Anda di halaman 1dari 5

Bab 1

Diana

Banyak orang yang mengatakan bahwa orang baik akan bertemu dengan orang yang baik pula. Bagiku
tidak masalah mau aku bertemu dengan orang baik ataupun orang jahat toh semua nya akan menjadi
sebuah pelajaran untukku kelak.

Namaku adalah diana anak sulung dari 3 bersaudara Saat ini aku sedang menempuh pendidikan di
universitas negeri yang ada di jakarta Sebagai maahasiswi jurusan menejemen Bisnis. Papa ku memiliki
beberapa usaha di bidang makanan sedangkan mama ku hanya seorang ibu rumah tangga yang kadang
ikut papa untuk mengawasi usaha nya. Adikku Yang pertama atau anak kedua yang lahir dari rahim
mama bernama cinta, kini anak itu sudah menjadi anak SMA di tahun ini. Dan yang ketiga lahir dari
rahim mama adalah rian Anak jahil tapi ngangenin ini sudah masuk SMP. Jarak usia ku dengan adikku
yang pertama adalah 5 tahun sedangkan adikku yang kedua adalah 8 tahun. Kami semua sekolah di
sekolah yang biasa bahkan terlalu biasa menurut rekan bisnis papaku. Namun memang kenyataannya
kami tidak terlalu suka berkumpul dengan anak-anak orang kaya.

Meski papaku seorang pengusaha namun papa sangat tegas kepada kami bahkan papa jarang
memberikan uang lebih kepada kami. Papa selalu menasehati kami agar kami dapat menggunakan uang
seperlunya saja. Jika ada uang lebih lebih baik di sisihkan untuk membantu orang yang sedang
kesusahan, hal itu sudah papa tanamkan kepada kami sejak kami masih kecil. Dulu aku pernah marah
kepada papa karena aku melihat temanku mendapatkan boneka baru yang mahal karena dia
mendapatkan juara 3 sedangkan aku yang mendapatkan juara pertama di sekolah hanya mendapatkan
kue buatan mama... Kurang ngenes apa coba.

Flashback

11 tahun yang lalu Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Hari Ini merupakan hari
pembagian raport. Seluruh anak datang ke sekolah untuk mengambil raport bersama orang tua. Aku
mendapatkan juara 1 seperti semester-semester sebelumnya. Setelah acara pembagian raport selesai
aku dan mama pulang ke rumah dengan sopir yang setia mengantar jemputku ke sekolah. Ada yang
berbeda dari semester sebelumnya yaitu kehadiran papa untuk mengambil raport ku bersama mama.
Papa masih berada di luar kota dan baru pulang pagi ini sedangkan acara pembagian raport nya d
percepat jadi jam 10 pagi jadi yang mengambil raport ku hanya mama Selain kehadiran papa ada 1 orang
yang mungkin tidak akan aku temui lagi untuk waktu yang lama dia adalah kakak kelas ku namanya
melvin. Dia adalah orang yang pernah menolong ku ketika aku hampir di jahili teman-temannya. Kak
melvin pindah sekolah ke luar negeri ikut orang tua nya yang mempunyai usaha minyak di luar negeri.
Sedih pastilah namanya juga ditinggal Teman tapi karena mama dan papa selalu menasehatiku untuk
tidak cengeng maka aku tidak terlalu merasakan kesedihan apalagi aku mempunyai adik yang baru
berumur 2 tahun. Yah adikku cinta telah lahir dan mamaku tersayang harus meninggalkannya di rumah
bersama nenekku karena mama harus mengambil raportku. Hihihi
Siang harinya aku sibuk menonton tv dan bermain bersama cinta dan oma di kamar. Tiba-tiba mama
memanggilku dan Menyuruhku turun karena ada temanku yang main ke rumah. Sebetulnya aku sedang
malas untuk bermain tapi jika aku tidak turun maka mama pasti akan tetap memaksa ku untuk turun dan
bermain padahal aku kan mau main sama cinta aja.

Tiara ternyata dia yang mengajak ku bermain. Bukan bermain lebih tepatnya dia ingin menunjukkan
sesuatu kepadaku.

"diana liat deh papaku ngasih aku boneka baru, katanya karena aku dapet juara 3 mangkanya aku harus
dapet hadiah." kata tiara sambil memperlihatkan boneka baru yang dibawa nya.

