Anda di halaman 1dari 16

EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA

8/29/19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


“OSILASI”
TUJUAN DAN OBYEK PERCOBAAN
1. Belajar menerapkan dan mengartikan (menginterpretasikan) grafik.
2. Menentukan hubungan antara periode osilasi dengan panjang tali dan jarak tali secara
grafis
3. Menentukan nilai a, b (eksponen) dan α (konstanta) berdasarkan grafik dan perhitungan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. 2 buah statis e. 1 stowatch
b. 1 batang ukuran 70 cm f. 1 mistar gulung
c. 1 batang osilasi panjang 50 cm g. 1 mistar siku
d. 2 benang masing-masing 1 m h. Layar
3.2 Skema Percobaan

Statis Statis

3.3 Prosedur Percobaan


Percobaan I
a. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan skema.
b. Pada percobaan pertama ini dengan memvariasi Panjang tali/benang (L) dan jarak
tali/benang (D) dibuat tetap. Panjang kedua tali dibuat sama, kemudian sisa di kanan dan
di kiri batang juga harus sama panjang.

1
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

c. Batang osilasi disimpangkan kemudian diukur waktunya sampai tercapai 10 kali


osilasi/ayunan (t1) kemudian stopwatch direset. Batang osilasi disimpangkan lagi
kemudian diukur waktunya hingga terjadi 10 kali osilasi/ayunan (t2).
d. Langkah 2-3 diulang dengan perbedaan interval panjang tali 4 cm sampai diperoleh 7
data.Jarak lensa ke objek diatur dan divariasikan berturut-turut sejauh dua sentimeter.

Percobaan II
a. Alat dan bahan disusun sesuai skema.
b. Pada percobaan kedua ini dengan memvariasi jarak tali/benang (D) dan panjang tali/benang
(L) dibuat tetap.
c. Jarak antar tali diatur, jarak bagian atas harus sama dengan jarak pada bagian bawah.
d. Panjang tali diatur, panjang tali di sebelah kiri sama dengan panjang di sebelah kanan.
e. Panjang batang osilasi disamakan dengan jarak antar kedua tali, kemudian sisa batang osilasi
yang kanan dan kiri harus sama.
f. Batang osilasi disimpangkan kemudian diukur waktunya hingga tercapai 10 kali osilasi (t1) lalu
stopwatch direset. Waktu untuk mencapai 10 kali osilasi lagi dicatat (t2).
g. Langkah 3-6 diulang dengan jarek antar kedua tali (D) yang berbeda (interval 1 cm) sampai
diperoleh 7 data.

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari percobaan 1 dan 2 digunakan untuk mencari nilai a, b, dan α
pada persamaan :
𝑇 = 𝛼𝐷𝑎 𝐿2𝑏
ln 𝑇 = ln 𝛼 +a ln 𝐷 + 2b ln 𝐿
1. Variasi L, D tetap
ln 𝑇 = 2b ln 𝐿 + ln 𝛼 +a ln 𝐷

Maka didapatkan: 𝑦 = ln 𝑇 ; 𝑚 = 2b; 𝑐 = ln 𝛼 +a ln 𝐷


𝑦 𝑚1 𝑥 𝑐

2
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

Grafik:

Tabel:

No. L t1 t2 𝑡̅ T Ln L Ln T √L

𝑡1 + 𝑡2 𝑡̅
𝑡̅ = 𝑇=
2 10
Dari grafik dan rumus regresi linear akan diperoleh 𝑚1 ± ∆𝑚1
Regresi linear:

Diibaratkan garis alur memenuhi persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

Maka nilai taksiran terbaik 𝑚, ∆𝑚, 𝑐 dan ∆𝑐 adalah:

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚1 =

∑ 𝑥2
∆𝑚1 = 𝜎𝑦 √

∴ 𝑚1 +∆𝑚1 = ⋯ ± ⋯

∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=

𝑛
∆𝑐 = 𝜎𝑦 √

∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = ⋯ ± ⋯

3
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

dimana:

2
∆= 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

𝑛
1
𝜎𝑦 = √ ∑(𝑦𝑖 − 𝑚 − 𝑐𝑥𝑖 )2 atau
𝑛−2
𝑖=1

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 ∆

Maka diperoleh:
𝑚1 ∆𝑚1
𝑚1 = 2𝑏 → 𝑏 = dan ∆𝑏 =
2 2
𝑏 ± ∆𝑏 = ⋯ ± ⋯

2. Variasi D, L tetap
ln 𝑇 = a ln 𝐷 + ln 𝛼 +2b ln 𝐿

𝑦 𝑚2 𝑥 𝑐

Maka didapatkan: 𝑦 = ln 𝑇 ; 𝑚2 = a; 𝑐 = ln 𝛼 +2b ln 𝐿


Grafik:

Tabel:
1
No. D t1 t2 𝑡̅ T Ln D Ln T
𝐷

4
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝑡1 + 𝑡2 𝑡̅
𝑡̅ = 𝑇=
2 10
Dari grafik dan rumus regresi linear akan diperoleh 𝑚2 ± ∆𝑚2
Regresi linear:

Diibaratkan garis alur memenuhi persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐

Maka nilai taksiran terbaik 𝑚, ∆𝑚, 𝑐 dan ∆𝑐 adalah:

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚2 =

∑ 𝑥2
∆𝑚2 = 𝜎𝑦 √

∴ 𝑚2 +∆𝑚2 = ⋯ ± ⋯

∑ 𝑥 2 ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑐=

𝑛
∆𝑐 = 𝜎𝑦 √

∴ 𝑐 ± ∆𝑐 = ⋯ ± ⋯

dimana:

2
∆= 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)

𝑛
1
𝜎𝑦 = √ ∑(𝑦𝑖 − 𝑚 − 𝑐𝑥𝑖 )2 atau
𝑛−2
𝑖=1

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 ∆

Maka diperoleh:

5
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝑚2 = 𝑎 → ∆𝑚2 = ∆𝑎
𝑎 ± ∆𝑎 = ⋯ ± ⋯

3. Variasi L untuk mencari 𝛼


Setelah nilai a dan b ditemukan, maka dimasukkan dalam rumus:
𝛼
𝑇 = 𝛼𝐷𝑎 𝐿2𝑏 → menjadi, 𝑇 = √𝐿
𝐷
𝛼
𝑦 = 𝑇; 𝑚 = ; 𝑥 = √𝐿
𝐷

𝛼 = 𝑚𝐷
∆𝛼 = ∆𝑚𝐷
𝛼 ± ∆𝛼 = ⋯ ± ⋯

4. Variasi D untuk mencari 𝛼


Setelah nilai a dan b ditemukan, maka dimasukkan dalam rumus:
𝛼
𝑇 = 𝛼𝐷𝑎 𝐿2𝑏 → menjadi, 𝑇 = √𝐿
𝐷
1
𝑦 = 𝑇; 𝑚 = 𝛼√𝐿; 𝑥 =
𝐷

𝑚
𝛼=
√𝐿
6
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝑚
∆𝛼 =
√𝐿
𝛼 ± ∆𝛼 = ⋯ ± ⋯

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


Tabel 1. Percobaan 1 (D: 31 cm)
Ln T
No. L (m) 𝑡1 (s) 𝑡2 (s) 𝑡̅ T Ln L (𝑥) √L
(𝑦)

1. 0.35 11.00 11.32 11.160 1.1160 -1.04982 0.1097 0.59160

2. 0.31 10.28 10.19 10.235 1.0235 -1.17118 0.0232 0.55677

3. 0.27 9.27 9.63 9.450 0.9450 -1.30933 0.0565 0.51961

4. 0.23 9.03 9.16 9.095 0.9095 -1.46968 0.0948 0.47958

5. 0.19 8.60 8.47 8.535 0.8535 -1.66073 0.1584 0.43580

6. 0.15 7.38 7.63 4.505 0.4505 -1.89712 0.2870 0.38729

7. 0.11 6.12 6.59 6.355 0.6355 -2.20727 0.4535 0.33166

Tabel 2. Percobaan 2 (L: 26 cm)

No. D (m) 𝑡1 (s) 𝑡2 (s) 𝑡̅ T Ln L (𝑥) Ln T (𝑦) √L

1. 0.31 9.03 9.15 9.090 0.9090 -1.17118 -0.09541 3.225806

2. 0.30 9.25 9.75 9.500 0.9500 -1.20397 -0.05129 3.333333

3. 0.28 10.54 10.34 10.440 1.0440 -1.23787 0.043059 3.448276

4. 0.29 10.86 10.69 10.775 1.0775 -1.27297 0.074644 3.571429

5. 0.27 11.35 11.25 11.300 1.1300 -1.30933 0.122218 3.703704

7
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

6. 0.26 10.93 12.00 11.965 1.1965 -1.34707 0.179401 3.846154

7. 0.25 12.56 12.50 12.530 1.2530 -1.38629 0.225541 4.000000

4.2 Grafik Hasil Percobaan

1. Grafik hubungan Ln T vs Ln L dengan variasi L, D tetap (D=0.31 m).

Grafik antara Ln L vs Ln T
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
Ln T

