Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN INDIVIDUAL MAGANG

DI KANTOR ADVOKAT DAN PENGACARA


“SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN”

Oleh:
Hendrik Kiawan Wirantanus
201410110311302

LABORATORIUM HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016/ 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berbangsa dan bernegara
yang kemudian tatanan demi tatanan dengan segala tantangannya masih bisa dilalui dan
diperbaiki dengan kualitas pendidikan yang mempuni. Kualitas pendidikan yang baik menjadi
harapan untuk mempertahankan keutuhan suatu bangsa, yang khususnya bangsa Indonesia.
Kemudian hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan yakni salah
satunya adalah Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi kemudian merupakan merancang maksud untuk penyelenggaraan baik
berbentuk formal maupun non formal. Bentuk penyelenggaraan itulah yang termasuk juga ada di
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Hukum UMM dalam bentuk
formalnya mengadakan studi di dalam kelas atau juga dilingkup fakultas ataupun universitas
untuk memberikan teori-teori hukum yang harus di kuasai oleh mahasiswa fakultas hukum.
Namun seperti yang kita ketahui bahwa hukum merupakan hal yang berkaitan langsung dengan
masyarakat atau setelah menjadi sarjana akan berhadapan dengan permasalahan yang di
masyarakat itu sendiri atau bisa dikatakan objek dari implementasi dari hukum ialah masyarakat
secara keseluruhan. Dalam hal ini jikalau hanya mempelajari teori-teori tanpa mempraktekkkan
dengan keadaan yang sesuai dengan masyarakat, tentu dalam hal ini masih dianggap kurang atau
tidak begitu menjanjikan kualitas sarjana yang dapat dikatakan akan berimbas langsung dengan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu perlu adanya praktek lapangan yakni untuk pembentukan skill dalam rangka
persiapan untuk menjadi sarjana strata satu yang sudah siap dalam lapangan kerja. Arah itulah
merupakan tujuan yang dilakukan magang ini sekaligus berdasarkan kurikulum Fakultas Hukum
Nasional yakni Kurukulum yang berbasis kompetensi berkarakter pengenalan dunia praktis lebih
besar dibandingkan teoritik.
Di samping itu Magang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mencoba mengenal lingkungan
kerja yang akan di hadapi setelah lulus nanti serta berbaur dan mengabdi pada masyarakat serta
mengaplikasikan segala teori yang telah diajarkan di bangku kuliah. Wadah yang akan menjadi
front vision bagi mahasiswa untuk mendasari mereka dalam mempersiapkan diri menghadapi
tantangan masa depan.
Magang merupakan mata kuliah wajib, jumlah 2 (dua) Sistem Kredit Semester (SKS), yang
bobotnya sama besarnya dengan mata kuliah lain, yang mana diharapkan menjadi penyangga
kerangka teoritik disiplin ilmu hukum yang diterima, yang perkuliahannya di lembaga atau
instansi baik pemerintahan maupun swasta.
Salah satu intansi yang dapat dijadikan tempat magang ini guna mencapai tujuan sebagaimana
tersebut di atas adalah Kantor Advokat, LSM atau LBH. Beberapa alasan mengapa instansi
tersebut dijadikan tempat magang ini adalah karena beberapa instansi ini selalu bersentuhan
dengan hukum dalam setiap kegiatan advokasi yang dilakukan kepada kliennya. Dalam hal ini
kami memilih Kantor Advokat dan Pengacara “SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN”.
Kantor Advokat dan Pengacara “SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN” dimana pemiliknya
adalah salah satu dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Beliau merupakan
salah satu advokat yang sudah tidak asing lagi dengan sikap professional dan ketegasannya
dalam mengani setiap kasus yang membuktikan bahwa beliau adalah sosok pengacara yang
berintegritas tinggi.
Di samping itu, magang di Kantor Advokat dan Pengacara “SOEHARTONO SOEMARTO &
REKAN” merupakan salah wadah bagi kami mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhamamdiyah Malang untuk menggali segala potensi dan pengalaman serta mencoba
mengenal lingkungan kerja secara nyata (real) yang akan kami hadapi setelah kami lulus dari
belajar di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang nantinya akan berbaur dan
mengabdi pada masyarakat serta mengaplikasikan segala teori yang telah diajarkan di bangku
perkuliahan. Maka, dengan dasar hal tersebut kami bermaksud untuk menyerap ilmu secara teori
hukum dan teknik beracara yang baik sebanyak-banyaknya dari Kantor Advokat dan Pengacara
“SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN” yang sesuai dengan tujuan umum pendidikan dan
secara lebih spesifik dalam kurikulum fakultas hukum nasional.

B. TUJUAN MAGANG
Adapun tujuan magang ini yang bertempat di Kantor Advokat dan Pengacara “SOEMARTONO
SOEMARTO & REKAN”, ialah sebagai berikut:
1. Mahasiswa Mengetahui bagaimana penyelesaian perkara Litigasi dan Non Litigasi di Kantor
Advokat.
2. Mahasiswa mampu memahami proses dan membuat dokumen hukum yang mendukung dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
3. Mahasiswa mengetahui kewenangan dan kewajiban Advokat sesuai UU No.18 Tahun 2003
tentang Advokat.

C. TARGET MAGANG
Dari tujuan tersebut, kami dapar menguraikan dan memperinci dalam bentuk target magang ini
ialah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui managerial kerja di Kantor Advokat terkait.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses penyelesaian perkara.
3. Mahasiswa mengetahui pendampingan dengan klien.
4. Mahasiswa mengetahui pemberian konsultasi terhadap klien.
5. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan dalam penyelesaian
perkara pidana.
6. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan dalam penyelesaian
perdata.
7. Mahasiswa dapat mempraktekkan pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan.
8. Mahasiswa mampu memahami format dan pemilihan kata yang baik dalam penyusunan
dokumen yang dibuat.
9. Mahasiswa mengetahui wewenang Advokat dalam membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan.
10. Mahasiswa mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi seorang profesi Advokat.
11. Mahasiswa mengetahui Kode etik profesi Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UU No.
18 Tahun 2003 dimana tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

D. WAKTU PELAKSANAAN MAGANG


Adapun waktu pelaksanaan magang ini dimulai sejak tanggal 24 Januari 2017 sampai dengan
tanggal 25 Febuari 2017. Pelaksanaan magang terhitung kurang lebih 240 jam sebagaimana
batasan minimum magang yang diselenggarakan oleh laboratorium fakultas hukum universitas
muhammadiyah malang.

