Final 5
Final 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
berpengaruh di Uni Eropa. Pengaruh ekonomi dan politik Inggris sudah dikenal
sejak abad ke-16. Kekuatan Inggris yang terkenal dengan nama British Empire
atau Imperium Britania yang tersebar di kawasan Eropa, Asia, Amerika, Afrika,
dan Pasifik. Kejayaan Inggris dalam sejarah yang memiliki daerah koloni di
seperempat luas total bumi merupakan motivasi bagi rakyat Inggris untuk masa
depan Inggris. Jika pada masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II Inggris
negara tetangganya yang tergabung dalam Uni Eropa. Uni Eropa sejak didirikan
ningkatkan standar hidup masyarakat Uni Eropa, serta menyatukan nilai tukar
91
Dalam mencapai tujuannya, Uni Eropa menciptakan kebijakan-kebijakan
Roma, Perjanjian Lisbon, dan lain-lain. Pada dasarnya, Uni Eropa menyamakan
dari masyarakat Eropa. 28 negara yang tergabung dalam Uni Eropa memiliki
sejarah yang berbeda. Inggris, dalam kasus ini baru bergabung setelah 22 tahun
ide Uni Eropa digagas dengan berdirinya ECSC pada tahun 1951. Proses
penggabungan tersebut pun melewati dua kali veto Presiden Prancis Charles De
Gaulle. Pro kontra yang terjadi dalam badan Uni Eropa ini adalah salah satu
Isu-isu yang terjadi di Eropa seperti krisis ekonomi dan krisis migran
diangkat menjadi sebuah kegagalan Uni Eropa oleh kaum Euroskeptis. Kaum
Euroskeptis pun sangat pesat. Brexit adalah salah satu bukti nyata mayoritas
Dinamika hubungan Inggris dan Uni Eropa berakar dari citra Inggris yang
merupakan negara yang kuat dalam sejarah namun harus menghadapi kebijakan-
92
kebijakan Uni Eropa yang menggerogoti kedaulatan Inggris dalam mewujudkan
masyarakat Inggris atas kebijakan yang disepakati negara anggota Uni Eropa.
tantangan eksternal yang ditimbulkan oleh keanggotaan pada Uni Eropa. Di antara
berbagai alasan mundurnya Britania Raya, alasan utama tetaplah pada keinginan
Uni Eropa, sulit untuk menyangkal bahwa ada kesenjangan yang terus tumbuh
antara kedaulatan de jure Parlemen dan supremasi de facto hukum Uni Eropa
permasalahan yang menimpa salah satu negara anggota Uni Eropa akan
93
wacana terkait kebijakan baru Inggris mengenai imigran ini adalah mengenai
pembatasan jumlah dan seleksi imigran. Sudah tentu kebijakan ini akan
Utara, dimana hasil pemungutan suara disana mayoritas memilih untuk tetap
Eropa dapat menarik status keanggotaanya dari Uni Eropa secara sukarela tanpa
tekanan dari negara lain. Perjanjian ini yang kemudian dimanfaatkan Britania
Raya pada era Perdana Menteri Theresa May. Referendum Brexit melewati tiga
era Perdana Menteri yang berbeda yaitu era David Cameron (2010 – 2016), era
Theresa May (2016 – 2019), dan kini diwarisikan kepada Perdana Menteri Boris
diwariskan kepada Theresa May, yang juga mundur dari posisinya karena gagal
serta gagal memenuhi tenggat waktu yang diberikan Uni Eropa. Kini dilanjutkan
94
meyakinkan masyarakat Inggris di awal pemerintahannya akan membawa Inggris
mundur dari Uni Eropa baik dengan “deal” maupun “no deal” sebelum tenggat
waktu yang ditentukan Uni Eropa saat ini yaitu tanggal 31 Januari 2020.
kesulitan “deal” dan “no deal” Brexit. Pilihan yang telah ditawarkan Uni Eropa
tegas menyatakan bahwa kesepakatan penarikan yang telah disetujui tidak dapat
diubah. Hal ini menjadi ujian akan kedaulatan Britania Raya serta akan memicu
aksi liberalisme di Skotlandia yang sudah beberapa kali ingin merdeka, dan
Irlandia Utara yang dalam kesepakatan tersebut tetap dalam kawasan pasar
tunggal Uni Eropa. Sementara jika Britania Raya memilih mundur tanpa
kesepakatan penarikan atau “no deal”, goncangan ekonomi tidak akan terelakkan.
Hal ini akan menjadi masalah besar terhadap investor Inggris yang berada di
kawasan Uni Eropa dan sebaliknya. Biaya-biaya akan bertambah besar, kebijakan
akan berubah, pasar akan bingung. Dan keputusan untuk mundur tanpa
kesepakatan perjanjian ini bukan pilihan yang bijak bagi PM Johnson mengingat
95
pemilihan umum yang telah dijadwalkan pada saat itu. Kekacauan ekonomi akan
penarikan Brexit. Dan kini kesepakatan penarikan antara Pemerintah Inggris dan
1. Masa Transisi.
Pada masa ini tidak ada kebijakan atau aturan yang berubah kecuali status
keanggotaan negara Inggris di Uni Eropa sudah dicabut. Masa transisi ini
yang tinggal di Inggris selama masa transisi dan sesudah masa transisi.
3. Penyelesaian finansial.
96
majelis tinggi Inggris. Jika majelis tinggi setuju dengan kesepakatan tersebut,
maka dalam waktu dekat Parlemen Eropa juga akan melakukan pemungutan suara
Hanya setelah Brexit maka Uni Eropa dan Inggris dapat mulai
persetujuan kondisi apa yang akan berlaku untuk perusahaan yang berbasis di Uni
Eropa yang ingin melakukan bisnis di dan dengan Inggris setelah periode transisi.
Negosiasi juga akan terjadi pada hak-hak warga negara dan kerja sama keamanan.
Akan ada lebih banyak kejelasan tentang hubungan baru antara Uni Eropa dan
Perjanjian baru akan mulai berlaku setelah periode transisi, yang akan
berakhir pada 31 Desember 2020. Perjanjian baru ini juga harus disetujui oleh
masing-masing negara anggota, parlemen Inggris dan Parlemen Eropa. Jika tidak
ada kesepakatan yang dicapai tentang hubungan masa depan antara Inggris dan
Uni Eropa, akan ada 'tidak ada kesepakatan' Brexit setelah masa transisi.
97