Anda di halaman 1dari 7

SARAF

Friska Novia Upriana/ 1714041016

Abstrak
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting yang memiliki fungsi antara lain untuk mengontrol dan
mengkoordinasi semua aktivitas normal tubuh serta berperan dalam penyimpanan memori. Jaringan otak memiliki
sel utama yakni sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke sel lainnya, serta sel
sel glia yang berfungsi untuk melindungi, mendukung, merawat, serta mempertahankan homeostasis cairan di
sekeliling neuron. Jaringan otak sistem saraf pusat (SSP) sangat peka terhadap berbagai cedera seperti trauma
mekanik, ischemia, dan stres oksidatif. Sel saraf dalam sistem saraf berfungsi untuk menjalarkan implus. dapat
menjalar pada sebuah sel saraf, juga dapat menjalar pada sel lain dengan cara melintasi sinapsis. Penjalaran implus
dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimia yang menggunakan bantuan neurotransmitter.
Adapun kegiatan yang dilkukan yaitu ada dua yang pertama untuk mengetahui pengaruh zat stimulant terhadap
kecepatan tanggap saraf dengan bahan yang digunakan yaitu macam minuman stimulant dengan metode 2
probandus meminum stimulant dan di uji kecepatan tanggap sarafnya. Kedua yaitu fungsi sarfa otak besar dan
otak kecil dengan bahan yang digunakan untuk pembau kopi dan bawang putih dan untuk otak kecil
memperagakan yang dipenuntun. Hasil praktikkum yang didapatkan yaitu beberapa minuman stimulant dapat
mempengaruhi kecepatan tanggap saraf setelah meminumnya kecepatan tanggap saraf menjadi turun dan untuk
uji saraf otak cranial didapatkan semua indra pembau probandus masih berfungsi dengan baik dan uji otak kecil
pun hasilnya rata-rata positif.
Kata Kunci: Saraf, Otak besar, Otak kecil.

PENDAHULUAN
Praktikum kali ini kita akan membahas tentang saraf sebelum kita membahas lebih jauh
lagi tentang saraf sebaiknya kita mengetahui dan memahami terlebih dahulu apa itu saraf dan
apa fungsi dari saraf itu sendiri, jadi saraf atau jaringan saraf adalah jaringan yang merasakan
adanya rangsangan dan menghantar sinyal dari satu bagian tubuh kebagian tubuh yang lainnya.
Unit fungsional jaringan saraf adalah neuron atau sel saraf yang secara unik dikhususkan untuk
menghantarkan sinyal dan disebut impuls saraf.
Jaringan saraf memiliki fungsi sebagai alat untuk mendeteksi, menganalisis,
menggunakan, menghantarkan semua informasi yang ditimbulkan oleh rangsangan sensorik,
misalnya panas dan cahaya dan perubahan mekanisme dam kimia yang terjadi didalam
lingkungan internal dan eksternal, selain itu sistem saraf atau jaringan saraf juga berfungsi
untuk mengorganisis dan mengatur, baik secara langsung dan tidak langsung sebagian besar
fungsi tubuh, terutama bagian motorivis, visceral, endokrin dan mental.
Sel saraf dalam sistem saraf berfungsi untuk menjalarkan implus. dapat menjalar pada
sebuah sel saraf, juga dapat menjalar pada sel lain dengan cara melintasi sinapsis. Penjalaran
implus dapat terjadi dengan cara transmisi elektrik atau transmisi kimia yang menggunakan
bantuan neurotransmitter. Proses transmisi sinapsi dapat berlangsung lebih lambat atau
mengalami gangguan. Beberapa bahan yang diketahui sebagai sumber gangguan dalam
transmisi sinapsis ini adalah pestisida, racun ular dan obat bius. Proses transmisi sinapsi juga
dapat berlangsung lebih cepat akibat pengaruh dari konsumsi zat-zat yang mengandung zat
stimualan. Stimulan adalah obat-obat yang menaikkan tingkat kewaspadaan didalam rentang
waktu singkat (Mu’nisa et al., 2019).
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting yang memiliki fungsi antara lain
untuk mengontrol dan mengkoordinasi semua aktivitas normal tubuh serta berperan dalam
penyimpanan memori. Jaringan otak memiliki sel utama yakni sel saraf (neuron) yang berfungsi
untuk menyampaikan sinyal dari satu sel ke sel lainnya, serta sel sel glia yang berfungsi untuk
melindungi, mendukung, merawat, serta mempertahankan homeostasis cairan di sekeliling
neuron. Jaringan otak sistem saraf pusat (SSP) sangat peka terhadap berbagai cedera seperti
trauma mekanik, ischemia, dan stres oksidatif. Baik cedera SSP maupun penyakit
neurodegeneratif dapat mengakibatkan berbagai tingkat kematian neuron dan neuroinflamasi
serta kelemahan memori. Selama lebih dari satu dekade diyakini bahwa jaringan otak yang
mengalami kerusakan tidak dapat mengalami regenerasi karenanya kerusakan pada SSP dapat
bersifat permanen . Namun kemudian, diketahui bahwa di dalam jaringan (SSI) masih terdapat
populasi neural stem cells (NSCs) ataupun neural progenitor cells (NPCs). Secara in vivo dan
in vitro tel.ah dibuktikan bahwa NSCs ata NPCs memiliki kemampuan untuk berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi neuron dan glia bahkan rnemperbaiki kondisi jaringan otak yang rusak
Bahkan Goldman (2004) melaporkan bahwa proses neurogenesis dan gliogenesis tetap
berlangsung pada beberapa daerah otak dewasa , namun kermampuan regenerasi tersebut
sangat terbatas (Djuwita et al., 2012).
Otak mempunyai lima bagian utama yaitu otak besar (serbrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan
varol. Otak besar (serebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan
pertimbangan. Otak tengah (mesensefalon) terletak didepan otak kecil dan jembatan varol.
Didepan otak tengah terdapat thalamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar
endokrin. Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Sumsum sambung (medulla oblongata)
berfungsi menghantar impuls yang datang dari medulla spinalis menuju otak (Mu’nisa et al.,
2019).
Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh disebut sistem saraf
otonom.Sistem ini membantu mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastro- intestinal
pengosongan kandung kemih, berkeringat suhu tubuh dan banyak aktivitas lainnya.Ada
sebagian yang diatur saraf otonom sedangkan yang lainnya sebagian saja. Sistem saraf otonom
adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur fungsi visceral tubuh. Satu dari sepuluh orang
Amerika di atas usia dari 12 yang diresepkan antidepresan, serotonin reuptake selektif inhibitor
(SSRI) menjadi yang paling umum. Pusat obat ADHD stimulan sistem saraf (CNS-) telah
dikaitkan dengan efek samping seperti bruxism yang bisa mungkin menyebabkan gejala seperti
TMD. Dengan meningkatnya menggunakan obat ADHD stimulan, penting untuk melihat
apakah ada hubungan antara obat-obatan yang diresepkan ini dan gejala TMD (Drisdale et al.,
2017).
Adapun tujuan praktikum yang akan dilaksanakan yaitu, Kegiatan I : Mengetahui
pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai minuman kemasan terhadap kecepatan
tanggap saraf. Kegiatan II : Memeriksa fungsi sebagian besar saraf otak besar dan Memeriksa
fungsi otak kecil