E. PROFIL INSTITUSI TEMPAT MAGANG


Kantor advokat dan Pengacara “SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN” yang didirikan oleh
Bapak Seomartono Soemarto, SH., MHum. Yang bertempat di Jln. Tidar Sakti No. 18 Malang
65146.
Visi: membawa setiap klien untuk memperoleh keadilan yang diharapkan agar mendapat
kepastian hukum dalam persoalan yang dihadapi.
Misi: melayani masyarakat pencari keadilan untuk mencapai keadilan yang diharapkan sesuai
dengan aturan hukum dan menjungjung tinggi etika profesi di dalam menjalankan tugas.
Sejarah singkat: “SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN” sudah berkarya di bidang hukum
selama 35 tahun, sejak 23 Oktober 1981. Dimulai dari kota Madiun, kemudian mendirikan
kantor di Malang, saat ini menangani permasalahan-permasalahan hukum di kota-kota seluruh
Indonesia.
Profil Rekan:
1. SOEMARTONO SOEMARTO, SH., M.Hum
NIA PERADI: 84. 10035
TTL: Asembagus, 16 Januari 1957
Pendidikan:
S1 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya tahun 1977.
S2 Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang tahun 2002.
E-MAIL: Soehartono_sh@yahoo.com

2. R. A. ZESTIENA C. ASRINI, SH., M.Hum., S.Psi.


NIA PERADI: 02. 11197
TTL: Kediri, 17 Febuari 1970
Pendidikan:
S1 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya tahun 1996
S2 Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang tahun 2003
S1 Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardana tahun 2014
E-MAIL: zestiena_sh@yahoo.com

3. SATYA WIDARMA, SH., M.Hum


NIA PERADI: 15. 10292
TTL: Malang, 10 Juli 1988
Pendidikan:
S1 Fakulta Hukum Universitas Merdeka Malang tahun 2010
S2 Program Pasca Sarjana Universitas Merdeka Malang tahun 2012
Legal Staff:
(Co): BERNADETTA R. F. SINAGA S., SH., MH.
Anggota:
1. ANINDA HAYYU Y., SH.
2. HILMY FAIDULLOH ALI, SH.
3. SHENNY SALINDRA, SH.

Finance & Admin:


1. JILLY IVONNE, Amd
2. SUKANI ARIANTO
3. MISTIANI
4. NUR FIFI
5. FELIX L. T.

Jasa-jasa Hukum:
 Memberikan konsultasi di segala bidang hukum (Perdata, Pidana, Perbankan, Tata Usaha
Negara, HAKI dll)
 Penanganan perkara secara litigasi
 Penanganan perkara secara non litigasi
 Menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Malang, dengan mata kuliah Etika Profesi
Hukum, Ketenagakerjaan, Lembaga Pembiayaan, Hukum Perbankan, dan Hukum Acara PTUN,
sejak tahun 2014.
 Menjadi dosen di Universitas Brawijaya, dengan mata kuliah Hukum Acara Perdata, sejak tahun
2014.
 Pembicara/ narasumber pada seminar-seminar.
 Memberikan penyuluhan-penyuluhan hukum pada masyarakat.

Riwayat Organisasi Advokat:


 Tahun 1996-2000 Sekretaris IKADIN DPC Malang
 Tahun 2000-2005 Bendahara IKADIN DPC Malang
 Tahun 2005-2008 Wakil Ketua V IKADIN V DPC Malang
 Tahun 2009-2013 Ketua IKADIN DPC Malang
 Tahun 2008-2009 Bendahara DPC PERADI Malang
 Tahun 2010-2014 Wakil Ketua I DPC PERADI Malang
 Tahun 2014-sekarang Ketua Dewan Penasihat DPC PERADI Malang Raya.
BAB II
KEGIATAN MAGANG

A. JADWAL PELAKSANAAN MAGANG


Adapun agenda harian kegiatan magang di kantor advokat dan pengacara ”SOEHARTONO
SOEMARTO & REKAN”, ialah sebagai berikut:

o Minggu Pertama:
Hari/ Jam Keterangan Nilai Total
Tanggal Tugas Jam
Selasa, 3,5 jam Diskusi dengan - 3,5
24 (08.30) pembimbing II tentang jam
januari manajemen operasional
2017 kantor hukum dan
mengenalkan lingkungan
kantor
Rabu, 25 9 jam Diskusi dengan 3 jam 12 jam
januari (08.30- pembimbing II tentang
2017 17.30) eksekusi yang akan
dilaksanakan hari kamis,
26 januari 2017
 mengerjakan tugas
resume tentang eksekusi
Kamis, 10 jam4. mengikuti jalannya 3 jam 13 jam
26 (08.30- eksekusi rumah di jl.
januari 18.30) Danau maninjau No. 138
2017 Sawojajar, Malang
5. Tugas
mendokumentasikan
serta mencatat barang-
barang yang dikeluarkan
dari rumah yang terkait.
Jumaat, 
11 jam Berdiskusi tentang 3 jam 14 jam
27 (08.30- jalannya eksekusi
januari 19.00)  Tugas membuat paper

2017 tentang laporan dan


analisa hukum mengenai
eksekusi rumah di jl.
Danau Maninjau No.
138 Sawojajar Malang

o Minggu Kedua
Hari/ Jam Keterangan Nilai Total
Tanggal Tugas Jam
Senin, 30 8,5  Diskusi singkat tentang 3 jam 11,3
januari jam produk hukum jam
2017 
(08.30- Tugas

17.00) mengklasifikasikan
produk hukum yuris
prudensi berasarkan
bidang hukum (agama,
militer, perdata, perdata
khusus)

Selasa, 31 9 jam Mengerajakan tugas 3 jam 12
januari (08.30- mengeklasifikasikan jam
2017 17.30) yurisprudensi
berdasrkan bidang
hukum (pidana, pidana
khusus, tata usaha
negara)
 Diskusi dengan
pembimbing I tentang
yurisprudensi terkait.

Rabu, 01 9 jam Mengerjakan tugas 3 jam 12
febuari (08.30- mengklasifikasikan jam
2017 17.30) produk hukum SEMA
(1951-2016), dan
PERMA (1999-2016)
 Mempelajari tentang
SEMA-PERMA terkait

Kamis, 02 10 jam Mengerjakan tugas 3 jam 13
febuari (08.30- mengklasifikasikan jam
2017 18.30) produk hukum PP
(1946-2017), dan
PERPU (1959-2016)
 Mempelajari tentang
produk hukum PP dan
PERPU terkait
Jumaat, 8 jam Membuat surat gugatan 3 jam 11
03 febuari (08.30- tentang Wanprestasi jam
2017 16.30) dengan posisi kasu
antara PT. SUMBER
ARTHA dan PT. BANK
SEHAT FARMA serta
surat kuasa terkait dan
membuat laporan polisi
tentang penipuan serta
surat kuasanya.
Sabtu, 04 8 jam Membuat jawaban atas 3 jam 11
febuari (08.30- surat gugatan tentang jam
2017 16.30) Wanprestasi dengan
posisi kasu antara PT.
SUMBER ARTHA dan
PT. BANK SEHAT
FARMA serta surat
kuasa terkait dan
membuat laporan polisi
tentang penganiayaan
serta surat kuasanya.

o Minggu Ketiga
Hari/ Jam Keterangan Nilai Total
Tanggal Tugas Jam

Senin, 06 8,5 jam Diskusi tentang hasi 3 jam 11,5
febuari (08.30- tugas tanggal 3-4 jam
2017 17.00) febuari 2017
 Menulis alur perkara
(flow case)
 Analisis kasus
berdasarkan posisi
kasus yang sedang
ditangani kantor
”perkara sudah pada
tahap putusan banding”.
(kasus nyata)
Selasa, 07 9,5 jam Mengkaji dan diskusi - 9,5
febuari (08.30- mengenai UU jam
2017 18.00) No.18/2003 tentag
advokat
Rabu, 08 9 jam Diskusi mengenai - 9 jam
febuari (08.30- perkara litigasi dan non
2017 17.30) litigasi yang sedang
jalan maupun yang
sudah ada putusan yang
pernah ditangani

