Abstract
This study aims to examine and analyze the direct influence of THK culture, perceived usefulness, and
perceived ease of use to the use of the AIS; and indirect influence of THK culture on the use of AIS are
mediated perceived usefulness and perceived ease of use. This study looked at 80 samples of LPD in Bali.
Required data collected by the survey using a list of questions. Data that has been collected analyzed
using analysis tools PLS Smart 2.0 M3. The test results showed that THK culture influences perceiveved
usefulness, perceived ease of use, and the use of SIA. Perceived usefulness and perceived ease of use affect
the use of SIA. Similarly, THK culture influence of the uses of AIS mediated perceived of usefulness and
perceived ease of use.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh budaya Tri Hita Karana (THK), persepsi
kegunaan, dan persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA);
serta pengaruh tak langsung budaya THK terhadap penggunaan SIA dimediasi persepsi kegunaan dan
persepsi kemudahan penggunaan. Penelitian ini mengamati 80 sampel LPD di Bali. Data yang dibutuhkan
dikumpulkan dengan cara survei menggunakan daftar pertanyaan. Data yang telah terkumpul dianalisis
menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS) Smart 2.0 M3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa budaya THK memengaruhi persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan penggunaan
SIA. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan memengaruhi penggunaan SIA. Demikian
halnya, budaya THK memengaruhi penggunaan SIA dimediasi persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan.
adat (krama desa), baik menerima simpanan dipertimbangkan dalam hubungan penerimaan
maupun memberikan bantuan kredit. Sebagai dan penggunaan SIA yang menghasilkan
penyedia informasi, SIA selalu berkaitan informasi pada LPD di Bali, selain variabel
dengan peran manusia dalam organisasi utama TAM (persepsi kegunaan dan persepsi
(Burch et al. 1991), dan faktor manusia sangat kemudahan penggunaan). Berdasarkan hal
menentukan kesuksesan penerapan SIA (Halim tersebut, penelitian ini memasukkan budaya
1994, 259). Oleh karena itu, faktor budaya perlu THK sebagai variabel utama yang memiliki
dipertimbangkan karena budaya mempunyai pengaruh langsung terhadap penggunaan
dampak besar terhadap perilaku dan praktik SIA selain persepsi kegunaan dan persepsi
manusia dalam melaksanakan kegiatannya kemudahan penggunaan. Penelitian ini ber-
(McCoy et al. 2007). Pragatha (1995) men- beda dengan penelitian Suardikha (2011)
jelaskan bahwa budaya yang dimiliki oleh yang objeknya adalah BPR di Bali yang
seseorang ataupun organisasi perusahaan akan pemiliknya tidak hanya masyarakat Bali,
memengaruhi perilaku bisnis yang dikelola. tetapi juga dimiliki oleh masyarakat lainnya di
Berkaitan dengan hal tersebut, Hartono (2007, luar masyarakat Bali (khususnya masyarakat
17) menjelaskan bahwa perilaku pengguna Hindu). Penelitian sebelumnya, seperti peneliti-
dalam TAM (Technology Acceptance Model) an Suardikha (2011), memasukkan budaya THK
merupakan tindakan yang dilakukan oleh sebagai variabel ekternal TAM, dan Srite et al.
seseorang (pengguna) dalam konteks sistem (2008) memasukkan masculinity/femininity
TI adalah penggunaan sesungguhnya (actual sebagai variabel eksternal TAM.
use). Selain itu Tunnell IV (2013) menemukan Penelitian sebelumnya yang menggunakan
bahwa budaya nasional berpengaruh terhadap model DeLone dan McLean dan model TAM
pelaksanaan sebuah sistem informasi. Rahayu menunjukkan hasil yang tidak konsisten satu
(2012) menemukan bahwa budaya organisasi sama lain yang berkaitan dengan pengukuran
berpengaruh terhadap implementasi SIA. kesuksesan Sistem Informasi/Teknologi Infor-
Dengan demikian, budaya, termasuk budaya masi (SI/TI). Ketidakkonsistenan tersebut di-
THK, mempunyai dampak yang besar secara sebabkan oleh perbedaan penggunaan metode
langsung terhadap perilaku, termasuk perilaku analisis data, objek dan subjek penelitian
penggunaan SIA. yang berbeda, dan tempat serta waktu yang
Budaya Tri Hita Karana (THK) yang berbeda. Misalnya, temuan Handayani (2007)
merupakan kearifan lokal Bali digunakan berbeda dengan temuan Davis et al. (1989),
sebagai landasan bagi individu maupun or- Thomson et al. (1991), dan Venkatesh et al.
