Anda di halaman 1dari 63

M

O
D
U
L
PEMBELAJARAN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI BIMBINGAN KONSELING
T.A 2020
DAFTAR NAMA SEMESTER III

DOSEN PENGAMPUH

WIESMAYANI SALMA S.Pd., M.Pd.


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya bagi Allah swt, tuhan seru sekalian ialah zat
yang tak henti-hentinya menganugerahkan kita nikmatnya dan ia pula zat
yang tak henti-hentinya menganugerahkan kita rahmatnya. Ialah Raja yang
tak pernah lengser dari singgasanya dan ia pula Raja yang tak pernah
hilang mahkota kemuliaannya, ialah sang estetika yang nyata. Ia yang
menghiasi malam dengan taburan bintang gemintangnya dan ia pula yang
menghiasi siangnya dengan sinar mentari yang terang benderang.
Alhamdulillah dengan ini kami dapat menyelesaikan modul ini. Dengan
Mata Kuliah “psikologi kepribadian“. Untuk memenuhi tugas Psikologi
kepribadian, Semoga dengan terbuatnya modul ini dapat menjadikan
sebuah literasi baru tepatnya dalam bidang psikologi.
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI MODUL....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Pengertian dan sejarah teori psikologi kepribadian
B. Psikologi kepribadian berdasarkan pendekatan tipologi konstitusi
C. Psikologi kepribadian berdasarkan kebudayaan
D. Psikologi kepribadian Sigmund Freud
E. Psikologi kepribadian carl jung
F. Psikologi kepribadian Erik Erikson
G. Psikologi kepribadian Alfred Adler
H. Psikologi kepribadian Ivan Pavlov
I. Psikologi kepribdian Skinner
J. Psikologi kepribadian Dollar, Hull dan Miller
K. Psikologi kepribadian Akbert Bandura
L. Psikologi kepribadian Eysenk
M. Psikologi kepribadian Abraham Maslow
N. Psikologi kepribadian Carl Rogers
O. Psikologi ke pribadian Victor Frankl
BAB III PENUTUP...............................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Modul ini menyajikan pembahasan tentang definisi psikologi


kepribadian,sejarah psikologi kepribadian , perkembangan psikologi kepribadian
dan teori-teori psikologi kepribadian pada manusia. Agar dapat memahami
karakter manusia.
Dari definisi psikologi kepribadian , akan memepelajari hal-hal yang
menjadi fokus perhatian dalam bidang psikologi , kita juga dapat mempelajari
karakter manusia yang sering berinteraksi dengan kita . setelah mampu
memahami definisi psikologi kepribadian, di harapkan kita semua bisa memahami
pentingnya mempelajari ilmu tentang psikologi kepribadian bagi seorang guru
atau profesional informasi.
Selain itu, kita akan mempelajari sejarah dari psikologi kepribadian sejak
menjadi bagian dari filsafat sampai ia menjadi ilmu yang berdiri sendiri serta
perkembangan setelah itu.
Metode penelitian yang di lakukan oleh para ilmuwan yang di gunakan
agar dapat memahami karakter manusia menjadi bagian akhir yang akan kita
pelajari dalam modul ini
Setelah mempelajari modul ini diharapkan bisa dapat kita pahami
1. Definisi psikologi
2. Definisi psikologi kepribadian, sejajarah dan teori-teori
3. Metode yang di gunakan untuk memahami karakter manusia
BAB 11
ISI PEMBAHASAN

A. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN

Kata psikologi muncul sekitar abad 16 dan berasal dari bahasa yunani, yaitu
dari kata “psyce” yang berarti jiwa dan “logos” yang berati ilmu. Bila
diartikan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia .

1.1 pengertian kepribadian dan ciri-ciri kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan


berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang.
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan
tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan
oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005)
menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.
Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu
rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari
pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.

a. Kepribadian yang sehat

 Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
 Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima
secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu
yang sempurna.
 Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila
memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami
kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap
optimistik.
 Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.

b. Kepribadian yang tidak sehat


 Mudah marah (tersinggung)
 Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
 Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
 Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang
 Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum
 Kebiasaan berbohong
 Hiperaktif
 Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
 Senang mengkritik/mencemooh orang lain
 Sulit tidur
 Kurang memiliki rasa tanggung jawab
 Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan
faktor yang bersifat organis)
 Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
 Pesimis dalam menghadapi kehidupan
 Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

2.1 Teori Kepribadian Menurut Para Ahli

Teori (Perkembangan) Kepribadian berdasarkan pendapat para ahli, yaitu


sebagai berikut :

1. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 – 1939)


Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran,
yakni sadar (Conscious), Pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah
sadar (Unconscious mind).

Id, ego, superego. Id adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego


berkaitan dengan prinsip kenyataan, sedangkan superego merupakan
penjaga moral atau kata hati Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu
oral, anal, phalik, laten, genital.

2. Alfred Adler (Psikologi Individual) (1870 – 1937)Struktur Kepribadian,


Manusia adalah mahluk social dan makhluk individual. Pokok-Pokok
Teori Adler, Individualitas sebagai pokok persoalan, Pandangan
Teleologis: Finalisme Semu, Dua Dorongan Pokok, yaitu dorongan
kemasyarakatan, dorongan keakuan, Rasa Rendah Diri dan Kompensasi
pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia, Gaya Hidup
adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku
seseorang, Diri yang Kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat,
sebab pertama bagi semua tingkah laku.
3. Karen Horney (1885-1952)Teori Kepribadian, Dasar kepribadian
terbentuk pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Faktor sosial
(hubungan antara orang tua dan anak) sangat mempengaruhi
perkembangan kepribadian (bukan dorongan biologis). Horney
menekankan faktor budaya dibanding faktor biologis dalam perkembangan
manusia, terutama yang terkait dengan perbedaan gender.Anak-anak
memulai hidupnya dengan basic anxiety, tapi hal itu dapat diatasi dengan
pengasuhan yang memadai dari orang tua maupun orang lain.
4. Harry Stack Sulivan Faktor sosial (Proses akulturasi) menentukan
perkembangan psikologis. Juga faktor-faktor fisiologis. Pengalaman-
pengalaman terdiri dari :

 Pengalaman prototasik,
 Pengalaman parataksik,
 Pengalaman sintaksik.

SOAL

1. Jelaskan apa itu psikologi kepribadian ?


2. Jelaskan teori teori psikologi kepribadian menurut para ahli?
3. Jelaskan psikologi kepribadian menurut Harry stack ?
4. Jelaskan psikologi kepribadian menurut karen honey ?
5. Siapa yang pertama kali mengemukakan psikologi kepribadian?
B. TIPOLOGI-TIPOLOGI YANG BERDASARKAN KONSTITUSI
1. TIPOLOGI MAZHAB ITALI

Tipologi-tipologi konstitusional yaitu tipologi-tipologi yang terutama disusun atas


dasar konstitusi. Pada akhir abad XIX sejumlah ahli-ahli di Italia yang bekerja
dalam bidang penyelidikan mengenai variasi tubuh manusia mendirikan satu
nazhab yang kemudian terkenal dengan mazhab Italia tau mazhab Marfologi.
Tokoh utama mazhab ini ialah De-Giovani dan Viola.

1) Teori De-Giovani: Hukum Deformasi

Pada tahun 1880 De-Geovani menerbitkan karyannya yang berjudul Marfologi del
Carppo Umano. Dalam buku tersebutdia merumuskan hukum deformasi, yang
berisikan penggolongan variasi tubuh manusia. Secara singkat pendapat De-
Geovani tersebut adalah bahwa ada tiga macam variasi tubuh manusia:

1. Orang dengan togok (Jawa: gembung, Inggris: trunk) kecil cenderung


untuk mempunyai bentuk tubuh yang panjang, yang mempunyai hubungan
dengan habitus phthisis.
2. Orang dengan togok besar cenderung untuk mempunyai cenderung untuk
mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai hubungan dengan
habitus apoplectic.
3. Orang-orang dengan togok normal cenderung untuk mempunyai proporsi
badan yang normal.

Pendapat De-Giocvani ini merintis jalan kea rah penyelidikan-penyelidikan yang


lebih meluas dan mendalam, yang antara lain dikerjakan oleh Kretschmer.

1. Tipologi Viola

Berdasarkan atas bahan-bahan penyelidikan serta teori De-Giovani tersebut,


Viola dalam penyelidikan-penyelidikannya kemudian berhasil menemukan
adanya tiga golongan bentuk tubuh manusia, yaitu:
1. Microplanchnis, yaitu bntuk tubuh yang ukuran-ukuran menegaknya lebih
daripada dalam perbandingan biasa, sehingga tubuh kelihatan jangkung.
2. Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukuran menegak dan
mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras.
3. Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukuran menegak dan
mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras.

SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan tipologi konstitusi?


