Anda di halaman 1dari 5

Looking at How Cloud

Accelerates DevOps
 Menggunakan cloud sebagai enabler untuk DevOps
 Memahami full-stack deployment
 Melihat berbagai model cloud services
 Mengungkap hybrid cloud

DevOps dan cloud bagai katalis dan enablers satu sama lain. Katalis dalam IPA berarti bahan atau zat
untuk mempercepat reaksi kimia. Dalam bab ini, sesuai dengan judul, cloud mengakselerasi cara
kerja dari DevOps

Sifat Fleksibilitas, ketahanan, ketangkasan, dan layanan yang dibawa oleh platform cloud
memungkinkan efisien dan efektivitas pengiriman aplikasi yang dihosting dengan cloud.

Lingkungan dari pengembangan melalui pengujian dan semua cara untuk produksi dapat disediakan
dan dikonfigurasikan sesuai kebutuhan dan bila diperlukan. Proses ini meminimalkan hambatan
terkait lingkungan dalam proses pengiriman.

Organisasi juga mencari cara untuk memanfaatkan platform cloud untuk mengurangi biaya
pengembangan dan menguji lingkungan atau untuk memberikan pengalaman pengembang yang
efisien bagi para praktisi mereka. Ini membuat kasus bisnis yang sangat menarik untuk adopsi cloud
dengan dan untuk DevOps.
1. Using Cloud as an Enabler for DevOps

Tujuan utama DevOps adalah untuk meminimalisir adanya hambatan dalam delivery aplikasi,
membuatnya lebih efisien dan ramping. Salah satu hambatan terbesar yang dialami organisasi
adalah ketersediaan dan konfigurasi environment. Hal ini biasa terjadi, terutama untuk developer
dan tester, mereka perlu mengajukan tiket terlebih dahulu dan butuh waktu berhari-hari bahkan
berminggu-minggu agar pengajuan itu terpenuhi.

Kurangnya ketersediaan environment ini memunculkan waktu tunggu antara develop,test,dan


stakeholder lain. Ketidaksesuaian antara environment development dan production dapat
menimbulkan masalah pada kualitas karena developer tidak dapat memverifikasi bagaimana aplikasi
yang dikembangkan akan berjalan nantinya di environment production

Cloud mengatasi masalah ini dengan cara berikut:

 Kecepatan penyediaan environment pada platform cloud dapat memberikan layanan


mandiri bagi para praktisi dengan ketersediaan dan akses environment sesuai permintaan.
 Kemampuan untuk secara dinamis menyediakan dan menentukan environment sesuai
kebutuhan memungkinkan untuk manajemen environment yang lebih baik.
Dan pengurangan biaya dengan mengurangi pengujian statis yang permanen pada
environment.
 Kemampuan untuk meningkatkan “pattern” teknologi yang memungkinkan organisasi untuk
menentukan dan membuat versi environment sebagai software. Hal ini memungkinkan
untuk penyediaan environment yang sesuai dengan kebutuhan praktisi dan yang lebih
penting adalah environment like production.
 Dari sisi otomasi (robotic), ketersediaan teknologi aplikasi otomasi deployment seperti IBM
UrbanCode Deploy dapat menjadi salah satu alat yang menyediakan environment cloud dan
mendeploy versi aplikasi yang sesuai kebutuhan. IBM UrbanCode ini juga dapat dengan
cepat mengkonfigurasi environment dan aplikasi agar sesuai dengan kebutuhan para
praktisi.
 Ketersediaan teknologi virtualisasi services, seperti IBM Rational Test Virtualization Server,
yang beroperasi bersamaan dengan lingkungan cloud, memungkinkan untuk membuat
simulasi layanan yang diperlukan untuk pengujian tanpa harus menyediakan mesin virtual
nyata dari layanan.

Cloud tanpa DevOps berarti tidak memanfaatkan semua manfaat cloud. Mengadopsi DevOps
dengan lingkungan yang dihosting di cloud memungkinkan kemampuan yang memberikan
manfaat penuh cloud kepada organisasi yang memberikan aplikasi perangkat lunak
2. Full-Stack Deployments

Deployments pada cloud application terdiri dari deploying aplikasi dan mengkonfigurasi
environment cloud tempat aplikasi itu dijalankan. Dua task ini dapat dilakukan secara terpisah,
tetapi ketika digabungkan, ini dikenal sebagai full-stack deployment

Ada dua pendekatan:

Pendekatan pertama adalah dengan memisahkan penyediaan cloud environment dari deployment
aplikasi. Otomation tools deployment aplication hanya melihat cloud environment statis. Skenario
ini tidak memaksimalkan manfaat penerapan cloud.