Kamis, 09 9,5 jam Membuat laporan 6 jam 15,5
febuari (08.30- polisi berdasarkan jam
2017 18.00) posisi kasus real
tentang tindak pidana
yang diatur dalam pasal
363 (TP Pencurian),
pasal 263 (TP
Pemalsuan Surat), dan
pasal 266 (TP
Keterangan Palsu)
 Diskusi tentang posisi
kasus terkait
 NB: apabila laporan
baik dan benar atau bisa
di BAP ada bonus jam
Jumaat,  Tugas mecari materi di 3 jam
7,5 jam 10,5
10 febuari (08.30- internet tentang jam
2017 16.00) penyelesaian diluar
pengadilan
 Mengerjakan tugas
membuat posisi kasus
tentang penyelesaian
perkara melalui jalur
non litigasi beserta
analisis akta
perdamaian (kasus real)

Sabtu, 11 8,5 jam Diskusi tentang kedua - 8,5


febuari (08.30- tugas pada hari jumaat, jam
2017 17.00) 10 febuari 2017

o Minggu Keempat
Hari/ Jam Ketetangan Nilai Total
Tanggal Tugas Jam
Senin, 13 9 jam Mengerjakan tugas - 9 jam
febuari (08.30- menulis alur masuknya
2017 17.30) perkara dari awal
masuk sampai dengan
selesai yang sudah
ditangani kantor
advokat dan pengacara
”SOEMARTONO
SOEMARTO &
REKAN” serta saran
dan komentar
Selasa, 14 10 jam Melanjutkan 3 jam 13
febuari (08.30- mengerjakan tugas jam
2017 18.30) menulis alur masuknya
perkara dari awal
masuk sampai dengan
selesai yang sudah
ditangani kantor
advokat dan pengacara
”SOEMARTONO
SOEMARTO &
REKAN” serta saran
dan komentar
Rabu, 15 - LIBUR - -
febuari
2017
Kamis, 16 8,5 Mempelajari dan - 8,5
febuari jam diskusi dengan jam
2017 (08.30- pembimbing II yaitu
17.00) mengenai kasus real
tentang wanprestasi,
pembahasan mulai dari
surat kuasa sampai
dengan putusan
Jumaat, 17 9 jam Mempelajari dan - 9 jam
febuari (08.30- diskusi dengan pembing
2017 17.30) II tentang bagaimana
struktur dan
pemberkasan
Sabtu, 18 10 jam Mempelajari dan - 10
febuari (08.30- diskusi dengan jam
2017 18.30) pembimbing II tentang
kelengkapan berkas
secar administrasi untuk
pelaksaan lelang berupa
tanah beserta tahapan
proses lelang

o Minggu Kelima
Hari/ Jam Keterangan Nilai Total
Tanggal Tugas Jam
Senin, 20 9 jam Observasi lapang: - 9 jam
febuari (07.0- keadaan lingkungan
2017 16.00) pengadilan Negeri yang
berkaitan dengan
perkara pidana
Selasa, 21 9 jam Observasi lapang: - 9 jam
febuari (07.00 keadaan lingkungan
2017 - pengadilan Negeri yang
16.00) berkaitan dengan
perkara perdata
Rabu, 22 9 jam Mengikuti persidangan - 9 jam
febuari (07.0- di pengadilan negeri
2017 16.00)
Kamis, 23 9 jam Diskusi dengan - 9 jam
febuari (08.30 pembimbing II dan top
2017 - leader kantor
17.30)
Jumaat, 24 9 jam Pembuatan laporan - 9 jam
febuari (08.30 akhir kepada instansi
2017 - dari awal magang
17.30) sampai selesai
Sabtu, 25 9 jam Lanjutan pembuatan - 9 jam
febuari (08.30 laporan akhir kepada
2017 - instansi dari awal
17.00) magang sampai selesai

B. PEMBIMBINGAN MAGANG
1. Oleh Dosen Pembimbing Magang
Bimbingan dilakukan oleh Dosen Pembimbing Magang ”Said Noor Prasetyo, SH., MH”.
Kemudian di dampingi dari laporan mingguan sampai dengan laporan akhir dan tentunya dengan
ujian magang.

2. Oleh Instansi Tempat Magang


Dosen Pembimbing Lapang:
- Soehartono Soemarto, S.H., M.Hum
- Satya Widarma, S.H., M.Hum
- Hilmy Faidulloh Ali, S.H
Bimbingan di instansi tempat magang dilakukan instansi menggunakan metode-metode yang
tercantum dalam proposal kami, diantaranya dengan diskusi, mengikuti langsung praktek
lapangan dan lain-lain. Sedangkan dari kantor mengamanahkan kepada salah satu staff untuk
mendampingi kami secara inten selama berlangsungnya magang.
Pada akhir magang kelompok kami diberikan tugas untuk menguraikan kegiatan selama magang
berupa makalah yang kemudian di ujiankan (post test) oleh bapak SOEMARTONO
SOEMARTO, SH., MHum.
C. ANGGOTA KELOMPOK MAGANG
Adapun nama-nama anggota kelompok magang:
- Shoim Zainul Bahar 201410110311165
- Astri Cahyaning Arum 201410110311158
- Khairiyah Tuluma Umanailo 201410110311187
- Hendrik Kiawan Wirantanus 201410110311302

