Anda di halaman 1dari 13

I.

LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
Dalam menganalisa berbagai kondisi lereng buatan atau alami dalam ilmu mekanika tanah
ada beberapa macam tinjauan stabilitasnya cara analitis, atau bisa juga cara grafis antara
lain.
Cara Analitis Cara Grafis
1. Bishop 1. Taylor
2. Fellenius 2. Hoek and Bray
3. Janbu 3. Janbu
4. Sarma 4. Morganstren

Dalam kajian stabilitas lereng di bawah bangunan boiler milik pabrik tekstil PT. GISTEX ini
kami akan memakai metode bishop.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud mengkaji stabilitas lereng Sungai Citarum di bawah bangunan Boiler milik PT.
GISTEX karena posisi Boiler tsb dapat mepet di tepi lereng yang cukup curam, sedangkan
Boiler pabrik merupakan bangunan vital bagi kelangsungan operasional pabrik tekstil
tersebut.
Sedangkan di lereng bawah bangunan boiler sepanjang 92 m akan di pasang retaining
wall yang otomatis pasti dilakukan penggalian untuk pondasi dan kegiatan konstruksi.
Dalam penggalian tersebut, karena lokasinya di tepi sungai harus di pasang kisdam
(cofferdam) terlebih dahulu.
Sehingga dapat dipastikan akan ada pengaruh terhadap kondisi lereng tersebut.
Untuk itu perlu diadakan kajian apakah kondisi lereng tersebut dengan pembangunan
retaining wall masih stabil (bisa dibiarkan saja tanpa perkuatan atau perlu adanya slope
protection),.
II. DATA UNTUK KAJIAN

2.1 Lokasi Kajian


Kajian dilakukan terhadap lereng Sungai Citarum sepanjang yang akan dibangun retaining
wall untuk inlet tunnel.

Titik Bor Referensi


NA-17 Pabrik Gistex

Lereng yang di kaji

Jalan Akses Kerja


Inlet Terowongan

Gambar 1 Lokasi Kajian Stabilitas Lereng

2.2 Cross Section Lereng sekitar Boiler PT.Gistex


Di depan inlet tunnel lereng sungai sepanjang 92m akan dibangun proteksi lereng berupa
retaining wall dan untuk rencana pekerjaan tersebut telah diadakan pengukuran cross
section setiap jarak 5 m.
Cross Section Acuan
IN-9

Gambar 2 Peta Situasi Inlet Terowongan


Dari hasil pengukuran IN 1 sampai IN 23.diambil pada lereng yang mempunyai jarak
terdekat dengan bangunan Boliler PT.Gistex. Dalam hal ini cross section pada lereng IN
9, yang dianggap paling kritis dan akan mewakili lereng pada section-section lainnya.

Gambar 3 Cross Section IN-9


2.3 Data Soil Properties untuk lapisan-lapisan tanah
Untuk mendapatkan data soil properties tiap masing-masing lapisan tanah harus dilakukan
dengan cara pengeboran investigasi. Dalam pembangunan terowongan Nanjung telah
dilakukan pengeboran di beberapa titik. Dari titik bor tersebut dipilih salah satu titik bor
yang paling dekat dengan lokasi lereng tersebut. Titik bor yang dianggap mewakili kondisi
lapisan-lapisan tanah untuk kajian yaitu Titik Bor NA-17.
Dari titik bor NA-17 didapat data soil investigasi dan data borlog.

Gambar 4 Corebox dari Titik Bor NA-17


Gambar 5 Corebox dari Titik Bor NA-17
III. TEORI STABILITAS LERENG

3.1 Metode Bishop


Keamanan kelongsoran lereng SF (Safety Factor) atau Fk (Faktor Keamanan).
(𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑜𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑟)
Fk=
(𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛2 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑑.𝑙𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑟)

- Prinsipnya adalah keseimbangan sepanjang bidang longsor.


- Untuk keseimbangan ini, sepanjang bidang longsor di buat slice –slice, atau irisan-
irisan, dan setiap irisan di hitung gayanya.

