Anda di halaman 1dari 6

A.

Sistem Pembelajaran fisik

Apa yang dilakukan pendidik dengan sistem pembelajaran fisik? Bisakah kita menyentuh
anak-anak dengan penuh cinta dan keedulian tanpa melanggar “larangan menyentuh siswa” yang
dirancang untuk melindungi anak-anak? Pendidik harus bisa menularkan kehangatan sekaligus
memberikan kewenangan kepada anak-anak untuk merespon dalam zona nyaman mereka. Jika
sentuhan ringan yang tidak disadari oleh sisiwa dapat mengubah pandangannya tentang layanan
petugas perpustakaan dan tentang petugas perpustakaan, maka menyentuh tangan anak tanpa
sengaja dapat memicu zat kimia otak yang membantunya merasa berharga didalam kelas,
asalkan sentuhan itu datang dari orang yang memberikan pengasuhan.

Mengenai input taktual dan kinestetis, guru dapat mengubah setiap konsep atau gagasan,
betapapun abstraknya, menjadi materi yang bisa digarap atau kegiatan pengalaman, seperti
melakonkan dalam bentuk sandiwara, mengatasi masalah nyata, permainan aktif, proyek
kesenian, atau tugas pelayanan. Daftar itu tidak terbatas jika guru memiliki imajinasi dan
keiginan bereksplorasi dan bereksperimen dengan kegiatan aktif hingga tugas-tugas tertulis
tradisional. Guru yang rasional tidak akan berharap anak-anak mengubah warna mata mereka.
Namun, jika anak-anak diminta menghabiskan sedikitnya 5 jam di lingkungan yang tidak ramah
dengan cara belajar mereka, bukankah tidak mengherankan jika banyak anak kehilangan minat
dalam proses sekolah.1

B. Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadap Tingkah Laku

Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psiko-fisik
yang tidak dapat dipisah-pisahkan maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap
tingkah laku. Anak kecil berumur belasan bulan mungkin sudah dapat berjalan. Namun, karena
pertumbuhan otot pada tungkai dan pertumbuhan alat keseimbangan belum sempurna, jalannya
menjadi masih terhuyung-huyung dan belum tegap seperti orang dewasa.

Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada suatu kondisi jasmaniah
yang siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih memadai, yakni kesiapan
individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya. Pada

1
Prof.Dr.H. Baharuddin, M,Pd.I. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan.2014(Jogjakarta : Ar-Ruzz Media). Hlm.
188-189
gilirannya, terjadilah perubahan tingkah laku yang progresif dan semakin sempurna. Beberapa
ilustrasi berikut dapat menjadi gambaran tentang bagaimana pertumbuhan fisik dapat
mempengaruhi tingkah laku individu. Pertumbuhan yang semakin sempurna pada otak
menyebabkan suasana syaraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir menjadi
lebih tinggi.2

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik

Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja sering menimbulkan kejutan pada diri
remaja itu sendiri. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus
membeli yang baru lagi. Kadang-kadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan
kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada
perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya
kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi serba
canggung dan tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang disebabkan oleh pesatnya
pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini dikenal dengan istilah gangguan regulasi.

Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja itu menjadi parau
untuk beberapa waktu dan akhirnya turun satu oktaf. Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang telah
mencapai taraf kematangan sehingga mulai bereproduksi menghasilkan hormon yang bermanfaat
bagi tubuh. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Pada waktu tidur,
karena ketertarikan kepada lawan jenis yang disebabkab oleh berkembangannya hormon
mengakibatkan remaja pria sering mengalami mimpi basah. Di sisi lain, perkembangan hormon
pada remaja putri menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkai pada awal
mengalaminya menimbulkan kegelisahan. Berproduksinya kelenjar hormon bagi sementara
remaja juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat pada bagian wajahnya yang seringkali juga
menimbulkan kegelisahan pada mereka, lebih-lebih pada remaja putri. Pertumbuhan fisik yang
cepat pada remaja sangat membutuhkan zat-zat pembangun yang diperoleh dari makanan
sehingga remaja pada umumnya menjadi pemakan yang kuat.3

2
Mohammad Ali, Mohammad Asrori. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : PT Bumi
Aksara.hlm : 20
3
Ibid. Hlm. 21
D. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Fisik
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Yang
termasuk faktor internal ini adalah sebagai berikut :
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi
daripada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
b. Kematangan
Secara sepintas, pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau saat
kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda. Misalnya, anak berumur tiga
bulan diberi makanan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan otot kakinya
berkembang sehingga mampu untuk berjalan. Ini tidak mungkin berhasil sebelum
mencapai umur lebih dari sepuluh bulan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar diri anak. Yang termasuk
kedalam faktor eksternal adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat
b. Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi
pertumbuhannya cepat.
c. Stimulasi Lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.4

