Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah.
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan
strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu
cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914
anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah
12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah
(sumber: Depdiknas, 2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat
menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat
umum/keluarga.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS secara langsung berhubungan
dengan Promosi kesehatan di sekolah yang merupakan suatu upaya untuk
menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama ;
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias Uks.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 1


BAB 2
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
SEBAGAI PERWUJUDAN EKSISTENSI PROGRAM
PROMOSI KESEHATAN

2.1. Sejarah Ringkas UKS


UKS dirintis sejak tahun 1956 melalui “Pilot Project” dijakarta dan bekasi yang
merupakan kerjasama antara Depkes, Depdikbud dan Depdagri. Pada tahun 1980
ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara depdikbud dan depkes, tentang
kelompok kerja UKS. Untuk mencapai kemantapan pembinaan secara terpadu
ditetapkan SKB Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri tanggal 3 september
1984;
1. Pokok kebijaksanaan dan pengembangan UKS Nomor 408a/U/1984,
No.319a/Menkes/SKB/VI/1984, N0.74/Th/1984, N0.61/1084.
2. Tentang Tim Pembina UKS Nomor 408a/U/1048,
N0.319a/Menkes/SKB/VI/1984,No.74a/1984,No.61/1984 yang disempurnakan
dengan Nomor 0372a/P/1989, No.
390a/Menkes/SKB/VI/1089,No.140a/Th/1989, No.30a Tahun 1989 tanggal 12
juni 1989.

2.2. Pengertian UKS


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah Usaha Kesehatan Masyarakat yang
ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu : anak didik, guru, dan karyawan
sekolah lainnya (Indan. 2000).
Upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu, melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan di lingkungan tersebut.
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
/PHBS baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. yang

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 2


dimaksud dengan sekolah adalah sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai dengan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

2.3. Tujuan UKS


Secara umum ;
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Secara khusus ;
Agar peserta didik ;
1) Memiliki pengetahuan /sikap / keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.
2) Sehat jasmani/rohani/sosial
3) Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya
Tujuan Pembinaan UKS dan pengembangan UKS
Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif agar berhasil guna dan
berdayaguna secara optimal.

2.4. Sasarandan Ruang Lingkup UKS


Pendidikan, mulai dari Prasekolah sampai dengan Sekolah Menegah Atas, termasuk
perguruan agama dan lingkungannya.
Sasaran Pembinaan Terdiri dari ;
1) Peserta didik
2) Pembina Teknis dan Non Teknis UKS
3) Sarana dan Prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4) Lingkungan (lingkungan sekolah / Lingkungan Keluarga / lingkungan
masyarakat).
Ruang Lingkup Terdiri dari ;
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.5. Kebijaksanaan Tentang UKS

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 3


Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh serta
berdaya guna dan berhasil guna.pembinaan dan pengembangan diupayakan melalui
;
1) Pendidikan Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan
3) Lingkungan Kehidupan sekolah sehat.

2.6. Unsur Organisasi Pembinaan UKS


Menurut Adik Wibowo dkk. (1983 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti
struktur organisasi Departemen Kesehatan RI, sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 125/IV/Kab/B.U/1975 tertanggal 29 April 1975 yaitu :

1. Tingkat Pusat
Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Masyarakat
terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan mahasiswa,
seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi
pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja
melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di
seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama
dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang
kesehatan pada umumnya dan Usaha Kesehatan Sekolah pada khususnya,
menyelenggarakan lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi dan lain-lain.

Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II dan III terdiri dari Dirjen Dikdasmen, Depdikbud, Dirjen Binkesmas
Depkes, Dirjen Binbaga Islam Depag dan Depdagri.
Sekretaris I,II,III dan anggota -anggotanya terdiri dari unsur Depkes, Depdikbud,
Depag dan Depdagri.
2. Tingkat Daerah (Provinsi / Dati I,)
Fungsi dan tanggung jawab koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi meliputi :
membuat rencana program kerja, membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi
dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 4


melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke
daerah /tingkat II dan usaha-usaha lain yang dianggap perlu.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Gubernur /Kepala daerah TK.I, Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK
dan PMI.

3. Kabupaten / Dati II,


Fungsi dan tanggung jawab koordinator UKS ada pada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja
harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada
anak didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS di
sekolah, melaporkan kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus
kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat,
memupuk kerjasama baik pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan
UKS.
Ketua ; Bupati /Walikota madya/ Walikota madya adm /Kepala daerah TK.II.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari Depkes, Depdikbud, Depag, Depdagri Pemda PKK
dan PMI Dati II.