METODE

Praktikum ini dilakukan pada 20 maret 2019 di Laboratorium Zoologi FMIPA UNM.
Kegiatan I, alat yang digunakan yaitu, Penggrais plastik 30 cm, gelas aqua dan sendok. Bahan
yang digunakan yaitu, Minuman stimulant: extra joss, kopi, coca cola, hemaviton jreng, M150,
kratingdaeng dan air putih. Kegiatan II, alat yang digunakan yaitu, cotton bud, buku baca dan
stop watch. Bahan yang digunakan yaitu, bawang putih dan serbuk kopi.
Ada 2 kegiatan yang dilakukan yaitu, Kegiatan I, Persilahkan subjek untuk duduk santai,
Letakkan sebuah penggaris secara tegak lurus diatara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
Usahakan titik 0 berada tepat diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Tugas subjek uji coba
adalah menangkap penggaris yang dilepaskan oleh temannya. Tanpa memberi tahu dahulu,
lepaskan penggaris itu kebawah dan minta lha subjek uji coba untuk menangkap dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan. Kemudian lihat tepat pada skala berapa
kedua jari tersebut menempel pada penggaris. Ulangi kegiatan diatas sampai 5 kali, namun
menggunakan tangan kiri. Minta subjek minum zat stimulant ( usahakan semua kelas mencoba
semua jenis stimulant). Tunggu selama 30 menit. ( gunakan untuk mengerjakan praktikum lain).
Setelah 30 menit lakukan langka a sampai e. Kegiatan II, Anda hendaknya bekerja berpasangan.
Kerjakan rangkaian langkah ini secara lengkap terhadap teman anda, kemudian bergantian,
amati dan catat hasinya.