0.25
0.2
0.15
0.1
y = -0.3374x - 0.3498 0.05
R² = 0.8432
0
-2.4 -2.2 -2 -1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8
Ln L

2. Grafik hubungan Ln T vs Ln D dengan variasi D, L tetap (L=0.26 m).

Grafik Ln T vs Ln D dengan variasi D


0.25

0.2

0.15

0.1
Ln T

0.05

0
-1.4 -1.35 -1.3 -1.25 -1.2 -1.15
-0.05
y = -1.5619x - 1.9179
R² = 0.9799 -0.1

-0.15
Ln D

8
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

3. Grafik hubungan T vs √L dengan variasi L

Grafik antara T vs L
1.2
1.1 y = 2.2177x - 0.1986
R² = 0.8016
1
0.9
0.8
T

0.7
0.6
0.5
0.4
0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65
L

4. Grafik hubungan T vs √L dengan variasi D

Grafik antara T vs 1/D


1.4
y = 0.3015x
1.3 R² = 0.8574

1.2

1.1
T

0.9

0.8
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
1/D

9
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

4.3 Analisis Data

4.3.1 Penghitungan Data Hasil Percobaan

Tabel 3. Hasil Olahan Data Percobaan 1

𝐿𝑛 𝐿 = 𝑥 𝐿𝑛 𝑇 = 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
-1.04982 0.109751 1.102126 0.012045 -0.11522

-1.17118 0.023228 1.371670 0.000540 -0.02720

-1.46968 -0.09486 2.159947 0.008998 0.139414

-1.66073 -0.15841 2.758028 0.025094 0.263076

-1.89712 -0.28702 3.599064 0.082378 0.544503

∑X=-7.24853 ∑Y=-0.40731 ∑X2=10.99084 ∑Y2=0.129055 ∑XY=0.80457

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 ∆

= 0.01733653

∴ 𝜎𝑦 = 0.019 = 0.02

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚1 =

𝑚1 = 0.46

𝑛
𝜎𝑚1 = 𝜎𝑦 √ = 0.03

∴ 𝑚1 ± 𝜎𝑚1 = 0.46 ± 0.03

Maka diperoleh:
𝑚1 0.46
𝑚1 = 2𝑏 → 𝑏 = = = 0.23
2 2

10
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

∆𝑚1 0.03
∆𝑏 = = = 0.02
2 2
∴ 𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02

Tabel 4. Hasil Olahan Data Percobaan 2

𝐿𝑛 𝐷 = 𝑥 𝐿𝑛 𝑇 = 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
-1.23787 0.043059 1.532333 0.001854 -0.05330

-1.27297 0.074644 1.620442 0.005572 -0.09502

-1.30933 0.122218 1.714354 0.014937 -0.16002

-1.34707 0.179401 1.814607 0.032185 -0.24167

-1.38629 0.225541 1.921812 0.050869 -0.31267

∑X=-6.55354 ∑Y=0.644862 ∑X2=8.603548 ∑Y2=0.105416 ∑XY=-0.86268

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 ∆

= 0.000705773 = 0.0007

∴ 𝜎𝑦 = 0.0007

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚2 =

𝑚2 = −1.218023863

𝑛
𝜎𝑚2 = 𝜎𝑦 √ = 0.06

∴ 𝑚2 ± 𝜎𝑚2 = −1.2 ± 0.1

Maka diperoleh:
𝑚2 = 𝑎 → ∆𝑚2 = ∆𝑎

11
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝑎 ± ∆𝑎 = −1.2 ± 0.1

Tabel 5. Hasil Olahan Data Variasi L, D Tetap untuk Mencari nilai 𝛼

𝐿2 = 𝑥 𝑇=𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
0.591608 1.1160 0.35 1.245456 0.660235

0.479583 0.9095 0.23 0.827190 0.436181

0.435890 0.8535 0.19 0.728462 0.372032

0.387298 0.7505 0.15 0.563250 0.290667

0.331662 0.6355 0.11 0.728462 -0.210772

∑X=2.226042 ∑Y=4.265 ∑X2=1.03 ∑Y2=3.768219 ∑XY=1.969889

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ [∑ 𝑦 2 − ]
𝑛−2 ∆

= 0.01

∴ 𝜎𝑦 = 0.01

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=

𝑚 = 1.8

𝑛
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.1

∴ 𝑚 ± 𝜎𝑚 = 1.8 ± 0.1

Maka diperoleh:
𝑚
𝛼= = 5.5
√𝐿

12
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝑚
∆𝛼 = = 0.2
√𝐿
𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2

