Anda di halaman 1dari 11

SENYAWA BAHAN ALAM YANG PENTING DALAM

BIDANG FARMASI PADA


TEMULAWAK

Disusun Oleh :
Annisa Martilasari Munawar (31181005)
Soni Saptadi (31181006)
Eri Riandini Fadly (31181013)
Nabilla Alika Andrianti (31181018)
Herdiyanto (31181019)
Jestin Raindya Valentino (31181024)
Mustika Wasnawati (31181028)

Universitas Bhakti Kencana Bandung Fakultas Farmasi


Jl. Soekarno Hatta No 754 Bandung 022-7830768
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah
Teknologi Bahan Alam dengan judul “Senyawa Bahan Alam Yang Penting Dalam
Bidang Farmasi Pada
Temulawak”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 2 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4
BAB II ...................................................................................................................... 6
ISI............................................................................................................................ 6
2.1 Standarisasi Ekstrak ..................................................................................... 6
2.2 Aktivitas Farmakologi Rimpang Temulawak ................................................ 7
2.3 Teknik Isolasi Sederhana .............................................................................. 9
BAB III ................................................................................................................... 10
PENUTUP.............................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia. Temulawak termasuk


tanaman berbatang basah, tingginya dapat mencapai 2,5 m, bunganya
berwarna putih kemerah- merahan atau kuning bertangkai panjangnya 1,5 – 3
cm,berkelompok 3 sampai 4 buah. Tanaman ini tumbuh subur pada tanah yang
gembur, dan termasuk jenis temu-temuan yang sering berbunga. Bunganya
langsung keluar dari rimpang dengan bunga berwarna merah, kelopak hijau
muda, pangkal bunga bagian atas berwarna ungu (BPOM, 2004).
Secara tradisional, banyak digunakan untuk mengobati diare, disentri,
wasir, bengkak karena infeksi, eksim, cacar, jerawat, sakit kuning, sembelit,
kurang nafsu makan, kejang- kejang, radang lambung, kencing darah, ayan, dan
kurang darah (BPOM, 2004).
Nama Lain : Koneng gede
Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
(BPOM, 2004).
Zat utama berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol,
zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 8,2 % b/v.
Penggunaan : Kolagoga, antispasmodika, peningkat nafsu makan,
hepatoprotector
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Rimpang

4
Persyaratan Mutu Simplisia Temulawak
Berdasar Ketetapan MMI (Materia Medika Indonesia) (Depkes RI, 1980):
a. Kadar abu 4,4%
b. Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,74%
c. Kadar sari yang larut dalam air 8,9%
d. Kadar sari yang larut dalam etanol 3,5%
e. Bahan organik 2%

5
BAB II
ISI

2.1 Standarisasi Ekstrak

Standar Ekstrak Kental Rimpang Temulawak Menurut Farmakope Herbal


Indonesia

Ekstrak Kental Rimpang Temulawak (Curcumae xanthorrhizae rhizomae


extractum spissum)
Ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang dibuat dari
rimpang tumbuhan Curcuma xanthorirza Roxb, suku Zingiberaceae,
mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 4,60% v/b dan kurkuminoid tidak
kurang dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin.

Pembuatan Ekstrak
Rimpang temulawak dicuci lalu diiris setebal 6-7 mm dan dioven pada suhu 50
°C sampai kadar air di bawah 10%. Simplisia kering digiling dan diayak dengan
ayakan 40 mesh. Sebanyak 250 gram serbuk kering direndam dengan etanol
80% sebanyak 1000 ml dan selama perendaman dilakukan pengadukan
menggunakan stirrer selama 4 jam dan didiamkan selama 24 jam. Maserat
disaring dan sari etanol diuapkan hingga berbentuk ekstrak kental. Ekstrak yang
diperoleh distandardisasi terhadap kadar kurkuminnya. Standardisasi ekstrak
diawali dengan pembuatan standar kurkumin 1 mg/ml, pembuatan kurva baku
(0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8) mg/ml dan pembuatan sampel dengan cara melarutkan
100 mg ekstrak dalam 10 ml etanol 96% kemudian ditotolkan pada plate KLT
dan dielusi. Fase diam yang digunakan adala Silika Gel 60 F 254 sedangkan fase
geraknya adalah campuran kloroform dan metanol dengan perbandingan 9 : 1

6
Identitas Ekstrak
Pemerian ekstrak kental; kuning kecoklatan; bau khas; rasa pahit
Senyawa Identitas. Xantorizol
Struktur kimia :

Kadar air tidak lebih dari 10%

Abu total tidak lebih dari 7,8 %

Abu tidak larut asam tidak lebih dari tidak lebih dari 1,6%

Kandungan Kimia Ekstrak


Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 4,60 % v/b
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri.
Kadar kurkuminoid tidak kurang ari 14,20% dihitung sebagai kurkumin
Lakukan penetapan kadar dengan cara kromatografi lapis tipis densitometri
seperti yang tertera pada Kromatografi .