HASIL PENGAMATAN
Kegiatan I
N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)
o. Coca-cola Kanan Kiri Kanan Kiri
1 Nurul Fadhilla 7 10,5 12 8 6,5 5 7,5 8 6 5 10 17 18 17 13 20 16 17 15 21
2 Fajriani 5 6 10 16,5 13 8 6,8 7,3 5 4 5 7 14 11 11 13 16 14 17 15
Waktu sebelum (s) Waktu sesudah (s)
Kanan Kiri Kanan Kiri
0,5 0,2 0,7 0,8 0,6 0,5 0,4 0,3 1,2 1,3 0,8 1,6 0,5 0,7 0,8 0,9 0,8 1,3 0,7 0,3
1,5 1,4 0,7 0,8 0,6 1,4 1,3 0,6 0,4 0,3 0,4 0,2 0,7 0,6 0,6 0,4 0,7 0,5 0,5 0,5

N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)


o. Hemaviton Kanan Kiri Kanan Kiri
3 Gina 4 10,5 12 8 6,5 5 7,5 8 6 5 10 17 18 17 13 20 16 17 15 21
4 Zakia 8 6 10 16,5 13 8 6,8 7,3 5 4 5 7 14 11 11 13 16 14 17 15

N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)


o. Kratingdaeng Kanan Kiri Kanan Kiri
5 Nisa 6 7 X 7,5 3,6 4,2 3,4 2 X X 3 7,3 10 9 9,5 10 11 16 10 10
6 Christi 1,5 2 5,5 X 2 8,1 3,1 X 0,1 X 5 7 7 5 X 7 13 4 4 3,5
Waktu sebelum (s) Waktu sesudah (s)
Kanan Kiri Kanan Kiri
0,2 0,4 0,21 0,3 0,3 0,2 0,35 0,4 0,3 0,3 1,3 2,6 4,14 2,35 2,56 3,3 3,69 2,37 2,8 2,37
0,2 0,2 0,3 0,35 0,3 0,2 0,2 0,25 0,3 0,3 2,7 1,63 1,6 2,24 1,34 1,13 1,6 1,85 1,57 1,56

N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)


o. M 150 Kanan Kiri Kanan Kiri
7 Sinta 23 X 24 X 21 24 X 19 22 16 X 22 21 16 29 18 X 11 22 X
8 Irma 22 24 X 14 21 20 11 14 6 X 21 21 21 21 27 20 15 X X 14

N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)


o. Kopi Kanan Kiri Kanan Kiri
9 Rifky 4 8 15 2 3 1 4 1 10 8 12 11 13 9 8 4 3 2 9 11
10 Asia 7 8 15 10 9 15 12 12 13 6 14 9 17 2 14 16 9 16 19 15

N Minuman stimulan Sebelum (cm) Sesudah (cm)


o. Extra Joss Kanan Kiri Kanan Kiri
11 Syarif X 24 6 X 4 X 15 20 22 16 X 23 24 22 23 16 15 18 21 19
12 Cimma X 15 20 22 16 27 18 17 19 X 20 12 18 14 17 21 24 14 19 22

