WILM’S TUMOR
Preceptor:
Prof. DR. Dr. Chairul Ismael, SpB, Sp.BA
Penyusun:
Nurhaya
Adhitya Wisnu M
Miftah Pramudyo
SUB-DIVISI BEDAH-ANAK
BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT DR HASAN SADIKIN
BANDUNG
2007
0
Wilm’s Tumor
Definisi
Wilms’ tumor (Nephroblastoma) adalah neoplasma embrional yang dari ginjal bersifat
ganas. Tumor jenis ini timbul paling sering pada anak-anak kecil atau usia muda. Tumor
pertama ditemukan oleh Max Wilms, seorang ahli bedah Jerman pada tahun 1814. Beliau
menggambarkan tumor ini sebagai tumor berasal dari tisu embrionik dan dari mesoderma
Epidemiologi
Penyakit ini sering berlaku dikalangan anak-anak berusia 2-5 tahu dengan rata-rata 3-3,5
tahun. Jarang terjadi pada bayi seumur kurang dari 8 bulan namun pada usia ii sering terjadi
congenital mesoblastic nephroma. Daerah ren yang sering terkena adalah satu bagian atau
unilateral, jarang sekali tumor ini mengenai ren secara bilateral (4-8). Dari aspek jantina,
tumor ini mempunyai risiko sama di kalangan anak-anak laki-laki dan perempuan. kelainan
1
Etiologi
Secara umumnya, Wilm’s tumor terbentuk akibat factor turunan (hereditary) atau
sporadic. Faktor turunan hanya mempengaruhi kurang lebih 1% dari kasus-kasus berlaku
berkaitan dengan Wilm’s tumor. Secara teori, tumor adalah disebabkan oleh delesi ikatan atau
inaktivasi gen pada kromosom 11 yang mempunyai hubungan dengan gen tumor suppressor.
Tiga macam gen ini dikenal pasti yaitu WT1, WT2 dan WT3. WT1 dan WT2 dapat ditemukan di
kromosom 11, 17 dan 19 walhal jenis yang WT3 ditemukan di kromosom 16q. Gen WT3 ini
Patogenesis
Penyakit ini bermula dengan pertumbuhan dan perkembangan sel precursor yag disebut
Nephrogenic Rest (NR). NR membagi kepada dua kategori yaitu perilobar dan intralobar.
Mekanisme di mana Wilm’s tumor bisa tumbuh adalah persis dengan mekanisme pertumbuhan
retinoblastoma. Tumor ini dapat timbul dari 3 elemen jaringan ginjal yaitu :blastema, epitelium,
dan stroma dengan proporsi yang bervariasi. Tumor wilms’ umumnya berukuran besar,
multilobular, dan keabuan dengan fokus area yang nekrosis atau berdarah. Dapat juga ditemukan
pseudokapsul.
Gen WT3 bertanggungjawab dalam proses differensiasi semua sel primitive metanefrik
blastemic (renal fetalis) yang secara normal kepada renal tubules dan glomeruli. Jika tumor
diasumsi mempunyai kaitan dengan factor hereditary, tumor akan tumbuh pada ginjal secara
2
Namun apapun bentuk tumor yang tumbuh, perkembang tumor tidak berlaku pada
minggu gestasi yang ke 8 sampai dengan 34. Delapan belas persen dari penderita penyakit ini,
akan mempunyai gejala congenital anomali tambahan selain perbentukan tumor. Anak-anak yang
menderita kongential anomali dan Wilm’s tumor sering didapatkan jenisyang bilateral.
Penyebaran tumor adalah secara langsung melalui kapsul ginjal, hematogen (vena renalis
dan vena cava) atau penyebaran secara limfatik. Metastasis ke paru (85-95 %) dan ginjal (10-15
%), dan mengenai nodus limfatik regional terjadi pada 25 % pasien. Metastasi ke tulang dan otak
jarang ditemui.
