Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
I.Pendahuluan
berasal dari proximal ligamentum Treitz, yang menghubungkan empat bagian dari
duodenum dengan flexura splenic dari bagian distal usus.(1,2) Dengan penggunaan
dari endoskopi gastrointestinal bagian atas, sumber dari perdarahan dapat dideteksi
Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan suatu keadaan yang sering
dijumpai di tiap rumah sakit diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Walaupun sudah
terdapat banyak kemajuan dalam bidang diagnostik, terapi dan perawatan, tetapi
masih ada sebagian pasien tersebut yang meninggal. Angka kematian tersebut kira-
kira 8-10% di negara maju dan dibagian penyakit dalam FKUI/RSCM kira-kira
25% yang meninggal karena perdarahan saluran cerna bagian atas. Kematian
tersebut ada hubungan dengan beberapa faktor seperti usia lanjut, terlambat
berobat, perdarahan yang banyak serta adanya penyakit berat lain yang
menyertainya.(3)
II.Insiden
Insidensi pada ulkus peptikum pada usia 50-60 tahun dimana pada ulkus
sekitar 21.000 orang setiap tahun dan merupakan penyebab kematian akibat kanker
ketujuh. Hal ini lebih umum di antara populasi tertentu: usia 50 thn ke atas, miskin,
kulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan orang-orang yang tinggal di iklim utara.
1
Untuk alasan yang tidak diketahui, adenokarsinoma lambung menjadi berkurang di
Amerika Serikat. Hal ini jauh lebih umum di Jepang, Cina, Chili, dan Islandia. Di
negara ini, program skrining merupakan sarana penting untuk deteksi dini.(4)
Prevalensi dari perdarahan saluran cerna bagian atas dalam populasi sekitar 100
III.Etiologi
Penyebab utama perdarahan akut saluran cerna bagian atas (SCBA) sangat
akut saluran cerna bagian atas yaitu ulkus peptik, varices esophagus, perdarahan
Sedang di negara-negara barat juga di Asia Timur dan Tenggara, pada umumnya
IV.Anatomi
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam rongga dada, esophagus, berada
di mediastinum posterior mulai dari belakang lengkung aorta, dan bronchus cabang
utama kiri, kemudian agak membelok ke kanan berada, di samping kanan depan
aortatorakalis bawah dan masuk ke dalam rongga perut melalui hiatus esophagus
2
dari difragma dan berakhir di kardia lambung. Panjang esophagus yang berada di
Kesulitan dalam mengindentifikasi sistem limfatik baik secara in vivo maupun post
mortem menjadikan ilmu anatomi sistem limfatik esofagus sangat terbatas. Kapiler
limfe saling berhubungan pada ruang yang terdapat di antara jaringan sebagai
pengubung endotel atau sebagai kumpulan endotel yang terlihat mirip dengan yang
spesimen autopsi dan mikrokop elektron diperlihatkan bentuk yang sama pada
longitudinal gaster.(8)
3
Gambar 2. Sistem Limfatik Esofagus(8)
sfingter terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batas antara faring adan
esophagus, yaitu tempat peralihan otot serat lintang menjadi otot polos.
Penyempitan kedua terletak di rongga dada bagian tengah akibat tertekan lengkung
aorta dan bronkus utama kiri. Penyempitan ini tidak bersifat sfingter. Penyempitan
terakhir terletak pada hiatus esophagus diafragma yaitu tempat esophagus berakhir
di kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat sfingter.(6)