Tabel 6. Hasil Olahan Data Variasi D, L Tetap untuk Mencari nilai 𝛼

𝑇=𝑥 1/𝐷 = 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1.0440 3.448276 1.089936 11.89061 3.600000

1.0775 3.571429 1.161006 12.75510 3.848214

1.1300 3.703704 1.276900 13.71742 4.185185

1.1965 3.846154 1.431612 14.79290 4.601923

1.2530 4.000000 1.570009 16.00000 5.012000

∑X=5.701 ∑Y=18.56956 ∑X2=6.529464 ∑Y2=69.15603 ∑XY=21.24732

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 (∑ 𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝜎𝑦 = √ 2
[∑ 𝑦 − ]
𝑛−2 ∆

= 0.0219531319 = 0.02

∴ 𝜎𝑦 = 0.019 = 0.02

𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑚=

𝑚 = 2.7

𝑛
𝜎𝑚 = 𝜎𝑦 √ = 0.1

∴ 𝑚 ± 𝜎𝑚 = 2.7 ± 0.1

Maka:

13
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

𝛼 = 𝑚𝐷 = 2.7 × 1.96 = 5.24


∆𝛼 = ∆𝑚𝐷 = 0.135 × 1.96 = 0.26
∴ 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26

4.4 Pembahasan

Pada percobaan pertama yaitu dengan memvariasi nilai L dan D tetap diperoleh besarnya
eksponen b adalah 𝑏 ± ∆𝑏 = 0.23 ± 0.02. Nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yang
didapatkan tetapi hanya mendekati nilai referensi yaitu besarnya b = 0.25. Hal ini dikarenakan
kekurangtelitian praktikan dalam melaksanakan praktikum dan praktikan kurang terampil dalam
membuat simpangan pada batang osilasi sehingga dapat mempengaruhi gerak osilasi. Di samping
itu pada percobaan ini didapatkan nilai m yang menunjukkan gradien dari grafik Ln T vs Ln L yaitu
sebesar 𝑚 ± 𝜎𝑚 = 0.46 ± 0.03.
Pada percobaan kedua yaitu dengan memvariasi nilai D dan L tetap, diperoleh besarnya
nilai eksponen a adalah 𝛼 ± ∆𝛼 = −1.2 ± 0.1. Nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yang
didapatkan dan hanya mendekati, dimana nilai a adalah -1. Hal ini dikarenakan kekurangtelitian
dalam praktikum, dapat juga disebabkan karena distorsi alat yang digunakan dalam praktikum
seperti mistar gulung sudah rusak sehingga praktikan sulit membacanya, peralatan percobaan
yang kurang memadai, dan praktikan kurang terampil dalam membuat simpangan pada batang
osilasi sehingga dapat mempengaruhi gerak osilasi. Selain itu pada percobaan ini didapatkan nilai
m sebesar 𝑚2 ± 𝜎𝑚2 = −1.2 ± 0.1. Nilai m tesebut menunjukkan gradien yang dilukis oleh grafik
Ln T vs Ln D.

Pada perhitungan ketiga yaitu dengan memvariasi besarnya L untuk mendapatkan nilai
α, diperoleh 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.5 ± 0.2. Dan pada perhitungan keempat yaitu dengan memvariasi
besarnya D untuk mendapatkan nilai α, diperoleh 𝛼 ± ∆𝛼 = 5.24 ± 0.26. Kedua nilai α tersebut
seharusnya sama karena merupakan konstanta, tetapi ada selisih diantara keduanya walaupun
hanya sedikit. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangtelitian praktikan dalam praktikum
maupun perhitungannya, bisa juga terjadi karena distorsi alat yang digunakan dalam praktikum
misalnya mistar gulung yang sudah tidak jelas sehingga praktikan kesulitan untuk membaca

