Audit system kepastian kualitas adalah “proses sistematis, mandiri dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif untuk menentukan sejauh mana
criteria audit telah terpenuhi” audit ini dirancang untuk menilai aktivitas, praktik, atau kebijakan
perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memnuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.
Berbagai pihak berkepentingan terhadap hasil audit sistem kepastian kualitas dengan
berbagai kepentingan dan tujuannya. Pihak-pihak tersebut antara lain:
a. perusahaan
b. pelanggan
c. pemerintah
Untuk mendapatkan kepastian bahwa produk yang dihasilkan dan dilepas ke pasar telah
sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan pemerintah dan aman
dikomsumsi/digunakan oleh konsumen.
d. asosiasi
Kelompok ini berkepentingan terhadap audit sistem kepastian kualitas untuk mendapatkan
informasi tentang bagaimana perusahaan yang menjadi anggotanya mengelola manajemen
kualitasnya sehingga mampu menghasilkan produk sesuai dengan yang dipersyaratkan
pelanggannya.
e. lembaga sertifikasi
Lembaga ini membutuhkan hasil audit adlah untuk menilai kemampuan dari perusahaan
dalam menerapkan sistem kepastian kualitas yang telah ditetapkan oleh lembaga sertifikasi
ini.
Audit ini dirancang untuk menilai aktivitas, praktik, atau kebijakan perusahaan untuk
menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memnuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan dalam operasinya.
ISO 10011 yang menjadi panduan dalam pelaksanaan audit sistem kepastian, menyatakan
tujuan dari audit ini adalah untuk:
a. Menentukan ketidaksesuaian
g. Meningkatkan produktivitas
Audit memberikan manfaat kepada tiga pihak kepentingan terhadap sistem manajeman
kualitas, yaitu:
a. Sertifikasi organisasi
e. Perencanaan audit
f. Teknik audit
g. Keputusan dan analisis
Beberapa petunjuk berikut ini dapat membantu auditor dalam mengatasi kesulitan yang
ditemukan dalam melakukan audit sistem kepastian kualitas:
a. Pastikan audit berfokus pada penemuan fakta berkaitan dengan kelemahan yang
masih terjadi dan peningkatan berkelanjutan
b. Audit harusnya digunakan sebagai alat organisasi secara luas dalam meningkatkan
kualitas baik sistem, proses, maupun hasil yang ditetapkan
c. Audit harus dipandang sebagi suatu relevan dan memberikan nilai baik bagi individu,
manajer, maupun perusahaan secara keseluruhan
f. Untuk memastikan konsistensi pendekatan, lebih baik menetapkan sstu tim untuk
mengaudit suatu area tertentu pada waktu tertentu
g. Mengangkat koordinator atau fasilitator audit yang tidak harus dijabat oleh staf penuh
waktu, mungkin tugas tersebut dapat ditangani oleh manajer kualitas.
Manajemen Kualitas
ISO 9001:2001 mendasar manajemen kualitas pada 8 prinsip manajemen kualitas yang terdiri dari:
b. Kepemimpinan
c. Keterlibatan SDM
d. Pendekatan proses
a. Perencanaan audit
b. Pelaksanaan audit
d. Tindakan perbaikan
a. Persyaratan Umum
c) Menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik
operasi maupun proses-proses ini berjalan efektif.
f) Mengambil tindakan yang dperlukan agar mencapai hasil yang telah direncanakan dan
melakukan peningkatan berkesinambungan terhadap proses-proses tersebut.
b. Persyaratan Dokumen
a) Umum
b) Manual Kualitas
i. Lingkup dari sistem manajemen kualitas termasuk rincian dan pembenaran dari
hal-hal yang boleh dikecualikan
iii. Penjelasan dari intraksi untuk setiap proses sistem manajemen kualitas
c. Pengendalian Dokumen
c) Memastikan bahwa perubahan daan status revisi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di tempat penggunaannya.
f) Mencegah penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku, baik disengaja maupun
tidak.
a. Komitmen manajemen
c. Kebijakan kualitas
d. Perencanaan
a. Umum Personel yang bekerja, yang dapat memengaruhi kualitas produk harus memiliki
kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian, dan pengalaman yang sesuai.
i. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk personel yang bekerja pada bagian yangdapat
memengaruhi kualitas produk.
ii. Menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.
iv. Memastikan bahwa personel tersebut memiliki kepedulian yang relevan dan penting untuk
kegiatan-kegiatannya dan bagaimana mereka memberikan kontribusi untuktercapainya
tujuan kualitas. '
Infrastruktur
Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Infra-struktur mencakup hal-hal berikut ini:
b. Peralatan yang dipakai dalam proses (peranti keras dan peranti lunak).