4
1. Jarak dari gigi insissivus 2. Ujung atas esophagus 3. Faring 4. Penyempitan servikal 5.
Esofagus mendapat darahnya dari banyak arteri kecil. Bagian atas esophagus
yang berada di leher dan rongga mendapat darah dari a.tiroidea inferior, beberapa
cabang dari a. bronkhialis, beberapa arteri kecil dari aorta. Esophagus di hiatus
esophagus dan rongga perut mendapat darah dari a. frenika inferior kiri dan cabang
a. gastrika kiri.(6)
a) b)
bagian atas dan tengah aliran vena dari pleksus esofagus berjalan melalui vena
esofagus ke vena azygos dan vena hemiazygos untuk kemudian masuk ke vena
cava superior. Di esofagus bagian bawah, semua vena masuk ke dalam vena
5
koronaria yaitu cabang vena porta sehingga terjadi hubungan langsung antara
sirkulasi vena porta dan sirkulasi vena esofagus bagian bawah melalui vena
esofagus dan duodenum. Lambung terdiri dari bagian atas, yaitu fundus, korpus dan
bagian bawah yang horizontal yaitu antrum pylorik. Lambung berhubungan dengan
esofagus melalui orificium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium
darahnya yang sangat kaya dan berasal dari empat jurusan dengan pembuluh nadi
besar di pinggir kurvatura mayor dan kurvatura minor serta dalam dinding
lambung. Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteri gastrika
6
dan arteri lienalis. Di belakang dan tepi medial duodenum juga ditemukan arteri
besar (a.gastroduodenalis). Perdarahan hebat bisa terjadi karena erosi dinding arteri
itu pada tukak peptik lambung atau duodenum.(6,8) Vena lambung dan duodenum
bermuara ke vena porta. Peredaran vena ini kaya sekali dengan hubungan kolateral
Persarafan diambil dari vagus dan dari fleksus siliaka sistem simpatis.(6,9)
darahnya, dengan sebagian besar drainase limfatik masuk ke nodus celiaca. Aliran
limfa dari submukosa, lapisan muskularis dan serosa bergabung menjadi empat
a.gastrika sinistra, menerima cabang dari porsi atas lambung dan berakhir di nodus
kedua membawa aliran limfatik dari fundus dan lambung bagian proksimal. Aliran
celiaca. Kelompok ketiga membawa aliran limfatik dari bagian distal kurvatura
Kelompok terakhir sistem limfatik lambung membawa cairan limfe dari area
pylorus ke nodus limfatik gastrika superior, nodus hepatik dan nodus subpyloric.
(10)
7
Gambar 6: Aliran limfatik lambung(10)
empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada suatu lubang yang
pylorus.(9)
setiap vili mukosa. Pembuluh limfe ini membentuk pleksus pada lamina propria
8
kedua. Terdapat pula pleksus limfatik lain yang terdapat di antara lapisan muskuler
V.Patofisiologi
inflamasi langsung pada mukosa gaster dan duodenum. Telah dibuktikan bahwa
eradikasi dari helicobacter pylori dapat mengurangi resiko berulangnya ulkus dan
perdarahan berulang dari ulkus. Demikian dalamnya lubang ulkus sampai pada
9
a) b)
Gambar 9. (a) Ulkus dengan dasar yang bersih(1) (b) Ulkus dengan perdarahan aktif(1)
dapat mempengaruhi aliran darah splanik, juga aliran darah portal. Dalam
setiap aliran darah portal, untuk mempertahankan tekanan portal yang normal,
tidak seimbang lagi akibat meningkatnya secara patologis, baik aliran darah portal
kolateral porto sistemik (varises) secara spontan, sebagai usaha untuk menurunkan
faktor-faktor anatomi lokal. Beberapa faktor yang saat ini dianggap bertanggung
pembuluh darah portal, vasodilatasi splanik dan sistemik, serta perubahan anatomi
vena esofagus bagian bawah. Tekanan portal yang tinggi sesaat setelah terjadinya
10
perdarahan, saat ini dianggap sebagai faktor prediktif untuk timbulnya perdarahan
ulang.(13)
Mayoritas darah dari esofagus yang terkuras habis melalui vena esofagus,
yang langsung mengalir ke vena kava superior. Pembuluh darah ini tidak mendapat
bagan dalam pengembangan varises esophagus. Sisa darah dari esofagus terkuras
habis melalui vena permukaan lapisan mukosa esophagus, yang mengalir ke vena
koroner yang pada gilirannya, mengalir langsung ke vena porta . Vena superfisial
Tekanan portal normal adalah sekitar 9 mmHg dibagi dengan tekanan vena
kava inferior 2-6 mmHg. Hal ini menghasilkan gradien tekanan normal 3-7 mmHg.