14
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

pengukuran dan mengakibatkan hasil yang tidak valid, peralatan percobaan yang kurang
memadai, dan praktikan kurang terampil dalam membuat simpangan pada batang osilasi
sehingga dapat mempengaruhi gerak osilasi.
Dari data yang diperoleh pada saat praktikum, didapat grafik hubungan Ln T vs Ln L, Ln T
1
vs Ln D, T vs √𝐿, dan T vs 𝐷 yang disebut grafik linier, dimana grafik tersebut mempunyai gradien

m. Sehingga hubungan tersebut dapat diketahui dengan melihat grafik. Untuk grafik pertama
diperoleh bahwa Ln T berbanding lurus dengan Ln L, semakin besar nilai Ln T maka semakin besar
pula nilai Ln L. Untuk grafik kedua diperoleh hubungan bahwa Ln T berbanding terbalik dengan
Ln D, semakin besar nilai Ln T maka semakin kecil nilai Ln D. Pada grafik ketiga diperoleh
hubungan bahwa T berbanding lurus dengan √𝐿, semakin besar nilai T maka semakin besar pula
nilai √𝐿. Pada grafik keempat diperoleh hubungan bahwa T berbanding lurus dengan 1/D,
semakin besar nilai T maka semakin besar pula nilai 1/D , dan sebaliknya.
Dari kedua metode yang digunakan yaitu metode regresi linier dan metode grafik
terdapat kelebihan dan kekurangan pada masing-masing metode. Metode regresi linier
mempunyai kelebihan yaitu ketelitian perhitungan yang tinggi tetapi juga memiliki kelemahan
yaitu proses perhitungan yang lama dan panjang sehingga diperlukan alat bantu hitung yang
akurat dan memiliki ketelitian tinggi. Metode grafik mempunyai kelebihan yaitu mudah diamati
secara langsung karena bersifat visual tetapi juga memiliki kelemahan yaitu tingkat ketelitian
yang rendah karena sulit menentukan bilangan decimal pada grafik.
Meskipun ada kendala dalam praktikum, tetapi dapat dicapai tujuan dari praktikum osilasi
ini yaitu menentukan hubungan antara periode dengan panjang dan jarak tali, dan mengetahui
nilai a, b, dan α sesuai dengan rumus persamaan pegas. Hubungan antara periode (T) dengan
jarak antar tali (D) adalah berbanding terbalik, semakin besar nilai jarak antar tali (D), maka
semakin kecil nilai periode (T). Hubungan antara periode (T) dengan panjang tali (L) adalah
berbanding lurus, semakin besar nilai panjang tali (L), maka semakin besar pula nilai periode (T).
Dan diperoleh nilai a = -1.2; dan b = 0.23 sehingga persamaannya menjadi 𝑇 = 𝛼𝐷−1.2 𝐿0.46 tetapi
persamaan yang seharusnya adalah 𝑇 = 𝛼𝐷−1 𝐿0.5 . Terdapat selisih dalam persamaan tersebut
karena kekurangtelitian dalam praktikum dan distorsi alat yang digunakan.

15
EFINDA PUTRI NORMASARI S | ASISTEN SENIOR JURUSAN FISIKA
8/29/19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN

5.1.1. Hubungan antara periode (T) dengan panjang tali (L) berbanding
lurus. Semakin besar panjang tali yang digunakan maka periode yang
dibutuhkan juga semakin besar. Hubungan antara periode (T) dengan jarak antar tali (D)
berbanding terbalik. Semakin besar jarak antar tali yang digunakan maka periode
yang dibutuhkan semakin kecil.
5.1.2. Dari percobaan diperoleh ada selisih nilai yang cukup kecil antara hasil hitung a, b dan
𝛼 dengan nilai dari referensi.
5.1.3. Persamaan T dari hasil hitung adalah 𝑇 = 𝛼𝐷−1 𝐿0.5 .

5.2 SARAN
5.2.1. Pemasangan alat pada percobaan ini harus hati-hati dan seksama.
5.2.2. Eksperimentor harus lebih lebih teliti dalam menggunakan dan membaca skala yang
tertera dari alat2 ukur saat proses pengukuran, sehingga dapat diperoleh hasil yang
lebih akurat lagi.
5.2.3. Eksperimentator harus telilti dalam melakukan penghitungan analisis data sehingga
hasilnya benar dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyid, M. F., Firmansah, E., & Prabowo, Y. D. (2015). Fisika Dasar, Jilid I: Mekanika.
Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Periuk.
Zaelani, A., Cunayah, C. & Irawan, E. I. (2006). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika.
Bandung, Indonesia: Yrama Widya
Karyono, H., R, W. Sunarta, Jati, B. M. E. & Partini, J. (2014). Buku Panduan Praktikum Fisika
Dasar Semester 1. Yogyakarta, Indonesia: Laboratorium Fisika Dasar UGM.

16

Anda mungkin juga menyukai