2. Jelaskan psikologi brdasarkan tipologi konstitusi?
3. Sejak kapan para ahli bekerja dalam bidang penyelidikan?
4. Jelaskan 3 golongan tubuh manusia ?
5. Jelaskan Teori De-Giovani tentang Hukum Deformasi?
C. TIPOLOGI MANUSIA BERDASARKAN TEMPRAMEN

Aspek kedua yang menyusun tipologi manusia adalah tempramen. Ini


dinyatakan sebagai konstitusi psikhis. Hal ini akan dikemukakan oleh beberapa
tokoh :
1.Tipologi Heymas
Hasil karya Heymans merupakan kemajuan satu langkah dalam lapangan
tipologi atas dasar temperamen. Dia tidak lagi seperti ahli-ahli yang lebih dahulu
yang menyusun teorinya yang atas dasar pemikiran spekulatif, tetapi dia atas dasar
data-data penyelidikan empiris. Dengan mempergunakan data-data yang berasal
dari biografi, keterangan tentang keturunan serta keadaan anak-anak sekolah
menengah di Nederland, secara komparatif dengan mempergunakan tehnik
statistik Heymans menarik kesimpulan-kesimpulannya yang terutama dirumuskan
dalam Inleiding tot de speciale psychology(1948).
Data yang dianalisis oleh Heymans adalah berupa :
 Bahan biografis : 110 biografi orang-orang yang berbeda waktu
hidupnya,tempat tinggalnya dan kebangsaannya.
 Keturunan mengenai 458 keluarga meliputi 2523 orang.
 Keterngan mengenai murid-murid sebesar 3938 orang
 Hasil penelitian laboratorium.
Dari hasil penelitian berdasar pada data-data di atas, Heymans berpendapat
bahwa manusia itu sangat berlain-lainan kepribadiaannya, dan tipe-tipe
kepribadian itu bukan main banyak macamnya, boleh dikata tak terhingga.
Artinya tiap orang memiliki kualitas dalam taraf tertentu, dalam concretonya
adanya kualitas-kualitas tersebut tak terhingga variasinya, akan tetapi dalam
abctractonya atau secara teorinya dapat dilakukan dikhotomisasi, dan secara garis
besarnya dapat digolongakan menjadi tiga macam kualitas kejiwaan seseorang,
yaitu :
a. Emosionalitas
Yaitu mudah atau tidaknya perasaan orang terpengaruh oleh kesan-kesan.
Pada dasarnya semua orang memiliki kecakapan ini, yaitu kecakapan untuk
menghayati sesuatu perasaan karena pengaruh sesuatu kesan, tetapi kecakapan
tersebut dapat berlain-lainan dalam tingkatannya, dan dalam dikhotomi
terdapat :
1). Golongan yang emosianal, artinya yang emosionalitasnya tinggi, yang
sifat-sifatnya antara lain impulsif, mudah marah, suka tertawa, perhatian tidak
mendalam, tidak praktis, tetap di dalam pendapatnya, ingin berkuasa, dapat
dipercaya dalam soal keuangan.
2). Golongan yang tidak emosional, yaitu golongan yang emosionalitasnya
tumpul atau rendah, yang sifat-sifatnya antara lain berhati dingin, zakelijk,
berhati-hati dalam menentukan pendapat, praktis, jujur dalam batas-batas
hukum, pandai menahan nafsu birahi dan memberi kebebasan kepada orang
lain.
b. Proses pengiring (skunder)
Yaitu banyak sedikitnya pengaruh kesan-kesan terhadap kesadaran setelah
kesan-kesan itu sendiri tidak lagi ada dalam kesadaran. Di sini ada beberapa
tingkatan, yang dalam dikhotomi ada dua tingkatan, yaitu :
1) Golongan yang proses pengiringnya kuat (berfungsi skunder), yang sifat-
sifatnya antara lain tenang tak lekas putus asa, bijaksana (verstanding),
suka menolong, ingatan baik, dalam berfikir bebas, teliti, konsekuen dalam
politik moderat atau konservatif.
2) Golongan yang proses pengiringnya lemah (berfungsi primer), yang sifat-
sifatnya antara lain tidak tenang, lekas putus asa, ingatan kurang baik,
tidak hemat, tidak teliti, tidak konsekuen, suka membeo, dalam politik
radikal (egois).
c. Aktifitas
Adapun yang dimaksud dengan aktifitas di sini ialah banyak sedikitnya
orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaannya dan pikiran-
pikirannya dalam tindakan yang spontan. Dalam hal ini oleh Heymans
digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
1) Golongan yang aktif, yaitu golongan yang karena alasan lemah saja telah
berbuat, sifat-sifat golongan ini antara lain suka bergerak, sibuk, riang
gembira, dengan kuat menentang penghalang, mudah mengerti, praktis
loba akan uang, pandangan luas dan setelah bertengkar lekas mau
berdamai.
2) Golongan yang tidak aktif, yaitu golongan yang walaupun ada alasan-
alasan yang kuat belum juga mau bertindak, sifat-sifat golongan ini antara
lain lekas mengalah, lekas putus asa, segala soal dipandang berat,
perhatian tak mendalam, tidak praktis, suka membeo, nafsu birahi kerap
kali menggelora, boros dan segan membuka diri.
SOAL
1. Apa yamg di maksud dengan tempramen?
2. Apakah yang mempunyai sifat tempramen bisa dirubah?
3. Bagaimana cara kita mengatasi orang yang mempunyai sifat tempramen ?
4. Sebutkan dan jelaskan 2 tingkatan tempramen ?
5. Yang biasanya terjadi tempramen itu pada pria atau wanita ?
D. TIPOLOGI MANUSIA BERDASARKAN KEBUDAYAAN
Ada beberapa tokoh yang didalam teorinya, menggunakan dasar kebudayaan,
yaitu:
a. Riesman
b. E.Spranger
c. W. and E Yaensch

A.Tipologi Kebudayaan menurut Riesman


Ia hanya menggolongkan manusia ini atas tiga golongan, yaitu :
a. Orang-orang yang pribadinya ditentukan oleh tradisi
b. Orang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh rohaninya
c. Orang yang mebdasarkan dirinya pada norma-norma yang dikemukakan
oleh orang lain kepadanya
Riesman menganggap dapat memperlihatkan bahwa periode kebudayaan
yang lamasaling menyusul satu sama lain dimana pada pokoknya terdapat orang-
orang yang selalu termasuk diantara ketiganya
B. Tipologi E. Spanger
Menurut Spanger, kehidupan manusia ini dipengaruhi oleh dua macam
kehidupan jiwanya, yaitu jiwa objektif atau jiwa subjektif.
Jiwa objektif adalah nilai kebudayaan yang besar sekali pengaruhnya pada
jiwa subjektif. Sedangkan jiwa subjektif adalah jiwa tiap-tiap orang.
Menurut Spanger, manusia ini dapat dibedakan atas enam nilai
kebudauyaan, yaitu:
- Ekonomi
- Politik
- Sosial
- Ilmu pengetahuan
- Kesenian, dan
- Agama
Dianta keenam itu, nilai kebudayaan yang manakah yang paling besar
pengaruhnya terhadap jiwa subjektif. Dan inilah yang menentukan tipe manusia
itu. Jadi kalau demikian ada 6 tipe manusia, yaitu:
- Manusia ekonomi
- Manusia politik
- Manusia sosial
- Manusia pengetahuan
- Manusia kesenian dan
- Manusia manusia agama
Adapun sifat-sifatnya :
a. Manusia ekonomi
· Senang bekerja
· Senang mengumpulkan harta
· Agak kikir
· Bangga pada hartanya
b. Manusia politik
· Ingin berkuasa
· Tidak ingin kaya
· Berusaha mengusai orang lain
· Kurang mencintai kebenaran
c. Manusia sosial
· Senang berkorban
· Senang mengabdi pada Tuhan
· Mencintai masyarakat
· Pandai bergaul
d. Manusia pengetahuan
· Senang membaca
· Gemar berpikir dan belajar
· Tidak ingin kaya
· Ingin serba tahu
e. Manusia seni
· Hidup bersahaja
· Senang menikmati keindahan
· Gemar mencipta
· Mudah bergaul dengan siapa saja
f. Manusia agama
· Hidupnya hanya untuk Tuhan dan Ahirat
· Senag memuja
· Kurang senang harta
· Senang menolong orang lain

C. Tipologi W dan E Yaensch


Tipologi W dan E Yaensch agak berbeda dalam penggolongannya, karena
didasarkan pada unsur geologi dan unsur tubuh.
1. Unsur geologis
Keadaan tanah tertentu mempengaruhi pula kehidpan seseorang, lewat air tanah,
yang menghidupi penghuni-penghuninya.
2. Unsur tubuh
Juga kehidupan seseorang tertentu dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar tubuhnya,
misalnya kelenjar gondok, anak kelenjar dan kelenjar-kelenjar lain.
Dengan hanya mendasarkan kedua faktor tersebut, W dan E Yaensch juga
menggolongkan manusia atas dua tipe pula, yaitu : Tipe T dan tipe B. T adalah
singkatan dari Tetaniode dan B adalah singkatan dari Basedowide.
Tipe Tetaniode memiliki ciri-ciri:
· Muka pucat
· Selalu bersuasana sedih
· Mata kecil dan dalam
· Tanggapannya tak bergerak
· Pendiam
· Selalu curiga pada oranglain
· Segala sesuatunya dipandang berat
Tipe Basedowide, memiliki ciri-ciri :
· Mukanya terbuka
· Wajahnya mudah berubah
· Matanya hidup dan melotot keluar
· Tanggapannya bergerak
· Banyak berpendapat
· Mudah bergaul dengan orang lain

SOAL
1. Jelaskan psikologi kepribadian berdasarkan tipologi kebudayaan?
2. Sebutkan para ahli yang menggunakan dasar kebudayaan?
3. Sebutkan 6 tipe manusia ?
4. Sebutkan tipologi kebudayaan menurut riesman ?
5. Sebutkan 2 macam yang mempengaruhi jiwa manusia ?
E. TEORI KEPRIBADIAN MENURUT SIGMUND FREUD

Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23


September 1939 pada umur 83 tahun) adalah seorang Austria keturunan Yahudi
dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud,
kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious),
prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud
yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan
pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros) yang
pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Alam bawah sadar yang digambarkan freud memiliki 3 unsur, yaitu id, ego dan
super ego.

 ID

Id merupakan Kepribadian yang asli; Id merupakan sumber dari kedua


sistem/energi yang lain yaitu ego dan superego. Id terdiri d ari dorongan-
dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum dan sex.
Didalam Id terdapat dua jenis energi yang bertentangan dan sangat mempengaruhi
kehidupan dan kepribadian individu, yaitu insting kehidupan dan insting
kematian. Insting kehidupan ini disebut libido. Dorongan-dorongan dalam Id
selalu ingin dipuaskan dan dalam pemuasannnya Id selalu berupaya menghindari
pengalaman–pengalaman yang tidak menyenangkan. Makanya cara pemuasan
dari dorongan ini disebut prinsip kesenangan ( pleasure principle ).

 EGO

Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan


(reality principle), dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip
sekunder ini adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu
objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.
Ego menjalankan fungsi pengendalian yang berupaya untuk pemuasan dorongan
Id itu bersifat realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi ego
adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh ID berdasarkan
kenyataan.