4. Puskesmas / Kecamatan,
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu unit pengembangan dan
pembinaan program kesehatan yang ada dimasyarakat yang di lakukan oleh
puskesmas dimana kegiatan-kegiatan kesehatan dilaksanakan dan dibawah
pengawasan puskesmas di wilayah kerjanya.
Bentuk Pengorganisasian ;
Ketua ; Camat.
Ketua I,II,II dan Ketua Harian I,II,III
sekretaris dan anggota terdiri dari lintas sector di tingkat kecamatan.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 5


5. Pelaksanaan Di Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan dari tingkat
pelaksana UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat sehingga diperlukan
organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan
serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya
diwujudkan dalam satu wadah atau badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian
sistem kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit
sekolah atau guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas
kesehatan saja atau sebalikya petugas kesehatan menganggap UKS merupakan
tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata.
Bentuk Pengorganisasian ;
Pembina ; Kepala Sekolah /Lurah
Tim Pelaksana ;
Ketua : Kepala Sekolah
Ketua I,II, Sekretaris dan anggota terdiri dari unsur Pemerintah Desa, BP3, Guru,
Puskesmas, Pengurus Osis dan Komite Sekolah /POMG.

2.7. Kegiatan UKS di Sekolah


UKS disekolah dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstra kulikuler.
Kegiatan intrakulikuler dilakukan melalui Kesehatan lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Usaha Pemeliharaan Kesehatan. Karena terbatasnya waktu pada
kegiatan intrakulikuler, kegiatan UKS lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
1. Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
2. Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
3. Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
Pendidikan Kesehatan / Penyuluhan Kesehatan
1. Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
2. Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 6


3. Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
4. Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan –kebiasaan yang rapi.
5. Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
1. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan
sebagainya).
2. Usaha kesehatan gigi sekolah.
3. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang
lebih ahli.
4. PPPK dan pengobatan sederhana.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat berwujud ;
 Lomba Poster
 Lomba Kebersihan Kelas
 Lomba Sekolah Sehat
 Lomba Mengarang Cerita sehat
 Lomba Cerdas cermat kesehatan
 Lomba Siswa Sehat
 Lomba Makanan Sehat
 Lomba Warung Sehat, dll
2.8. Tolak Ukur Keberhasilan UKS
a) Terhadap Gedung Sekolah dan Lingkungan
 Semua kamar mandi, Wc, Pekarangan sekolah bersih
 Tidak ada sampah
 Ada air bersih
 Ada alur panduan keselamatan jika terjadi kegawatdaruratan /kebakaran/
gempa/ sunami/ dsb berhubungan dengan lingkungan (Safety Line /
assemble point / Safety Point)
b) Terhadap Murid
 Sehat, tidak sakit-sakitan, bebas narkotika
 Absensi sakit menurun
 Pertumbuhan badan baik, tinggi dan berat badan seimbang dengan umur

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 7


 Mendapatkan imunisasi yang diperlukan
2.9. Ciri “SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN”
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi
sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah
yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
 Sanitasi dan air yang cukup
 Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
 Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
 Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
 Pekarangan sekolah yang aman
 Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
 Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
 Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun
orangtua
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah,
yaitu :
 Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
 Kerjasama dengan Puskesmas setempat
 Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
“keamanan” makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan
meningkatkan kesehatan, yaitu :
 Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat
bagi seluruh masyarakat sekolah

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 8


 Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh
siswa
 Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba
termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan :
 Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat
meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah
yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health
Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha
Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang
berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan
“Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat
menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat sekolah.

2.10. Usaha Pokok UKS dalam Upaya Promosi kesehatan


Adapun usaha-usaha kesehatan sekolah yang dapat diterapkan dan di ciptakan di
lingkungan sekolah adalah ;
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
2. Pendidikan Kesehatan (Health Education).
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (health services in school)
Penjelasan Usaha Pokok UKS sbb ;
Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
Aspek non-fisik (mental-sosial) : hub antara murid, guru, pegawai sekolah dan ortu
murid)
Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang harmonis, dan
kondusif diantara komponen masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 9


menjamin terjadinya pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan
baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat
Lingkungan fisik terdiri dari :
1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:
 Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau keramaian
misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.
 Besar dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid yang
ditampungnya.
 Tersedianya halaman sekolah dan kebun sekolah.
 Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara disetiap ruang
kelas.
 Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya dari sinar cahaya
matahari dapat masuk kesetiap ruang kelas.
 Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak menimbulkan
genangan (harus mengalir).
 Tersedianya tempat pembuangan sampah disetiap kelas, dan teras sekolah.
 Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan keamanan
makanan dapat diawasi.
 Tersedia air bersih yang memadai dan mudah didapat
 Tersedianya tempat pembuangan air besar atau air kecil (jamban sekolah)
yang bersih dan sehat.
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:
Pemeliharaan kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan perorangan
(personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah:
 Kebersihan kulit, kuku, rambut, telinga, dan hidung.
 Kebersihan mulut dan gigi.
 Kebersihan dan kerapian pakaian.
 Memakai alas kaki (sepatu atau sandal).
 Cuci tangan sebelum memegang makanan, dan sebgainya.
Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 10


 Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang lain).
 Kebersihan kaca, jendela, dan lantai.
 Kebersihan wc dan kamar kecil
 Kebersihan ruang kelas.
 Membuang sampah pada tempatnya.
 Membersihkan meludah tidak dismbarang tempat.
 Pemeliharaan taman atau kebun sekolah.
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya.
 Adanya pagar sekolah, untuk mencegah atau mengurangi murid-murid keluar
masuk gedung sekolah, sehingga membahayakan keselamatannya.
 Halaman dan gang atau jalan masuk kesekolah mudah dilewati atau tidak
becek dimusim hujan, dan berdebu pada musim kemarau.
 Semua pintu dan jendela diatur sedemikian rupa sehingga membuka kearah
luar.
 Adanya tanda lalu lintas khusus sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan
agar waspada dilingkungan sekolah (banyak anak berlari-larian).
 Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih dibidang P3K.

Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri
sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:\
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
Hal-hal pokok sebagi materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan
hidup sehat adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan,
terutama lingkungan sekolah.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 11


 Hidup bersih.
 Imunisasi
 Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat
menularkan penyakit.
 Cara penularan penyakit, dan sebagainya
3. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan pencegahannya)
4. Gizi
 Mengenal berbagai makanan bergizi.
 Nilai gizi pada makanan
 Memilih makanan yang bergizi
 Kebersihan makanan
 Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebagainya.
1. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
2. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dan sebagainya.

Pemeliharaan pelayanan kesehatan disekolah


Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara
anggota komunitas hanya sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan
kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah. Pemeliharaan kesehatan disekolah
ini mencakup:
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus,
misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.
 Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
 Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain
dengan imunisasi.
 Usaha perbaikan gizi.
 Usaha kesehatan gizi sekolah.
 Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani,
rohani, dan sosial. Misalnya, penimbangan berat badan, dan pengukuran
tinggi badan.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 12


 Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjutan ke
puskesmas atau rumah sakit.
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan pengobatan ringan

2.11 Kemitraan Dan Promosi Kesehatan Di Sekolah


1) Guru :
1. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui
mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum, maupun dirancang khusus
dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit
HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
2. Memortitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid
melalui penimbangan berat badan secara berkala ataupun rutin tiap bulan.
3. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid,
baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.
2) Petugas Kesehatan
1. Memberikan bimbingan kepada guru-guru
2. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak
dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dan
sebagainya.
3. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
4. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru
5. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam
kurikulum Sekolah.
6. Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-plhak lain dalam rangka
mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
7. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan
sekolah.

3) Siswa / Siswi (Murid)


1. Mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk
panduan yang diberikan oleh guru, di mana pun murid berada, baik di dalam
sekolah, di dalam keluarga, maupun di masyarakat.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 13


2. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam
menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
3. Menjadi contoh perilaku sehat bagi masyarakdt, khususnya anak-anak yang
tidak terjangkau oleh sekolah.
4) Orang Tua Siswa / Siswi (Murid)
1. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi
kesehatan di sekolah.
2. Menyesulkan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk
mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di sekoldh, dan
mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di rumah.
Jenis-jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada UKS Program Promosi Kesehatan
Sekolah, adalah:
 Penyuluhan kelompok di kelas
 Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman /peer group education)
 Pemutaran film/video
 Penyuluhan dengan media panggung boneka
 Penyuluhan dengan metode demonstrasi
 Pemasangan poster, Pembagian leaflet
 Kunjungan/wisata pendidikan
 Kunjungan rumah
 Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
 Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
 Lomba cepat tepat
 Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
 Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
 Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
 Pelatihan guru UKS
 Pelatihan siswa/kader UKS

KANTIN SEKOLAH SEHAT


Kata-kata kantin berasal dari bahasa belanda yaitu “kantine” yang artinya sebuah
ruangan dalam gedung umum yang digunakan untuk makan, baik makanan bawa

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 14


sendiri dari rumah maupun makanan dari membeli di tempat itu. Namun untuk
membuat kantin tidak boleh asal-asalan membuat ruangan untuk makan dan
berjualan makanan. Membuat kantin haruslah mengikuti prosedur kebersihan baik
kebersihan pengolahan makanan, penyimpanan makanan, dan kebersihan tempat
makan. Makanan yang disediakan kantin harus halal. Jenis-jenis makanan yang
disediakanpun harus minimal memenuhi gizi yang seimbang.
Kini kantin hampir selalu ada di setiap sekolah. Biasanya kantin menjadi tempat
berkumpulnya para murid. Ramainya kantin kadang disebabkan oleh suara siswa
yang saling bercengkrama atau ngobrol. Disamping untuk membeli makanan, kantin
jugabergunauntuksosialisasibagiparasiswa.
Keberadaan kantin sekolah disamping tempat untuk mencari makanan bagi para
siswa lebih dari itu juga menjadi tempat pembelajaran bagi para siswa tentang
kebiasaan hidup bersih. Memberi pembelajaran bagaimana pentingnya ruangan yang
cukup cahaya dan tidak lembab. Bagaimana mengatur tata ruang, memisahkan
antara tempat makan dan tempat buang air besar, antara sumber air bersihdanWC.
Berikut ini syarat-syarat sebuah kantin sekolah menurut konsep Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS):
syarat kantin UKS di sekolah adalah :
1. BERSIH
 Kantin sekolah harus bersih,
 Tempat yang bersih dan tertutup untuk pengolahan dan persiapan penyajian
makanan.
 Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan dan peralatan makan yang
bebas dari serangga dan hewan pengerat.
 Mempunyai tempat pembuangan sampah padat, cair dan gas.
 Ada tempat khusus penyimpanan bahan bukan pangan (sabun cuci piring,
cairan anti serangga) yang
 Terpisah dari tempat penyimpanan bahan pangan.
 Tidak beruhubungan langsung dengan WC/Toilet dan berjarak kurang lebih
20 m dari TPS
 Tidak ditemukan lalat dan serangga lainnya
 Tidak ada sarang laba-laba dan debu

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 15


 Peralatan makan dan masak tersusun rapih dan mudah dibersihkan
 Ruangan kantin rapih dan bersih
 Fasilitas dan perlengkapan kantin bersih dan rapih
 Seluruh makanan yang disediakan tertutup atau terbungkus
 Alat makan dan minum dicuci dengan air yang mengalir dan pakai sabun
 Alat perlengkapan makan dan minum setelah dicuci dikeringkan dengan
ditiriskan di rak
 Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
 Ada tempat sampah yang tertutup
 Kasir berada di tempat khusus, minimal orang yang bertugas di kasir tidak
bertugas menyiapkan makanan karena kuman penyakit dapat tersebar ke
makanan melalui tangan yang habis memegang uang.
 Alat- alat dari Bahan yang mudah dibersikan,tidak berbahaya & tidak luntur
2. TIDAK LEMBAB / CUKUP CAHAYA
 Luas ventilasi lebih dari 20% dari luas ruangan kantin
 Pencahayaan terang alami atau dengan bantuan lampu
3. ADA AIR BERSIH
 Saluran pembuangan air lancar dan selalu bersih tidak ada kotoran air yang
menggenang. Kantin sehat harus mempunyai suplai air bersih yang cukup,
baik untuk kebutuhan pengolahan maupun untuk kebutuhan pencucian dan
pembersihan.
 Sumber air dapat diperoleh dari PAM maupun dari air tanah (sumur).
 Air yang akan digunakan memasak dan disimpan dalam ember, harus
menggunakan gayung bertangkai panjang untuk mengeluarkan air dari
ember/wadah air, jangan mengotori air dengan mencelupkan tangan ke
dalam ember/wadah air.
 Ember/wadah air harus selalu tertutup. Syarat-syarat air yang digunakan
adalah air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat
membahayakan kesehatan seseorang, tidak berwarna dan berbau, memenuhi
persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum dan untuk air yang akan
digunakan untuk memasak atau mencuci bahan pangan harus memenuhi
persyaratan bahan baku air minum.