Jika tekanan portal meningkat sekitar 12 mmHg, gradien ini meningkat menjadi
7-10 mmHg, gradien yang lebih besar dari 5 mmHg menghasilkan hipertensi
portal. Pada gradien yang lebih besar dari 10 mmHg, aliran darah pada sistem
portal hepatik mengarah dari hati ke daerah dengan tekanan vena yang rendah. Ini
menjadi melebar dengan dinding yang lebih tipis dan tampak sebagai varikositis.
Selain itu, semua pembuluh darah ini kurang didukung oleh struktur lain sehingga
Trombosis vena splenik adalah suatu kondisi yang jarang menyebabkan varises
11
esofagus tanpa peningkatan tekanan portal. Splenektomi dapat menyembuhkan
Gejala Klinis
Gejala-gejala perdarahan akut saluran cerna bagian atas ini dapat berupa
darah, dapat berwarna hitam atau merah, tergantung lamanya darah berada di
dalam lambung; dapat pula berbentuk seperti kopi (coffee ground appereance) bila
bercampur dengan bekuan darah. Warna hitam pada muntah terjadi karena hasil
Melena adalah buang air besar yang berwarna hitam lembek seperti tar
dengan bau yang busuk dan lengket yang menandakan adanya perdarahan
12
oksidasi pada zat besi yang terkandung pada hemoglobin yang menghasilkan
hematin yang berwarna hitam dalam proses perjalanannya di colon. Untuk dapat
Hematochezia adalah keluarnya darah yang berwarna merah terang dari anus atau
duodenum. Perdarahan yang cepat (kurang dari 8 jam) dan dalam jumlah banyak
Perdarahan yang massif (lebih dari 1 liter dalam waktu yang relatif singkat)
yang mendadak, kulit pucat seperti mayat, nadi cepat dan kecil, penurunan tekanan
darah, rasa pusing, ujung-ujung anggota gerak terasa dingin, mulut terasa kering
dan rasa haus. Bila pada saat ini pertolongan yang cepat dan tepat tidak segera
diberikan, penderita akan segera jatuh dalam renjatan yang berat, yang sulit diobati
Pemeriksaan Fisis
Tujuan dari pemeriksaan fisis pada pasien ini untuk mengavaluasi adanya
Nadi dan tekanan darah pasien seharusnya diperiksa pada posisi supine
13
Didapatkan juga hematemesis dan melena. Kotoran yang kemerahan,
dengan transit yang lebih cepat mungkin juga adalah suatu perdarahan
Tanda- tanda penyakit hati kronik juga bisa didapatkan seperti spider nevi,
buruk. Tanda- tandanya seperti nodul hati, massa abdomen, dan pembesaraan dari
limfonodus.(1)
Pemeriksaan Penunjang
defisiensi besi).(1)
perdarahan gastrointestinal.(1)
endoskopi, yang bahkan tidak jarang harus dikerjakan secara dini maupun darurat
dini atau darurat dini, biasanya hanya dikerjakan bila kemudian direncanakan akan
14
diikuti dengan pengobatan lain yang lebih defenitif sifatnya seperti tindakan
(b)
Gambar 11. a) varises esophagus pada foto barium b) kanker lambung pada gambaran CT Scan(17)
VI.Diagnosis
Diagnosis perdarahan saluran cerna bagian atas biasanya tidak terlalu sulit.