Pendekatan kedua adalah memanfaatkan deployment otomation tools sebagai tools tunggal
penyedia environment cloud dan deployment aplication ke environment yang disediakan.

Pattern teknologi seperti IBM Virtual System Patterns dan OpenStack HOT template dapat digunakan
sebagai template environment cloud dan IBM UrbanCode Deploy sebagai otomation tools yang
digunakan. Setelah tersedianya environment, kelanjutan aplikasi, konfigurasi, dan perubahan konten
dapat dilakukan secara kontinyu pada environment cloud sebagai pembaruan(update).

Adapun alternatif, organisasi dapat memilih untuk selalu menggunakan full stack deployment di
mana environment dan aplikasi terkait selalu bergabung sebagai satu aset yang dapat digunakan.
Dalam hal ini, tidak ada pembaruan yang dibuat untuk environment yang ada.
3. Choosing a Cloud Service Model for DevOps

Saat akan mengadopsi teknologi cloud, kita terlebih dahulu harus menentukan scope apa saja yang
direncanakan akan dialihkan ke platform cloud dan scope apa yang menjadi tanggungjawab masing
masing. Terdapat 2 services model utama untuk cloud. Infrastructure as a Service (IaaS) dan Platform
as a Service (PaaS).

Infrastructure as a Service (IaaS) = infrastruktur sebagai layanan. Pengguna/user memiliki kapabilitas


untuk memanage semua virtual infrastruktur. Instalasi, patching, management OS, middleware,
data, dan aplikasi menjadi scope tanggungjawab dari user.

Platform as a Service (PaaS) = platform sebagai layanan. Layanan cloud yang menyediakan platform
yang memungkinkan pelanggan untuk mengembangkan, menjalankan, dan mengelola aplikasi tanpa
kompleksitas membangun dan memelihara infrastruktur yang biasanya terkait dengan
pengembangan dan peluncuran aplikasi. User bertanggungjawab hanya pada scope applikasi dan
data. Sehingga dapat fokus pada delivery dan development aplikasi.

IBM Bluemix adalah salah satu contoh PaaS. IBM dan mitranya mengelola platform dan layanan yang
disediakan di sana. Platform ini menanamkan Layanan IBM DevOps berupa satu set layanan yang
menyediakan semua kemampuan bagi tim untuk mengadopsi DevOps dan lebih khusus lagi jalur
delivery aplikasi sebagai serangkaian layanan.

Service-service dalam devops diantaranya:

 Web-based integrated development environment (IDE) as service


 Build as a service
 Planning and task management as a service
 Security scanning as a service
 Deploy as a service
 Monitoring and analytics as a service
4. Understanding What a Hybrid Cloud Is

- Cloud and physical infrastructure

Ini merupakan hybrid cloud yang umum digunakan. Terkadang organisasi memiliki aplikasi yang
dijalankan terus menerus pada infrastructure fisik. Contohnya aplikasi mainframe dan sistem data
yang besar tidak mungkin dapat langsung dimigrasi ke cloud. Kalau pun akan dilakukan, tidak
mungkin dapat dilakukan dalam semalaman. Maka dari itu tetap diperlukan infrastruktur fisik.

- On-premise and off-premise cloud

Dalam skenario ini, organisasi dapat mengadopsi cloud off-premise (publik) untuk beberapa aplikasi
dan sedikit beban kerja. Dan cloud on-premise (pribadi) untuk hal yang lain. Contohnya adalah
organisasi yang memanfaatkan cloud off-premise yang berbiaya rendah untuk development
environment dan cloud on-premise yang dikelola sendiri di pusat data untuk semua beban kerja
production.

- IaaS and PaaS

Untuk skenario ini PaaS (platform) digunakan untuk beberapa workloads, contohnya inovasi sistem
yang berhubungan dengan aplikasi. Dan IaaS (infrasturcture) digunakan untuk sistem tradisional
yang melakukan pencatatan kerja sistem.

Aplikasi seperti UrbanCode Deploy IBM dapat memetakan aplikasi dan konfigurasi ke berbagai
environment, fisik dan cloud, dan memungkinkan untuk otomation deployment aplikasi di
environment cloud hybrid yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai