Anda di halaman 1dari 17

MERENCANAKAN DAN MERANGKAI SISTEM INSTALASI LISTRIK

I.REFERENSI

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000

II. TUJUAN

Dapat merencanakan dan merangkai sistem instalasi listrik sederhana dan mendapatkan
tegangan (v) dan frekuensi (f).

III. DASAR TEORI

Instalasi listrik untuk penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik
untuk keperluan penerangan (lampu). Sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik
penerangan, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan instalasi listrik penerangan adalah sebagai berikut ;

1. Kondisi Rumah.

Pada jenis rumah kayu pemasangan instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya
dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen
listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen
tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat,
sedangkan untuk rumah beton pemasangan instalasi listrik pada rumah tembok kita gunakan
pipa union atau PVC. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang
pada umumnya pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan.
Beberapa komponen yang dapat ditanam seperti sakelar dan stop kontak.

2. Simbol – simbol listrik.

Simbol – simbol listik perlu kita ketahui agar mempermudah membaca gambar bagan
pada instalasi listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada
gambar bagan instalasi.
3. Bagan Instalasi listrik Penerangan

Biasanya instalasi listrik penerangan di dalam rumah-rumah mempergunakan sistem


radial, karena sederhana, murah dan mudah pengamanannya. Beban seperti lampu-lampu dan
alat-alat rumah tangga dibagi menjadi kelompok-kelompok. Maksud pembagian kelompok ini
adalah untuk mempertinggi kekalianlan dari sistem tersebut.
Apabila salah satu kelompok mendapat gangguan hubung singkat, maka hanya kelompok
itu yang mendapat gangguan (mati), sedangkan kelompok yang lain tidak terganggu. Dibawah
ini contoh bagan pemasangan instalasi listrik.
Keterangan gambar ;
a. Jala-jala dari PLN,
b. Sekering pengaman feeder (pengisi), biasanya ditempat-kan di tiang (bila disambung
dengan jala-jala dari PLN),
c. Hantaran pengisi (feeder), untuk gedung-gedung besar, 3 fasa, 4 kawat (dengan hantaran
di atas tanah atau juga dengan kabel-kabel tanah), untuk rumah biasa mempergunakan 1 fasa,
2 kawat,
d. Lemari hubung, berisi sakelar dan sekering utama untuk melindungi instalasi penerang-an
seluruhnya di dalam rumah/gedung. Lemari hu-bung ditempatkan di dalam rumah/gedung,
e. KWH-meter untuk mengukur tenaga tau energi listrik yang dipakai. Untuk instalasi yang
kecil dipakai pembatas arus listrik otomatis,
f. Kotak bagi, yang berisi sakelar- sakelar dan sekering-sekering untuk melindungi tiap
kelompok.
Gambar berikut adalah contoh denah hubungan listrik rumah tinggal.
Kemudian dibwah ini adalah contoh gambar bagan dari instalasi listrik penerangan
sederhana yang terdiri dari sebuah sakelar seri (deret) dan dua buah lampu pijar.

Prinsip kerja dari gambar diatas adalah bahwa kita bisa menghidupkan kedua buah lampu
menggunakan sakelar seri.

4. Jumlah dan Kekutan Lampu


Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah
dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai
berikut.
a. Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang
makan dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang
berbeda-beda.
b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin
banyak jumlah lampu yang diperlukan.
c. Macam atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.
d. Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya
atau memantulkan cahaya.

5. Jumlah Kelompok Pada Instalasi Listrik

Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan
harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan
pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu
dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.

6. Penampang Kawat dan Ukuran Sekering

Berikut ini diberikan tabel tentang kuat arus yang diizinkan untuk setiap luas penampang
kawat (penghantar) dan ukuran sekering yang diperlukan.
Tabel penampang kawat dan kemampuan arus yang diizinkan.

IV. PERALATAN DAN BAHAN


NO Nama Alat Gambar Alat Keterangan Spesifikasi
Untuk melindungi kabel dan 5/8‘, Maspion,
menutupi kabel agar tidak Abu - abu
1 Pipa Pvc terbuka atau terlihat.

Untuk melindungi kabel saat 5/8‘, Maspion,


keadaan kabel berbelok dan Abu - abu
2 Elbow PVC menutupi kabel agar tidak
terbuka atau terlihat.

Tempat penyambungan kabel PVC,


dengan cabang 3 dan 4 maspion,d = 6
cm , t = 40mm

Kotak
Sambung
3
- 4 cabang
- 3 cabang,

Untuk mengunci atau 5/8’,model


mengikat pipa PVC pad sengkang.
Klem bidang kerja
4
Alumunium

Tempat dudukan lampu E 27, Broco ,


Hitam
Fitting
5
Duduk
Alat untuk Menyalakan lampu OB, 10 A, 220
dalam 2 tempat berbeda. V, Broco

6 Saklar Tukar

Alat untuk menyalakan lampu. OB, 10 A, 220


V, Broco

Saklar
7
Tunggal

Alat Pengaman hubungan 4 A, MG,


singkat dan beban lebih,dan 1P/4, 5kA
alat penghubung dan pemutus
8 MCB aliran listrik rangkaian.