ganisasi dalam setiap aktivitasnya, khususnya (2003) dalam hal minat untuk menggunakan
masyarakat desa Pekraman (desa adat) yang SI terhadap penggunaan SI. Temuan Agarwal
merupakan pemilik LPD yang dijadikan objek dan Karahanna (2000) juga menunjukkan
penelitian. Desa Pekraman merupakan wadah perbedaan dengan Davis et al. (1989) dalam
masyarakat adat di Bali yang secara rutin hal pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
melaksanakan aktivitasnya dilandasi nilai-nilai terhadap persepsi kegunaan. Sudah banyak
budaya yang diwariskan leluhurnya, yaitu THK. penelitian yang dilakukan di Indonesia yang
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Daerah mengukur kesuksesan SI dengan menggunakan
Bali mengembangkan visi pembangunan variabel partisipasi pengguna dan kepuasan
berdasarkan budaya THK (Windia dan Dewi pengguna. Penelitian tersebut dilakukan oleh
2007, 23). Oleh karena itu, budaya THK harus Chandrarin dan Indriantoro (1997), Budiartha
mampu dilaksanakan oleh seluruh komponen (2006), Restuningdiah (2006), Radityo dan
masyarakat di Bali, khususnya LPD di Bali Zulaikha (2007), dan Handayani (2007).
yang dibentuk oleh desa pekraman yang ruhnya Dengan demikian, penelitian ini menjadi
adalah kearifan lokal Bali. Dengan demikian, penting dan menarik untuk dilakukan di
faktor budaya, khususnya budaya THK, perlu Indonesia, khususnya di Bali berkaitan dengan
104 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
penerimaan dan pengunaan SIA sebagai rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
ekspresi kesuksesan SIA yang fokusnya kontribusi penelitian; 2) Telaah literatur dan
adalah menguji dan menganalisis pengaruh pengembangan hipotesis yang membahas
langsung budaya THK terhadap penggunaan landasan teoretis, penelitian sebelumnya, dan
SIA sebagai ekspresi kesuksesan SIA pada pengembangan hipotesis; 3) Metode penelitian
LPD di Bali. yang menyajikan pendekatan penelitian,
Berdasarkan penjelasan di atas, masalah lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik
penelitian ini adalah (a) apakah budaya THK pengukuran variabel, pengumpulan data, dan
berpengaruh terhadap persepsi kegunaan, metode analisis data; 5) Hasil dan pembahasan
persepsi kemudahan penggunaan, dan yang menyajikan analisis deskriptif,
penggunaan SIA; (b) apakah budaya THK pengujian hipotesis, dan implikasi penelitian;
berpengaruh terhadap penggunaan SIA 6) Simpulan yang menyajikan simpulan
dimediasi persepsi kegunaan, dan persepsi penelitian, keterbatasan, dan saran.
kemudahan penggunaan; dan (c) apakah
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan Telaah Literatur dan
penggunaan berpengaruh terhadap penggunaan Pengembangan Hipotesis
SIA.
Ide penelitian ini bersumber dari Davis Landasan Teoretis
(1989), Srite et al. (2008), dan Suardikha Penelitian ini menggunakan teori TAM
(2011) yang ingin membuktikan bahwa dengan menambah teori budaya, khususnya
budaya THK berpengaruh secara langsung budaya THK, sebagai rerangka konseptualnya.