 SUPEREGO

Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat
yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orang tua, guru dan orang- orang lain
pada anak.
Karena itu pada dasarnya Superego adalah hati nurani (concenience) seseorang
yang menilai benar atau salahnya suatu tindakan seseorang.itu berarti Superego
mewakili nilai-nilai ideal dan selau berorientasi pada kesempurnaan. Cita-cita
individu juga diarahkan pada nilai-nilai ideal tersebut, sehingga setiap individu
memiliki gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego-ideal).
Bersama-sama dengan ego, Superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku
individu yang mengarahkan dorongan-dorongan dari Id berdasarkan aturan-aturan
dalam masyarakat, agama atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku
yang baik dan buruk.
Mekanisme ini mencakup:
- Represi (memaksakan kepercayaan nilai, dan pengharapan yang mengancam
keluar dari kesadaran)
- Pengalihan (mengalihkan reaksi emosional dari satu objek ke objek yang lain)
- Sublimasi (mencari cara yang dapat diterima untuk mengungkapkan dorongan
yang dengan cara lain tidak diterima)
- Rasionalsasi ( memberikan alasan yang meragukan untuk membenarkan perilaku
atau utnuk menghilangkan kekecewaan)
- Regresi (kembali kepada perilaku yang tidak dewasa, pembentukan reaksi
(beralih dari satu ekstrem kepada ekstrem yang berlawanan)
- Introjeksi (memungut pendirian orang lain sebagai pendirian sendiri)
- Identifikasi ( meningkatkan rasa kuat, aman dan atau terjamin dengan
mengambil sifat orang lain)

Ketiga Ego, sebagai suatu mediator atau pendamai dari super ego dan Id Ego (das-
ich), bisa dikatakan sebagai sintesis dari peperangan antara Id dan Superego. Ego
berfungsi sebagai penjaga, mediator atau bahkan pendamai dari dua kekuatan
yang berlawanan ini.

Ego hanya menjalankan prinsip hidup secara realistis, yakni kemampuan untuk
menyesuaikan dorongan-dorongan Id dan Superego dengan kenyataan di dunia
luar.Jika Ego terlaludikuasai oleh Id maka orang itu mengidap
“Psikoneurosis”(tidak dapat mengeluarkan dorongan primitifnya).

Untuk itu pada satu sisi Ego dapat berfungsi sebagai motifasi diri, namun pada sisi
lain karena tekanan superego bisa saja menjadi penyebab terbesar dalam
pertentangan dan aliensi diri.

Kemudian Frued memfokuskan diri bahwa Id terbesar yang dimiliki manusia dan
sangat menentukan kepribadian manusia itu sendiriadalah dorongan seks. Frued
yakin setiap orang sudah memiliki naluri seks sejak ia dilahirkan , adapun
perkembangan fase-fase seks tersebut adalah sebagai berikut:

 Fase Oral Erotik, pada Fase ini kepuasan seksual berada pada rasa nikmat
di mulut,seperti seorng bayi menyusu pada ibunya. Oleh karena itu
mengapa anak pada usia 2 tahun selalu memasukkan semua benda yang
ada pada pegangan tangaannya.

 Fase Anal Erotik, pada fase ini anak-anak mencari rasa kepuasan pada
anusnya. Seperti pada kecenderungan anak-anak berumur 2-3 tahun yang
suka memakan kotoran yang keluar pada anusnya.
 Fase Genetal Erotik, pada fase ini anak mencari kepuasan seks pada alat
kelaminnya.dalam fase ini seseorang terus berkembang sampai dengan
usia dewasa melalui tiga fase sebagai berikut:

 Fase Phallis (genetal muka)intinya anak telah menemukan kenikmatan


pada genetalnya tetapi belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya.

 Fase Latent (seksualitas infantile) dimana sudah ada nafsu seksual pada
diri anak kecil.

 Fase Genetal Pubertas, pada fase ini genetal anak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, mula-mula genetal yaitu anak mulai memiliki rasa
cinta kepada orang tuanya. Fase ini makin lama makin menjadi, tetapi
ditekan terus, karena teralang oleh adapt. Lama kelamaan nafsu tersebut
menjadi kompleks yang terdesak.

Kompleksitas ini sering disebut dengan oidipus complex yang menurut Frued
menjadi sumber kegagalan hidup.
SOAL
1. Jelaskan psikologi kepribadian menurut sigmund freud ?
2. Apa yang dimaksud dengan id ?
3. Sebutkan 3 tingkatan kesadaran manusia menurut freud?
4. Apa peran super ego bagi id dan ego?
5. Apa yang harus di lakukan agar kita bisa menahan ego ?
F. SEJARAH CARL GUSTAV JUNG

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di sebuah desa
kecil di Swiss bernama Kessewil. Ayahnya bernama Paul Jung, seorang
pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preiswerk Jung. Ida lahir di
tengah keluarga besar yang cukup pendidikan. Di antara anggota keluarga
besar Jung senior, ada yang jadi pendeta dan punya pikiran yang eksentrik.
Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur
6 tahun, dan inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra –
khususnya sastra kuno. Di samping bahasa-bahasa Eropa Barat modern,
Jung dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk Sanskerta.
Semasa remaja, Jung adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan
sedikit tidak peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya
semangat bersaing. Dia kemudian dimasukkan ke sekolah asrama di Basel,
Swiss. Di sini, dia merasa tertekan karena dicemburui oleh teman-
temannya. Lalu dia mulai sering bolos dan pulang ke rumah dengan alasan
sakit.
Dasar-dasar Teori Analatik Jung
Teori kepribadian Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik
karena tekanannya pada proses-proses tak sadar, namun berbeda dalam
sejumlah hal penting dengan teori kepribadian Freud. Menurut Jung,
tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan
rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi
(teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan
sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang
sekarang. Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam
arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi
di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa
lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas
tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada perkembangan
yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan
kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.
Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung
1. Kesadaran (Consciusness)
Consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin
sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi yang umum-
kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mengenal manusia dan
obyek disekitarnya.
Menurut jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu
adalah ego.
2. Ego

Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-


ingatan,pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan
perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan dari segi pandangan sang
pribadi ego dipandang berada pada kesadaran.

3. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscius) dan kompleks


(Complexes)
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego.
Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang
pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan
atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk
menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Kompleks-kompleks.
Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi
perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan,
yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti
yang bertindak seperti magnet menarik atau “mengkonstelasikan”
berbagai pengalaman kearahnya. (Jung,1934).
4. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscius)
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten
yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa lampau
yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai suatu spesies
tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang
binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan
evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari
pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi.
Semua manusia kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif yang
sama. Jung menghubungkan sifat universal ketidaksadaran kolektif itu
dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras manusia dan kesamaan
ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.

a. Arkhetipe-Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang
mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran ini
menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam
kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari
situasi.

b. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai
respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi
masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal
sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan
kesan tertentu pada orang-orang lain dan sering kali, meski tidak
selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya.
c. Anima dan animus
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual.
Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan hormon seks laki-
laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat
psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua
jenis. Jung mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi
maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe.
Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin
pada wanita disebut animus (Jung,1945,1945b).

d. Bayang-bayang (Shadow)
Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia.
Sebagai arkhetipe, bayang-bayang melahirkan dalam diri kita
konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang diproyeksikan
keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.
e. Diri (Self)
Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah
kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri adalah titk pusat
kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian
dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.

f. Simbolisasi (Symbolization)
Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang
tidak tampak). Arsetip yang terbenam di dalam taksadar kolektif
hanya dapat mengekspresikan diri melalui symbol-simbol. Hanya
dengan menginterpretasi symbol-simbol ini, yang muncul dalam
mimpi, fantasi, penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat
diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif dan arsetipnya.
4. Sikap
Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama
kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap
ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif; sikap
introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia subjektif (1921).
Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi
biasanya salah satu diantaranya dominan dan sadar.
5. Fungsi
Ada empat fungsi psikologis fundamental:
a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan
berpikir manusia berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya
sendiri.
b. Perasaan. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-
benda,entah bersifat positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi
perasaan memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman
subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan,
kesedihan, kegembiraan dan cinta.
c. Pendirian. Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi
kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk
representasi dunia.
d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar
dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui
fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat
kenyataan.
6. Interaksi di Antara Sistem-Sistem Kepribadian
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun
seluruh kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda.
a. Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem
lain
Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan
ektraversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ektraversi
merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior maka
ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan
mengembangkan sikap intoversi yang direpresikan. Kompensasi
juga terjadi antarfungsi
b. Salah satu sistem bisa menentang sistem lain
Pertentangan terdapat dimana-mana dalam kepribadian; antara ego
dan bayang-bayang,antara ego dan ketidaksadaran pribadi,antara
persona dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran
pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif
dan persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran
bertentangan dengan perasaan,dan pendirian bertentangan dengan
intuisi.

c. Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk sintesis


Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung
disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan
sintesis antara sistem-sistem yang bertentangan dan membentuk
kepribadian yang seimbang dan terintegrasi.