E. Perbedaan Individual dalam Pertumbuhan Fisik


Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut memengaruhi
pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik akan sangat
bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi

4
Ibid. Hlm. 21-22
lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat
dengan makanan yang cukup mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik
yang lebih cepat daripada anak sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi. Anak-anak dari
ayah dan ibu yang jangkung cenderung menjadi jangkung pula dan mengalami
pertumbuhan fisik yang lebih cepat daripada anak-anak yang orang tuanya bertubuh
pendek. Pertumbuhan fisik juga menunjukkan perbedaan yang mencolok antara remaja
putri dengan remaja putra. Pada umumnya remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya
daripada remaja putra. Namun demikian, pada suatu periode tertentu anak laki-laki
menyusul dengan kecepatan melebihi anak perempuan sehingga pada akhirnya anak laki-
laki mempunyai tinggi, besar, dan berat badan melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti
bahwa semua anak laki-laki pasti lebih tinggi dan besar daripada anak perempuan. Sebab
ada juga anak perempuan yang tinggi besar dan juga anak laki-laki yang kerdil.5

F. Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya bagi Pendidikan


Dalam batas-batas tertentu, percepatan pertumbuhan fisik dapat dibantu dengan
berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis, antara lain sebegai berikut :
1. Menjaga Kesehatan Badan
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu
menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih terkena
penyakit, haruslah segera diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhsn fisik.
2. Memberi Makanan yang Baik
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, dan
sehat serta tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan yang
dimakan oleh anak akan menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisik. Para remaja
mengalami pertumbuhan fisik yang cepat. Oleh karena itu, memerlukan zat-zat
pembangun yang terdapat dalam makanan sehingga menyebabkan anak-anak pada
umunya menjadi nafsu makan. Jika makanan yang dimakan cukup mengandung gizi,
kebutuhan zat pembangun bisa terpenuhi sehingga pertumbuhan menjadi lancar.

5
Ibid. Hlm.22
Sebaliknya, jika kebutuhan zat pembangun tidak terpenuhi, pertumbuhan fisik akan
menjadi terhambat dan kurang lancar.

Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Sarana dan Prasarana


Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya, tempat duduk yang kurang sesuai serta ruangan yang gelap dan
terlalu sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan
modern menghendaki agar tempat duduk anak dan meja dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan, ruangan kelas yang bersih, terang dan cukup luas, serta kedisiplinan yang
tidak kaku.
b. Waktu Istirahat
Untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat sangat
diperlukan. Terus-menerus bekerja tanpa ada waktu istirahat dapat menimbulkan
kelelahan yang mendatangkan kerugian bagi kesehatan oleh karena itu, dalam
belajarpun sangat penting memperhatikan pengaturan waktu istirahat bagi anak-anak
karena dalam belajar dikenal adanya istilah yang disebut dengan biorama, yang
berarti kemampuan anak berkonsentrasi akan sangat dipegaruhi oleh irama stamina
biologis pada anak itu sendiri. Berkaitan dengan biorama ini, ada rumus pengaturan
belajar yang dikenal dengan “lima kali dua lebih baik daripada dua kali lima”.
Artinya, belajar sebanyak lima kali yang masing-masing berlangsung selama dua jam,
hasilnya akan lebih baik daripada belajar sebanyak dua kali yang masing-masing
berlangsung selama lima jam. Ini berkaitan dengan kemampuan stamina tubuh untuk
berkonsentrasi dalam belajar guna menyerap isi yang terkandung dalam materi
pelajaran.
c. Diadakannya Jam-jam Olahraga bagi Para Siswa
Pelajaran olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan
olahraga yang dijadwakan seara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak
akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.6

6
Ibid. Hlm.22-24
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan
dan pikiran mengenai fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap
kehidupan kolektif, perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya.
Kelompok remaja dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim
kesenian, pramuka, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan
fisik remaja. Namun kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok
yang membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan keluarga
maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti ngebut,
begadang, miras, dan semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu,
pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh
para guru di sekolah merupakan upaya positif untuk membantu para remaja dalam
pertumbuhan fisik mereka.

Pengembangan kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani,


dan pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru
merupakan kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar secara bertanggung
jawab. Maka pada saat pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau
orang tua, sesungguhnya mereka telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan
bertanggung jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu
remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja,
seperti memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan yang
dialaminya.

Anda mungkin juga menyukai