terhadap penggunaan SIA dan secara tidak TAM dikembangkan dari teori tindakan
langsung dimediasi oleh variabel utama TAM beralasan (TRA). Teori tindakan beralasan
(persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan diderivasi dari teori sikap yang mempelajari
penggunaan) sebagai ekspresi kesuksesan tentang sikap dan perilaku yang bersumber
SIA. Sehubungan dengan hal tersebut maka dari teori psikologi sosial yang secara
kontribusi secara teoretis dari penelitian ini luas menawarkan suatu landasan untuk
adalah mengembangkan TAM ke fenomena memperoleh pemahaman lebih baik tentang
yang baru, yaitu bagaimana budaya THK yang perilaku pengguna dalam penerimaan dan
merupakan filosofi kehidupan masyarakat Bali penggunaan SI/TI. TAM adalah model TI/
memengaruhi penggunaan SIA, baik secara SI yang dikembangkan untuk memprediksi
langsung maupun secara tidak langsung, pengadopsian dan penggunaan TI/SI. TAM
dan dimediasi oleh variabel utama TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam
(persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan model TRA, yaitu persepsi kegunaan dan
penggunaan) sebagai ekspresi kesuksesan SIA. persepsi kemudahan penggunaan. TAM
Dengan demikian, penelitian ini berkontribusi berargumentasi bahwa penerimaan individu
memperkuat teori TAM dalam menjelaskan terhadap sistem TI ditentukan oleh dua
fenomena penerimaan dan penggunaan TI konstruk, yaitu persepsi kegunaan dan persepsi
ataupun SI khususnya penggunaan SIA di kemudahan penggunaan. Kedua konstruk
Bali. Dalam hal ini, budaya THK merupakan tersebut memiliki determinan yang tinggi dan
variabel utama yang menentukan penggunaan validitas yang telah teruji secara empiris (Davis
SIA, seperti halnya variabel utama lainnya 1989). Model TAM menggambarkan bahwa
(persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan SI akan meningkatkan kinerja
penggunaan) yang menentukan penggunaan individu atau perusahaan (kegunaan). Model
SIA (Davis 1989). ini juga menggambarkan bahwa penggunaan
Sistematika penelitian ini disajikan dalam SI mudah, tidak memerlukan usaha keras dari
pokok-pokok bahasan yang meliputi: 1) Pen- penggunanya (kemudahan penggunaan).
dahuluan yang membahas latar belakang,
I Made Sadha Suardikha, Pengaruh Budaya Tri Hita Karana terhadap Penggunaan Sistem ... 105
dan berinteraksi di dalam penerimaan dan Suardikha (2011) menemukan bahwa budaya
penggunaan SI/TI. Ada interaksi antara budaya, THK memegaruhi penggunaan SIA dimediasi
khususnya budaya nasional, dengan proses keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan
penerimaan teknologi (McCoy et al. 2007). personal, persepsi kegunaan, dan persepsi
Selain hal itu, McCoy et al. (2007) menjelaskan kemudahan penggunaan. Dari hal tersebut,
bahwa budaya berpengaruh terhadap perilaku dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
dan praktik manusia dalam melaksanakan H2: Budaya THK berpengaruh terhadap
kegiatannya. Selanjutnya, penelitian Suardikha penggunaan SIA dimediasi persepsi
(2011) menemukan bahwa budaya THK kegunaan dan persepsi kemudahan
berpengaruh secara langsung terhadap peng- penggunaan.
gunaan SIA dan berpengaruh secara tidak
langsung terhadap penggunaan SIA dimediasi Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Persepsi
keyakinan-diri atas komputer, keinovatifan Kemudahan Penggunaan terhadap Peng-
personal, persepsi kemudahan penggunaan, gunaan SIA
dan persepsi kegunaan. Hasil penelitian Persepsi kegunaan dan persepsi kemu-
Tunnell IV (2013) menunjukkan bahwa budaya dahan penggunaan memengaruhi penggunaan
nasional berpengaruh terhadap pelaksanaan sesungguhnya (Davis 1989; Davis et
sistem informasi. Demikian halnya, penelitian al. 1989; Adam et al. 1992; Igbaria et al.
Rahayu (2012) menyimpulkan bahwa budaya 1997; Suardikha 2011). Persepsi kegunaan
organisasi berpengaruh terhadap implementasi memengaruhi penggunaan sistem. Namun,
SIA. Hwang (2005) menemukan bahwa kemudahan penggunaan tidak berpengaruh
uncertainty avoidance berpengaruh positif (Starub et al. 1995; Szajna 1996). Persepsi
terhadap kemudahan penggunaan (ease of kegunaan berpengaruh positif terhadap
use). Lain halnya, Parboteeah et al. (2005) penggunaan persepsian. Namun, persepsi
menemukan bahwa masculinity mempunyai kemudahan penggunaan hanya berpengaruh
hubungan positif dengan persepsi kegunaan tidak langsung terhadap penggunaan per-
teknologi dan uncertainty avoidance mem- sepsian (Igbaria et al. 1995; Igbaria et al.
punyai hubungan negatif dengan persepsi 1996). Persepsi kegunaan secara signifikan
kegunaan teknologi. Dari hal tersebut dapatlah berhubungan dengan penggunaan TI. Persepsi
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: kemudahan penggunaan tidak berhubungan
H1a: Budaya THK berpengaruh terhadap langsung dengan penggunaan TI (Ndubisi
persepsi kegunaan. et al. 2005). Penggunaan persepsian se-
H1b: Budaya THK berpengaruh terhadap cara positif memengaruhi penggunaan TI,
persepsi kemudahan penggunaan. sementara persepsi kegunaan tidak mem-
H1c: Budaya THK berpengaruh terhadap pengaruhi penggunaan TI (Srite et al. 2008).
