Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TITRASI PERMANGANOMETRI
Disusun oleh :
PKU 2018
JURUSAN KIMIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu jenis reaksi kimia yang digunakan analisis volumetri adalah
reaksi oksidasi reduksi, yang dikenal dengan oksidimetri. Jenis reaksi ini
melibatkan adanya transfer elektron antara oksidator dan reduktor. Ada dua
cara perhitungan reaksi oksidasi dan reduksi :
Berdasarkan atas mol pada persamaan stoikiometri
Berdasarkan cacah elektron yang terlibat dalam senyawa oksidator yang
dikenal dengan berat ekivalen
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi
kenaikan biloks, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan
biloks. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang terkandung mengalami
penurunan biloks. Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung
mengalami kenaikan biloks (Khopkar, 2002).
Dalam banyak prosedur analitik, analit ada dalam lebih dari satu
keadaan oksidasi dan harus diubah menjadi keadaan oksidasi tunggal
sebelum dilakukan titrasi. Pereaksi redoks yang digunakan harus mampu
untuk mengubah analit secara lengkap dan cepat kedalam oksidasi yang
diinginkan (Day & Underwood, 1998).
Oksidimetri didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara analit dan
titran. Analit yang mengandung spesi reduktor dititrasi dengan titran yang
berupa larutan standar dari oksidator atau sebaliknya. Oksidator yang
banyak digunakan dalam oksidimetri adalah kalium permanganat, KMnO4,
dalam suasana asam. Penentuan konsentrasi KMnO4 misalnya dapat
dilakukan dengan larutan baku natrium oksalat (Ibnu, 2004).
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn+ + 4H2O
1 mol KMnO4 = 5 ekivalen (1 mol KMnO4 mengambil 5e)
C2O42- 2CO2 + 2e
1 mol Na2C2O4 = 2 ekivalen
Syarat pemilihan indikator bagi suatu reaksi redoks adalah harus
berubah warna pada atau di dekat harga potensial sel titik ekivalen.
Beberapa contoh titrasi redoks adalah permanganometri, dikromatometri,
iodometri, iodimetri, dan bromatometri.
Indikator yang digunakan dalam titrasi oksidasi reduksi ini biasanya
berupa zat organik yang dapat dioksidasi atau direduksi bolak-balik dan
berubah warnanya pada perubahan tingkat oksidasinya. Pada dasarnya
indikator ini harus teroksidasi atau tereduksi pada titik ekivalensi titrasinya.
Jika menitrasi, suatu larutan reduktor indikatornya harus reduktor, tapi yang
lebih lemah. Jadi lebih sukar dioksidasi daripada zat yang dititrasi.
Indikatornya baru teroksidasi (berubah warna) jika cuplikannya sudah atau
hampir semua teroksidasi (Lukum, 2009).
1. Titrasi Permanganometri
Titrasi permanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks
(reduksi-oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron
yaitu elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima
oleh pengoksidasi (proses reduksi) (Khopkar, 2002).
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan
kepada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan
bahan baku tertentu.
Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam
menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat merupakan oksidator
kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah.
Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena
reaksi tersebut tidak terjadi bolak-balik, sedangkan potensial elektroda
sangat bergantung pada pH. Pereaksi kalium permanganat bukan
merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih
dahulu (Hendayana, 2000).
7. Rumus Perhitungan
Penentuan (standarisasi) larutan KMnO4 ± 0,1 N dengan
Na2C2O4 sebagai baku
massa Na2 C2 O4 1000
N Na2C2O4 = 𝑥
BE Na2 C2 O4 volume
massa Na2 C2 O4 1000
N Na2C2O4 = Mr Na2 C2 O4 𝑥 volume
ekivalen
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Basset, J., dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik Edisi
IV. Jakarta : EGC.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. 1998. Quantative Analysis (sixth ed). New York
: Prentice Hall. (terjemahan oleh Sopyan, IIs. (2001). Analisis Kimia
Kuantitatif (ed ke-6). Jakarta : Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Hendayana, Sumar, Ph., D, dkk. 2000. Kimia Analitik. Surabaya : Universitas
Terbuka.
Ibnu, Sodiq, dkk. 2004. Kimia Analitik I. Malang : Universitas Negeri Malang.
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Lukum, Astin. 2009. Bahan Ajar Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Uinversitas Indonesia
Press.
Rejeki, Sri. 2013. Penentuan Air Kristal dalam Senyawa Hidrat. (Online),
(http://ikanooraini.blogspot.co.id/2013/07/laporan-penentuan-air-kristal-
dalam-senyawa-hidrat.html?m=l), diakses pada tanggal 23 November 2019.
Rival, Harrizui. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
Svehla, G. 1985. Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.