Gejala Klinik
Sembilan puluh persen dilaporka datang dengan pembesaran massa abdominal yang
asimtomatik. Kadang-kadang penderita mengeluh nyeri pada abdomen yang tidak jelas (37%),
hematuria (21%) dan demam (23%). Hipertensi juga dapat ditemukan pada pasien dengan
Wilm’s tumor bisa berlaku dalam 25%- 63% kasus yang dilaporkan. Ini disebabkan oleh tumor
mengenai pembuluh darah dan produksi renin oleh ginjal disebabkan pengaruh tumor.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan sekresi eritropoeitin tumor Wilms' namun jarang
Foto polos abdomen dan thoraks, kalsifikasi yang kasar dapat ditemukan pada pasien
dengan tumor Wilms'. Foto thoraks dapat menunjukan adanya metastase ke paru-paru.
Abdominal CT dengan kontras atau IVP (intravenous pyelography) dapat mengetahui adanya
massa pada ginjal dan sistem koleksi pada ginjal. USG berguna sebagai tambahan pada
3
pemeriksaan dengan IVP, untuk melihat pertumbuhan tumor ke pembuluh darah ginjal, vena
cava, abdomen dan bone scan. Konfirmasi histopatologik juga bagian penting dari pemeriksaan.
Stadium Kriteria
I Terbatas pada ginjal, bisa dikeluarkan sepenuhnya, kapsul intak, tidak ruptur
Penatalaksanaan
Stadium and
Surgeri Kemotherapy Radiotherapi
Histologi
4
Stadium I or Nephrectomi Vincristine Tidak perlu
II dengan Dactinomycin
histologi
berkenaan
Stadium I
dengan
anaplasia
Stadium III Nephrectomi Vincristine Perlu
atau IV Dactinomycin
dengan Doxorubicin
histologi
berkenaan
Stadium II,
III, atau IV
dengan focal
anaplasia
Stadium II, Nephrectomi Vincristine Perlu
III, atau IV Doxorubicin
dengan Cyclophosphamide
diffuse Etoposide
anaplasia
Seperti daftar di atas, penatalaksanaan Wilm’s tumor itu tergantung kepada stadiumnya
yang mana menentukan juga prognosis setelah rawatan dilakukan. Biasanya, pada stadium I
yangmenunjukan tanda anaplasia atau stadium I dan II dengan menunjukan tanda khas Wilm’s
tumor secara histologis seperti sel-sel primitif dan sel-sel yang tidak berdifferensiasasi pada
preparat dilakukan nephrectomi dan kemoterapi sebagai adjuvannya. Bagi stadium III atau IV
dengan tanda khas histolgis pada preparat maupun stadium II, III, IV dengan menunjukan
anaplasia fokal pada ginjal, sering dilakukan penanganan berupa gabungan surgical, kemoterapi
dan radioterapi. Hal yang sama juga dilakukan pada Stadium II, III, atau IV dengan diffuse
anaplasia dan ditambah dengan Etoposide yang bertindak sebagai obat yag menghalangi berlaku
5
Komplikasi
Dengan dilakukan nephrectomy, menyebabkan kompensasi dari ginjal yang satu lagi
untuk bekerja lebih, sehingga dapat menyebabkan hipertrofi ginjal. Kemoterapi dan terapi radiasi
dapat menimbulkan neoplasma sekunder. Gangguan fungsi jantung pada pasien yang diberikan
antracyclin dan doxorubicin. Gangguan dari fungi paruparu, hepar dan tulang akibat dari
metastase.
Prognosis
Secara umum, prognosis Wilm’s tumor ditentukan dengan melihat tingkat stadium tumor
serta Penglibtan KGB dengan 90% untuk 5- tahun survival rate. Pasien dengan usia kurang dari 2
tahun yang berat tumornya kurang dari 250 gram memiliki prognosis lebih baik. Indikator paling
penting dari prognosis yang buruk adalah anaplasia histologik, atau klasifikasi tumor stage III,
IV. Hiperdiploidi, translokasi multipel kompleks, multiple tumor stem cell line menunjukan
prognosis yang buruk, dan mungkin menggambarka ketidakstabilan genetik dari sel tumor, yang
DAFTAR PUSTAKA
6
Gerard P Murphy,MD. WalterLawrence,Jr. MD.Raymond E.L.,Jr., MD., American Cancer
Kathryn L. McCance, SueE. Huether, Pathophysiology: The Biological Basis for Disease in