penggunaan SIA. Persepsi kegunaan tidak memengaruhi peng-
gunaan sesungguhnya (Wiyono 2008). Dari
Pengaruh Budaya THK terhadap Peng- hal tersebut di atas dapatlah dirumuskan
gunaan SIA dimediasi Variabel Utama TAM hipotesisnya sebagai berikut:
Ada interaksi antara dua fenomena, yaitu H3a : Persepsi kegunaan berpengaruh ter-
proses penerimaan dan budaya nasional hadap penggunaan SIA.
(McCoy et al. 2007). Budaya maskulinitas/ H3b : Persepsi kemudahan penggunaan
femininitas dan individualisme/kolektivisme berpengaruh terhadap penggunaan
secara langsung memengaruhi keinovatifan SIA.
personal, keyakinan-diri atas komputer, dan
kecemasan komputer, serta mempunyai efek Metode Penelitian
mediasi terhadap persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan penggunaan, serta penggunaan TI Penelitian ini membahas hubungan sebab
(Srite et al. 2008). Demikian halnya, penelitian akibat antara budaya THK dengan variabel
108 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
utama TAM (persepsi kegunaan, persepsi penelitian dianggap valid (Masrun 1979 dalam
kemudahan penggunaan, dan penggunaan Solimun 2002, 81). Selanjutnya, dilakukan uji
SIA) dan hubungan sebab akibat antar variabel reliabilitas instrumen dengan menggunakan
utama TAM, yaitu persepsi kegunaan dan alpha Cronbach dengan kriteria α ≥ 0.6 yang
persepsi kemudahan penggunaan dengan menyatakan suatu instrumen (keseluruhan
penggunaan SIA. Dengan demikian, penelitian indikator) dianggap sudah cukup reliabel
ini dapat digolongkan sebagai penelitian kausal (Malhotra 1996 dalam Solimun 2002, 81).
komparatif atau penelitian ekplanatori (Babbie Data yang telah diperoleh ditabulasi
1983, 74; Indriantoro dan Supomo 1999, 27). dengan menggunakan program Excell for
Objek penelitian adalah Lembaga Perkreditan Window XP dan dilakukan perhitungan statistik
Desa (LPD) di Bali karena peranannya cukup deskriptif dengan program SPSS. Selanjutnya
signifikan dalam membantu masyarakat desa, data diolah dan dianalisis dengan program
khususnya masyarakat desa pekraman di Bali. PLS Smart 2.0 M3 untuk menghasilkan suatu
Populasi penelitian ini adalah semua LPD model yang layak (fit) dalam rangka menguji
yang beroperasi di Bali dengan jumlah 1.367 hipotesis penelitian ini. PLS digunakan karena
LPD. Sampel dipilih secara acak sebanyak ada variabel penelitian yang terbentuk dari
92 LPD menggunakan rumus Slovin, yaitu indikator formatif, yaitu budaya THK, dan
selebihnya terbentuk dari indikator refleksif.
. Subjek penelitian ini adalah
Beberapa langkah untuk menghasilkan model
profesional di lingkungan LPD di Bali yang
yang lengkap adalah: a) Pengembangan
terkait penggunaan SIA, yaitu kepala bagian
model berbasis konsep dan teori atau inner
keuangan/akuntansi/operasional.