Lingkungan Kerja
Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan produk.
REALISASI PRODUK
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi
produk Perencanaan dari realisasi produk ini harus konsisten dengan persyaratan proses lainnya dari
sistem manajemen kualitas.
ii. Persyaratan yang tidak ditentukan oleh konsumen, tetapi dibutuhkan pada penggunaan,bila
diketahui.
iii. Persyaratan dari undang-undang dan peraturan yang berhubungan dengan produk.
Organisasi harus meninjau kembali persyaratan yang berhubungan dengan produk. Tinjauan ini
harus dilakukan sebelum organisasi memberikan janji untuk menyalurkan produk ke pelanggan
(misalnya: penyerahan, penawaran, persetujuan kontrak/pesanan, persetujuan perubahan kontrak)
serta harus memastikan bahwa:
ii. Persyaratan kontrak/pesanan yang berbeda dari pernyataan yang sebelumnya dinyatakan
atau diselesaikan
iii. Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan Bila
pelanggan tidak memberikan persyaratan secara tertulis, persyaratan pelanggan harus
ditegaskan oleh organisasi sebelum diterima. Bila persyaratan produk diubah organisasi harus
memastikan bahwa dokumentasi yang relevan diubah. Di samping itu organisasi juga harus
memastikan bahwa personal yang relevan didasarkan pada persyaratan yang telah diubah
tersebut. Catatan dari hasil peninjauan kembali dantindakan yang timbul harus dipelihara.
II. Tinjauan, verifikasi, dan validasi yang sesuai untuk tiap tahapan desain dan pengembangan.
III. Tanggung jawab dan wewenang dari desain dan pengembangan. Organisasi harus mengelola
pertemuan dari berbagai kelompok yang melakukan desain dan pengembangan untuk
memastikan efektivitas komunikasi dan kejelasan tanggung jawab yang diemban. Output
dari perencanaan harus dimutakhirkan (jika sesuai), saatdesain dan pengembangan berjalan.
Input yang berhubungan dengan persyaratan produk harus ditentukan dan catatannya harus
disimpan. Pada proses ini input harus mencakup:
III. Bila berlaku, informasi yang diperoleh dari desain yang serupa dengan yang lalu.
IV. Persyaratan lainnya yang mungkin berguna untuk desain dan pengembanganSeluruh input
ini harus ditinjau agar lengkap. Persyaratan harus lengkap, jelas dan tidakada pertentangan
pada setiap bagiannya.
Ouput dari desain dan pengembangan harus tercantum dalam sebuah bentuk untuk diverifikasi
terhadap input desain dan pengembangan dan harus disetujui sebelum dikeluarkan. Output desain
dan pengembangan harus:
ii. Mencantumkan informasi yang tepat untuk pembelian, produksi, dan penyediaanjasa.
Pada tahap yang sesuai, harus dilakukan tinjauan sistematis pada perancangan dan pengembangan,
sesuai dengan pengaturan yang direncanakan:
Verikasi harus memperlihatkan kesesuaian dengan rencana yang disusun, untuk memastikan bahwa
output desain dan pengembangan itu memenuhi persyaratan input desain dah
pengembangan. Catatan hasil verifikasi dan tindakan yang diperlukan harus dipelihara.
f. Validasi Desain dan Pengembangan Validasi dari hasil desain dan pengembangan harus
memperlihatkan kesesuaian dengan rencana yang disusun untuk memastikan bahwa hasil dari
produk tersebut mampu dalam memenuhi persyaratan pada penerapan dan penggunaan yang
ditetapkan, jika diketahui. Bila dapat dilakukan, validasi harus selesai sebelum penyerahan dan
penerapan produk. Catatan dari hasil validasi dan berbagai tindakan yang diperlukan harus
dipelihara. Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan Perubahan desain dan
pengembangan harus ditentukan dan catatannya dipelihara. Perubahan harus ditinjau,
diverifikasi, dan divalidasi (jika sesuai), akan disahkan sebelum diterapkan. Tinjauan perubahan
desain dan pengembangan harus mencakup pengaruh perubahan pada bagian-bagian dan
produk yang sudah diserahkan. Catatan hasil tinjauan perubahan dan beberapa tindakan yang
diperlukan harus dipelihara.