Dengan anamnesis yang baik dan hati-hati, pemeriksaan fisik yang teliti, dan
ditegakkan diagnosisnya dengan mudah. Hanya sebagian kecil kasus saja yang
secara non invasif maupun infasif. Beberapa contoh pemeriksaan non invasif antara
VII.Penatalaksanaan
Resusitasi
saat penderita masuk ruangan, segera dianjurkan untuk istirahat total, tekanan
15
darah dan nadi diperiksa, dan dilakukan anamnesis yang baik untuk mengetahui
perkiraan jumlah darah yang telah hilang. Pada dugaan adanya perdarahan masif,
yaitu terdapat perdarahan lebih dari 1 liter dalam waktu yang relatif pendek, pada
pemeriksaan fisik terdapat tanda-tanda pra renjatan (tekanan darah kurang dari 100
mmHg, dan nadi lebih dari 100 kali per menit), sebaiknya segera pasang infuse.
Cairan yang terpilih adalah ringer laktat atau dextrose 5%. Bila ada tanda-tanda
tekanan darah cenderung menurun, tetesan infus dapat dipercepat, kaiau perlu
diguyur sehingga tekanan meningkat sampai di atas 100 mmHg. Bila perlu dapat
tinggi.(5)
yang diberikan dapat mencapai 2-3 kali jumlah darah yang diperkirakan telah
hilang. Pada awal pemberian dapat diberikan whole blood namun selanjutnya
cukup dengan packed red cell.(5) Diusahakan supaya Hb kembali di atas 10 gr%
hipoksemia akibat renjatan berat (tensi dan nadi tidak terukur, daerah akral/
1. Bilas air es
Tindakan yang paling sederhana adalah bilas lambung dengan air es lewat pipa
16
nasogastric (NG tube). Tindakan bilas ini terutama bermanfaat pada perdarahan
(5)
akibat gastroduodenitis erosif untuk tukak lambung. ini untuk menimbulkan
2. Hemostatik
3. Antasida
maupun psikis, dan dapat menimbulkan erosi maupun tukak yang baru, atau
memperberat luka yang sudah ada. Biasanya diberikan dalam bentuk cairan,
Pada saat perdarahan masih aktif, biasanya diberikan secara intravena dalam
5. Operasi
berasal dari arteri. Tentunya disertai transfusi darah yang masif pula.
Perdarahan yang sedikit atau sedang, tidak perlu dioperasi dan dapat diatasi
17
dengan terapi medikamentosa. Bila pada endoskopi terlihat suatu visible
4. Perforasi
Jenis operasi yang biasa dilakukan pada kasus ulkus peptik adalah :(1)
18
Gambar 13. Pyloroplasty dan Gastrojejunostomy(8)
luas.
tersebut adalah helicobacter pilori maka pasien dapat juga diberikan PPI-based
+ Amoxicillin 1g).(1)
19
Perdarahan dari varises esophagus:
Bila dalam waktu 6 jam setelah bilas air es, cairan di lambung masih
menunjukkan perdarahan aktif, dapat dicoba pemberian bilas air es + obat- obat
dalam 50-150 ml air es dimasukkan lewt nasogastrik tube ke dalam lambung, pasa
setiap akhir bilasan. Tindakan ini diberikan terutama pada perdarahan minimal
tapi terus berlangsung, pemeriksaan EKG ada kelainan, usia di atas 70 tahun dan
pada perdarahan varises maupun non varises. Bilas air es dapat diulang setiap 6
jam.(5)
2. Tetes Vasopressin
Tetes vasopressin diberikan bila dalam waktu 6 jam setelah bilas air es (+/-
vasopressin dalam 500 ml dextrose 5%. Campuran ini kemudian diberikan dalam
bentuk tetesan intravena dengan kecepatan 0.5 unit/menit, dalam waktu 20-60
menit, dan dapat diulang setiap 3-6 jam. Vasopressin menghentikan perdarahn
3. Balon Tamponade
Balon tamponade ada 2 macam: linton nachlas tube (LN tube) yang
fundus, dan sengstaken blakemore tube (SB tube) dengan 2 balon lambung dan
20
esofagus, terutama untuk perdarahan varises esofagus. Untuk menghindari
komplikasi yang tidak jarang fatal, banyak modifikasi yang dilakukan baik dalam
cara pemasangan maupun bentuk balon ini. Komplikasi pemasangan SB tube yang
laserasi sampai perforasi), dan obstruksi jalan nafas karena migrasi balon ke dalam
hipofaring.(5)
SB tube dapat dipasang selama 24 jam atau 2x24 jam. Bila lebih lama
dengan SB tube, kedua balon dapat dikempiskan, tetapi tube dapat ditinggalkan.