model dalam rangka menganalisis hubungan
Penelitian ini menggunakan jenis data
antara variabel eksogen dan endogen yang
subjek dan sumber data primer karena data
telah dijabarkan dalan rerangka konseptual
dikumpulkan menggunakan daftar pertanyaan
penelitian ini; b) Pengembangan diagram
yang diajukan kepada subjek penelitian
jalur (Path Diagram) atau outer model
dengan metode survei. Daftar pertanyaan
dengan cara menggambar sebuah diagram
diadopsi dari Suardikha (2011). Pertanyaan
jalur berdasarkan model teoretis yang telah
dalam daftar pertanyaan diukur menggunakan
dibangun dalam rerangka konseptual yang
skala Likert, yaitu skala yang dapat mengukur
berfungsi untuk menunjukkan hubungan
respon subjek ke dalam 5 poin angka (Hartono
antara variabel eksogen dan endogen yang
2008, 131). Lima poin angka penilaian, yaitu:
akan diuji; c) Evaluasi Goodness of Fit Model
(5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2)
PLS. Outer model dengan indikator refleksif
tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Daftar
dievaluasi dengan: 1) convergent validity,
pertanyaan diujicobakan terlebih dahulu
yaitu korelasi antara skor indikator refleksif
sebelum disebarkan ke responden. Penyebaran
dengan skor variabel latennya menggunakan
daftar pertanyaan dilakukan secara langsung
loading 0.5 sampai 0.6; 2) discriminant
kepada responden dengan bantuan petugas
validity berdasarkan cross loading dengan
lapangan. Berdasarkan sampel yang telah
variabel latennya dan berdasarkan nilai square
dipilih maka daftar pertanyaan yang disebar
root of average variance extracted (AVE)
adalah sebanyak 92 set. Sedangkan yang
setiap variabel laten dengan korelasi antar
diterima kembali dan dapat diolah datanya
variabel laten lainnya dalam model. Jika
adalah sebayak 80 set. Sebanyak 12 set
AVE variabel laten lebih besar dari korelasi
daftar pertanyaan yang tidak kembali karena
seluruh variabel laten lainnya, dapat dikatakan
responden tidak berani memberikan data dengan
variabel tersebut memiliki nilai discriminant
alasan kerahasiaan. Dengan demikian, respon
validity yang baik. Direkomendasikan nilai
rate adalah 86,96%. Pengujian instrumen
pengukuran harus lebih besar dari 0.50;
penelitian dimulai dengan uji validitas dengan
dan 3) composite realibility ≥ 0.7 (Solimun
kriteria r ≥ 0,3 yang menyatakan instrumen
2010, 35). Sedangkan outer model dengan
I Made Sadha Suardikha, Pengaruh Budaya Tri Hita Karana terhadap Penggunaan Sistem ... 109
Tabel 1
Hasil Pengujian Hipotesis
Keputusan
Koefisien
Diterima
Hipotesis Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Antara Pengaruh Jalur
atau
(Statistik-t)
Ditolak
0,793268
H1a Budaya THK Persepsi kegunaan - Langsung Diterima
(7,362889)
Persepsi kemudahan 0,697949
H1b Budaya THK - Langsung Diterima
penggunaan (5,157294)
0,257135
H1c Budaya THK Penggunaan SIA - Langsung Diterima
(2,084410)
Persepsi kegunaan Total
SIA (langsung 0,758263
H2 Budaya THK Penggunaan SIA Diterima
Persepsi kemudahan + tak (5,916509)
penggunaan SIA langsung)
0,358634
H3a Persepsi kegunaan Penggunaan SIA - Langsung Diterima
(3,121551)
Persepsi kemudahan 0,310389
H3b Penggunaan SIA - Langsung Diterima
penggunaan (2,865425)
berguna dalam operasional LPD. Temuan ini pula mempersepsikan persepsi kemudahan
mendukung penelitian temuan Parboteeah penggunaan dan indikator-indikatornya secara
et al. (2005) yang menemukan bahwa baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola
budaya masculinity mempunyai hubungan LPD di Bali merasa yakin bahwa dengan
positif dengan persepsi kegunaan teknologi. pembelajaran, interaksi, dan pengalaman,
Selain itu, pengelola LPD di Bali juga telah mereka akan mampu melaksanakan tugas-
mempersepsikan persepsi kegunaan dan tugasnya sesuai dengan tujuan yang di-
indikator-indikatornya secara baik. harapkan.
