Anda di halaman 1dari 27

Clinical Early Warning Sistem

N. Kushayati

N. Kushayati
Early Warning Sistem
• Mengenali tanda-tanda awal kemunduran
klinis pasien
• Mengaktifkanperhatian perawatan lebih
penuh secara tepat waktu.
• Merupakan alat peringatan dini yang
digunakan oleh tim perawatan untuk
memprediksi potensi risiko kemunduran
pasien dan memfasilitasi perubahan dalam
manajemen.

N. Kushayati
Early Warning Sistem
• Saat tim perawatan rumah sakit mengenali
tanda-tanda awal kemunduran klinis 
memulai intervensi dan manajemen dini,
seperti meningkatkan perhatian keperawatan,
menginformasikan penyedia, atau
mengaktifkan RAPID RESPON atau tim darurat
medis  CODE BLUE
• Alat-alat EWS menetapkan nilai numerik ke
beberapa parameter fisiologis

N. Kushayati
Pengenalan Perubahan Kondisi
Pasien dengan Menggunakan
metode Early Warning System.

N. Kushayati
KASUS
Laki-laki 54 th dengan keluhan sesak nafas
• A = bebas
• B = RR 40 X/m, nafas cepat dangkal, SDV +/+,
RBK +/+, Wzh +/+ SpO2 94 % dengan NRM
10 lpm
• C = TD 210/110 mmHg, N 150-170 x/mnt
Irreguler, akral hangat
• D = CM

N. Kushayati
Perempuan 55 th keluhan penurunan kesadaran
• A = stridor
• B = RR 35 x/m, cepat dangkal, SDV +/+, RBK
+/+, SpO2 78% dengan NRM 10 lpm
• C = TD = 80 /35 mmHg, N 80-112x/m
irreguler, Akral dingin
• D = Sopor

N. Kushayati
The Chain of Survival
1. Mendeteksi segera kondisi korban dan
meminta pertolongan.
2. RJP segera.
3. Defibrilasi segera.
4. Tindakan bantuan hidup lanjut segera.
5. Perawatan Pasca henti jantung.

N. Kushayati
N. Kushayati
Kondisi yang memburuk akan
lebih sulit ditangani
daripada kondisi yang sejak awal
terdeteksi pasien berpotensi
mengalami kemunduruan klinis

N. Kushayati
Meskipun disertai
kemampuan
resusitasi dan
fasilitas yang
mendukung

N. Kushayati
N. Kushayati
 Catatan nasional tahun 2014 Balitbangkes
Kementerian kesehatan menyebutkan stroke
dan jantung koroner merupakan penyebeb
kematian tertinggi di Indonesia
 Tahun 2015 WHO menyebutkan penyakit
jantung iskemia dan stroke merupakan
penyebab kematian terbanyak

N. Kushayati
 Tidak ada pasien yang henti jantung dengan
tiba tiba, semua akan diawali dengan adanya
gejala dan perubahan fisiologisnya
 Melakukan pengawasan yang tersistem dan
penilaian sedini mungkin dengan adanya
tanda kegawatan dan adanya aktifasi
kegawatan akan memperbaiki outcome

N. Kushayati
RRS / CODE
TRIAGE EWS Mortalitas
BLUE

N. Kushayati
• TRIAGE
Suatu teknik untuk menentukan dengan cara
yang cepat, prioritas pasien yang harus dilihat
• EWS ( Early Warning System )
sistem peringatan dini dan pemicu terhadap
kewaspadaan sampai pada intervensi kritis
sistem penilaian kumulatif terhadap perubahan
tanda vital mendeteksi perburukan kondisi
pasien menjadi dasar aktifasi sistem kegawatan

N. Kushayati
• Rapid Response System
Suatu sistem yang merespon secara cepat
dengan adanya aktifasi kegawat daruratan

• Code blue
Suatu sistem aktifasi terhadap
pasien yang mengalami henti jantung

N. Kushayati
Dasar Tujuan Pentingnya EWS
• Untuk memantau adanya perubahan keadaan
umum pada pasien, untuk mengurangi angka
pemanggilan code blue, sehingga penanganan
pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke
kondisi henti nafas dan henti jantung.

N. Kushayati
1. Early Warning Skor (EWS) tidak
menggantikan penilaian klinis yang
kompeten
2. Ketika dikhawatirkan tentang perawatan
pasien harus ditingkatkan, perawatan dapat
ditingkatkan terlepas dari skor.
3. EWS dilanjutkan skrining untuk Sepsis saat
ada EWS dari ≥ 4 (atau 5 jika pasien
menggunakan oksigen tambahan)
4. Beberapa pasien mungkin memerlukan
pemeriksaan medis segera namun tidak
akan memicu skor tinggi.
5. Protokol diaktifkan dengan skor 3 dalam
satu parameter atau total skor 3. N. Kushayati
KAPAN Observasi dan pencatatan
Early Warning Skor (EWS)

Pada saat masuk :


I. Setiap 8 jam (sesuai protokol RS)
II. Sesuai clinical pathway
III. Jika pasien mengalami perubahan kondisi
IV. Jika anda khawatir tentang perubahan
kondisi pasien

N. Kushayati
• Ruang Lingkup :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Maternal dan Perinatal
3. Ruang Nifas
4. Ruang Perinatologi

N. Kushayati
• Metode yang digunakan :
1. Untuk Pasien Dewasa : Modified Eraly
Warning System
2. Untuk Pasien Anak-anak : Pediatric Early
Warning System
3. Untuk Pasien Obstetry : Modified Obstetric
Warning System

N. Kushayati
N. Kushayati
N. Kushayati
N. Kushayati
N. Kushayati
Pasien Anak-anak : Pediatric Early
Warning System (PEWS)
1. PEWS digunakan pada pasien anak/ pediatrik ( berusia
saat lahir-16 tahun)
2. PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen
pengakit akut, mendeteksi penurunan klinis, dan
menginisiasi respon klinis yang tepat waktu dan sesuai.
3. PEWS tidak digunakan pada:
a. pasien dewasa lebih dari 16 tahun
b. Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot),
sindrom VACTERL
4. PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen
prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti
pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer,
Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi
pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan.
N. Kushayati
Materi Workshop “National Early Warning System” HIPERCCI
Yogyakarta, 30 September 2017 materi dimodifikasi oleh Eri Yanuar
Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
Patien Safety Programme, 2016, Buku Saku Penerapan Mutu dan
Keselamatan Pasien, Bekasi, RS Awal Bros Bekasi.
Rismala Dewi, Pediatric Early Warning Score , Sari Pediatri, Vol. 18, No.
1, Juni 2016, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Hendra Firmansyah, 2017, Materi Seminar Peran Perawat dalam
Penanganan Kegawatan Klinik di RS (PENERAPAN EARLY WARNING
DAN CODE BLUE SYSTEM), RSCM, Jakarta.

N. Kushayati

Anda mungkin juga menyukai