Kegiatan II
Probandus Kopi Bawang putih
A. Muh Ilham Ogi + +
Fitria Ramadhana + +
Friska Novia Upriana + +
Fajriani Assyura + +
Norazmaniar + +
Nurul Fadhila Ridwan + +
Kegiatan III
Kegiatan
Probandus
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Muh Ilham Ogi √ √ √ √ √ √ X √ √
Fitria Ramadhana √ √ √ √ √ √ √ √ √
Friska Novia Upriana √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fajriani Assyura √ √ √ √ √ X √ √ √
Norazmaniar √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nurul Fadhila Ridwan √ √ √ √ X X X X √
PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dari hasil pengamatan yaitu pada kegiatan pertama yaitu penelitian
mengenai pengaruh zat stimulant terhadap kecepatan tanggap saraf, dari uji yang dilakukan
didapatkan bahwa semua minuman stimulant yang diujikan mempengaruhi kecepatan tanggap
saraf menjadi menurun terutama minuman stimulant hemaviton dan extra joss sangat
berpengaruh.
Kegiatan kedua yaitu, Uji Saraf Cranial, Hasil uji nervus olfactorius menunjukkan tiap
probandus dapat membaui setiap bahan yang diberikan oleh asisten probandus (bubuk kopi dan
bawang putih). Dalam uji nervus olfactorius, sebaiknya dilaksanakan pemeriksaan untuk
memberikan hasil yang lebih akurat saat di laksanakannya pengujian, karena gangguan pada
hidung seperti sinusitis dan alergi menyebabkan hilangnya kemampuan hidung untuk mencium
suatu aroma. Dalam uji nervus olfactorius, probandus wanita memiliki sensitifitas untuk mencium
bau lebih baik dibandingngkan dengan penciuman pada laki-laki.
Namun menurut Schuenke et al. 2007, gender tidak mempengaruhi sensitifitas seseorang
untuk membaui. Melainkan disebabkan oleh saraf pembau (nervus olfactorius) yang
mengantarkan suatu aroma menuju otak dan terdistribusi pada membran mukosa regioolfaktori
cavitas nasal. Cavitas nasal merupakan daerah yang terletak di sekitar concha nasalis superior
hingga septum nasal. Nervus olfaktorius berasal dari processus sentral sel-sel Olfaktorius
membran mukosa nasal. Nervus ini membentuk jejaring plexiform pada membran mukosa dan
kemudian terkumpul menjadi 20 cabang. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di
lobus temporal bagian ujung anterior. Udara yang masuk dalam hidung tidak melewati sel sel
sensorik secara langsung, melainkan udara yang membawa bau tersebut berputar putar
untuk mencapai tujuannya. Untuk dapat tercium, zat zat tersebut harus mudah menguap dan
mudah larut dalam lemak. Molekul-molekul yang tercium terlaut dalam sekresi kelenjar mukus
lokal dan terdeteksi oleh sel sel olfactorius sensori yang mempunyai rambut rambut tumpul silia
dan terletak pada di tengah tengah sel sel penyokong. Stimulasi menyebabkan impuls-impuls
menjalar sepanjang serabut sel sensori. Serabut saraf ini menembus atap hidung untuk masuk
ke rongga kranial tempat bergabung dengan bulbus olfactorius. Dari bulbus olfactoriussaraf
saraf dalam traktus olfactorius melewati inti sel tertentu pada dasar otak, area piriformis dan
menuju ke arah korteks cerebri di celah antara hemisfer, girus singulet (Ginsberg, 2005). Uji
Saraf Otak Kecil, Fungsi utama otak kecil(Serebelum) adalah sebagai koordinator gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yangmerugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Uji saraf otak
kecil memperlihatkan bahwa gender tidak mempengaruhi kecepatan waktu maupun kesalahan
yang dibuat tiap probandus. Probandus wanita melakukan gerakan yang benar,artinya 100%
benar, sedangkan ketiga probandus lain melakukankesalahan gerakan pada gerakan ketiga,
Otak Kecil atau Cerebellum berada di kepala bagian belakang.Cerebellum mengontrol banyak
fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol
keseimbangan,koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai
mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera
pada otak kecil,dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot.Gerakan
menjadi tidak terkoordinasi (Schuenke, et al., 2007).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, 1). Zat
stimulan yang terdapat pada berbagai minuman kemesan sangat berpengaruh terhadap
kecekapan tanggap saraf hal ini dapat dibuktikan dari hasil percobaan yang telah kami lakukan,
seperti pada uji coba M150 disitu dapat dilihat hasil percobaan bahwa setelah meminum
stimulant hasil yang didapat kan berkurang. 2). Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah
kami lakukan dapat disimpulkan bahwa fungsi sebagian besar saraf otak besar masih berfungsi
dengan baik hal ini dapat dibuktikan dari hasil percobaan yang kami lakukan, dsiitu dapat
dilihat bahwa dari semua percobaan yang kami lakukan hampir semua dapat dilakukan dengan
baik, meskipun ada satu atau dua bagian yang salah namun lebih banyak yang betul jadi dapat
disimpulkan bahwa fungsi saraf otak besar kita masih baik. 3). Berdasarkan hasil dari praktikum
yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi otak kecil masih berfungsi
dengan baik hal ini dapat dilihat dari hasil percobaan yang kami lakukan hanya ada beberapa
perintah yang tidak dapat di baca dengan baik.
Saran
Adapun saran yang ingin saya sampaikan yaitu sebaiknya dalam praktikum ini praktikan
harus memahami prosedur kerja dengan baik sebelum melakukan praktikum.

REFERENSI
Drisdale, J.K., Monica G. T., and Alexandre R. V. 2017. Specific Central Nervous System
Medications Are Associated with Temporomandibular Joint Symptoms.
International Journal of Dentistry.
Djuwital, Ita., Vivit, R., Kusdiantoro, M., Wahono, E.P., Nurhidayati. 2012. Pertumbuhan dan
Sekresi Protein Hasil Kultur Primer Sel-Sel Serebrum Anak Tikus. Jurnal
Veteriner. 13(2).

Ginsberg, Lionel. 2005. Neurolgy. New York: Blackwell Publishing Ltd.

Mu’nisa, Andi., Andi. A. A., Arshad. B. 2019. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Schuenke, Michael., Schulte, E., Ross, L.M., Lamperti, E.D., Schumacher, U., Rude, J. 2007.
Thieme Atlas Of Anatomy: Head And Neuroanatomy. New York: Thieme .

Anda mungkin juga menyukai