Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses perubahan fisiologis yang tidak dapat dihindarioleh
bertahap yang terjadi pada manusia, tumbuhan, hewan, dan juga organisme bersel satu.
Penuaan telah terjadi pada saat manusia baru saja lahir. Tanda-tanda fisiologis yang
penuaan seperti stress, olahraga berlebihan, merokok, dan adanya radiasi sinar ultraviolet
(Pangkahila, 2011).
Terjadi kerusakan protein jaringan, atrofi jaringan, berkurangnya cairan tubuh,
perubahan fisiologis berikutnya mengenai disfungsi organ vital seperti kerusakan pada
alkohol, perubahan metabolisme glukosa, merokok, stress dan kebiasaan gaya hidup tidak
sehat mengakibatkan berbagai variasi penyakit pada sistem tubuh, seperti :penyakit
osteoporosis,infeksi, atau tumor, dapat terjadi penuaan lanjut secara patologis (Park dan
Yeo, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Proses penuaan
2. Faktor-faktor Penuaan
1
3. Teori-teori penuaan
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian proses penuaan
2. Mengetahui faktor-faktor penuaan
3. Mengetahui teori-teori penuaan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Penuaan merupakan proses perubahan fisiologis yang tidak dapat dihindarioleh
2
bertahap yang terjadi pada manusia, tumbuhan, hewan, dan juga organisme bersel satu.
Penuaan telah terjadi pada saat manusia baru saja lahir. Tanda-tanda fisiologis yang
penuaan seperti stress, olahraga berlebihan, merokok, dan adanya radiasi sinar ultraviolet
(Pangkahila, 2011).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau
tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati
bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan
tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang
harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada
usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis
alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.
B. Faktor-faktor Penuaan
1. Faktor internal
Pengaruh faktor-faktor internal seperti terjadinya penurunan anatomik, fisiologik
dan perubahan psikososial pada proses menua makin besar, penurunan ini akan
3
menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit dimana batas antara penurunan
menjadi faktor predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan
kurang percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus
asa dan dukungan sosial yang kurang. Faktor sosial meliputi perceraian, kematian,
dengan kontrol sosial yang berkaitan dengan kesehatan. Frekuensi kontak sosial dan
tingginya integrasi dan keterikatan sosial dapat mengurangi atau memperberat efek
stress pada hipotalamus dan sistim saraf pusat. Hubungan sosial ini dapat mengurangi
kerusakan otak dan efek penuaan. Makin banyaknya jumlah jaringan sosial pada usia
hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat proses
penuaan adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang tidak
teratur. Hal tersebut dapat diatasi dengan strategi pencegahan yang diterapkan secara
individual pada usia lanjut yaitu dengan menghentikan merokok. Serta faktor
langsung dapat berpengaruh pada proses menua karena penurunan kemampuan sel,
faktor-faktor ini antara lain zat-zat radikal bebas seperti asap kendaraan, asap rokok
4
meningkatkan resiko penuaan dini, sinar ultraviolet mengakibatkan perubahan
kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel
pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi,
jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan
pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur. Pada beberapa sistem, seperti sistem
saraf, system muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam
sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati.
Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan
memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita
cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi
species tertentu. Tiap species mempunyai 5 didalam nuclei (inti selnya) suatu jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi
menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun
5
tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep
genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan
mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang
nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing
27 tahun, sapi 20 tahun) Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi
meski hanya untuk beberapa waktu dengan pangaruhpengaruh dari luar, berupa
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat di Jepang yaitu pria 76 tahun dan
seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel
ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah
sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah yang
trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa
nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan
sitoplasmanya.
c. Sintesis Protein (kolagen dan elastin)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.
pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein
(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk
dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak
kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya
serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora &
6
anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan
untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidak mampuan
mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora &
pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi
komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas,
adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah
sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan
demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan
khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam
proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi,
kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan
7
system imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel
peristiwa autoimun . Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody\ yang
pada orang lanjut usia. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya
mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker
atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan,
dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang
manusia. Teori Maslow merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia.
Setiap manusia yang berada pada level pertama akan mengambil prioritas untuk
mencapai level yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang
dengan yang lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat,
maka ia akan terus bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju
8
Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan
melalui berbagai tahapan dan menyarankan bahwa progresi sukses terkait dengan
cara meraih kesuksesan di tahap sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian
dikemukakan Erik Erikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan secara
integritas ego vs putus asa. Masing-masing pada tahap ini menyajikan orang
dapat berhasil dari tahap itu. Seperti dalam teori keberlangsungan hidup lain, satu
lebih baik dibandingkan lainnya.; hal ini tidak berfokus pada perbedaan dari
kedua kelompok tersebut. Meskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas,
mengembangkan lebih lanjut beberapa teori psikologi tradisional dan baru bagi
lansia. Tema dasar dari teori ini adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari
atau struktur.
3. Teori Sosiologi
9
Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan
sosial. Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.
a. Teori Kepribadian
Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis
kepribadian yang dikembangkan oleh Jung menyebutkan bahwa terdapat dua tipe
introvert kerenan penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari keluarga dan ikatan
sosial.
b. Teori Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang harus
bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko
tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah
berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda.
Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat
yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu
10
hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan
sepanjang kehidupan.
e. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan
kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku
hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan
keyakinan, dan kebiasaan; karena itu, mereka telah memiliki subkultur mereka
sendiri. Teori ini juga menyatakan bahwa orang tua kurang terintegrasi secara baik
dalam masyarakat yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara lansia
lainnya bila dibandingkan dengan orang dari kelompok usia berbeda. Salah satu
umur" yang akan berfungsi untuk meningkatkan citra diri orang tua dan
BAB 3
PENUTUP
A. Keseimpulan
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-
teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua. Dan pendekatan multi disiplin
11
kemampuan untuk mensintesa berbagai masalah serta perubahan-perubahan tersebut
dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut
pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu
DAFTAR PUSTAKA
2.Jakarta:EGC
12