Pembelian
a. Proses Pembelian Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian. Tipe dan tingkat pengendalian yang diterapkan kepada pemasok dan
produk yang dibeli harus terikat pada efek produk yang dibeli dalam realisasi produk berikutnya
atau produk akhir.
Organisasi harus mengevaluasi dan menyeleksi kemampuan pemasok dalam memasok produk
yang sesuai dengan yang dipersyaratkan organisasi. Kriteria yang digunakan untuk seleksi,
evaluasi, dan evaluasi ulang harus dibuat. Catatan dari hasil evaluasi dan berbagai tindakan
yang diperlukan harus dipelihara.
b. Informasi Pembelian
Informasi pembelian harus menggambarkan produk yang akan dibeli, termasuk bila sesuai dengan:
e) Pengendalian produk yang tidak sesuai Organisasi harus memastikan bahwa produk yang
tidak sesuai dengan persyaratan produk yang telah ditentukan, dikendalikan untuk
mencegah penggunaan atau penyerahannya yang tidak disengaja. Pengendalian dari
penanggung jawab dan pihak yang berwenang untuk urusan produk yang tidak sesuai
harus ditentukan dalam dokumen prosedur. Organisasi harus memperlakukan produk
yang tidak sesuai dengan menggunakan satu atau lebih cara berikut ini:
• Mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yangditemukan,
• Memperbolehkan pemakaian, pelepasan atau penerimaan melalui konsesi olehpihak
berwenang yang relevan dan bila mungkin oleh pelanggan,
• Melakukan tindakan pencegahan pemakaian atau penerapan awal yang
dimaksudkan.
Rekaman asli ketidaksesuaian dan berbagai tindakan yang diambil, termasuk kesepakatan
yang diperoleh, harus dipelihara. Bila produk yang tidak sesuai diperbaiki, harus dilakukan verifikasi
ulang guna memperlihatkan kesesuaian dengan persyaratan. Bila produk tidak sesuai, dideteksi
setelah penyaluran dan penggunaan dimulai, organisasi harus mengambil tindakan tepat terhadap
pengaruh potensial dari ketidaksesuaian ini.
f) Analisis Data Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang
tepat untuk memperlihatkan kesesuaian dan efektivitas sistem manajemen kualitas dan
mengevaluasi sejauh mana peningkatan berlanjut yang dibuat, efektif. Di sini harus
dimasukkan data umum yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran serta
sumber lainnya yang relevan. Analisis data harus menyediakan informasi yang
berhubungan dengan:
1. Kepuasan pelanggan.
2. Kepuasan dengan persyaratan produk.
3. Karakteristik, kecenderungan proses dan produk, termasuk kesempatan untuk
tindakan pencegahan.
4. Pemasok.
Peningkatan
a. Peningkatan Berkelanjutan Organisasi harus terus melakukan peningkatan berkelanjutan
terhadap efektivitas sistem manajemen kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem manajemen
kualitas melalui pemakaian kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil audit, analisis data,
tindakan perbaikan, pencegahan, dan tinjauan manajemen.
b. Tindakan Perbaikan Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka mencegah berulang terjadinya hal tersebut. Tindakan
perbaikan harus sesuai
dengan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan. Dokumen prosedur harus dibuat untuk
menjelaskan persyaratan:
• Meninjau ketidaksesuaian (memasukkan keluhan pelanggan),
• Menentukan penyebab ketidaksesuaian,
• Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan ketidaksesuaian
tidak terulang,
• Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan,
• Merekam hasil tindakan yang diambil,
• Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
c. Tindakan Pencegahan Organisasi harus menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah potensial. Dokumen prosedur harus
dibuat untuk menjelaskan persyaratan dalam:
• Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya
• Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah hal tersebut
• Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan
• Merekam hasil tindakan yang diambil
• Meninjau tindakan pencegahan yang diambil