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa nilai Hasil pengujian hipotesis dalam Tabel
koefisien jalur pengaruh budaya THK ter- 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur
hadap persepsi kemudahan penggunaan pengaruh budaya THK terhadap penggunaan
adalah signifikan. Ini berarti, budaya SIA adalah signifikan. Ini berarti, budaya
THK memengaruhi persepsi kemudahan THK memengaruhi penggunaan SIA. Hasil
penggunaan. Hal ini mengindikasikan bahwa ini mengindikasikan bahwa budaya THK
budaya THK berperan sebagai kunci yang berperan sebagai kunci yang dapat memberikan
dapat membangkitkan persepsi kemudahan keyakinan kepada para pengelola LPD bahwa
penggunaan, karena dengan menghayati penggunaan SIA dalam melaksanakan tugas-
dan mengamalkan nilai-nilai budaya THK tugasnya akan memberikan manfaat untuk
akan semakin meningkatkan keyakinan para pembuatan keputusan. Temuan ini mendukung
pengelola LPD di Bali bahwa SIA mudah untuk temuan Suardikha (2011) dan mendukung visi
digunakan dalam operasionalnya. Temuan ini pembangunan Provinsi Bali tahun 2006-2026,
mendukung hasil penelitian Hwang (2005) yakni “Bali Dwipa Jaya, Adil dan Demokratis,
yang menemukan bahwa budaya uncertainty serta Aman dan Bersatu, dalam Wadah Negara
avoidance berpengaruh positif terhadap Kesatuan Republik Indonesia Berlandaskan
kemudahan penggunaan. Hasil analisis Tri Hita Karana” yang pada hakekatnya
deskriptif menunjukkan bahwa budaya THK memaparkan bahwa tradisi masyarakat
dan indikator-indikatornya dipersepsikan Hindu di Bali, baik secara individu maupun
baik oleh pengelola LPD di Bali dan telah kelompok organisasi, dalam kehidupan se-
112 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
untuk mencapai kesuksesan SIA tersebut dapat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dilakukan dengan melaksanakan butir-butir implementasi budaya THK saja tidak cukup
yang terkandung dalam budaya THK yang untuk menciptakan kesuksesan penggunaan
merupakan budaya lokal sebagai landasan SIA pada LPD di Bali. Selain implementasi
pelaksanaan aktivitas bisnis termasuk peng- budaya THK, diharapkan para pengelola LPD
gunaan SIA. Selain itu, perlu upaya untuk memerhatikan dan mengupayakan peningkat-
meningkatkan kepercayaan yang dapat mem- an kepercayaan yang tercermin dalam persepsi
pertinggi persepsi kegunaan dan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan
kemudahan penggunaan. yang memediasi (mengintervensi) pengaruh
Pelaksanaan penelitian ini menekankan budaya THK terhadap penggunaan SIA sebagai
betapa pentingnya nilai-nilai budaya THK da- ekspresi kesuksesan SIA menjadi lebih kuat.
lam aktivitas penggunaan SIA. Hal ini dibukti- Hal ini menggambarkan bahwa teori TAM yang
kan oleh hasil penelitian yang menyimpulkan menjelaskan seseorang menggunakan SIA jika
bahwa budaya THK memengaruhi penggunaan mereka merasakan SIA itu bermanfaat dan
SIA sebagai ekspresi kesuksesan SIA. Hasil mudah untuk digunakan dalam penyelesaian
ini didukung oleh Hofstede (1991, 4) yang pekerjaannya akan menjadi lebih kuat dengan
menyatakan bahwa budaya merupakan prog- dimasukkannya budaya THK ke dalam teori
ram mental yang dibawa dari pengalaman TAM tersebut. Dengan demikian, teori TAM
seseorang yang diperoleh dari lingkungan di akan dapat memberikan konstribusi yang lebih
mana mereka berada. Sehubungan dengan hal luas dalam menjelaskan fenomena penerimaan
tersebut, para pengelola LPD di Bali dalam dan penggunaan SIA oleh penggunanya.
melaksanakan aktivitas penggunaan SIA Persepsi kegunaan merupakan kepercayaan
tentu tidak bisa terlepas dari lingkungannya, bahwa SIA bermanfaat dalam melaksanakan
yaitu tradisi masyarakat Hindu di Bali dalam aktivitas bisnis. Upaya untuk mempertinggi
kehidupan sehari-hari yang mengedepankan persepsi kegunaan pada LPD di Bali perlu
prinsip-prinsip kebersamaan, keselarasan, mendapat perhatian agar para pengelola
dan keseimbangan antara tujuan ekonomi, LPD di Bali dapat merasakan manfaat SIA
pelestarian lingkungan dan budaya, estetika, dalam melaksanakan pekerjaannya. Persepsi
dan spiritual yang tercermin di dalam budaya kegunaan dapat ditingkatkan jika dengan
THK (Windia 2007). menggunakan SIA mereka merasakan bahwa
Penelitian ini telah mampu membangun kinerja, produktivitas, dan efektivitas kerjanya
model empiris tentang peranan budaya THK meningkat. Selain persepsi kegunaan, persepsi
yang merupakan landasan bagi LPD di Bali kemudahan penggunaan perlu juga mendapat
dalam setiap gerak langkah aktivitasnya dalam perhatian dalam pengembangan SIA. Upaya
dunia bisnis termasuk aktivitas penggunaan yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
SIA. Model teoretik yang terbentuk meng- persepsi kemudahan penggunaan adalah
integrasikan nilai-nilai yang terkandung da- tingkat proses pembelajaran, frekuensi in-
lam budaya THK dengan dua kepercayaan teraksi dengan SIA, dan tingkat pengalaman
(persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan para pengelola LPD di Bali.