Tahap-tahap Perkembangan Menurut Carl Gustav Jung


1. Usia anak (childhood), dibagi menjadi tiga tahap :

a. Tahap anarkis (0 – 6 tahun) Tahap ini ditandai dengan kesadaran


yang kacau dan sporadic atau kadang ada kadang tidak.
b. Tahap monarkis (6 – 8 tahun) Tahap ini ditandai dengan
perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan logika. Pada
tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering
secara tidak sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang
ketiga.
c. Tahap dualistic (8 – 12 tahun) Tahap ini ditandai dengan
pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Pada tahap ini,
kesadaran terus berkembang. Anak kini memandang dirinya
sebagai orang pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai
individu yang terpisah.
2. Usia pemuda ( Youth and Young adult hood)
Tahap muda berlangsung mulai dari pubertas sampai usia
pertengahan. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis
dari orang tuanya. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya kegiatan,
matangnya seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan pemahaman
bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang.
Kesulitan utama yang sering dihadapi masalah kecenderungan untuk
hidup seperti anak-anak dan menolak menghadapi masalah kekinian
yang disebut prinsip konservatif.
3. Usia pertengahan (middle hood)
Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini
ditandai dengn aktualisasi potensi yang sangat bervariasi. Pada tahap
usia pertengahan, muncul kebutuhan nilai spiritual, yaitu kebutuhan
yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia muda
dikesampingkan, karena pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai
materialistic. Usia pertengahan adalah usia realisasi diri.
4. Usia tua ( old age )
Usia tua ditandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak
dasar.
Banyak diantara mereka yang mengalami kesengsaraan karena
berorientasi pada masa lalu dan menjalani hidup tanpa tujua
SOAL
1. Jelaskan psikologi kepribadian menurut carl jung ?
2. Sebutkan Struktur Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung?
3. Sebutkan Tahap-tahap Perkembangan Menurut Carl Gustav Jung ?
4. Jelaskan apa kekurangan dan kelebihan dari teori carl Gustav
Jung?
5. Apa tanda kalau anak itu sudah dewasa ?
G. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ERIK ERIKSON
psikososial erik erikson
Manusia adalah makhluk yang penuh misteri. Banyak hal-hal yang belum
terungkap sepenuhnya dalam diri manusia. upaya-upaya untuk memahami
pribadi manusia ini telah dilakukan oleh para ahli sejak lama bahkan hingga
saat ini. Hal ini dibuktikan dengan buku-buku kontemporer yang membahasa
tentang kepribadian manudia yang terus dicetak dan diperbaharui dari tahun
ketahun.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh para ahli untuk memahami kepribadian
manusia adalah dengan disusunnya teori-teori kepribadian. Menurut Farozin
dan Fathiyah (2004:3) kata kepribadian berasal dari kata personality (inggris)
yang berasal dari kata persona (latin) yang berarti topeng.
Topeng adalah instrumen yang digunakan oleh para pemain peran, digunakan
untuk menutupi muka, saat tampil di atas panggung. Istilah topeng ini
digunakan untuk menggambarkan watak, atau perilaku seseorang yang
terkadang menampilkan ekspresi berbeda antara perasaan dan wajahnya.
Untuk menjelaskan fenomena-fenomena tersebut maka lahirlah teori-teori
kepribadian yang diharapkan dapat member kemudahan kepada kita untuk
mendapatkan pemahaman tentang manusia. Menurut Hall dan Lindzey
(Farozin dan Fathiyah, 2004:5) sebuah teori kepribadian diharapkan mampu
memberikan jawaban atas pertanyaan sekitar apa, bagaimana, dan mengapa
tentang tingkah laku manusia.

Sejak zaman dahulu hingga saat ini telah banyak teori kepribadian yang telah
diajarkan oleh para ahli-ahli psikologi. Salah satunya adalah teori kepribadian
Erik Erikson. Makalah ini akan membahas tentang teori kepribadian Erik
Erikson untuk memahami Konsep dasar teor kepribadian, struktur kepribadian,
proses perkembangan kepribadian, dan implikasi teori kepribadian terhadap
konseling.
A. Konsep Dasar Kepribadian
Erik Erikson adalah seorang psikolog yang merupakan murid dari Sigmund
Freud seorang tokoh psikoanalitik. Erikson mengambil psikoanalitik sebagai
dasar teorinya namun ia mengikut sertakan pengaruh-pengaruh sosial individu
dalam perkembangannya. Berbeda dengan Freud yang berpendapat bahwa
pengalaman masa kanak-kanak, terutama di lima tahun awal, yang
mempengaruhi kepribdian seseorang ketika dewasa. Erikson berpendapat
bahwa masa dewasa bukanlah sebuah hasil dari pengalaman-pengalaman masa
lalu tetapi merupakan proses kelanjutan dari tahapan sebelumnya.

B. Struktur Kepribadian
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Erikson dalam mengembangkan
teorinya mengambil dasar dari teori psikoanalitik Freud, namun Erik Erikson
tidak sependapat dengan Freud yang mengatakan bahwa reaksi masa dewasa
adalah hasil dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, khususnya di
usia 5 sampai 6 tahun awal.
Menurut Erikson (http://konselingindonesia.com/ : 2010), lingkungan di mana
anak hidup sangat penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian,
sumber kesadaran diri dan identitas. Erik Erikson percaya bahwa setiap
manusia berjalan melalui sejumlah tahap untuk mencapai pembangunan
penuhnya, berteori delapan tahap, bahwa manusia melewati dari lahir sampai
mati.

C. Proses Perkembangan Kepribadian

Proses perkembangan kepribadian menurut Erik Erikson adalah sebuah proses


yang berlangsung sejak masa bayi hingga usia lanjut. Proses perkembangan
kepribadian tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (dorongan dari
dalam diri) tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang ada
dilingkungan dimana individu tumbuh dan berkembang.
Menurut Erikson, dalam alih bahasa Fransiska dkk. 2008, kepribadian
(terutama focus Erikson pada identitas) berkembang melalui 8 tahap yang
saling berurutan sepanjang hidup.

Tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Erikson ini menggunakan tahapan


perkembangan psikoseksual Freud sebagai dasar teorinya, hal ini terlihat dari
lima tahapan pertama yang Erikson ajukan memperlihatkan krisis ego yang
sama dengan tahapan psikoanalitik Freud.

Dalam setiap tahapan, Erikson percaya setiap orang akan mengalami


konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson
berpendapat, konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas
psikologi atau kegagalan untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini,
potensi pertumbuhan pribadi meningkat. Begitu juga dengan potensi
kegagalan.

Perkembangan teori kepribadian pada abad ke XX lebih menitikberatkan pada


konsep sosial yaitu tokohnya Alfred Adler, Karen Horney, Erich Fromm,
Harry Stack Sullivan. Konsep teori kepribadian dari ke empat tokoh tersebut
dapat diambil perannya dalam melengkapi teori-teori kepribadian yang lahir
terlebih dahulu. Alfred Adler dengan gagasannya yang kuat terhadap konsep
sosial, maka ia dipandang sebagai bapak ”pandangan psikologi sosial yang
baru”.

SOAL
1. Jelaskan psikologi kepribadian menurut Erik Erikson?
2. Jelaskan bentuk apa saja yang termasuk proses
perkembangan kepribadian?
3. Jelaskan apa itu kepribadian ?
4. Apa kekuragan dari teori kepribadian erikson?
5. Apakah kepribadian pada masa kanak-kanan dapat
mempengaruhi kepribadian saat sudah dewasa ?
H. PSIKOLOGI MENURUT ALFRED ADLER

Alfred Adler lahir di pinggiran kota Wina pada tanggal 7 Februari 1870
dalam keluarga Yahudi, dan meninggal di Aberdeen, Skotlandia pada tahun 1937
pada waktu ia mengadakan perjalanan keliling untuk memberikan ceramah. Ia
meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari Universitas Wina. Ia anak kedua dari
enam bersaudara. Dia tumbuh dalam lingkungan dimana orang-orang memiliki
berbagai jenis latar belakang kehidupan, Adler menghabiskan masa kecilnya
bermain dengan teman-teman sebayanya termasuk anak-anak Yahudi dan bukan
Yahudi keduanya kalangan menengah dan kalangan bawah. Tampak seperti
perjalanan panjang dengan berbagai aspek sosial kepribadian yang bersumber dari
pengalamannya sejak awal.

Ciri pertama teori kepribadian Adler bahwa manusia pada mulanya


dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial dan bukan dorongan seksual seperti
yang dikatakan Freud. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir,
meskipun tipe-tipe khusus hubungan dengan orang dan pranata-pranata sosial
yang berkembang ditentukan oleh corak masyarakat tempat orang itu dilahirkan.
Dalam satu segi, pandangan Adler sama-sama bersifat biologis seperti Freud dan
Jung. Ketiganya berpendapat bahwa seseorang mempunyai kodrat inheren yang
membentuk kepribadiannya. Freud menekankan seks, Jung menekankan pola-pola
pemikiran primordial, serta Adler menekankan minat sosial.
Ciri kedua dari Adler bagi teori kepribadian adalah konsepnya mengenai
diri yang kreatif. Tidak seperti ego Freud, yang terdiri dari kumpulan proses
psikologis yang melayani tujuan insting-insting. Diri yang kreatif merupakan
sistem subjektif yang sangat dipersonalisasikan, yang menginterpretasikan dan
membuat pengalaman-pengalaman organisme penuh arti. Diri kreatif mencari
pengalaman-pengalaman yang membantu pemenuhan gaya hidup sang pribadi
yang unik, apabila pengalaman-pengalaman ini tidak ditemukan di dunia, maka
diri akan berusaha menciptakannya.
Ciri ketiga psikologi Adler yang membedakannya dari psikoanalisis klasik,
bahwa setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat-sifat,
minat-minat dan nilai-nilai; setiap perbuatan yang dilakukan orang membawa
corak khas gaya hidupnya sendiri. Manusia berusaha berjuang mengembangkan
gaya hidup unik, dan dorongan seksual memainkan peranan yang kecil.
Sebenarnya, cara orang memuaskan kebutuhan-kebutuhan seksualnya ditentukan
oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya.

SOAL
1. Jelaskan 3 ciri-ciri kepribadian menurut Alfred Adler?
2. Apakah sifat yang di bawa sejak lahir dapat di ubah ? jika bisa
jelaskan
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dorongan sosial?
4. Jelaskan Biografi Alfred Adler pencetus teori kepribadian?
5. Jelaskan masing-masing perbedaan dari 3 teori Alfred Adler?
I. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN IVAN PAVLOV

 Konsep psikoanalis
Ide freud mengenai id sebagai energy instinktif membentuk inti yang tidak
terdiferensiasidari kepribadian Struktur kepribadian internal disebut sebagai ego
atau ‘’aku’’ yang berespon pada dunia berdasarkan prinsip realitas Superego
atau’’di atas aku’’ yang menginternalisasi aturan social yang membantu
melindungi ego dari implus id yang terlalu menurut Mekanisme pertahanan
ego bepa represi, yang menekan motif motif dan pemikiran pemikiran yang
mengancam untuk kembali kea lam bawah sadar Ide jung mengenai arketipe
(symbol symbol emosi universal) dan ketidaksadaran kolektif akan symbol emosi
universal dan mendalam

 Konsep behaviorisme
Skinner menegaskan bahwa ini hanyalah kecenderungan alamiah sederhana
manusia terhadap reinforment yang merupakan hasil evolusi Respon yang
dipelajari tentang kemungkinan kejadian yang akanmuncul sehari hari. Terdapat
repertoar perilaku yang berbeda untuk keadaan lingkungan yang berbeda untuk
keadaan lingunngan yang berbeda Perilaku yang dipelajari dari praktek hukuman
dalam masyarakat, yang mengontrol perilaku yang tidak di perbolehkan oleh
orang tua dan masyarakat ‘’ketidaksadaran’’ berarti orang tidak diajarkan untuk
mengobservasi dan membicarakan hal tersebut
Kita belajar menghindari perilaku yang di hokum dan dengan tidak ikut serta
di dalamnnya, kita menghindari stimulasi aversif yang terkondisi. Skinner
mengatakan bahwa ia merupakan evolusi kebudayaan parallel dari perilaku
menolong. Terdapat juga kesamaan atau universalitas hal hal yang
memberikan reinforment, dan kelaziman dari perilaku yang perlu di ontrol
oleh masyarakat
 BIOGRAFI DAN EKSPERIMEN PAVLOV

Ivan petrovich pavlov di lahirkan tanggal 14 september 1849 di ryazan, tempat


ayahnya, peter dmitrich pavlov bekerja keluarganya mengharapkannya menjadi
pendeta seperti ayahnya sehingga ia sekolah di sekolah gereja di ryazan.