D. RINCIAN KEGIATAN HARIAN MAGANG


1. Hari Pertama: Pada tanggal 24 januari 2017 dari jam 08.30 hingga jam 12.00, terhitung 3,5 jam.
Pada hari karena hari pertama hanya membahas maksud dari proposal khsusnya tujuan dan target
sebagai peserta magang di kantor advokat SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN.
Berlanjut kepada pembahasan tata tertib serta pernyataan siap untuk magang dengan sebenar-
benarnya, karena memang kantor advokat ini sudah sering menerima peserta magang dari
berbagai Perguruan Tinggi, tentunya kantor advokat ini tidak mau peserta magang hanya
formalitas, artinya harus benar-benar serius dan tercapai apa yang menjadi tujuan dan target.
Oleh karena itu, kita membuat kontrak magang dengan kantor advokat dan pengacara
SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN.
Selain itu juga manajemen operasional kantor advokat dan pengacara SOEMARTONO
SOEMARTO & REKAN, yakni oleh RA. Zestiena Coda Asrini, SH., M.Hum, pemberkasan oleh
Ibu Tiani dan Ibu Nur Fifi Lestari, sedangkan untuk urusan kebutuhan kantor oleh Pak Sukani.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Bahwa penulis beserta anggota kelompok yang lainnya menyepakati kontrak magang,
pembahasan metode magang, pembahasan tujuan yang ada di proposal magang.
- Bahwa penulis dapat mengetahui manajerial kantor advokat dan pengacara SOEMARTONO
SOEMARTO & REKAN.
2. Hari Kedua: Pada tanggal 25 Januari 2017, magang kami lakukan mulai jam 08.30 sampai
dengan jam 17.30 terhitung 9 jam
Pada hari ini kantor advokat SOEHARTONO SOEMARTO & REKAN akan mengadakan
kordinasi terkait eksekusi terhadap suatu kasus yang sudah ditangani. Dalam hal ini kami sebagai
peserta magang diikutkan sertakan, namun sebelum kordinasi dilakukan kami berdiskusi dengan
salah satu staff yakni “Mas Hilmi” sekaligus sebagai pendamping kami di tempat ini. dalam
diskusi tersebut kami membahas posisi kasus dari perkara tersebut hingga persiapan-persiapan
yang dilakukan menjelang eksekusi dan sampai pada teknis-teknis eksekusi yang sudah
dipersiapkan, karena memang kasus ini sudah sampai pada tahap eksekusi.
Selain itu juga kami berdiskusi terkait bagaimana eksekusi dalam teori, yakni dari bagaiamana
eksekusi dapat dilakukan hingga tata cara eksekusi, jenis-jenis eksekusi, selesainya eksekusi
hingga perlawanan eksekusi.
Bahwa upaya hukum perlawan itu berdasarkan hukum yang berlaku dapat dilakukan oleh pihak
yang tereksekusi, yakni mulai dari ada putusan eksekusi sampai dengan berakhirnya eksekusi
dan setelah berakhirnya eksekusi tidak boleh lagi adanya perlawanan eksekusi. Yang perlu
dicatat disni ialah bahwa walaupun ada perlawanan eksekusi, eksekusi terkait tidak dapat
ditangguhkan selama tidak ada alasan yang benar paling tidak ada putusan terhadap perlawanan
tersebut dari pengadilan.
Dari hal tersebut kami dapat mengetahui cara kordinasi dengan rekan yang lain, cara
mempersiapkan eksekusi, hingga sampai ke teknis eksekusi tersebut. Artinya dalam hal ini kami
mengetahui praktek eksekusi yang teorinya sudah dipelajari di kelas. Terkait hal ini kami juga
diberikan tugas untuk mendalami teori eksekusi sebelum hari pelaksanaan ekesekusi (terlampir).
Dalam proses kordinasi, kami dari peserta magang tidak diikutkan secara langsung karena hal itu
merupakan salah satu kewenangan advokat sebagaimana dalam peraturannya tentang etika
advokat. Namun dalam gambaran umum yang memungkinkan untuk kita ketahui diberikan
dengan berdiskusi dengan salah atu staf dan juga peran kami dilapangan untuk hari eksekusinya.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui mekanisme sebelum melaksanakan salah satu tanggungjawab dalam menangangani
perkara klien.
- Pengutan teori tentang pelaksanaan eksekusi.
- Melaksanakan kordinasi untuk pelaksanaan eksekusi dan mengetahui persiapan untuk
melaksanakan eksekusi, dari konsepan eksekusi sampai kebutuhan teknis.
3. Hari Ketiga: Pada tanggal 26 Januari 2017, magang kami lakukan mulai jam 08.30 sampai
dengan jam 18.30 terhitung 10 jam.
Pada hari ini kantor akan melaksanakan eksekusi dalam hal pengosongan rumah di jl. D.
Maninjau No.138 Sawojajar, sebelum berangkat ketempat tersebut kami mempersiapkan barang-
barang yang dibutuhkan, yakni dari pengecekan kelengkapan berkas sampai pada kebutuhan
teknis.
Adapun berkas yang dibutuhkan pada saat hari eksekusi adalah putusan pengadilan, surat kuasa
khusus dari klien, surat pernyataan bahwa klien tetap akan melaksanakan eksekusi dll.
Sedangkan kebutuhan teknis adalah mobil pick up untuk mengangkut barang yang dikeluarkan,
ruko tempat barang sementara, pereman untuk mengantisipasi penyerangan dari pihak lawan, dll.
Dalam proses eksekusi, sebagaiman dalam peraturan yang ada terlebih dahulu dilaksanakan
pembacaan penetapan dan kordinasi atau musyawarah terhadapa eksekusi yang akan
dilaksanakan. Adapun isi dari pada pembacaan ialah tentang penetapan eksekusi terkait
pengosongan rumah di jl. D. Maninjau No. 138 Sawojajar, sedangkan musywarag tersebut demi
terjamin keadilan yang disertai kepastian hukumnya. Sehingga sampai pada proses eksekusi,
karena berdasarkan hasil putusan dan musyawarah tersebut memutuskan rumah terkait harus di
eksekusi sebagaiman disampaikan oleh juru sita, yang bertempatan kantor keluruhan perumahan
tersebut.
Dalam proses riil dari pada eksekusi tersebut, perlawanan secara non-hukum masih dilakukan
oleh pihak tereksekusi, masih beranggapan putusan tersebut putusan sepihak sehingga tidak
memberikan keadilan, kepastian dan kemanfaatan secara hukum yang berlaku. Perlawan tersebut
dari tidak mau membuka rumah sendiri dan harus dipaksa, yang pada intinya penghalangan
untuk di kosongkan.
Ketika terjadi dilapangan demikian dari pihak kantor instansi kami magang meminta bantuan
kepada polisi dan preman yang sudah disediakan sebelumnya untuk mengueluarkan pemilik dari
rumah. Cara yang digunakanpun dari permintaan secara kekeluargaan yakni secara bicara baik
tetapi pemilik rumahpun tidak keluar dari rumah, akhirnyapun kepolisianpun menggunakan cara-
cara yang lebih kasar yakni membentak untuk keluar.
Dari hal tersebut saya mendapatkan, bahwa dalam proses eksekusi harus juga dilaksanakan
secara paksa, dengan catatan harus menjamin hak dari kedua pihak. Sehingga walaupun ada
putusan yang benar secara hukum harus juga masih di musyawahkan karena tujuan hukum bukan
hanya pada kepastian, namun masih ada juga keadilan, dan kemanfaatan dari kedua pihak
sebagaimana dalam teori yang sudah dipelajari dikelas.
Selain itu juga, yang luar dari pada proses penerapan teori saya juga mendapatkan hal teknis
yang digunakan oleh kedua kuasa hukum dan termasuk termohon sendiri. Hal ini dilakukan
dengan tujuan, keputusan tersebut benar-benar teruji demi mendapatkan keputusan yang
mencapai tujuan hujuan hukum. Oleh karena itu panitera yang diperintahkan untuk
melaksanakan eksekusi, penasihat hukum lawan beserta orang terkait dan top leader kantor
tempat kami magangpun masih diskusi tentang pelaksanaan eksekusi dan didampingi oleh pihak
