B. Indo PDF
B. Indo PDF
Disusun Oleh :
Erina Wahyu Adi Putri (031910035)
Dwi Wahyu Pramono Putro (031910034)
Ahmad Faiz (031910029)
Ragil Yuni Setiawan (031910021)
Fajar Dandi Setiawan P (031910036)
FAKULTAS HUKUM
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Penggunaan Bahasa Baku Dalam
Karangan Ilmiah”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penggunaan bahasa
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan,
dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………….………………………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………..3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….…………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi…………………………………………………………………………...5
B. Pengertian Bahasa Baku…………………………………………………………………...7
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………..10
B. SARAN…………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………...11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah sering menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya
bukan pada sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh dosennya,
melainkan bagaimana tatacara penulisannya yang baik dan benar. Diantara karya
ilmiah yang mereka harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah, proposal
penelitian, proposal skripsi, laporan penelitian dan sebagainya. Sebagaimana
dipahami bahwa kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan
tinggi. Pada setiap semester mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai
bentuk dalam setiap matakuliah yang mereka tempuh. dengan demikian mereka
diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai apa
yang disebut dengan karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya. Namun,
dalam menghadapi tugas menulis di atas, banyak mahasiswa yang masih
menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan
menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian yang sungguh-
sungguh.
Di samping itu menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki
oleh mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika
tugas menulis itu dikaitkan dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di
bidangnya. Dalam praktik penlisan tugas ilmiah tersebut, mahasiswa selalu berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa
yang sangat tekun dan berusaha dengan banyak bertanya, dan membaca berbagai
literatur serta rajin ke perpustakaan untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun
sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas (short cut) untuk mendapat
sebuah tulisan, baik dengan copy paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas
dari internet, tanpa menambah atau merubah sedikit pun tulisan tersebut. Hal ini
terjadi tentu dikembalikan kepada individu masing-masing mahasiswa, mereka
menempatkan tugas menulis karya ilmiah itu sebagai sebuah kewajiban ilmiah atau
beban ilmiah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari diksi?
b. Apa yang dimaksud dengan Bahasa Baku?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui arti dari Diksi dan cirri-cirinya
b. Untuk mengetahui arti dari Bahasa Baku dan cirri-cirinya
c. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat
dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan
Menurut Wikipedia, diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan
gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan
dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak
seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal
ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam
kalimat (Ukun Suryaman, 1998:8). Lebih dari itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk
Didalam karangan ilmiah, kata yang digunakan harus berbentuk formal dan digunakan
secara konsisten (taat asas). Oleh karena itu, pilihan kata dalam penulisan karangan ilmiah harus
baik dan benar, sehingga makna yang diacunya tepat dan jelas (T. Fatimah Djajasudarma, 1999:77).
Diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
bahasa lisan dan tulisan. Untuk mendapatkan efek tertentu itu, seseorang yang akan berbicara atau
menulis harus memilih kata yang dapat mewakili gagasannya dengan tepat. Disamping itu, ia juga
5
memerlukan kemampuan untuk membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang
Contoh :
1. Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan kedua kata tersebut kita harus
memperhitungkan konteksnya katapahit dan getir berterima pada konstruksi pengalaman yang
pahitdan pengalaman yang getir, tetapi tidak berterima pada konstruksiobat itu getir.
2. Kata meneliti, menyelidiki, dan mendiagnosis secara praktis mengacu kepada aktifitas yang hampir
sama, akan tetapi ketiga kata tersebut tidak bisa saling menggantikan. Maksudnya, masing-masing
kata memiliki penggunaan yang berbeda sesuai dengan nuansa makna yang dikandungnya. Kata
meneliti digunakan untuk menyebut aktifitas yang terencana, sistematis, dan menggunakan metode
ilmiah. Hasil dari aktivitas ini dikomunikasikan dalam bentuk tertulis yang disebut denganlaporan
penelitian.
Kata menyelidiki digunakan untuk menyebut aktifitas yang mengacu kepada upaya-upaya
mencari bukti-bukti yang mendukung pernyataan seseorang. Aktivitas ini dilakukan oleh orang-orang
yang berwenang menangani kasus hukum, seperti polisi. Produk dari aktivitas ini dikenal denganhasil
penyelidikan.
Kata mendiagnosis terkait dengan aktivitas para medis-dokter-yang dilakukan atas dasar
keluhan pasiennya. Aktivitas itu dilakukan dalam rangka menyimpulkan jenis penyakit yang diderita
pasien melalui gejala-gejala yang dirasakan pasiennya atau indikator-indikator lain yang terlihat dari
fisik pasien. Hasil dari aktivitas ini dikenal dengan diagnosis (Hetti Waluati Triana, 2003: 41).
Jika dalam bahasa setiap kata hanya melambangkan tepat suatu objek atau konsep, akan
berkuranglah kesulitan komunikasi antara anggota suatu masyarakat. Kenyataannya tidak demikian.
Menurut Ukun Suryaman (1998:169), diksi atau pilihan kata harus diarahkan pada kata
yang:
6
a. tepat, yaitu kata yang maknanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dan sesuai dengan
b. benar, yaitu kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah ejaan dan pembentukan kata;
c. baku/lazim, yaitu kata yang sudah dibakukan atau sudah menjadi milik bahasa Indonesia dan bukan
Selain itu, menurut S. Effendi (1995:170) kata-kata yang dapat kita pilih dalam menyusun
B. Bahasa Baku
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok dan dasar ukuran
atau standar. Ciri- ciri bahasa baku ditandai oleh lima hal yaitu sebagai berikut :
7
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Trisno tahu anaknya menjadi Trisno tahu bahwa anaknya
juara kelas. menjadi juara kelas
Gogon jatuh, dahan yang ia naiki Gogon jatuh karena dahan yang ia
patah. naiki patah.
a) Pemakaian pola frasa untuk predikat: aspek + pelaku + kata kerja secara
konsisten.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
Mantel rajutan saya sudah bawa. Mantel rajutan sudah saya bawa
Jalur selanjutnya Anda akan Jalur selanjutnya akan Anda
lewati jembatan gantung. lewati jembatan gantung.
8
4. Penggunaan Lafal Baku dalam Ragam Lisan.
Maksudnya ialah pelafalan kata bebas dari ciri-ciri lafal dialek daerah.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku Bahasa Baku
[kalo’] [kalaw]
[abis] [habis]
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon
pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali
potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya. Amiinn.
10
DAFTAR PUSTAKA
11