Terinspirasi oleh ide-ide progresif yang dikemukakan oleh para kritikus sastra
rusia 1860-an pavlov meninggalkan karir agama dan memutuskan untuk
mengabdikan hidupnya untuk ilmu pengetahuan .
Pada tahun 1870 ia masuk dalam fakultas matematika dan fisika unuk
mengambil kursus dalam ilmu alam. Program pertama yang ia hasilkan bersama
dengan rekannya Afanasyev yaitu sebuah karya tentang fisiologi saraf pankreas.
Karya ini secara luas di akui dan di anugrahi medali emas saat itu.
Pada tahun 1875 ia menerima gelar calon ilmu pengetahuan alam, tetapi ia
memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Akademi Medis Operasi, dan
menyelesaikan studinya pada tahun 1879 dan kembali mendapatkan medali emas.
Setelah pemeriksaan kompetitif, Pavlov memenangkan beasiswa di Akademi, dan
mendapatkan posisinya sebagai Direktur laboratorium fisiologis di salah satu
klinik terkenal di Rusia, pada tahun 1883 ia menyajikan tesis dokternya yaitu
“persarafan sentrifugal dari jantung”
Pada tahun 1890 pavlov di undang untuk mengatur dan mengarahkan
departemen fisiologi di institute of experimental medicine dan ia di angkat
sebagai profesor farmakologi di akademi medis militer.
Stelah itu, pada tahun 1891-1900 pavlov melakukan sebagian besar
penelitian tentang fisiologi pencernaan. Pavlov merupakan seorang ilmuwan yang
penuh dedikasi, yang terobsesi dengan penelitiannya. Dia meneliti tentang
pencernaan anjing, ketika ia mengetahui bahwa anjing dapat dilatih untuk
mengeluarkan air liurnya dalam merespon bunyi bell.
Sebagai stimulus netral, bunyi bell tidak menghasilkan respon air liur
anjing, maka dari itu untuk mengubah bunyi bell tersebut menjadi stimulus yang
menghasilkan respon air liur pada anjing tersebut.
Dari hasil penyelidikannya ia ingin pula membawannya kedalam ilmu
jiwa oleh karena itu maka ilmu jiwannya disebut psycorefleksologie yang
seharusnya lebih tepat physioreflelsologie

 Gambar pertama : Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan


(UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
 Gambar kedua : Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak
merespon atau mengeluarkan air liur.
 Gambar ketiga : Anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah
diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
 Gambar keempat : Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-
ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan
makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa
keluarnya air liur dari mulutnya (CR).

Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan
kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan.
Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons
(air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction atau penghapusan.[4]
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses
akuisisi dan penghapusan sebagai berikut. :

 Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui


kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh:
makanan
 Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral
dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel
adalah stimulus netral yang di pasangkan dengan stimulus tidak terkondisi
berupa makanan.
 Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara
otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
 Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari
penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat
penggabungan bunyi bel dengan makanan.

SOAL

1. Sebutkan beberapa konsep teori psikologi menurut Ivan Pavlov ?


2. Jelaskan konsep psikoanalisis berdasarkan konsep teori ivan pavlov ?
3. Jelaskan konsep Behavior berdasarkan konsep teori ivan pavlov ?
4. sebutkan dan jelaskan peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan
penghapusan yang dikemukakan pavlov?
5. Jelaskan perbedaan antara respons tidak terkondisi (UCR) dan Respon
terkondisi (CR) dalam peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan
penghapusan menurut pavlov?, serta berikan contohnya!
J. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN MENURUT SKINNER

Adapun teori psikologi kepribadian yang dimaksud dengan reinforcement negatif


yang bisa diartikan sebuh hambatan, menunda memberikan penghargaan saat nilai
anak anda bagus, pada reinforcement negatif saat anak mendapatkan nilai yang
baik akan diberikan hadiah, namun saat dia mendapatkan nilai yang bagus
kembali, akan tetapi tidak diberikan hadiah seperti saat awal mendapatkan nilai
yang bagus, tentunya dia akan menjadi sangat bingung dan bertanya-tanya.
adapun reincerforcement negatif berupa saat anak tidak menyelesaikan tugas
rumah dengan baik kemudian jangan menghukum dengan hukuman fisik, lebih
baik berikan tambahan tugas sehingga di akan takut apabila tugas yang dia
kerjakan tidak selesai pasti akan bertambah terus-menerus.

Teori Kepribadian

Adapun teori kepribadian menurut pandangan skinner dintaranya

6. Asumsi Dasar Behavioristik

Yang merupakan 3 asumsi dasar, dimana asumsi yang pertama dan juga kedua
dijelaskan untuk menjadi silgi pada umumnya, termasuk juga dalam asumsi
semua pendekatan, diantaranya tingkah laku yang mengikuti sebuah hukum
tertentu, ilmu merupakan sebuah usaha dalam menemukan keteraturan
menunjukan peristiwa tertentu secara teratur dengan peristiwa lain, macam
macam tingkah laku dalam psikologi juga dibedakan menjadi 2

 Tingkah laku yang dapat diramalkan (behavior can be predicted) di


dalam sebuah ilmu bukan hanya dapat menjelaskan akan tetapi juga dapat
meramalkan, dari peristiwa yang akan datang
 Tingkah laku yang dapat dikontrol (behavior can be controlled) dimana
ilmu dapat diantisipasi dan juga ditentukan untuk membentuk sebuh
tingkah laku seseorang, skinner juga sangat ingin memanipulasinya.

2. Struktur Kepribadian Behavioristik

 Skinner merupakan tokoh yang memang tidak memiliki ketertarikan


terhadap struktural dari kepribadian karena menurut skinner dapat
didapatkan dari sebuah ilusi yang dapat dijelaskan dan diprediksi dengan
sebuah tingkah laku di dalam kepribadian, namun tingkah laku dapat
dirubah juga dikontrol dengan mengubah suatu lingkungan, dalam hal ini
juga skinner menitikberatkan ke dalam tingkah laku yang dapat dirubah.
Unsur kepribadian menurut skinner yang relative tetap adalah tingkah laku
dan dapat diklasifikasikan menjadi dua diantaranya:

 Tingkah laku dari responden (respondent behaviour) merupkan respon


yang dihasilkan untuk dapat menjawab sebuah stimulus yang memiliki
hubungan dengan spontan termasuk di didalamnya respon reflek
 Tingkah laku operan (operant behviour) merupakan sebuh respon yang
dimunculkan sebuah organisme dengan tidak adanya stimulus yang secara
langsung memaksa terjadinya suatu respon, di dalam formulasi sistem
tingkah laku, skinner juga meembedakan dua tipe respon tingkah laku
yaitu responden dan juga operan. tingkah laku responden sendiri
merupakan sesuatu yang spesifik dapat ditimbulkan dengan stimulus yang
dikenal.

3. Dinamika Kepribadian Behavioristik


 Kepribadian dan Belajar : Kepedulian dari skinner tentang suatu
perubahan tingkah laku, sehingga teori skinner merupakan teori
pembelajaran, dimana seorang individu memiliki tingkah laku yang baru,
menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu, pada kehidupan terus menerus
dihadapkan tentang suatu situasi eksternal yang baru
 Generalisasi dan Deskriminasi : Stimulus merupakan sebuah proses
timbulnya dari stimulus yang serupa dengan stimuulus yang seharusnya
dapat menimbulkan sebuah respon, diskriminasi stimulus sendiri
merupakan sebuah kemampuan yang dapat membedakan suatu stimulus
yang membuat stimulus menjadi tidak diberi respon. Merkipun serupa
dengan stimulus yang diberi penguat.
 Tingkah Laku Kontrol Diri : Merupakan sebuah prinsip pendekatan
dimana tingkah laku disebabkan dan juga dapat dipengaruhi oleh suatu
variabel eksternal, tidak adanya suatu di dalam diri seseorang dalam
bentuk kegiatan internal yang nantinya dapat mempeengaruhi tingkah
laku. Kontrol diri sendiri bukan merupakan sebuah kekuatan yang terdapat
di daalam diri namun bagaimana dari dalam diri kita mengonrtol variabel
yang nantinya akan menghasilkan sebuah tingkah laku.

4. Prinsip Behavioristik
5. Beberapa prinsip teori belajar behavioristik menurut skinner

 Hasil belajar yang di dapatkan siswa haruslah segera diberitahukan kepada


siswa, apabila terjadi kesalahan segera ibetulkan dan apabila benar diberi
penguat.
 Proses belajar juga harus mengikuti iraman dari yang belajar
 Materi pelajaran, dapat digunakan sistem modul
 Di dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri
 Di dalam proses pembelajaran tidak dapat digunakan hukuman akan tetapi
lingkungan perlu dirubah untuk dapat menghindari teradinya hukuman
 Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah dan lain sebagainya,
hdaiah juga diberikan dengan digunakannya jadwal variabel rasio
reincofer.