∑𝑖=𝑛 ′
𝑖=1 [𝑐 𝑙 + (𝑃 − 𝑢 𝑙) tan ∅′] 𝑇
𝐹𝑘 =
∑𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑊 sin 𝛼

n = jumlah irisan
i = irisan ke 1, … sampai ke n
P = Gaya Normal Total pada irisan
T = Gaya Geser pada dasar irisan
l = panjang dari irisan
u = Tekanan air pori
𝛼 = Sudut kemiringan lereng.
∅ = Sudut geser dalam
c = kohesi tanah
Fk = Faktor Keamanan
W = Berat Total pada irisan
Ei, Er = Gaya antar irisan yang bekerja secara horizontal pada penampang kiri dan kanan
Xi, Xr = Gaya antar irisan yang bekerja secara Vertikal pada penampang kiri dan kanan

Gambar 6 Penampang Bidang Longsor Metode Bishop


3.2 Faktor Keamanan Terhadap Longsoran Lereng
Perbandingan kekuatan geser max yang dimiliki tanah di bidang longsor dengan tekanan
geser yang terjadi diperlukan untuk kesetimbangan.
Secara teoritis tingkat keamanan Fk
Fk > 1 Stabil
Fk = 1 Kritis
Fk < 1 Labil
Kondisi Fk = 1 adalah kondisi kritis, apabila ada tambahan beban sedikit atau terjadi
getaran sedikit akan terjadi longsor, maka dalam kondisi lapangan diadakan perbaikan Fk
oleh Bowles, sebagai berikut.
Dalam praktek lapangan menurut Bowles (1984) yaitu :
Fk > 1,5 Stabil
1,07 < Fk < 1,5 Kritis
Fk < 1,07 Labil
IV. ANALISIS KAJIAN STABILITAS LERENG

4.1 Input Data


Penentuan Soil diperlukan data sebagai berikut :

1. Internal Friction Angle =  tanah


2. Kohesi Tanah =C
3. Berat Volume tanah =
Untuk keperluan tersebut diambil dari data tanah terdekat yaitu di Na 17, yang merupakan
titik investigasi no. 17 di dekat inlet di dapat hasil sbb ;

Top Soil ; C = 0.43 kg /cm2 ,  = 12.5o ,  tanah = 1.664 t/m3

Conglomerate ; C = 10.1 kg /cm2 ,  = 28.68o ,  dry = 1.450 t/m3 ,  sat = 1.861 t/m3

Sandstone ; C = 2.03 kg /cm2 ,  = 39.79o ,  dry = 1.496 t/m3 ,  sat = 1.873 t/m3

Dacite ; C = 7 kg /cm2 ,  = 53.13o ,  dry = 1.496 t/m3 ,  sat = 1.272 t/m3


Beban Merata : 1. Beban Boiler Pabrik Gistek = 5 t/m2
2. Beban Kendaraan = 2 t/m2
Alat bantu Software untuk analisis adalah (GEO5) Geostructural Analysis – Slope Stability

4.2 Analisis
1. Model Analisis
a. Lereng Eksisting
Lapisan tanah yang dimodelkan berdasarkan hasil borlog Titik Bor Investigasi NA-17.

Beban Merata 5
t/m2

Urugan dan Soil

Unconsolidated
Conglomerate
Basalt
Tuffacious Sandstone

Dacite

Gambar 7 Model Analisis Lereng Eksisting


b. Lereng Galian Miring 105o
Analisa di bagian lereng bawah dibuat access road dengan asumsi 2 t/m 2 dan
beban boiler tetap 5 t/m2

Gambar 8 Model Lereng Galian Miring 105o


2. Hasil Analisis Safety Factor (SF) / Faktor Keamanan (FK)
a. Lereng Eksisting

Gambar 9 SF Pada Seluruh Lereng Eksisting


Gambar 10 SF Terkecil Lereng Eksisting

b. Lereng Miring 1050

Gambar 11 SF Pada Seluruh Lereng dengan galian Miring 105 o


Gambar 12 SF Terkecil Lereng dengan galian Miring 105 o
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Stabilitas Lereng yang kritis justru terjadi di lapisan Top Soil .(Fk = 1,36 < 1.50), jadi
dilarang membersihkan tanaman (land Clearing) di daerah top soil
b. Stabilitas keseluruhan lereng untuk lokasi sekitar boiler gistek masih aman karena FK >
1,5
c. Apabila pada lereng tersebut dilakukan galian untuk jalan kerja ( Access Road) juga
o
masih aman ( dengan lebar jalan 8m dan sudut lereng 75
2. Saran
a. Kondisi Lapisan Top soil sampai saat ini masih relatif stabil. Untuk lereng ini khususnya
pada lapisan top soil jangan dilakukan land clearing, atau penebangan pohon2 existing.
b. Pada bagian bawah lereng akan dipasang retaining wall sepanjang ± 100 m. Di atas
retaining wall, untuk pelaksanaan pekerjaan memerlukan access road. Apabila ini
dilaksanakan disarankan lereng yang dipotong agar segera diberi proteksi berupa
shotcrete dan rockbolt seperti di outlet, karena sifat tanah tuffacious sandstone di lokasi
ini mudah lapuk.

Anda mungkin juga menyukai