penggunaan) yang memengaruhi penggunaan
SIA. Hasil model teoretik tersebut menjelaskan Simpulan
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
budaya THK memengaruhi penggunaan Berdasarkan hasil dan pembahasan
SIA baik langsung maupun tidak langsung penelitian, kesimpulan dari penelitian ini
dimediasi persepsi kegunaan dan persepsi adalah pertama, budaya THK memengaruhi
kemudahan penggunaan. Pengaruh tidak persepsi kegunaan. Bukti empiris ini
langsung budaya THK terhadap pengunaan mendukung hasil penelitian Parboteeah et al.
SIA memperkuat pengaruh langsungnya yang (2005). Kedua, budaya THK memengaruhi
ditunjukkan oleh pengaruh totalnya. persepsi kemudahan penggunaan. Bukti
114 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
Lampiran
Statistik Deskriptif
Frequencies
Statistics
X11 X12 X13
N Valid 80 80 80
Missing 0 0 0
Mean 4,33 4,36 4,33
Std. Deviation 0,671 0,621 0,671
Minimum 1 1 1
Maximum 5 5 5
Frequency Table
X11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 3 3,8 3,8 5,0
4 44 55,0 55,0 60,0
5 32 40,0 40,0 100,0
Total 80 100,0 100,0
I Made Sadha Suardikha, Pengaruh Budaya Tri Hita Karana terhadap Penggunaan Sistem ... 119
X12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
4 47 58,8 58,8 60,0
5 32 40,0 40,0 100,0
Total 80 100,0 100,0
X13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 3 3,8 3,8 5,0
4 44 55, 55, 60,0
5 32 40,0 40,0 100,0
Total 80 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
X21 X22 X23
N Valid 80 80 80
Missing 0 0 0
Mean 4,33 4,43 4,48
Std. Deviation 0,6711 0,671 0,636
Minimum 1 1 1
Maximum 5 5 5
Frequency Table
X21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 3 3,8 3,8 5,0
4 44 55,0 55,0 60,0
5 32 40,0 40,0 100,0
Total 80 100,0 100,0
X22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 2 2,5 2,5 3,8
4 38 47,5 47,5 51,3
5 39 48,8 48,8 100,0
Total 100 100,0 100,0
X23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
4 38 47,5 47,5 48,8
5 41 51,3 51,3 100,0
Total 80 100,0 100,0
120 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
Frequencies
Statistics
X31 X32 X33
N Valid 80 80 80
Missing 0 0 0
Mean 4,26 4,00 4,31
Std. Deviation 0,590 0,675 0,667
Minimum 2 1 1
Maximum 5 5 5
Frequency Table
X31
Cumlative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1,3 1,3 1,3
3 3 3,8 3,8 5,0
4 50 62,5 62,5 67,5
5 26 32,5 32,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
X32
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 12 15,0 15,0 5,0
4 52 65,0 65,0 61,3
5 15 18,8 18,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
X33
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 3 3,8 3,8 16,3
4 45 56,3 56,3 81,3
5 31 38,8 38,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
y1 y2 y3
N Valid 80 80 80
Missing 0 0 0
Mean 4,25 4,40 4,23
Std. Deviation 0,606 0,628 0,595
Minimum 1 1 1
Maximum 5 5 5
I Made Sadha Suardikha, Pengaruh Budaya Tri Hita Karana terhadap Penggunaan Sistem ... 121
Frequency Table
y1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 1 1,3 1,3 2,5
4 54 67,5 67,5 70,0
5 24 30,0 30,0 100
Total 80 100,0 100,0
y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
4 44 55,0 55,0 56,3
5 35 43,8 43,8 100,0
Total 80 100,0 100,0
y3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 1 1,3 1,3 2,5
4 56 70,0 70,0 72,5
5 22 27,5 27,5 100,0
Total 80 100,0 100,0
Cross Loadings
X1 X2 X3 Y
x11 0,857132 0,694642 0,634930 0,600767
x12 0,843347 0,656405 0,572479 0,667506
x13 0,871427 0,685573 0,584972 0,688129
x21 0,609579 0,820928 0,610603 0,602507
x22 0,701573 0,884067 0,664168 0,720806
x23 0,734951 0,882190 0,545558 0,690002
x31 0,518840 0,569390 0,829771 0,620405
x32 0,568050 0,536282 0,835188 0,595451
x33 0,651733 0,644026 0,838023 0,638275
y1 0,655257 0,655171 0,641736 0,852886
y2 0,610557 0,676815 0,634438 0,874132
y3 0,694204 0,686632 0,642078 0,860499
DAFTAR PERTANYAAN
Materi Pertanyaan
Identitas Responden
• Nama : ................................................................................................