Sebagai Tempat pemasangan


instalasi listrik

9 Mulitiplek

Tempat dudukan mcb. Standard, 1


mcb

10 MCB box
Untuk penerangan. E27, 25 W,
220 V, philips
11 Lampu Pijar

Merah untuk fasa, Biru untuk 1.5 mm , Prima


2

netral, Kuning – hijau untuk


pembumian.

12 Kabel NYA

Sebagai pengikat yang 3.5x8 mm,


menancap pada multipleks 3.5x20 mm ,
atau bidang kerja. 4x45 mm
13 Sekrup

Pelindung tembaga kabel pada


saat penyambungan.
Isolasi
14
Listrik

Alat pemutar skrup.

15 Obeng min
Alat pemutar skrup.

16 Obeng Plus

Alat pengetest ada tidaknya


aliran listrik.
17 Test Pen

Alat Pemotong Pipa

18 Gergaji pipa

Alat Penghubung untuk


dimasukan ke stop kontak.
Tusuk
19
Kontak

Alat Penghubung listrik untuk OB, 10A, 220


alat elektronik lainya. V, Broco
20 Stop Kontak

Alat Pengukur Tegangan dan


frekuensi.
21 AVO Meter
Alat pemotong kabel.

Tang
22
Pemotong

Tang serbaguna, dengan


berbagai fungsi.
Tang
23
kombinasi

Alat untuk melilitkan tembaga


kabel.
24 Tang Lilit

Tang yang berfungsi pengupas


isolatorl kabel.
Tang
25
Penguapas

Alat Pengukur Panjang.

26 Penggaris

Alat pelubang
Paku
27
Pelubang

Tempat Penyimpanan alat.


28 Kotak Alat

V. PROSEDUR PENGUJIAN

i. Diagram Kerja
Diagram kerja merupakan hal yang sangat penting dalam instalasi listrik penerangan.
Dengan membaca diagram kerja, seseorang akan lebih mudah melakukan pekerjaan instalasi
terutama dalam melakukan penyambungan kawat-kawat penghantar dengan komponen -
komponen listrik sehingga pekerjaan instalasi penerangan dilakukan dengan benar. Dibawah
ini merupakan tabel gambar dan simbol pada diagram kerja ;
Tabel Gambar dan Simbol Instalasi Listrik

ii. Diagram Satu Garis Intalasi

Dibawah ini merupakan diagram garis atau diagram kerja satu garis yang dikerjakan dalam
praktikum.
iii. Diagram Pengawatan

Diagram dibawah ini merupakan diagram pengawatan yang dikerjakan dalam praktikum.

iv. Kinerja Rangkaian

Rangkaian yang dikerjakan adalah rangkaian instlasi 1 fasa, yang terdiri dari 4 lampu pijar,
1 saklar tunggal, 1 saklar seri dan 2 saklar tukar, kemudian diberi pengaman mcb dan 1 buah
stop kontak, Uraian pertama adalah dimana lampu A dinyalakan oleh saklar A.
Kemudian sumber listrik untuk stop kontak yang berada dibawah skalar tunggal A,diambil
langsung dari skalar A.
Untuk penggunaan skalar seri atau ganda, ini digunakan untuk menyalakan 2 lampu b di
ujung bidang kerja.

Setelah pemasangan dan penggunaan saklar seri atau tunggal, dilakukan pemasangan
skalar tukar c, yang berfungsi menyalakan lampu pijar c. Skalar ini berguna untuk menghidup
– matikan lampu pijar pada tempat berbeda yang sering atau biasanya digunakan di daerah
tangga rumah atau perhotelan,

VI. HASIL PENGUJIAN


Dari hasil pengujian oleh alat ukur Avo meter digital didapatkan setelah rangakain di aliri
listrik, dan di ukur oleh multi meter pada stop kontak.

 Frekuensi = 50,00 Hz
 Tegangan = 222,1 V

VII. KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa diambil dalam praktikum ini adalah ketelitiaan saat penyambungan
kabel harus diperhatikan, kemudian segi keamanan dari perangkaian rangkaian dan kemanaan
dari diri sendiri harus sangat diperhatikan hal ini dikarenakan sistem keamanan listrik yaitu K2.
Aspek keindahan atau estetika juga perlu ditekankan, karena pada saat pemasangan instalasi
listrik yang sebenarnya pemasangan harus terlihat rapi. Dari hasil pengukuran dihasilkan 222,1
v dengan frekuensi 50,00 herz.

Anda mungkin juga menyukai