Baru setelah 24 jam tidak ada perdarahan ulang, SB tube dapat dikeluarkan. Bila
4. Skleroterapi Endoskopi
panjang guna mencegah teijadinya perdarahan ulang.(5) Obat yang dipakai sebagai
21
5. Sklerosis varises transhepatik
utama PTO adalah perdarahan varises gastro esophageal yang terus berulang
STE.(5)
6. Pembedahan
terlihat pucat, nadi menjadi pucat (>100), tekanan darah menurun (<90 mmHg),
(2) perdarahan sedang yang berlanjut disertai dengan melena atau hematemesis,
(3) perdarahan yang sudah berhenti dan mulai lagi dalam beberapa jam, satu atau
dihindari. Pilihan terbaik sebenarnya adalah pembedahan semi darurat, dan atau
lebih baik lagi pembedahan elektif, dimana keadaan umum penderita diperbaiki
dulu setelah perdarahan dapat diatasi untuk sementara waktu. Ada beberapa
pilihan untuk tindakan bedah semi darurat atau elektif yang akhir-akhir ini banyak
saja.(5)
22
Gambar 15. Transeksi esofagus
dalam dosis yang dapat menekan denyut jantung sampai sebesar 25%, dapat
menurunkan tekanan vena porta pada penderita sirosis hati, sebagai akibat
23
VIII.Komplikasi
kerusakan esophagus, dan obstruksi jalan nafas karena migrasi balon ke dalam
hipofaring.(5)
IX.Prognosis
selama 20 tahun terakhir ini dikatakan tetap, meskipun telah dicapai banyak
kelompok penderita yang berusia di atas 60 tahun hanya sekitar 2%, namun pada
tahun 1975 kelompok ini telah meningkat jumlahnya menjadi 48%. Perdarahan
penderita hematemesis melena ini akan terus meningkat, sehingga akan menambah
jumlah kelompok penderita dengan resiko tinggi dengan faal hati yang semakin
jelek(5)
lama dari 5 tahun. Kanker cenderung menyebar cepat ke bagian lain. Jika kanker
24
lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya akan diangkat. Prognosis baik jika
kanker belum menembus dinding perut terlalu dalam. Di Amerika Serikat, hasil
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www/emedicine.com/med/topic
Delhi. 2005, p 1
4. Livstone M Elliot, MD. Stomach Cancer. 2007. [Cited March 10th 2012]
1979.p 185-91
26
10. John E. Skandalakis dkk. Stomach. Skandalakis' Surgical Anatomy . United
States of America : The McGraw-Hill Companies. 2004. Chapter 15.
11. Scot Moses, MD. Upper Gastrointestinal Bleeding. 2011 , [Cited March 10th
13. King Maurice, Peter, James and Thornton Jim. The Surgery of The Stomach in
Primary Surgery. Non Trauma. Volume One. Oxford University Press, New
http://emedicine.medscape.com/article/175248-overview#a0104
15. Ansari Parswa. Overview of GI Bleeding, [Cited March 10th 2012] Available at
:http://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal_disorders/gi_ble
eding/overview_of_gi_bleeding.html
16. Shandilya Anju. Melena-Blood in Stool, [Cited March 10th 2012] Available at :
http://www.buzzle.com/articles/melena-blood-in-stool.html .
17. Sutton David. The salivary glands, pharynx, esophagus, stomach and
27