memudahkan dalam memprediksi arah aliran air tanah.
Parameter yang dibutuhkan untuk memprediksi arah aliran air tanah (air sumur
gali) di Kecamatan Medan Denai yaitu kedalaman muka air tanah dari bibir
sumur, tinggi bibir sumur dari permukaan tanah serta ketinggian permukaan tanah
dari permukaan air laut (elevasi). Parameter yang dibutuhkan tersebut dibuat
menjadi peta kontur muka air tanah setelah itu ditarik garis arah aliran air
tanahnya berdasarkan peta kontur muka air tanah yang sudah dibuat.
airnya. Untuk muka air tanah terendah terukur di Kelurahan Tegal Sari Mandala 2
pada titik sampel 34 lintang 30 35’ 16,66’’ LU dan 980 43’ 56,51’’BT dengan
ketinggian 24,08 meter dpal. Sedangkan muka air tanah tertinggi terdapat di
58
Kelurahan Binjai pada titik sampel 5 dengan lintang 30 33’ 51,67’’ LU dan 980 42’
51,90’’ BT dengan ketinggian muka air tanah 28,21 meter dpal. Pengukuran air
tanah ini dilakukan pada permukiman disekitar sungai percut dan terdapat 5
hulu dari Kecamatan Medan denai karena posisinya yang berada paling selatan.
Kelurahan Denai dan Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 mewakili daerah tengah
setiap kelurahan yang berada di sekitar alur sungai Percut dianggap dapat
mewakili seluruh lapisan akuifer dan kondisi topografi daerah lokasi penelitian.
Begitu juga sungai Percut yang dianggap dapat mewakili setiap pengukuran
sampelnya dapat mewakili daerah aliran sungai mulai dari hulu sampai hilirnya.
Oleh karena itu, peneliti sudah menyiapkan tabel hasil pengukuran yang dilakukan
16.00 WIB secara bertahap dalam jangka waktu ±3 minggu penelitian. Hal ini
sumur untuk kepentingan sehari-harinya dan faktor iklim seperti hujan yang
yang tepat tidak setelah hujan untuk menunggu kembalinya tinggi permukaan air
penghitungan tinggi muka air tanahnya. Penghitungan tinggi muka air tanah
d= b ‒ (c ‒ a)
Keterangan:
d = tinggi muka air tanah
b = ketinggian tempat
c = kedalaman dari bibir sumur hingga muka air
a = ketinggian bibir sumur
pengukuran, elevasi tempat dan elevai muka air tanah berdasarkan tinjauan yang
dilakukan. Titik koordinat dan nilai data hasil survey di lokasi penelitian yang
memuat lokasi sumur dan ketinggian muka air tanah dan sungai dioverlay dengan
peta Batas Administrasi Kecamatan Medan Denai pada Arc GIS, sehingga
menghasilkan peta sebaran tinggi muka air tanah dan tinggi muka air sungai di
sekitar alur sungai Percut Kecamatan Medan Denai seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 11.
60
Tabel 16. Hasil Pengukuran Tinggi Muka Air tanah dan Sungai
Kedalaman
Letak Astronomis Tinggi bibir Kedalaman Elevasi TMA
sumur dari Tinggi
sumur ke bibir sumur ke (Ketinggian (Tinggi
No bibir sumur Muka Air
permukaan muka air tempat Muka Air
X Y ke dasar Sungai(m)
tanah(m) sumur(m) dpal) Tanah)(m)
sumur(m)
0 ’ ’’ 0 ’ ’’
1 3 33 18,45 98 42 44,1 7,8 0,73 2,46 28 26,27
2 30 33’ 26,39’’ 980 42’ 50,45’’ 8 0,76 3,3 28 25,46
3 30 33’ 37,08’’ 980 42’ 40,2’’ 7,3 0,48 2,5 29 26,98
4 30 33’ 45’’ 980 43’ 1,85’’ 9,3 0,8 3,4 28 25,4