Sifat Tingkah Laku Manusia

Skinner berpendapat bahwa keseluruhan permasalahan utama yang dihadapi


di dunia modern biasanya menyangkut tingkah laku manusia, dalam psikologi
kepribadian dimana sebuah masalah tidak dapat diatasi apabila kita hanya
mengandalkan fisika atau kimia saja, justru yang paling dibutuhkan adalah
teknologi tingkah laku dengan kata lain pemahaman tingkah laku manusia dapat
terlihat dari faktor-faktor penyebab yang sesungguhnya misalnya saja aktor dari
lingkungan, skinner juga beranggapan bahwa macam macam sifat dari manusia
otonom yang dapat menghambat tingkah laku diantaranya

 Kebebasan : Dimana kemanusian tidak akan sepenuhnya lepas dari


kendali lingkungan yang ada, melainkan hanya terlepas dari pengendali
tertentu.
 Kemuliaan : Merupakan berhubungan dengan penghormatan dan juga
pemeliharaan dari martabat manusia, menurut freud penganut konsep
tersebut yang menentang ilmu pegetahuan dan juga teknologi tingkah laku.
 Hukuman : Skinner juga tidak menyetujui adanya hukuman, karena
hukuman berasal dari sesuatu konsep yang keliru mengenai tingkah laku
dari manusia.
 Alternatif dari Hukuman : Skinner juga menyatakan alternatif dari
hukuman itu sebenarnya tidak efektif, selain sangat kaku, membiarkannya
juga merupakan cara jangan tidak efektif.

John Dollard dan Neil E. Miller keduanya mengabdi di Institute Of


Human Relation, antara Dollard dan Neil E. Miller berbeda dalam mengambil
suatu gagasan namun dengan pendekatan psikoanalisis antropologi dan sosial
keduanya melakukan sebuah gagasan teori yang nantinya sangat berpengaruh di
bidang psikologi yang dikenal dengan stimulus- response theory yang berkaitan
dengan teori belajar.

Dari teori yang diketemukan oleh Dollard dan Miller bahwa mereka
beranggapan bahwa kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur
kepribadian, kemudian bagaimana Dollard dan Miller menjelaskan dinamika
kepribadian, perkembangan kepribadian serta tingkah laku abnormal.

 Konsep dan Teori Belajar


Clark L. Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang
diselidiki dengan hubungan perkuatan S- R. Metode yang digunakan
merupakan metode matematika, deduktif, dan dapat dites atau diuji. Teori
dari Hull sebenarnya tidak jauh beda dengan teori belajar lainnya.
Beberapa persamaan teori belajar Hull dengan teori belajar sebelumnya
adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan asosiasi S-R
b) Berdasarkan cara melangsungkan hidup.
c) Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.
d) Orientasinya kepada teori Pavlov.

Hull juga mengembangkan beberapa definisi, antara lain:


1. Kebutuhan (Need)
Kebutuhan merupakan keadaan organisme yang menyimpang dari kondisi
biologis optimum pada umumnya yang digunakan untuk melangsungkan
hidupnya. Jika kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak
untuk memenuhi kebutuhannya, hal tersebut dinamakan mereduksi
kebutuhan dan teori belajarnya disebut teori reduksi kebutuhan atau need
reduction theory.

1. Dorongan (Drive)
Kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk
melakukan sesuatu. Istilah lain dari dorongan adalah motif. Adakalanya
seseorang merasa ingin melakukan sesuatu namun orang tersebut tidak
memiliki dorongan untuk melakukannya.

1. Perkuatan (Reinforcement)

Sesuatu yang dapat memperkuat hubungan S- R, dan respon terhadap


stimulus tersebut dapat mengurangi ketegangan kebutuhan. Perkuatan
biasanya berupa hadiah.

Postulat yang Diajukan Oleh Hull


Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagiai
berikut:
1. Tanda-tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan
representasi neuralnya atau saraf.
Postulat 1: Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya. Jika suatu perangsang
mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan cepat mencapai
puncak intensitasnya dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat
saraf afferent berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik
dan seterusnya timbul respon. S- R diubah menjadi S- s- R atau S- s- r- R. Simbol
s adalah impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah
impuls respon yang masih dalam saraf fferent.
Postulat 2: Interaksi saraf afferent. Impuls dalam suatu saraf afferent dapat
diteruskan ke satu atau lebih saraf afferent lainnya. R timbul tidak hanya karena
satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang lalu terjadi kombinasi berbagai
stimulus. Rumusnya akan berubah menjadi S- r- R.

John Dollard dilahirkan di Menasha, Wisconsin, pada tanggal 29 Agustus


1900. Ia menerima gelar A.B. dari Universitas Wisconsin pada tahun 1922 dan
berturut-turut meraih M.A. (1930) dan Ph.D.-nya (1931) dalam bidang sosiologi
di Universitas Chicago. Dari tahun 1926 sampai dengan 1929 la menjadi salah
seorang pembantu rektor Universitas Chicago.
Pada tahun 1932 ia menerima jabatan rektor di bidang antropologi di
Universitas Yale dan pada tahun berikutnya menjadi rektor di bidang sosiologi
pada Institut of Human Relations yang baru saja didirikan. Pada tahun 1935, ia
menjadi peneliti pada institut tersebut dan pada tahun 1948 menjadi peneliti dan
profesor di bidang psikologi. Ia dipensiunkan sebagai profesor pada tahun 1969.
Ia memperoleh pendidikan dalam psikoanalisis dari Institut Berlin dan menjadi
anggota dari Western New England Psychoanalytic Society. Keyakinan Dollard
dan dedikasi pribadinya terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial
tercermin tidak hanya dalam tulisan- tulisannya tetapi juga dalam fakta bahwa ia
pernah mengemban tugas- tugas akademik di bidang antropologi, sosiologi, dan
psikologi pada satu universitas.
Dollard telah menulis banyak artikel teknis dalam ilmu-ilmu pengetahuan
sosial mulai dari etnologi sampai psikoterapi. Ia telah mengarang sejumlah buku
yang juga mencerminkan minatnya yang luas itu. Caste and class in a Southern
town (1937) adalah suatu penelitian lapangan yang sangat dihargai mengenai
peranan orang- orang kulit hitam dalam suatu masyarakat di bagian selatan di AS
dan merupakan salah satu contoh karya awal analisis kebudayaan dan kepribadian.
Karya ini disusul oleh sebuah buku serupa, Children of bondage (1940), yang
ditulis bersama Allison Davis. Ia menerbitkan dua buku berisi analisis psikologis
tentang rasa takut: Victory over fear (1942) dan Fear in battle (1943); dan suatu
monograf penting mengenai penggunaan bahan sejarah kehidupan, Criteria for the
life history (1936). Bersama Frank Auld dan Alice White ia menerbitkan Steps in
psychotherapy (1953), sebuah buku yang menyajikan suatu metode psikoterapi
yang mencakup pendeskripsian yang rinci tentang individu yang sedang dalam
perawatan, dan bersama Frank Auld menerbitkan Scoring human motives (1959).

Neil Miller
Neal Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus
1909 dan meraih gelar B.S.-nya dari Universitas Washington pada tahun 1931. Ia
meraih gelar M,.A.-nya dari Universitas Stanford pada tahun 1932 dan Ph.D.-nya
di bidang psikologi dari Universitas Yale pada tahun 1935. Dari tahun 1932
sampai dengan tahun 1935 ia menjadi asisten di bidang Psikologi pada Institute of
Human Relations dan antara tahun 1935-1936 ia mendapat beasiswa dari Social
Science Researc Council dan memanfaatkannya untuk mengikuti pendidikan
analisis pada Institut Psikoanalisis Wina. Dari tahun 1936 sampai tahun 1940,
menjadi asisten dosen dan selanjutnya lektor pada Institute of Human Relations.
Ia menjadi peneliti dan lektor pada tahun 1941. Dari tahun 1942 sampai tahun
1946, ia memimpin suatu proyek penelitian psikologi untuk Angkatan Udara AS.
Pada tahun 1946, ia kembali ke Universitas Yale, menjadi profesor dalam
program kuliah James Rowland Angell di bidang psikologi pada tahun 1952. Ia
menetap di Yale sampai tahun 1966n dan selanjutnya menjadi profesor psikologi
dan kepala Laboratorium Psikologi Fisiologis pada Universitas Rockefeller.

Struktur Kepribadian
Dollard dan Miller kurang menaruh minat pada unsur-unsur struktural atau
unsur-unsur yang relatif tidak berubah dalam kepribadian, tetapi berminat pada
proses belajar dan perkembangan kepribadian. Kebiasaan adalah konsep struktural
kunci dalam teori ini sebagaimana telah dijelaskan dalam eksperimen bahwa
kebiasaan merupakan asosiasi antara stimulus (baik eksternal maupun internal)
dan respon. Susunan dari kebiasaan yang telah dipelajari tersebut membentuk
kepribadian.
Sejumlah kebiasaan melibatkan respon internal yang membangkitkan stimulus
internal yang bersifat dorongan (drive). Dorongan itu sendiri merupakan stimulus
yang cukup kuat untuk mengaktifkan perilaku. Dorongan terbagi menjadi dua
jenis,yaitu:
1. Dorongan Primer (primary drives)
Adalah dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kondisi fisik atau
fisiologis, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Dorongan primer ini
dianggap kurang penting oleh Dollard dan Miller dalam tingkah laku manusia
karena fungsinya telah tergantikan oleh dorongan sekunder
2. Dorongan Sekunder (secondary drives)
Merupakan asosiasi pemuasan dari dorongan primer, seperti kecemasan, rasa
takut, gelisah, dan sebagainya. Dorongan sekunder ini dibandingkan dengan
dorongan primer dianggap memiliki peranan yang lebih penting dalam
tingkah laku manusia karena lebih tampak secara nyata dan dipandang
sebagai bagian-bagian kepribadian yang bersifat menetap.
2.2.4. Dinamika Kepribadian
Dollard dan Miller sangat eksplisit dalam mendefinisikan sifat motivasi.
Mereka menguraikan secara rinci perkembangan dan perluasan motif-motif,
tetapi mereka tidak membahas taksonomi dan klasifikasi motif. Mereka
berfokus pada motif-motif tertentu, misalnya kecemasan, dan analisis motif
dibuat untuk menjelaskan proses umum yang berlaku untuk semua motif.
Pengaruh dorongan-dorongan pada manusia menjadi rumit karena munculnya
sejumlah dorongan baru. Dorongan-dorongan yang baru merupakan hasil
penurunan atau pemerolehan sama seperti dorongan yang dipelajari.