kepolisian, walaupun akhirnya pelaksanaan eksekusi tetap dilaksanakan.
Dan setelah eksekusi kami berdiskusi dengan salah satu advokat dari kantor yang turut serta juga
andil dalam perkara ini, bahwa advokat dalam menjalan tugas dan fungsinya harus tetap harus
berkaca pada hukum yang berlaku. Sedangkan sikap apapun yang diambil harus
dipertanggungjawabkan sebagaiman mestinya, karena bukan hanya tentang menang dan kalah
namun juga tentang bagaimana nasib antara para pihak. Keterampilan, ketegasan menjadi
penting apabila menjadi seorang advokat harus memiliki hal tersebut, karena bagaimanapun
profesi ini berkaitan langsung juga dengan hak dan kewajiban masyarakat.
Tambahannya, kami dari kantor dimintakan untuk membuat paper (dilampirkan) dari kasus
tersebut untuk menganalisis penerapan teori yang sudah didapatkan dengan kejadian dilapangan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui jalannya eksekusi secara langsung.
- Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan ketika pelaksanaan eksekusi berlangsung.
- Mengetahui siapa saja yang turut andil dalam pelaksanakan eksekusi selain daripada petugas
eksekusi dari ketetapan pengadilan.
4. Hari Keempat: Pada hari jumaat tanggal 27 januari 2017, magang mulai dari jam 08.30 sampai
dengan jam 19.30, terhitung 11 jam.
Hari ini kami membuat paper terkait analisa terhadap hasil dari pada hari sebelumnya yakni
tentang eksekusi, pembahasan dari paaper tersebut terkait penyesuaian teori dengan praktik di
lapangan artinya dalam paper tersebut berformat dari pembahasan teori, kronologis kasus,
analisa/ opini hukum dan kesimpulan.
Selain itu juga, pada hari ini kami sedikit diskusi terkait bagaimana hasil analisa dari masig-
masing dari kelompok dan didampingi oleh Mas Hilmi sebagai pendamping dari instansi. Dari
hasil mengerjakan paper dan ikut serta dalam proses eksekusi kami dapat memberikan opini
hukum dan mengetahui langsung bagaimana proses berlangsungnya eksekusi, dari sebelumnya
di saat perkuliahan hanya mendapat materi atau teori eksekusi.
Bahwa dalam proses ekeskusi, selain dari penerapan teori yang ada namun, proses eksekusi juga
beresiko karena seperti yang terjadi di lapangan tidak berjalan semudah pembahasan teori,
karena dari masing-masing pihak masih harus bersikeras membela haknya masing-masing.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Penguatan teori eksekusi beserta dengan penerapan/ pelaksanaan.
- Penulis dapat memberikan opini hukum tentang eksekusi dan pelaksanaannya.
- Mengetahui resiko dalam pelaksanaan eksekusi.
5. Hari kelima: Pada hari senin, tanggal 30 Januari 2017, semenjak jam 08.30 sampai dengan jam
17.00, terhitung 9 jam.
Hari ini kami melakukan pengumpulan salah satu berkas untuk kebutuhan dalam menjalankan
tugas dan fungsi advokat (sekaligus menjadi tugas) yakni khusus untuk beracara di pengadilan,
tekait salah satu sumber hukum yakni yurisprudensi. Selain kami melakukan pengumpulan
yurisprudensi, kami juga mengkalirisifikasi yursiprudensi tersebut berdasarkan bidang hukum
diantaranya: pidana, pidana khusus, perdata, perdata khusus, agama, militer, dan TUN.
Dalam proses mengerjakan tersebut, kami mengetahui bahwa selain daripada advokat dalam hal
ini harus berlandaskan sumber hukum dalam menangani perkara juga mengetahui bahwa
dinamisnya hukum. Karena jikalau selama ini mengetahui dalam teori bahwa hukum itu dinamis,
namun masih tidak menemukan dalam praktik. Yurisprudensi yang cukup banyak, dan mengatur
detail terkait kekosongan-kekosangan hukum yang di dapat dari sumber diatasnya secara hirarki.
Selain itu juga dalam menjalankan tugas dan fungsi advokat harus mengetahui perkembangan
hukum disetiap saatnya, karena hal ini akan berkaitan dengan lancarnya dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, namun dalam perkuliahan yang banyak dibahas hanya UUD, dan UU dan
jarang dosen yang menyingung dari bentuk produk hukum yurisprudensi seperti ini (update).
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum/ produk hukum yang berbentuk yurisprudensi.
- Penggunaan produk hukum yurisprudensi dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
penyandang profesi advokat.
- Mengetahui perkembangan hukum terkini.
6. Hari keenam: pada hari ini selasa tanggal 31 januari 2017, sejak jam 08.30 sampai dengan
17.00, terhitung 9 jam.
Lanjutan dari pengumpulan produk hukum berupa yurisprudeni berdasarkan bidang hukum
pidana, pidana khusus, tata usaha negara.
Sama halnya dengan hari pertama minggu kedua diatas bahwa produk hukum yurisprudensi
merupakan salah satu sebagai dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan berkas beracara
sebagaimana hasil diskusi dengan pembimbing di intansi.
Selain itu juga penulis dapat mengetahui bahwa produk hukum itu hampir setiap saat ada
perubahan dan perkembangan hukum. Bahwa seperti yang ada dalam teori bahwa produk hukum
yurispruden dapat dijadikan sumber hukum untuk memeriksa dan mengadili perkara setelahnya.
Kejelian dalam analisis produk hukum juga yang dibutuhkan oleh profesi ini, dalam artian harus
mengerti secara utuh terkait produk hukum yang bersangkutan dalam halnya penerapan untuk
suatu kasus tertentu.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum/ produk hukum yang berbentuk yurisprudensi.
- Penggunaan produk hukum yurisprudensi dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
penyandang profesi advokat.
- Mengetahui perkembangan hukum terkini.
7. Hari ketujuh: Pada hari rabu tanggal 1 Febuari 2017, sejak jam 08.30 sampai dengan jam 17.30,
terhitung 9,5 jam.
Lanjutan dari pengumpulan sumber hukum yang merupakan kebutuhan dalam menjalankan tugas
dan fungsi seorang advokat, yakni SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung) dan PERMA
(Peraturan Mahkamah Agung).
SEMA dan PERMA juga merupakan sumber hukum yang digunakan advokat, khususnya di
kantor advokat dan pengcara SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN dalam menangani
berbagai perkara, karena bagaimanapun SEMA dan PERMA sama halnya dengan yurisprudensi
yaitu dinamisnya hukum terlihat disini. Sedangkan Undang-Undang yang tidak selamanya sesuai
dengan keadaan, maupun posisi kasus yang ditangani. Jadi, dalam hal ini advokat dan pengacara
SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN harus menggunakan sumber hukum yang lainnya
demi tercapainya tujuan hukum itu sendiri.
Dari hal itu, kami mengetahui salah satu berkas yang dibutuhkan advokat dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, selain itu juga kami mengetahui lebih mendalam sumber hukum –sumber
hukum yang ada, karena disini kami tidak lagi berpatokan dengan satu sumber hukum, namun
lebih banyak sumber hukum yang sudah di pelajari dalam kelas saat perkuliahan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum/ produk hukum yang berbentuk Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA).
- Mengetahui berkas hukum/ produk huku yang berbentuk Peraturan Mahkamah Agung
(PERMA).
- Penggunaan berkas hukum/ produk hukum SEMA dan PERMA dalam menjalankan tugas dan