5 30 33’ 51,67’’ 980 42’ 51,90’’ 6 0,55 1,34 29 28,21
6 30 33’ 51,87’’ 980 43’ 10,13’’ 7,8 0,47 2,2 28 26,27
7 30 34’ 11,97’’ 980 43’ 11,79’’ 8,2 0,42 1,96 27 25,46
8 30 34’ 15,29’’ 980 43’ 19,46’’ 8 0,6 2,3 27 25,3
9 30 34’ 21,50’’ 980 43’ 5,99’’ 7,5 0,55 1,29 27 26,26
10 30 34’ 3,48’’ 980 43’ 23,60’’ 8,3 0,7 2,5 27 25,2
11 30 33’ 57,68’’ 980 43’ 20,70’’ 8,2 0,63 2,19 27 25,44
12 30 34’ 13,21’’ 980 43’ 38,11’’ 8,5 0,80 1,90 27 25,9
13 30 33’ 43,17’’ 980 43’ 23,4’’ 6,2 0,45 2,5 27 24,95
14 30 33’ 41,51’’ 980 43’ 16,35’’ 7,83 0,32 2,12 27 25,2
15 30 33’ 15,82’’ 980 43’ 7,23’’ 9 0,80 2,44 27 25,36
16 30 33’ 16,24’’ 980 42’ 55,84’’ 8,3 0,77 2,29 27 25,48
61
Gambar 11. Peta Sebaran Nilai Tingi Muka Air Tanah dan Sungai
64
Berdasarkan gambar 11 yaitu peta sebaran tinggi muka air tanah (TMA) di
Kecamatan Medan Denai maka dapat dilihat bahwa tinggi muka air yang tersebar
bervariasi. Ketinggian tempat mempengaruhi nilai tinggi muka air tanah disemua
titik lokasi penelitian di Kecamatan Medan Denai. Dilihat dari kontur muka air
tanah, pola kedalaman air tanah semakin jauh dari sungai ke arah Utara, Timur,
kemungkinan karena aliran sungai Percut yang yang memiliki ketinggian lebih
rendah dari ketinggian muka air tanah dan sungai Percut berada ditengah
Kecamatan Medan Denai. Tinggi muka air tanah yang rendah akan memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan air tanah freatik dan tidak perlu menggali sumur
terlalu dalam.
Gambar 12. menunjukkan peta kontur air tanah yaitu peta yang
permukaan air laut) yang sama. Pembuatan peta kontur air tanah ini adalah dengan
raster. Setelah peta kontur air tanah selesai dibuat maka dapat ditentukan pola
aliran air tanahnya dengan membuat garis arah aliran yang tegak lurus dengan
kontur air tanah. Peta kontur air tanah dibuat dengan interval kontur sebesar 1
meter.
65
Peta Isopleth tinggi muka air tanah atau Peta Kontur di Kecamatan Medan
Denai dapat dijadikan acuan untuk menentukan arah aliran air tanah. Arah aliran
air tanah dapat dijadikan acuan sebagai sumber salinitasi air tanah freatik apakah
berasal dari aliran air tanah atau ada masukan dari aliran sungai.
Berdasarkan gambar 13, dapat dilihat jika pola arah aliran air tanah
Kecamatan Medan Denai, sebelah Barat sungai pada Kelurahan Tegal Sari
Mandala 2 arah air tanah mengalir dari arah Barat Laut menuju arah Tenggara
aliranya dari Barat Laut berbelok ke arah Timur menuju Sungai Percut dan untuk
pola aliran air tanah di Kelurahan Binjai mengalir dari arah Timur ke arah Barat
dan ke arah Tenggara. Sedangkan sebelah Timur sungai pada Kelurahan Menteng
pola air tanahnya mengalir dari Selatan dan Tenggara ke arah Utara berakhir ke
Sungai Percut juga. Begitu juga Kelurahan Denai pola air tanahnya mengalir dari
Medan Denai ini mendapat masukan air dari air tanah dan air hujan. Sedangkan
sebagian sumur di daerah ini saling mengisi dengan sumur yang lain. Hal tersebut
karena memiliki arah aliran yang masuk dan keluar dari sistem.