2.2 Aktivitas Farmakologi Rimpang Temulawak

Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)


adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang sekresi empedu dan
pankreas. Sebagai obat fitofarmaka, temulawak bermanfaat untuk mengobati
penyakit saluran pencernaan, kelainan hati, kandung empedu, pankreas, usus
halus, tekanan darah tinggi, kontraksi usus, TBC, sariawan, dan dapat
dipergunakan sebagai tonikum (BPOM, 2004).

7
Beberapa manfaat lain dari temulawak himpun adalah sebagai berikut:
1 | Menambah nafsu makan
2 | Membantu Melancarkan Buang Air Besar
Kandungan serat dan kurkumin yang cukup tinggi pada temulawak dapat
membantu melancarkan buang air besar.
3 | Membantu Meningkatkan Fungsi Ginjal
Temulawak juga mampu membantu meningkatkan fungsi ginjal dalam
menyaring darah dari racun dan sisa-sisa metabolisme tubuh. Manfaat
temulawak yang satu ini diperantarai oleh adanya kandungan minyak asiri
sebanyak 6,00 % di dalamnya.
4 | Membantu Pemulihan Kesehatan Tubuh
Bagi anda yang baru saja menjalani proses penyembuhan akibat penyakit,
maka sangat dianjurkan untuk mengonsumsi temulawak. Khasiat temulawak
yang satu ini diperantarai oleh kandungan borneol di dalamnya secara aktif
mampu membantu proses penyembuhan terhadap penyakit atau luka dalm
tubuh.
5 | Membantu Proses Metabolisme pada Tubuh
Metabolisme yang lancar akan memberikan dampak kesehatan pada tubuh
secara kesuluruhan, dan tanaman jamu yang satu ini mampu membantu
melancarkannya. Manfaat temulawak untuk metabolisme tubuh
diperantarai oleh kandungan pati dan turmerol sehingga sangat baik untuk
dikonsumsi sehari-hari.
6 | Membantu Mengatasi Mual
Temulawak telah terbukti ampuh dalam mengatasi mual terlebih pada
keluhan morning sickness pada ibu hamil muda. Bagi anda yang seringkali
mengalami mual-mual, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi ramuan
dengan olahan bahan dasar temulawak. Manfaat temulawak yang satu ini
tidak terlepas dari kandungan piridoksin atau vitamin B6 di dalamnya.

8
7 | Sebagai Antioksidan

Dalam temulawak terdapat kandungan antioksidan yang mampu menghambat


proses oksidasi terhadap molekul lainnya. Antioksidan juga berfungsi sebagai
pencegah tumbuhnya kanker payudara pada wanita, mencegah alzheimer
(pikun), kardiovaskular (penyakit jantung) dan lain sebagainya.

2.3 Teknik Isolasi Sederhana

Kurkumin atau diferuloimetana pertama kali diisolasi pada tahun 1815.


Kemudian tahun 1910, kurkumin didapatkan berbentuk kristal dan bisa
dilarutkan tahun 1913. Kurkumin tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam
etanol dan aseton (Joe dkk., 2004; Chattopadhyay dkk., 2004; Araujo dan Leon,
2001). Sedangkan menurut Kiso (1985) kurkumin merupakan senyawa yang
sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam asetat glasial dan alkali
hidroksida, serta tidak larut dalam air dan dietileter.
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan
cara ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses
pemisahan dan isolasi dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat
yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat
lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solut
dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni,
2004).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia.Temulawak termasuk


tanaman berbatang basah, tingginya dapat mencapai 2,5 m, bunganya
berwarna putih kemerah- merahan atau kuning bertangkai panjangnya 1,5 – 3
cm,berkelompok 3 sampai 4 buah. Tanaman ini tumbuh subur pada tanah yang
gembur, dan termasuk jenis temu-temuan yang sering berbunga.Bunganya
langsung keluar dari rimpang dengan bunga berwarnamerah, kelopak hijau
muda, pangkal bunga bagian atas berwarna ungu (BPOM, 2004).
Temulawak memiliki zat berkhasiat berupa Minyak atsiri yang mengandung
felandren dan tumerol,zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 8,2 % b/v.
Pada pengujia ekstrak kental rimpang temulawak adalah ekstrak yang
dibuat dari rimpang tumbuhan Curcuma xanthorirza Roxb, suku Zingiberaceae,
mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 4,60% v/b dan kurkuminoid tidak
kurang dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin. Rimpang temulawak memiliki
senyawa identitas xantorizol.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Badan Pengawasan Obat dan Makanan [BPOM]. 2004. Informasi


temulawak Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI bekerja
sama dengan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia . BPPOM RI.
 Depkes RI. (1980). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan
Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
 https://www.yukepo.com/hiburan/tips/7-manfaat-temulawak-buat-
tubuhmu-bikin-makin-sehat-tanpa-keluar-banyak-uang/
 Prasetya D, Y. dkk.2014.AKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA RADIAL ARM MAZE DAN PASIVE
AVOIDANCE TEST TIKUS MODEL DEMENSIA. Yogyakarta : Universitas
Ahmad Dahlan
 https://www.honestdocs.id/23-manfaat-temulawak-berdasarkan-
kandungannya

11

Anda mungkin juga menyukai