(boleh tidak diisi)
• Umur Bapak/Ibu : di bawah 20 tahun 20 s.d. 25 tahun
26 s.d. 30 tahun 31 s.d. 35 tahun
36 s.d. 40 tahun di atas 40 tahun
• Pendidikan terakhir Bapak/ibu:
a. Formal : SMU Diploma S1 S2 S3
b. Informal* )
: Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 1-2 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 3-4 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 5-6 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 7-8 kali
Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya 9-10 kali
Di atas 10 kali
*)Kursus/pendidikan dan latihan/lainnya yang dimaksud adalah kursus: komputer, akuntansi,
komputer akuntansi, dan manajemen serta informasi yang lainnya
• Berapa lama pengalaman Bapak/Ibu bekerja dalam perusahaan?
< 5 tahun 11 – 15 tahun
6 – 10 tahun > 15 tahun
124 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
• Apakah Bapak/Ibu menghendaki ringkasan hasil penelitian ini?:
Ya Tidak
• Bila Ya, dikirim ke : ..................................................................................................
Identitas Perusahaan
• Nama LPD : .................................................................................................
• Alamat LPD : ..................................................................................................
• Bentuk Badan Hukum: Perseroan Terbatas (PT) Koperasi
Perusahaan Daerah Perusahaan Milik Desa
Persepsi Kegunaan
Persepsi Kegunaan adalah tingkat keyakinan individu bahwa penggunaan SIA akan meningkatkan kinerjanya.
Bapak/Ibu diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau lingkaran (0) untuk jawaban yang bapak/ibu anggap
paling tepat dengan memilih skala nilai 1 sampai dengan 5. Skala 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral,
4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
Penggunaan SIA
Penggunaan SIA adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang berhubungan dengan SIA atau interaksi
antara seseorang/profesional dengan SIA. Bapak/Ibu diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau lingkaran (0)
untuk jawaban yang bapak/ibu anggap paling tepat dengan memilih skala nilai 1 sampai dengan 5. Skala 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
No. Siklus Pemrosesan Transaksi Skala pengukuran
1. Transaksi yang berhubungan dengan distribusi barang atau jasa dan
pengumpulan kas terkait dengan distribusi barang atau jasa tersebut dilakukan
setiap hari 1 2 3 4 5
2. Transaksi yang berhubungan dengan perolehan barang atau jasa dari entitas
lain dan pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang atau jasa
tersebut dilakukan setiap hari 1 2 3 4 5
3. Transaksi yang terkait dengan tranformasi sumber daya menjadi barang
atau jasa (penentuan suku bunga, seperti: bunga kredit, bunga tabungan, dan
deposito dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5
4. Transaksi yang terkait dengan akuisisi dan pengolahan dana, termasuk kas
dilakukan setiap hari 1 2 3 4 5
5. Pelaporan keuangan dibuat dan dilaporkan secara berkala (harian, mingguan,
bulanan, triwulan, smesteran, dan tahunan) 1 2 3 4 5
No. Pembuatan Anggaran/rencana kerja
1. Anggaran/rencana kerja disusun berdasarkan laporan keuangan periode
sebelumnya dan laporan operasi lainnya, sebelum aktivitas dimulai 1 2 3 4 5
2. Anggaran/rencana kerja disusun berdasarkan anggaran/rencana kerja seluruh
subunit organisasi 1 2 3 4 5
3. Anggaran/rencana kerja dipakai sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan
operasional perusahaan 1 2 3 4 5
4. Anggaran/rencana kerja dipakai sebagai alat kendali yang berguna untuk
mengotorisasi aktivitas transaksi 1 2 3 4 5
5. Anggaran/rencana kerja dipakai sebagai dasar untuk menilai kinerja organisasi
dan karyawan 1 2 3 4 5
128 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2013, Vol. 10, No. 1, hal 102 - 128