67
Gambar 13. Peta Pola Aliran Air Tanah di Kecamatan Medan Denai
68
dan intermittent. Sistem aliran sungai influent adalah aliran sungai yang memasok
(memberi masukan) air tanah (groundwater). Sebaliknya pada aliran sungai sistem
effluent sumber aliran sungai berasal dari air tanah. Sistem aliran terputus atau
Kecamatan Medan Denai ini ternyata dilwati oleh Sungai Percut, sehingga
bisa dilihat hubungan air tanah dengan sungai di lokasi penelitian ini. Berdasarkan
terhadap air tanah dimulai dari hulu, tengah sampai hilir sungai. Daerah hulu
sungai Percut terletak pada lintang 30 33’ 29,50’’LU – 980 42’ 59,57’’ LU dan 980
37’ 35,2” BT - 980 37’ 51,8” BT. Pada aliran sungai Percut ini tinggi permukaan
sungai jauh lebih rendah dibandingkan tinggi muka air tanah. Tinggi permukaan
sungai Percut berada dikisaran 24-23 meter diatas permukaan laut. Untuk Sungai
Percut bagian utara arah aliran air tanahnya dari Barat Laut menuju ke arah
Tenggara Timur dan Tenggara menuju Sungai. Untuk Sungai Percut bagian tengah
kiri arah aliran air tananhnya dari Barat Laut dan Barat Daya ke arah Timur
menuju sungai Percut dan sebaliknya sungai Percut bagian tengah kanan mengalir
dari Selatan ke arah Barat Laut menuju Sungai. Untuk Sungai Percut bagian
selatan arah aliran air tanahnya mengalir dari Selatan ke arah utara menuju sungai
Medan Denai baik sungai Percut bagian utara, tengah dan selatan disebut aliran
B. Pembahasan
melihat bagaimana arah aliran air tanah pada lapisan akuifer bebas (unconfined
aquifer), dengan membandingkan ketinggian muka air tanah yang telah diketahui.
Tinggi muka air tanah dan tinggi muka air sungai merupakan data yang diperoleh
dari survey sumur-sumur masyarakat yang di lapangan, data yang diperoleh diolah
menjadi peta pola aliran air tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian Rini (2009)
tanah pada lapisan akuifer sekitar aliran sungai Percut diperoleh data bahwa tinggi
muka air tanah tertinggi terdapat di daerah selatan atau bagian hulu di Kelurahan
Medan Binjai yang berada pada ketinggian 28,21 meter diatas permukaan laut.
Daerah ini sangat mudah mengalami penurunan muka air tanah terutama pada
saat-saat musim kemarau. Selain karena iklim dan curah hujan formasi geologi
juga mendukung ketersediaan air dalam tanah. Karena Kecamatan Medan Denai
termasuk memiliki formasi medan (Qpme) berupa bongkah, kerikil pasir, lanau
dan lempung yang sifatnya mudah menerima dan memasukkan air. Sedangkan
kontur air tanah rendah terdapat di Kelurahan Mandala 2 dengan ketinggian 24,08
meter, terdapat pada sampel nomor 34. Demikian juga dengan sungai, memiliki
perbedaaan ketinggian mulai dari hulu hingga hilirnya dengan ketinggian mulai
mendapatkan hasil yaitu peta kontur air tanah dan peta pola aliran air tanah di
Kecamatan Medan Denai pada akuifer alur Sungai Percut. Peta kontur air tanah
muka air tanah yang sama (ketinggian dari permukaan air laut). Sedangkan peta
pola aliran air tanah adalah peta yang menunjukkan arah aliran air tanah.
Pembuatan arah aliran air tanah dengan menarik garis arah tegak lurus (90 0)
dengan kontur air tanahnya. Peneliti membuat peta kontur air tanah dengan
menggunakan data ketinggian tempat/kontur tanah dari data TMA yang diukur di
lapangan.