fungsi profesi advokat.
- Mengetahui perkembangan hukum terkini.
8. Hari kedelapan: Pada hari kamis, tanggal 2 febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai dengan
jam 18.30 terhitung 10 jam
Hari ini merupakan lanjutan dari pemberkasan yang menjadi salah satu kebutuhan dari kantor
advokat dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yakni pencarian dan download dari website
DPR RI terkait (PP) Peraturan Pemerintah dan PERPU (Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang) yang berkaitan dengan profesi penegak hukum, sengketa tanah, perbankan,
lembaga penegak hukum, bidang hukum, ketenagakerjaan, perusahaan, dan arbitrase.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa PP dan PERPU merupakan salah satu sumber hukum, dan
tentunya menjadi landasan untuk menyelesaikan perkara, dalam hal ini advokat dan pengacara
SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN.
Dari hal itu, kami mengetahui berkas yang dibutuhkan oleh advokat, dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dan juga mengetahui perkembangan hukum dari tahun ke tahun. Karena setiap
produk hukum yang kami uraikan diatas, akan sangat penting bagi profesi advokat, melihat
bahwa undang-undang adalah bentuk produk hukum yang perubahannya cukup lama dan tidak
selamanya sesuai dengan keadaan posisi kasus yang terus ada setiap harinya. Produk hukum
seperti yurisprudens, sema, perma, perpu, pp itu rentan cepat dan mengikuti perkembangan
hukum. Oleh karena itulah kenapa dibutuhkan produk hukum yang demikian, karena
bagaimanapun profesi advokat dituntut setiap apa yang lakukan dalam menangani perkara harus
memiliki dasar hukum, agar para pencar keadilan mendapatkan hak dan kewajiban masing-
masing pihak, walaupun keputusannya diserahkan kepada pertimbangan hakim yang juga harus
ada dasar hukum.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum/ produk hukum yang berbentuk Peraturan Pemerintah (PP).
- Mengetahui berkas hukum/ produk huku yang berbentuk Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (PERPU).
- Penggunaan berkas hukum/ produk hukum PP dan PERPU dalam menjalankan tugas dan fungsi
profesi advokat.
- Mengetahui perkembangan hukum terkini.
9. Hari kesembilan: Pada hari jumaat, tanggal 3 febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai dengan
jam 16.30, terhitung 8 jam.
Pembuatan laporan pengaduan dari penerima kuasa beserta dengan surat kuasa khusus perkara
pidana, menggunakan kasus tindak pidana penipuan dengan posisi kasusnya menggunakan
kalimat yang baik dan benar agar kepolisian dapat mengerti apa yang kita sampaikan.
Adapun yang dimaksudkan dengan kalimat yang baik dan benar dalam laporan polisi adalah:
1. Kalimat yang digunakan ialah kalimat yang mudah dipahami oleh kepolisian.
2. Dalam menguraikan posisi kasus harus rijit.
3. Sedikit menguraikan dengan analisa pasal yang berkaitan dengan posisi kasus tersebut.
4. Harus jelas kepada kepolisian mana ditujukan laporan tersebut artinya kepolisian yang berhak
atas kasus tersebut berdasar locus dan tompus delicti.
Sedangkan kejelasan atau surat kuasa yang benar baik dan benar adalah:
1. Harus ada kata “khusus” Karena surat kuasa tersebut surat kata khusus.
2. Menyampaikan hak dan kewajiban yang boleh dilakukan oleh penerima kuasa.
3. Ada kalimat “hak preventif” apabila dibutuhkan.
4. Tandatangan para pihak lengkap beserta materai 6000.
Dari hal tersebut kami mengetahui penggunaan kalimat yang benar, dan mampu menguraikan
posisi kasus yang disampaikan oleh pemberi kuasa dalam bentuk kalimat yang baik dan benar
dalam surat kuasa maupun surat pengaduan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui pembuatan surat kuasa khusus pidana secara langsung.
- Mengetahui pembuatan laporan polisi baik teori dan pembuatan secara langsung.
10. Hari keenam: Pada hari sabtu, tanggal 4 febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai dengan jam
16.30, terhitung 8 jam.
Pada hari ini tugas oleh pendamping untuk membuat jawaban atas surat gugatan yang dibuat oleh
rekan magang yang lain yakni perkara wanprestasi antara PT. SUMBER ARTHA dengan PT.
SEHAT FARMA.
Secara umum posisi kasus antara pihak pertama yang dilakukan oleh PT. SUMBER ARTHA
yang kemudian PT. SEHAT FARMA merasa dirugikan sehingga meminta bantuan hukum yang
memberi kuasa kepada penulis untuk menangani kasus pemberi kuasa tersebut. Dalam hal ini
dihadapkan dengan kasus demikian secara teori penyelesaian wanprestasi sudah banyak diatur
dalam UU maupun produk hukum yang lainnya, namun penulis disini masih kurang maksimal
dalam pembuatan jawaban tersebut karena penguasaan posisi kasus dan persesuaian dengan
peraturan yang mengatur masih tidak jeli mencari celah hukum agar jawaban dari penulis
tersebut, lebih meyakinkan hakim dalam proses persidangan sebagaimana saran dan komentar
dari pendamping di instansi.
Dari hal diatas, penulis lebih memahami untuk pemilihan kalimat-kalimat untuk menguraikan
jawaban atas suatu gugatan dan juga dapat memahami celah hukum yang memungkin untuk
menyusun jawaban dalam perkara wanprestasi.
Selain itu juga bahwa apabila posisi kita sebagai tergugat maka, jawaban atas gugatan itulah
yang paling menentukan untuk memungkin kita untuk memberikan keadilan dan kepastian
hukum daripada tingkat lainnya seperti duplik maupun kesimpulan.
Catatan disini adalah bahwa dalam jawaban gugatan harus semaksimal mungkin untuk
menguraikan kalimat dan mencari celah hukum agar kekuatan atas jawaban itu lebih bisa
dipercaya, karena apabila tidak demikian maka, kemungkinan kepastian maupun keadilan tidak
akan tercapai.
Oleh karena itu eksepsi merupakan kekutan pertama yang dapat dilakukan oleh kuasan hukum
dari tergugat, karena dalam eksepsi itulah tergugat dapat memberikan perlawanan yang
maksimal. Seperti contoh dalam eksepsi melihat kesalahan yang dapat disanggah atau komentar
yang kemudian memberikan solusi lain dan tentunya harus berdasarkan sumber hukum.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui surat gugatan tentang wanprestasi antara PT. SUMBER ARTHA dengan PT.
SEHAT FARMA.
- Mengetahui pembuatan jawaban secara langsung tentang wanprestasi antara PT. SUMBER
ARTHA dengan PT. SEHAT FARMA.
- Mengetahui hal-hal teknis dalam pembuatan surat jawaban tentang wanprestasi.
11. Hari kesebelas: Pada hari senin, tanggal 6 Febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai dengan
17.00, tehitung 8.5 jam.
Hari ini pembahasan dengan peserta magang lainnya terkait perkara yang sudah ditangani oleh
kantor khususnya posisi kasus sampai dengan putusan banding dan alur beracara mulai dari awal
menerima surat kuasa sampai dengan putusan, bahkan sampai pada eksekusi dan apabila
menggunakan upaya hukum. Dalam hal ini sama dengan halnya dengan teori-teori yang sudah
didapatkan dalam kelas saat perkuliahan hanya saja menyesuaikan dengan keadaan yang ada di
lapangan dan kebiasaan di lapangan lengkap denga trik masing-masing kuasa hukum dalam
penerapan peraturan yang ada baik UUD 1945 sampai dengan hirarki kebawahnya.