" bagus banget boneka nya. Boleh nggak aku pinjem boneka nya kita main bareng ya. " kata ku pada
tiara. Jujur aku iri banget sama tiara dapet juara 3 aja dikasih boneka apalagi dapet juara 1 di kasih
istana kali sama papa nya.

" Enggak boleh kalo kamu mau main pake boneka kamu. Nanti rusak kalo kamu pinjem boneka aku. Aku
pulang aja deh kalo gitu dadah diana. " tiara pergi dari rumahku.

Aku masuk ke rumah dengan perasaan yang kacau. Aku juga menginginkan hadiah dari papaku. Suara
mobil Papa terdengar Ditelingaku, aku langsung Berlari menghampiri Papa.

"papa... " Teriakku senang. Aku sangat senang melihat papaku pulang

" eh anak papa. Seneng banget kayaknya papa pulang. " kata nya sambil memelukku. "gimana raport nya
ada yang merah nggak? " tanya papa

Aku menggeleng sebagai jawaban bahwa nilaiku bagus semua "diana juara 1 pa. " kata ku

"wah bagus dong. Anak papa emang pinter deh." "yaudah yuk kita masuk ke dalem. " ajak papa kepada
ku.

Kami kemudian masuk ke dalam rumah papa menghampiri mama yang sudah setia menunggu papa di
ruang keluarga. Aku?? Tentu saja aku kembali ke kamar menemui adikku yang lucu. Ternyata cinta dan
oma tidur akhirnya aku kembali ke ruang keluarga. Di ruang keluarga aku melihat kue black forest yang
menggoda untuk dihabiskan.

" diana sini sayang. Ini mama buatin kamu kue sebagai hadiah karena kamu dapet juara 1 di sekolah. "
kata mama. Sorot mata mama menunjukkan kebahagiaan.

Tiba-tiba aku ingat tentang boneka tiara tadi. Aku langsung mendekati papa, kalo ngedekatin mama
duluan bisa-bisa aku kena omel sebelum aku ngomong. Aku duduk di samping papa lalu aku mulai
mengatakan keinginanku pada papa.

" pa diana mau boneka baru. " ucapku langsung pada papa.

" lho boneka kamu kan masih bagus-bagus di."


"iya tapi diana mau boneka yang baru pa. Yang mahal kayak tiara. "

Lalu papa bilang kepadaku dengan Menggunakan kalimatnya yang lembut namun tegas " diana boneka
kamu kan masih bagus jadi nggak usah beli yang baru ya sayang. Lebih baik uangnya kamu simpen nanti
kalo ada yang butuh pertolongan berupa uang kamu bisa membantu."

" Tapi pa tiara kan cuman dapet juara 3 sedangkan diana juara 1 masak diana nggak dapet apa-apa. " aku
masih bersikeras mau memiliki boneka baru juga.

" Diana! Kamu Nggak boleh ngomong seperti itu kepada papa. " ujar mama. Mama tampaknya kesal
dengan sikapku yang masih menginginkan boneka baru.. Yaiyalah mama kesel siapa sih yang nggak kesel
kalo aku masih aja membantah papa.

" Diana, kamu kan dibikinin mama kue emang kamu nggak suka kue buatan mama. Kasian lho mama
udah capek-capek bikin kue nya khusus buat kamu. " kata papa berusaha untuk menenangkan amarahku

Aku diam sejenak memandangi kue black forest bikinan mama. Kue itu belum aku sentuh gara-gara cinta
dateng nunjukin boneka nya ke aku kan aku jadi bete. Aku memandang mama dan papa lalu aku
meminta maaf kepada mama dan papa karena sikapku tadi yang terlalu semena-mena.

"ma maafin diana ya ma. Diana janji nggak baka Maksal minta apa-apa lagi Sama mama papa. " aku
berkata sambil menangis. Iyalah gimana nggak nangis ngeliat mama marah aja baru tadi serem kalo
bikin mama marah. Kalo bikin kesel sih sering tapi buat mama marah nggak lagi deh. Bisa-bisa kalo
mama marah lagi bukan cuman duit jajan aja yang bakal hilang makanan di rumah pun nggak akan
terhidang untuk aku lagi.