Pembuatan peta isopletth atau kontur air tanah ini diolah dengan
menggunakan ARCGIS 10.3. Setelah peta kontur nya dibuat maka selanjutnya
dapat dibuat pola aliran air tanah di Kecamatan Medan Denai. Peta kontur atau
peta isopleths air tanah ditunjukkan pada gambar 11. Pada peta kontur air tanah ini
Dari gambar peta kontur muka air tanah Kecamatan Medan Denai,
kedalaman muka air tanah di Kecamatan Medan Denai berkisar antara 24,08-
28,21 meter. Hal itu menunjukkan kedalaman air tanah di Kecamatan Medan
Denai pada akuifer sekitar alur Sungai Percut. Tersebar di Kelurahan T. Sari
Tegal Sari Mandala 1 tidak diukur karena di kelurahan tersebut sudah jarang
digambarkan arah aliran air tanah tersebut. Perbedaan ketinggian yang jauh akan
menunjukkan apakah aliran air tanahnya lambat atau cepat. Menurut Asdak (2010)
72
aliran air lambat dietentukan oleh keseimbangan antara besarnya presipitasi dan
evaporasi. Banyaknya curah hujan akan mempengaruhi pada input air tanah
sehingga muka air tanah menjadi naik. Cepatnya aliran air tanah dipengaruhi oleh
faktor geologi. Besarnya pengaruh faktor geologi dapat dilihat dari kenyataan
bahwa debit aliran air bawah tanah pada struktur geologi berkapur dapat terus
bertahan bahkan pada keadaan kekeringan sekalipun. Sementara debit aliran air
Perubahan penggunaan lahan juga merupakan salah satu faktor yang akan
denai yang seharusnya ditumbuhi tanaman sekitar alur sungainya dan tertutup
memanfaatkan air tanah dengan menggali sumur di sekitar alur sungai. Dalam hal
ini, pemanfaatan sumur gali tidak salah. Karena jika dilihat lagi tinggi muka air
sumur gali lebih tinggi dibandingkan tinggi muka air sungai sehingga air sumur
dibandingkan air sungai. Namun air sungailah yang berpotensi tercemar akibat
Potensi air tanah di Kecamatan Medan Denai dapat dilihat dari arah pola
aliran air tanah yang terbentuk dimana daerah yang mengalami output tetap
memiliki kedalaman air sumur yang cukup tinggi. Kedalaman sumur yang tinggi
Sehingga air hujan yang jatuh di sekitar sumur akan cepat menginfitrasi untuk
wilayah yang padat bangunan dan jalan. Daerah resapan hanya tersisa sedikit
namun akibat ketersediaan air tanah yang potensial menjadikan lokasi ini sebagai
daeerah yang jarang mengalami kekeringan. Karena itulah masih ada penduduk
semakin ke utara semakin menurun. Seperti halnya air pada permukaan yang
mengalir dari elevasi tinggi menuju elevasi yang lebih rendah (Nuristyan, dkk).
Menurut Asdak (2010) klasifikasi geologi terhadap sistem aliran sungai yaitu,
aliran influent, effluent, dan intermitten seperti pada Gambar dihalaman 27 pada
bab sebelumnya. Sistem aliran sungai influent adalah aliran sungai yang memasok
(member masukan) air tanah. Sebaliknya pada aliran effluent sumber aliran
sungai berasal dari air tanah. Sedangkan pada sistem aliran yang terakhir ini
umumnya berlangsung sepanjang tahun, oleh karenanya sering juga disebut aliran
Berdasarkan data pengukuran tinggi muka air sungai daerah hulu tinggi
menurun menuju hilir yaitu menuju utara Kecamatan Medan Denai dengan
sama sekali tidak memberikan masukan air terhadap air tanah karena sifatnya
yang effluent, dengan demikian air tanah mengalami kerugian karena harus
memasok air untuk sungai Percut melalui rembesan atau aliran dasar pada aquifer
memiliki ketinggian muka air lebih rendah dibandingkan muka air tanah
penduduk mulai dari hulu ke hilir. Sehingga diketahui bahwa sungai Percut
mendapat pasokan air dari air tanah yang lebih dikenal dengan sistem aliran
effluent. Aliran sungai Percut ini hampir termasuk aliran lambat karena sungai ini
memiliki ketinggian hampir sama dari beberapa titik yang diukur. Aliran dari hulu
Denai. Untuk aliran sungai dari Medan Denai bagian tengah yaitu di Kelurahan
Untuk Sungai Percut bagian utara arah aliran air tanahnya dari Barat Laut
menuju ke arah Tenggara Timur dan Tenggara menuju Sungai. Untuk Sungai
Percut bagian tengah kiri arah aliran air tananhnya dari Barat Laut dan Barat Daya
ke arah Timur menuju sungai Percut dan sebaliknya sungai Percut bagian tengah
kanan mengalir dari Selatan ke arah Barat Laut menuju Sungai. Untuk Sungai
Percut bagian selatan arah aliran air tanahnya mengalir dari Selatan ke arah utara
menuju sungai Percut. Dilihat dari alirannya, disepanjang aliran sungai percut di
Kecamatan Medan Denai baik sungai Percut bagian utara, tengah dan selatan
disebut aliran efluen yaitu sungai menerima air dari air tanah.