Dari hal ini kami mendapatkan tentang penyesuaian teori-teori dengan mempraktekkan di
lapangan, karena tidak selamanya keadaan sama antara satu keadaan dengan keadaan yang
lainnya.
Selain itu juga mendiskusikan terkait tugas hari sebelumnya yakni pada hari jumaat tanggal 3
febuari 2017 dan sabtu tanggal 4 febuari 2017 terkait surat kuasa khusus perkara pidana dan
membuat surat kuasa khusus beserta penyusunan gugatan dan jawaban gugatan dalam perkara
wanprestasi.
Dari hal tersebut kami mendapatkan pada intinya yang dalam surat kuasa harus jelas penanganan
klien, khusus harus disampaikan dalam surat kuasa tersebut, dan penyusunan surat gugatan dan
jawaban gugatan menggunakan bahasa yang baik dan benar itu bagaimana surat gugatan dan
jawaban gugatan tersebut dapat dipahami oleh hakim, masing-masing penasihat hukum beserta
klien dan peserta sidang lainnya. Dan tidak lupa pula hal-hal yang urgent dari surat kuasa dan
surat gugatan maupun jawaban gugatan, yakni apabila surat itu surat kuasa khusus maka haru
jelas khususnya itu dimana, dan atas kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan dalam surat
gugatan dan jawaban gugatan memperhatikan hak dan kewajiban yang ada pada surat kuasa, dan
tanggal pengajuan, tentunya juga bahasa yang baik dan benar. Karena ada beberapa hal terkait
surat gugatan dan jawaban gugatan yang berakibat fatal apabila tidak ada atau berlibahan dan
semacamnya dan hal-hal tersebut masih ada dilapangan.
Untuk itu dalam hal ini kami mengetahui bagaimana dalam penanganan klien yang kemudian
sampai pada persidangan, yang mana hal-hal tersebut penerapan dari teori-teori yang sudah
didapatkan dikelas yang bersifat baku dan kemudian diterapkan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum dari surat kuasa sampai dengan upaya hukum.
- Mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus riil yang pernah ditangani oleh kantor
tempat magang.
12. Hari kedua belas: Pada hari selasa, tanggal 7 febuari 2017, mulai dari jam 18.30 sampai dengan
18.00, terhitung 9,5 jam.
Kegiatan hari ini ialah berdiskusi dengan salah satu pendamping dari instansi ini terkait dengan
hasil dari diskusi atau analisis perkara yang sudah di tangani oleh kantor advokat dan pengacara
SEOMARTONO SOEMARTO & REKAN, yang pada khsusnya alur dari pada perkara maju ke
persidangan dan juga posisi kasus hingga berjalannya sampai pada putusan dan kemudian upaya
hukum banding, yang pada tingkat pertama klien daripada kantor ini kalah, dan kemudian dapat
di menangkan pada upaya hukum banding.
Kasus tersebut intinya didakwakan dengan pasal 378 KUHP sebagaimana yang kemudian
tercantum dalam putusan pengadilan, kemudian dalam tahap upaya banding dengan pasal 29 UU
No. 37 tahun 2004 tentang kepailitan, dan juga dengan pasal 31 ayat (1), (2), (3) pada undang-
undang yang sama.
Dari hal ini kami dapat mengetahui bagaimana alur beracara dari pertama hingga sampai pada
tingkat upaya hukum banding, dan juga mengetahui bagaimana dalam mengolah sumber hukum
dan sesuai dengan maksud dan keadaan pada perkara ini.
Selain itu juga, kami berdiskusi terkait UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat, yang mana pada
undang-undang tersebut mulai dari pasal ketentuan umum, pengangkatan, sumpah, sampai
dengan hak dan kewajiban dan juga organisasi advokat itu sendiri.
Dari sini, kami dapat mengerti syarat, atau ketentuan advokat, baik itu status, hak dan kewajiban
profesi ini sampai dengan organisasinya. Kemudian dilanjutkan dengan bagaimana penerapan di
lapangan atau penyesuaian dengan apa yang terjadi di lapangan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui berkas hukum dari surat kuasa sampai dengan upaya hukum.
- Mengetahui metode dan teknis kantor tempat magang dalam mengajukan upaya hukum, (upaya
hukum banding).
- Mengetahui alur beracara yang disampaikan oleh advokat terkait.
- Mengetahui status, hak dan kewajiban profesi advokat sampai dengan organisasi advokat
sebagaimana dalam UU No. 18/2003 tentang advokat.
13. Hari ketiga belas: Pada hari rabu, tanggal 8 febuari 2017, mulai dari pukul 08.30 sampai dengan
jam 17.30, terhitung 9 jam
Pada hari ini kami membicarakan atau berdiskusi dengan salah satu pendamping di instansi
terkait hal-hal yang berkaitan penyelesaian perkara, baik secara litigasi maupun non litigasi.
Litigasi singkatnya perkara yang sampai pada persidangan di pengadilan, sedangkan yang non
litigasi yang berkaitan dengan luar daripada di peradilan atau biasa disebut dengan mediasi.
Perkara yang diselesaikan dalam perkara pidana secara litigasi berbeda dengan perkara perdata,
karena beberapa hal yang mendakan antara lain: alur beracara, dan barang bukti. Sedangkan
terkait dengan mediasi sama saja selama masih bisa dimungkin peraturannnya masuk dalam
perma no. 1 tahun 2016 tentang mediasi. Mediasi di tempuh pada intinya sebelum maju ke
pengadilan demi tercapainya keadilan diantara kedua belah pihak dan penegak hukum baik itu
hakim, maupun kuasa hukumnya wajib mengajurkan dan menempuh upaya mediasi bagi
kliennya.
Namun pada prakteknya seringkali hal ini (mediasi) menjadi hal sepele baik dari para penegak
hukum, sepele yang dimaksud ialah tidak memberikan atau menganjurkan dengan keras upaya
mediasi artinya hanya sebatas formalitas. Sedangkan dalam peraturannya hal ini harus
diutamakan oleh para penegak hukum yang tentunya mengetahui hukum.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui alur masuknya perkara ke kantor tempat magang, baik litigasi maupun non litigasi.
- Mengetahui perbedaan secara litgasi perkara perdata dan litigasi perkara pidana.
- Mengetahui upaya mediasi dalam penanganan perkara sebagaimana PERMA No. 1/2016
tentang mediasi.
14. Hari keempat belas: Pada hari kamis, tanggal 9 febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai
dengan jam 18.00, terhitung 9,5 jam.
Secara garis besar pada hari ini melakukan dua kegiatan, yakni mengerjakan tugas dan berdiskusi
tentang tugas yang sudah dikerjakan pada hari rabu tanggal 8 febuari 2017.
Adapun tugas yang dimaksud ialah membuat laporan polisi tentang telah terjadi tindak pidana
yang diatur dalam pasal 363 dan/ 263 dan pasal 266 KUHP, laporan polisi dibuat berdasarkan
kasus real dan sudah di tangani oleh kantor advokat dan pengacara SOEMARTONO
SOEMARTO & REKAN.
Bahwa dalam pembuatan laporan polisi, tidak ada aturan baku yang mengatur, namun disini kita
menjelaskan agar apa yang kita sampaikan dalam laporan tersebut dapat di mengerti langsung
atas apa kita sampaikan, dan pada kebiasaan kantor ini apabila menangani kasus tentang tindak
pidana sebelumnya klien dimintakan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada hak yang
berwenang, dalam hal ini kepolisian. Kejelasan dalam menyampaikan dalam surat laporan juga
dapat mempermudah polisi menangani kasus tersebut kepada jenjang selanjutnya (penyidikan)
tanpa harus dipanggil lagi untuk menjelaskan tindak pidana apa yang sudah terjadi dan apa yang
kita inginkan, artinya polisi langusng menindak lanjuti ke tingkat selanjutnya dan walaupun ada