Selama proses pertumbuhan, tiap individu mengembangkan sejumlah besar


dorongan sekunder yang bertugas membentuk tingkah laku. Dorongan-
dorongan yang dipelajari ini diperoleh dari dorongan-dorongan primer, yang
merupakan perluasan dorongan-dorongan tersebut, dan merupakan bentuk luar
dimana tersembunyi fungsi-fungsi dorongan-dorongan bawaan yang
mendasarinya. Stimulus dorongan sekunder umumnya telah menggantikan
fungsi asli stimulus dorongan primer. Dorongan-dorongan yang diperoleh
misalnya kecemasan, rasa malu, dan keinginan untuk menyenangkan orang
lain, mendorong sebagian besar perbuatan manusia. Implikasi peranan
dorongan-dorongan primer dalam banyak hal tidak dapat diamati lagi dalam
situasi biasa pada seorang dewasa yang memasyarakat. Hanya dalam proses
perkembangan, atau pada masa-masa kritis (gagal dalam penyesuaian diri
menurut tuntutan kultural masyarakat), orang dapat mengamati dengan jelas
bekerjanya dorongan-dorongan primer.
Perkembangan Kepribadian
Dollard dan Miller menganggap bahwa manusia pada saat lahir dan
beberapa saat sesudahnya hanya memiliki sejumlah kapasitas tingkah laku
yang terbatas, yaitu: pertama, sejumlah kecil respon khusus yang sebagian
terbesar berupa respon terhadap satu atau segolongan stimulus spesifik; kedua,
sejumlah hierarki respon bawaan, yakni kecenderungan-kecenderungan
melakukan respon-respon tertentu dalam situasi stimulus- stimulus tertentu
sebelum respon- respon tertentu lainnya; ketiga, memiliki seperangkat
dorongan primer yang berupa stimulus- stimulus internal yang sangat kuat dan
tahan lama, serta umumnya berhubungan erat dengan proses fisiologis.

SOAL
1.
K. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ALBERT BANDURA

a. Biografi Albert Bandura


Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04
Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga
mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di
University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar
Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga
meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam
bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.Beliau
banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku
manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura
dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American
Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahun
1980.

b. Struktur Kepribadian
 Sistem Self (Self System)
Tidak seperti Skinner yang teorinya tidak memiliki konstruk self,
Bandura yakin bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah
satu determinan tingkah laku tidak dapat dihilangkan tanpa
membahayakan penjelasan & kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self
diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis
menempatkan semua hal saling berinteraksi di mana pusat atau
pemulanya adalah sistem self. Sistem self itu bukan unsur psikis yang
mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu pada struktur kognitif yang
memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi–fungsi persepsi,
evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis atau
mengatur tingkah laku secara otonom, tetapi self menjadi bagian dari
interaksi resiprokal.

 Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir, dan dengan kemampuan itu
mereka memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan
akibat kegiatan manusia. Balikannya dalam bentuk determinis resiprokal
berarti orang dapat untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir
tercapai strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif
dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi
proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan
membimbing tingkahlakunya sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan
ketidakseimbangan, agar dapat memobilisasi kemampuan dan usahanya
berdasarkan antisipasi apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada
tiga proses yang dipakai untuk mengevaluasi tingkahlaku internal.
Tingkahlaku manusia adalah hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan
faktor internal.
a. Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri
Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara, pertama
faktor eksternal memberi standar untuk mengevaluasi tingkah laku. Faktor
lingkungan berinteraksi dengan pengaruh–pengaruh pribadi, membentuk standar
evaluasi diri seseorang. Melalui orang tua dan guru anak–anak belajar baik-buruk,
tingkah laku yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Melalui pengalaman
berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas anak kemudian mengembangkan
standar yang dapat dipakai untuk menilai prestasi diri.
Kedua, faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk
penguatan (reinforcement). Hadiah intrinsik tidak selalu memberi kepuasan, orang
membutuhkan intensif yang berasal dari lingkungan eksternal. Efikasi Diri (Self
Effication)
Bagaimana orang bertingkahlaku dalam situasi tertentu tergantung kepada
resiprokal antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif
yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia mampu atau tidak melakukan
tindakan yang memuaskan. Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri
sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil.
1. Efikasi diri atau efikasi ekspektasi (self effication-efficacy expectation)
adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat
berfungsi dalam situsi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan
keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan melakukan tindakan yang
diharapkan.
2. Ekspektasi hasil (outcome expectation) adalah perkiraan atau estimasi
diri bahwa tingkah laku yang dilakukan akan mencapai hasil tertentu.
d. Sumber Efiaksi Diri
Kunci perubahan tingkah laku dari sistem Bandura adalah perubahan
ekspektasi efikasi (efikasi diri).
e. Efikasi Diri sebagai Prediktor Tingkah laku
Menurut Bandura, sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal
antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi. Efikasi diri merupakan variabel
pribadi yang penting, yang kalau digabung dengan tujuan-tujuan spesifik dan
pemahaman mengenai prestasi, akan menjadi penentu tingkah laku mendatang
yang penting. Berbeda dengan konsep-diri (Rogers) yang bersifat kesatuan umum,
efikasi diri bersifat fragmental.
f. Efikasi Kolektif (Collective Efficacy)
Keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat
menghasilkan perubahan social tertentu, disebut efikasi kolektif. Ini bukan ‘jiwa
kelompok’ tetapi lebih sebagai efikasi pribadi dari banyak orang yang bekerja
bersama. Bandura berpendapat, orang berusaha mengontrol kehidupan dirinya
bukan hanya melalui efikasi diri individual, tetapi juga melalui efikasi kolektif
SOAL
1. Jelaskan kepribadian menurut Albert Bandura
2. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian menurut Albert bandura
3. Apakah besar pengaruh self pada tingkah laku?
4. Apa yang dimaksud dengan efikasi diri ?
5. Bagaimana jika seseorang tidak dapat meregulasi emosinya ?

L. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN MENURUT EYSENK

Kepri badian Menurut Eysenck

1. Biografi Eysenck
Hans J. Eysenck lahir di Berlin, Jerman pada tanggal 4 Maret 1916.
Ibunya Silesian kelahiran bintang film Helga Molander, dan ayahnya, Eduard
Anton Eysenck adalah seorang penghibur klub malam yang pernah terpilih
sebagai pria paling tampan di pantai Baltik.
Ayah dan ibunya bercerai saat dia sedang berusia 2 tahun. Eysenck
kemudian dirawat oleh neneknya sampai berusia 18 tahun. Kala itu Nazi mulai
berkuasa, dan sebagai simpatisan Yahudi, Hans Eysenck pun terancam. Kemudian
dia pindah ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya.
Dia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari University of London
pada tahun 1940. Pada saat perang dunia pertama, dia bekerja sebagai seorang
psikolog di bagian gawat darurat. Disinilah penelitiannya pun dilakukan tentang
“kevalidan diagnosis-diagnosis psikiatri”. Hasil peneltiannya kemudian
membuatnya menentang psikologi analisis sepanjang kariernya. Setelah perang
usai, dia mengajar di University of London dan menjadi ketua bagian psikologi di
The Institute of Psychiatri di Betlehem Royal Hospital.
Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai pendekatan
behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar
didasarkan oleh fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris, namun
Eysenck melihat perbedaan kepribadian lebih disebabkan oleh faktor keturunan
atau genetika.
Salah satu metode yang dipakai Eysenck adalah teknik statistik yang
disebut analisis faktor. Cara analisis ini dilakukan adalah dengan responden
diberikan daftar berisi sifat-sifat manusia yang mereka pilih sesuai kepribadian
mereka.
2. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen,
ciri-ciri kas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu
akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapkan pada situasi tertentu.
Setiap orang mempunyai kecenderungan perilaku yang baku, atau berlaku terus
menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
Pengertian kepribadian menurut Hans Eysenk
Eysenk berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari
keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga berpendapat bahwa semua
tingkah laku dipelajari dari lingkungan. Menurutnya kepribadian adalah
keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan oleh keturunan dari lingkungan. Pola tingkah laku itu
berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama
yang mengorganisir tingkah laku; sektor kognitif, (intellegence), sektor kunatif
(character), sektor afektif (temperament) dan sektor somatik (constitution).
Hans Eysenk juga mengatakan dimensi kepribadian dasar adalah
introversi, ekstraversi, dan psikotisme. Kusioner telah dikembangkan untuk
menilai sifat ini, riset ini difokuskan introversi-ekstraversi dimana ditemukan
perbedaan pada level aktivasi dan aktivitas. Eysenk menunjukan bahwa perbedaan
pada sifat individu memiliki basis biologis dan genetik (turunan), walaupun
demikian dia juga mengisyaratkan bahwa perubahan penting dalam fungsi
kepribadian dapat terjadi melalui terapi perilaku.
3. Struktur Kepribadian
Tentang struktur kepribadian, Eysenck berpendapat bahwa kepribadian
tersusun atas tindakan-tindakan, disposisi-disposisi yang terorganisir dalam
susunan hirarki berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya. Diurut dari
yang paling tinggi dan paling mencakup ke yang paling rendah dan paling umum,
adalah sebagai berikut :

1. Hirarki tertinggi: Tipe, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi


trait dalam suatu dimensi yang luas.
2. Hirarki kedua: Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon
yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah
disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
3. Hirarki ketiga: Kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon
spesifik, tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon
kejadian yang mirip.
4. Hirarki terendah: Respon spesifik, tingkah laku yang secara aktual dapat
diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Keempat macam deskripsi mengenai kepribadian ini bersangkutan dengan


keempat macam faktor dalam analisa faktor, yaitu :
Type, bersangkutan dengan general faktor.
Traits, bersangkutan dengan group faktor.
Habitual response bersangkutan dengan special faktor, dan
Specific response bersangkutan dengan error faktor.

SOAL

1. Jelaskan kepribadian menurut H.J. Eysenck?


2. Apa penelitian pertama yang eysenck lakukan setelah menerima
gelar doktor di bidang psikologi?
3. Apa yang dimaksud dimensi kepribadian dasar?
4. Apakah sifat yang di pengaruhi oleh gen dapat di rubah ?
5. Apa yang dimaksud dengan faktor analisa?

M. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI HOLISME & HUMANISME“


ABRAHAM MASLOW”

A. Holisme Dan Humanisme

Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits karena


teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan
kepribadian. Dalam hal ini kedudukan Maslow menjadi unik. Pada mulanya dia
adalah pengikut setia John Watson, sehingga dapat dimasukkan kedalam
kelompok behavioris. Namun kemudian menyadari bahwa behaviorisme dan
psikoanalisis yang mengembangkan teori berdasarkan penelitian binatang dan
orang neorotik, tidak berhasil menangkap keajaiban nilai-nilai kemanusiaan.
Abraham Maslow akhirnya menjadi orang pertama yang memproklamirkan aliran
humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi (kekuatan pertama:
psikoanalisis, dan kekuatan kedua: behaviorisme)

HUMANISME
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai
kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang
pesimisme dan keputus-asaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan
"robot" pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki
didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau
menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari
potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan
tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan
hal-hal berikut :
Holisme
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai
kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/ komponen yang berbeda.
Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan,
dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum yang
berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang mestinya
ditemukan agar dapat difahami berfungsinya tiap komponen.
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah ;
a) Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi
(unity,
6. integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah
keadaan normal, disorganisasi berarti patologik.
7. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya,
tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
Keseluruhan berfungsi menurut hukum- hukum yang tidak
terdapat dalam bagian-bagian.
8. Organisme memiliki satu drive yang berkuasa yakni aktualisasi
diri (self actualization) Orang berjuang tanpa henti (continous)
untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah
manapun yang terbuka baginya.
9. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal
bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak
dilingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang
sehat dan integral.
6. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna
daripada penelian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi
psikologis yang diisolir.

ORGANISASI KEPRIBADIAN
Sindrom Kepribadian
Unit utama dari kepribadian adalah sindrom kepribadian (personality
syndrome): senjumlah sifat-sifat yang berbeda (tingkahlaku,persepsi, fikiran,
dorongan untuk berbuat, dll.) yang terorganisir dan berhubungan satu sama lain.
Maslow meneliti tiga sindrom yang terpenting, yakni sindrom harga diri (self
esteem), sindrom keamanan (security), dan sindrom kecerdasan (intelectual).
Penelitian dilakukan dengan menggukan metoda holistik-analitik
Kekurangan dan menjadi (deficiency – being)
Menurut maslow, orang berhubungan dengan dunia luar dalam dua
bentuk, alam-kekurangan dan alam menjadi. Alam kekurangan atau D-realm
adalah D-need, D-love, dll (D =deficiency=kekurangan.) dapat dikategorikan
kegiatan memuaskan kebutuhan dasar unuk bertahan hidup – orang akan berusaha
mengatasi kebutuhan makan, minum,istirahat. Alam menjadi, atau B-realm
adalam B-need, B-love, dan B – lainnya (B = being = menjadi.) adalah hubungan
orang dengan dunia luarnya sesudah kebutuhan dan motiv dasar terpenuhi. Orang
kemudian telibat dalam mengembangkan aktualisasi diri dan memperluas
eksistensi.
Sebagai tambahan untuk membedakan motiv/kebutuhan D dengan B,
maslow membedakan menjadi dua, D-cognition dengan B-cognition. B-kognisi
lebih diharapkan tetapi dapat membuat orang hanya memikirkan diri sendiri dan
tidak memikirkan orang lain. Dan hal tersebut menurut maslow tidak baik.
Perbedaan berfikir B-kognisi dengan D-kognisi dapat dilihat pada tabel 25.
Personal orientation inventory (shostrom).
SOAL
1. Psikologi kepribadian menurut maslow?
2. Apa yang dimaksud dengan organisme kepribadian?
3. Sebutkan dan jelaskan Pandangan holistik dalam kepribadian?
4. Apa pandangan humanisme terhadap kepribadian manusia ?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari teori maslow?
M. TEORI KEPRIBADIAN CARL ROGERS

Kepribadian merupakan keseluruhan dari seseorang dalam bereaksi dan


berinteraksi dengan individu yang lainnya. Kepribadian juga dapat dideskripsikan
sebagai sifat yang diperlihatkan seseorang yang dapat diukur. Di dalam ilmu
psikologi, terdapat beberapa teori-teori yang membahas mengenai kepribadian
dari berbagai ahli psikolog yang ada. Setiap teori kepribadian yang ada, tentunya
memiliki pendapat serta bahasannya masing-masing. Teori adalah salah satu hal
yang cukup penting di dalam sebuah ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan
mengenai kepribadian. Tanpa adanya teori kepribadian maka usaha untuk
memahami perilaku seseorang akan sulit. Teori kepribadian merupakan
sekumpulan anggapan ataupun konsep yang mana berkaitan satu sama lainnya
tentang tingkah laku dari manusia.

Salah satunya yang cukup populer yaitu Carl Rogers, yang merupakan
psikoterapis yang dalam sesi terapi nya melibatkan peneliti menggunakan tape
recorder di tahun 1940an. Dengan metode tersebut, orang-orang mulai belajar
mengenai hakikat dari psikoterapi serta proses beroperasinya. Model terapi ini lah
yang kemudian dikembangkan oleh Rogers dan dikenal dengan client centered.

Carl Rogers sendiri merupakan salah satu tokoh dalam bidang psikologi
humanistik, yang mana memiliki pandangan jika setiap orang memiliki tanggung
jawab atas hidup dan kedewasaannya sendiri. Carl Rogers berpendapat bahwa
semua orang bebas dalam melatih serta mengatur diri nya sendiri. Namun
tentunya setiap orang harus bertanggung jawab atas pengontrolan diri dari atas
segala sesuatu yang mereka lakukan. Teori yang dikemukakan Carl Rogers ini
memang banyak digunakan dalam bidang konseling & terapis.
Teori Rogers sebenarnya didasarkan pada “daya hidup” yang mana
disebut sebagai kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan akstualisasi inilah
yang diartikan sebagai motivasi yang mana menyatu di dalam setiap individu
masing-masing dan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada
semaksimal mungkin. Jadi makhluk hidup tak hanya memiliki tujuan untuk
bertahan hidup saja namun juga mendapatkan apa yang terbaik di dalam
keberadaannya
SOAL
1. Jelaskan kepribadian menurut carl rogers?
2. apa yang dimaksud dengan teori?
3. Jelaskan apa yang di maksud dengan kecendrungan aktualisasi?
4. Apa yang di gunakan carl rogers untuk psikoterapis?
5. Mengapa memahami perilaku seseorang di haruskan memakai
teori?
N. TEORI KEPRIBADIAN VICTOR FRANKL

Logoterapi, Makna Kehidupan dan Kepribadian Sehat


Filsafat Logoterapi lahir dari kondisi yang suram dan tiada penghargaan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Suasana Perang Dunia II benar-benar telah
mencampakkan harga diri kemanusiaan sampai ke dasar terendahnya. Manusia
tidak lagi dihargai sebagai entitas yang dapat mengambil keputusannnya sendiri.
Institusi negara dan ideologi-ideologi totaliter telah merontokkan martabat
manusia. Kita bisa melihat karya para filsuf eksistensialis yang sezaman dengan
Frankl, seperti Albert Camus dan Jean Paul Sartre yang frustasi akan masa depan
umat manusia.

Menurut Frankl, keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam


kehidupan disebut sebagai kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang
bercirikan tanpa arti, tanpa maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl,
individu semacam ini berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum),
suatu kondisi yang menurut keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman
modern.
Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
6. Spiritualitas.
Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak
dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah
material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun
tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu.
Merupakan suatu konsep yang sulit dirumuskan namun tidak dapat
direduksikan dan tidak dapat diterangkan dengan bentuk-bentuk
yang bersifat material, kendatipun spiritual dapat dipengaruhi oleh
dimensi kebendaan. Namun tetap saja spiritualitas tidak dapat
disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi
tersebut. Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa
Manusia tidak dapat didikte oleh faktor-faktor non-spiritual seperti
instink, kondisi spesifik, atau lingkungan
7. Kebebasan.
Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor –
faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi
lingkungan.
8. Tanggung jawab
Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia
juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab
dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk
kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira –
kira demikian anda bertindak sekarang.”
SOAL
1. Jelaskan Psikologi kepribadian menurut Victor Frankl?
2. Jelaskan Apa yang di maksud dengan spiritual?
3. Jelaskan apa yang di maksud kebebasan?
4. Jelaskan menurut anda bagaimana cara anda untuk
membatasi kebebasan ?
5. Bagaimana cara anda untuk memepertahankan tanggung
jawab ?
DAFTAR PUSTAKA
Agus sujanto,psikologi umum,bumi aksara, 1993, hal 116
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang : Umm Press. 2004.
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Jakarta: UMM.
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
2004 hal 402.

Belajar: Penerjemah: Yudi Santoso

Blair, Deirdre, Jung: A biography, Boston: Little Brown, 2003. Shamdasani,


Boeree, C. George. (2009). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie..
Cambridge, Cambridge University Press, 2003
Cyrilla. 2009. Teori Perkuatan Dollard Miller. http://cyrillaq.blogspot.com. 5
Maret 2010.
Dakir,dasar dasar psikologi,pustaka pelajar 1993, hal 27

Edward Hoffman. 1988. A Biography of Abraham Maslow. Los Angeles: Jeremy


P. Tarcher.

Farozin, H Muh., Fathiyah, Nur Kartika. 2004. Pemahaman Tingkah Laku.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Feist, Jess & Feist J. Gregory (2006). Theories of Personality. New York: Pustaka
Georee, George. Sejarah Psikologi. Yogyakarta: Primasophie. 2005.

Herfis. 2009. Clark L. Hull. http://herfis.blogspot.com. 5 Maret 2010.

Howard s fridman, personality,erlangga 2008, hal 232

Herfis. 2009. Clark L. Hull. http://herfis.blogspot.com. 5 Maret 2010.

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/
http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/
http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan
http://www.pinasthika.co.id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian-
menurut-kurt-lewin.

Kartono, Kartini. Teori Kepribadian. Bandung : CV Mandar Maju. 2005.

Supartiknya. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: IKAPI-KANISIUS.


1998.
Supartiknya. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: IKAPI-KANISIUS.
1998.Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Pers
ada. 2008

Sonu, Jung and the Making of modern Psychology: the dream of a science,

Syamsu, Juntika. Teori Kepribadian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008 hal
124.

Anda mungkin juga menyukai