PENDAHULUAN
1
ditransformasi menjadi output yang bermanfaat untuk perkembangan ekonomi
masyarakat.
Ikan kayu adalah salah satu jenis produk olahan ikan yang telah mengalami
rangkaian proses seperti perebusan dan pengasapan bertingkat, hingga teksturnya
menjadi sekeras kayu dan berwarna coklat tua kehitaman. Kandungan gizi yang
terdapat pada ikan kayu per 100 gram adalah memiliki 111 kal, protein 24 gr, lemak 1
gr, kolesterol 46 gr dan zat besi 0,7 gr. Selain lezat dan bergizi, ikan kayu juga memiliki
khasiat yaitu meransang pertumbuhan sel-sel darah merah dan menghambat proses
penuaan (Adawyah, 2007).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahuai pemanfaatan limbah pengolahan hasil perikanan terutama pada
Ikan Kayu.
1.3 Manfaat
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan limbah hasil perikanan
pada Ikan Kayu.
2. Memberikan informasi Terhadap pemanfaatan limbah Ikan Kayu, pada Industri
Perikanan umunya dan Pembaca Khususnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Metode pengasapan yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah pengasapan
panas yaitu pengasapan dengan menggunakan suhu tinggi mencapai 100oC bahkan
120oC dengan menggunakan peralatan yang sederhana.
Asap cair merupakan suatu campuran dispersi asap kayu dalam air yang dibuat
dengan mengkondensasikan asap hasil pembakaran kayu (Karseno et al., 2002). Asap
cair telah digunakan secara komersial sebagai bahan pemberi aroma pada ikan dan
daging karena adanya komponen flavor dari senyawa-senyawa fenolik (Muratore G,
Licciardello F, 2005).
4
cair dengan konsentrasi 6% selama 60 menit, kemudian ditiriskan lalu
disusun dalam rak pengeringan.
4. Pengeringan. Pada tahap ini ikan dijemur didalam oven, sampai ikan
menjadi kering dan keras. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan
yaitu selama 3 hari dengan suhu 570C. Proses pengeringan yang sempurna
sangat berpengaruh pada keawetan ikan sehingga ikan bisa tahan lebih lama.
5
5. Pengeringan Akhir
Pada tahap ini ikan dijemur pada terik matahari sampai ikan menjadi
kering dan keras seperti kayu. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan
ikan ini tergantung pada kondusi cuaca.Pada cuaca cerah waktu yang
dibutuhkan adalah 2-3 hari. Proses pengeringan yang sempurna sangat
berpengaruh pada keawetan ikan sehingga ikan bisa tahan lebih lama.
6. Pengirisan
Pada tahap ini ikan yang sudah kering dan keras lalu di iris kecil
memanjang, setelah diiris ikan langsung dimasukan di tempat kering.
6
kaya kalsium sekaligus mengurangi dampak buruk akibat pencemaran limbah pada
industri pengolahan hasil perikanan (Nabil 2005).
1. Tepung dari Tulang Ikan
Kegiatan pengolahan ikan akan menghasilkan limbah sisa atau hasil
sampingan. Menurut Fahrul (2005) hasil samping atau limbah merupakan bagian dari
tubuh ikan (selain daging) yang tidak terpakai pada pengolahan hasil-hasil perikanan
sebab dianggap tidak dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah. Hasil
samping tersebut salah satunya adalah tulang ikan, tulang ikan tergolong kedalam jenis
limbah yang bersifat organik jika tidak termanfaatkan dan apabila dimanfaatkan lagi
akan menghasilkan produk yang bernilai tambah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa
umumnya pengolahan tulang ikan dijadikan sebagai bahan baku tepung ikan dan
kerupuk.
Tepung tulang dapat diperoleh melalui tiga proses (Anggorodi 1985), yaitu :
1) Pengukusan.
Tulang dikukus kemudian dikeringkan dan digiling untuk menghasilkan
tepung tulang ikan.
7
2. Olahan Makanan Ringan (Snack)
Limbah tilang ikan kayu kering dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan
tepung ikan karena kadar kalsiumnya cukup tinggi. Limbah ini juga dijadikan bahan
untuk usaha snack ikan. Pengolahan snack tulang ikan masih dilakukan secara
tradisional tanpa menggunakan peralatan yang modern. Hasil olahan limbah ini sangat
bermanfaat dan cukup menarik bagi masyarakat karena selama ini belum pernah ada
produk snack ikan berbahan baku dari tulang ikan.
Limbah padat perikanan merupakan limbah padat yang tidak menimbulkan zat-
zat beracun bagi lingkungan, namun merupakan limbah padat yang mudah membusuk,
sehingga menyebabkan bau yang sangat menyengat. Limbah padat dapat berupa
kepala, kulit, tulang ikan, potongan daging ikan, sisik, insang atau saluran pencernaan
(Sugiharto, 1987).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan hasil perikanan umumnya dapat di
golongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Limbah padat bersifat basah dan
dihasilkan oleh usaha perikanan berupa potongan-potongan ikan yang tidak
dimanfaatkan. Limbah cair dari hasil perikanan dapat berupa sisa cucian
ikan, darah dan lendir ikan, yang banyak mengandung minyak ikan sehingga
menimbulkan bau amis yang menyengat.
2. Limbah perikanan ikan kayu berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi produk
yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan
mengolah limbah menjadi produk lain yang berguna bagi usaha lain seperti
usaha tepung ikan, usaha pembuatan pakan ikan dan unggas, dan usaha olahan
makanan ringan (snack) dari tulang ikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10