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 16


4. CUKUP POSTER, LEAFLET
Pada kantin seklah dianjurkan terdapat poster poster mengajarkan kepada
hidup bersih dan sehat. Misalnya “jagalah kebersihan”, “cuci tangan sebelum
dan sesudah makan” dan lain sebagainya.

5. KANTIN SEKOLAH HARUS MENJUAL MAKAN YANG SEHAT DAN


BERGIZI
 Setiap menu makanan yang disajikan banyak mengandung karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral
 Makanan pabrikan berkemasan tidak rusak, berlebel ijin BPOM/depkes dan
tidak kadaluarsa.
 Makanan dan minuman yang disajikan tidak mengandung zat warna yang
dilarang, bersoda dan pemanis yang lengket.
 Kantin selalu diawasi diantaranya oleh TP.PKK, Ibu Dharmawanita, Guru
pelaksana UKS, KKR atau Dokcil.
 Pastikan juga jajanan kemasan yang dijual di kantin belum kadaluarsa dan
sudah lolos sertifikasi BPOM.
 Penyaji/pengelola kantin tidak sedang sakit, selalu rapih, bersih,
menggunakan tutup kepala dan selalu menggunakan alat saat menjamah
makanan.
 Terdapat jadwal daftar menu penyajian di setiap hari dan ada surat
keterangan kesehatan kantin dari Dinkes/PKM/BPOM.

6. JAUH KM / WC, TPA


Tidak beruhubungan langsung dengan WC/Toilet dan berjarak kurang lebih
20 m dari TPS

IMUNISASI ANAK SEKOLAH


Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh
Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 17


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan
Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan
(kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum,
pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui
imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.

Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:


1. Campak pada anak kelas I
2. DT pada anak kelas I
3. Td pada anak kelas II dan V
1. Campak
Sering disebut Tampek (Betawi), Gabagan (Jawa), Madewa (Bali), Mazelen
(Belanda), Maesles (Inggris) dan Morbili (Latin) adalah penyakit yang sangat
berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi
bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan,
diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita.
Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh
agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9
bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah
kekebalan seumur hidup.
2. DT / Td
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan
kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing
tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk
dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 18


kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat
karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk
paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada
kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster)
untuk menambah kekebalan seumur hidup.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing
tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang
tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi, DT pada kelas I,
TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah
kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39
tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.
BIAS dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada :
1. Bulan Agustus untuk pemberian imunisasi Campak pada anak kelas I
2. Bulan Nopember untuk pemberian imunisasi DT pada anak kelas I, Td pada anak
kelas II dan V
BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren,
Seminari, SDLB).
Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok
Pesantren, seminari, SDLB) laki-laki dan perempuan.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke Puskesmas
terdekat untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang sakit pemberian
imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke puskesmas terdekat untuk
diimunisasi.
Jadwal Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 19


Bulan
Kelas
Agustus Nopember
I Campak DT –
II – – Td
V – – Td

PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH

Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi pemeriksaan


fisik, Laboratorium, Penyimpangan Mental emosional, serta kesegaran jasmani.
Rangkaian pemerikasaan tersebut seharusnya dilaksanakan seluruhnya, namun
dalam pelaksanannya dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi wilayah
setempat.
Penjaringan kesehatan peserta didik meliputi :
1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara
umum
2. Pengukuran Tekanan darah dan denyut nadi
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, denyut nadi dan
mengetahui secara dini kelainan jantung
3. Penilaian status gizi
Untuk mengetahui adanya kelainan Kurang Energi Proteni, Vitamin A, Anemia
gizi besi dan Yodium ( GAKY)
4. Pemeriksaan gigi dan mulut
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan
menentukan prioritas sasaran.
5. Pemerikasaan indera ( Penglihatan dan pendengaran )
Mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada
anak dalam upaya pencegahan

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 20


7. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboran yang dilakukan adalah pemeriksaan faeces pada anak
untuk mengetahuai ada tidaknya infeksi cacing
8. Pengukuran kesegaran jasmani
Untuk mengukur dan menentukan kesanggupan atau kemampuan tubuh
untuk melakukan kegiatan sehari hari.
9. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental
emosional, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi

PELATIHAN GURU PEMBINA UKS, UPT PUSKESMAS MALANGBONG 2019 Page 21

Anda mungkin juga menyukai