Flashback of

Aku selalu mengingat dengan jelas peristiwa saat aku meminta hadiah saat itu dan berakhir dengan
mama yang malah marah kepadaku. Semenjak saat itu aku tidak berani untuk meminta hadiah mahal
kepada mama dan papa paling aku meminta hadiah dengan jalan-jalan keluarga dan itu langsung di
setujui mama.. Kadang heran deh sama mama kok bisa ya mama sesenang itu diajak jalan-jalan padahal
kan tiap papa keluar kota juga mama sering ikut.

Pagi menjelang siang... Hah?? Siang mati aku lupa hari ini aku ada kuliah jam 10 dan sekarang udah jam
setengah 10. Kenapa bisa ke bablasan sih tidurnya, bibi sama mama kok nggak ngebangunin aku ya. Aku
buru-buru ke kamar mandi untuk mandi. Aku hanya mandi hanya 10 menit kurang Ini adalah rekor
tercepat aku mandi selama 20 tahun. Jam sudah menunjukkan pukul 10 kurang 20 menit itu artinya aku
harus berangkat sekarang kalau aku mau selamat dari ocehan dosen yang super menyebalkan. Dengan
tergesa-gesa diana Berlari menuruni anak tangga Menuju ruang makan. Disana masih ada mama nya
yang asyik membaca majalah.

"ma kok mama nggak bangunin diana sih? " tanya diana. Agak sebal juga karena efect kesiangan
"mama itu udah bangunin kamu dari jam 8 tadi tapi kamu bilang nggak kuliah jadi yaudah mama pikir
emang nggak kuliah. " jawab mama cuek

"duh mama diana tu ada kuliah jam 10 ini. Yaudah deh diana berangkat kuliah dulu. " pamit diana sambil
mencium tangan mama dan mengecup pipi sang mama.

"nggak sarapan dulu di?" tanya mama

"nggak deh ma diana udah telat. Diana berangkat ma Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. yaudah hati-hati jangan lupa makan di kampus." teriak sang mama.

"iya ma beres."

"mang Anterin diana ke kampus Ya mang. " pinta diana kepada sang supir keluarga ini.

"lho non tumben banget biasanya nggak mau dianter?" tanya bang jaja sang supir

"iya diana udah telat ni mang yuk berangkat. " "ngebut ya mang bentar lagi nih diana masuk.

"iya non beres."

Mobil mewah tersebut berjalan membelah jalanan jakarta yang sudah lumayan lengang. Tidak terasa
mobilku sudah memasuki area kampusku tercinta.

"mang makasih ya udah nganterin. " kata diana pada supir keluarganya.

"iya non sama-sama wong itu tugas mamang kok buat nganterin non dan yang lain. Kalo gitu mamang
pulang dulu ya non. "

" iya mang hati-hati. " ucap sinta sambil melambaikan tangannya.

Diana berjalan dengan sedikit berlari menuju ruang kuliah nya. Namun di tengah perjalanan Tidak
sengaja menabrak seseorang.

"duh sori. Aku nggak sengaja. " kata diana pada orang yang di tabrak nya.

" it's oke nggak masalah kok. Oh ya nama gue melvin, siapa nama lo?" tanya orang tersebut pada diana

" namaku diana. Duh maaf ya aku harus pergi. " kata diana sambil melirik arlojinya.

" Diana. Sepertinya nama itu tidak asing. " gumam melvin.

Bab 2
Perpisahan adalah awal dari pertemuan yang tertunda.

Melvin POV

Datang ke kampus adalah rutinitasku saat ini. Meskipun aku sangat tidak semangat untuk belajar di
kampus ini. Kalo kalian nanya kenapa aku mau berkuliah di kampus ini jawabannya adalah karena
keinginan orang tuaku yang memaksa aku untuk kuliah disini.

Aku berjalan ke arah kelasku. Namun di tengah jalan aku Bertabrakan dengan seseorang. "duh. Sori aku
nggak sengaja." ucap seorang gadis yang menabrakku. Sejenak aku terpukau melihat mata gadis
tersebut.

" it's oke nggak masalah kok. Oh ya nama gue melvin, siapa nama lo?" tanya ku

" namaku diana. Duh maaf ya aku harus pergi." Sahut diana

"Diana. Sepertinya nama itu tidak asing. " gumam melvin.

Melvin kemudian kembali berjalan menuju ruang kuliahnya. Kuliah pagi Ini aku harus berhadapan
dengan dosen killer yang mengajar mata kuliah manajemen bisnis.

" Melvin...!! Tun

Anda mungkin juga menyukai