pemanggilan tidak akan begitu banyak pertanyaan yang dapat memperlambat dan harus BAP
yang tebal dan panjang.
Dari hal ini, kami dapat mengetahui bahwa dalam membuat laporan polisi yang tidak ada
peraturan baku, namun sebagai penegak hukum harus memahami dan dapat menguraikan kasus
dalam kalimat yang mudah dipahami oleh polisi dalam laporan tersebut dalam rangka
mempermudah penyelesaian setiap perkara.
Selain itu juga pada hari ini kami berdiskusi terkait penyelesaian perkaran, baik secara litigasi
maupun non litigasi secara umum, untuk memperdalam materi yang sudah di didapatkan dalam
kelas.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui pembuatan laporan polisi tentang telah terjadi tindak pidana.
- Mengetahui penguraian laporan polisi yang baik dan benar, karena tidak adanya peraturan baku
terkait hal itu.
- Mengetahui persuaian materi dengan praktek lapangan tentang penyelesaian perkara, khsusnya
perkara pidana
15. Hari kelima belas: Pada hari jumaat, tanggal 10 febuari 2017, mulai dari jam 08.30 sampai
dengan 16.00, terhitung 7,5 jam.
Pada hari ini membuat analisis perkara yang diselesaikan dengan jalur non litigasi, sesuai dengan
perkara yang sudah ditangani oleh klien kantor ini. Tugas kita membuat kronologis kasus,
analisis jalannya perkara sampai dengan analisis akta perdamaian yang merupakan hasil dari
penyelesaiannya.
Dari kasus tersebut pada intinya melewati jalur non litigasi, yakni pada kesimpulan analisis saya
sampai pada tahap negosiasi, yang mana klien sebelumnya sudah melewati konsultasi hukum
dengan kantor ini sehingga kantor ini melakukan negosiasi dengan lawan ataupun kuasa hukum
dari lawan. Kasus tersebut mengenai tindak pidana penipuan dan penggelapan, sesuai dengan
laporan atau kronologis kasus yang disampaikan oleh klien.
Dari hal itu kami dapat mengetahui bahwa perkara yang masuk tidak selamanya diselesaikan
melalui litigasi, namun ada juga non litigasi dan ini dalam teori harus diutamakan oleh para
pihak langsung maupun kuasa hukum apabila menggunakan kuasa hukum. Dari proses diatas,
pada intinya kuasa hukum masing-masing menjadi saluran dari kedua pihak untuk sama-sama
mendapatkan hak masing-masing klien, tanpa harus ada yang dirugikan dan tanpa paksaan dari
kedua kuasa hukum.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui penyelesaian perkara melalui jalur non litigasi
- Mampu menganalisis akta perdamaian dalam jalur non litigasi berdasarkan kasus riil.
16. Hari enam belas: Pada hari senin 13 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30 sampai dengan
jam 17.30 terhitung 9 jam.
Pada hari ini diskusi tentang masuknya perkara sampai dengan selesai baik litigasi maupun non
litigasi. Bahwa masuknya perkara di kantor ini kemungkinan ada dua jalur, yakni dari top leader
dan admin kantor.
Perkara yang masuk melalui top leader kantor ini kemungkinan dari teman bisnis atau teman
sejawat dari top leader sendiri dan juga termasuk perkara yang besar. Sedangkan perkara yang
masuk melalui admin, yakni langsung kekantor dan tercatat oleh kantor setelah melalui proses
pembahasan kepentingan dengan salah satu rekan atau staff dari kantor.
Dari kedua jalur masuknya perkara tersebut beranjak ke pembahasan penampungan posisi kasus
baik dari yang diceritakan oleh klien terakit maupun pengumpulan dan pengecekan kebenaran
posisi kasus sesuai dengan sebenarnya. Setelah kedua pihak sepakat maka, pembuatan surat
kuasa dan tertandatangani oleh kedua merupakan awal dari penanganan perkara. Selanjutnya
rapat kordinasi untuk menentukan kasus tersebut apakah akan menggunakan perdata pidana atau
lain sebagainya dan juga top leader akan menunjukkan penanggungjawab selama berlangsung
proses perkara terkait. Jadi, segala sesuatu kebutuhan untuk membantu konsepan awal harus
disiapkan oleh penanggungjawab seperti pemberkasan dan memungkin sampai kebutuhan teknis.
Terlepas dari perkembangan kasus haruslah tetap di konfirmasi dengan top leader yang
bersangkutan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Memahami proses masuknya perkara baik litigasi maupun non litigasi secara rinci ke dalam
instansi tempat magang.
- Hal-hal demikian hanya didapatkan secara umum dan teori singkat terkait penanganan klien,
namun setelah magang ini penulis dapat mengetahui lebih rinci bagaimana alur masuknya
perkara sampai dengan selesainya perkara.
17. Hari ketujuh belas: Pada hari selasa, tanggal 14 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 18.30 terhitung 10 jam.
Pada hari ini hanya melanjutkan dari tugas hari sebelumnya yakni hari senin tanggal 13 febuari
2017 tentang tugas masuknya perkara sampai dengan selesainya perkara yang ditambahkan
dengan saran dan komentar apakah alur yang sudah di diskusikah pada hari sebelumnya itu
sudah termasuk idealnya penanganan perkara.
Seperti yang sudah diuraikan diatas bahwa, perkara yang masuk di instansi tempat penulis
magang merupakan sistem yang sudah sesuai artinya tanpa ada peraturan yang bertentangan.
Masuknya perkara melalui dua jalur yakni masuk kepada top leader dan admin kantor, yang
mana setelah sampai pada tahap kesepakatan maka akan dibuatkan surat kuasa khusus, yang
kemudian masuk ke tahap pembahasan atau biasa dikenal dikantor ini dengan rapat kordinasi
perkara tersebut, akan membahas tentang kejelasan posisi kasus atau penyampaian posisi kasus
yang sudah didapatkan dan akan dimasukkan ke perkara apa ”perdata. Pidana, HAKI, dll ”, juga
penunjukkan penanggungjawab terhadap perkara tersebut.
Tugas dan fungsi penanggungjawab tersebut ialah untuk mengkonsep perkara, menyediakan
dokumen (surat gugatan, jawaban gugatan, nota pembelaan, kesimpulan dan dokumen-dokumen
lainnya), beserta menyediakan hal-hal yang berntuk teknis dan dapat meminta bantuan terhadap
staff, sesuai bagiannya masing-masing dengan melihat kemampuan setiap staff.
Sedangkan hasil dari perbandingan sistem tersebut dengan instansi lain tidak begitu jauh berbeda
hanya saja di kantor advokat dan pengacara SOEMARTONO SOEMARTO & REKAN yang
merupakan tempat penulis magang ini, sangat memungkin klien yang masuk apabila itu teman
sejawat dari top leader maka, pennggungjawab dari perkara tersebut langsung oleh top leader.
Sedangkan secara idealnya perkara masuk tercatat di admin kantor kemudian pembahasan
kepentingan apa dan juga perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak, yang seperti kita
ketahui secara hukum harus mulai dari surat kuasa khusus yang dibuat oleh kedua belah pihak.
Dan selanjutnya untuk pembahasan di kantor atau biasanya dikenal dengan kordinasi perkara
sebagai langkah pertama kemudian beranjak kepada pembuatan surat gugatan apabila menjadi
penggugat dan jawaban gugatan apabila sebagai tergugat/ termohon. Demikian selanjutnya
pendampingan klien (replik, duplik, pledoi (perkara pidana), kesimpulan dan upaya hukum
lainnya) sampai dengan selesainya sebagaimana yang disebutkan dalam surat kuasa khusus.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Penulis dapat mengetahui perbandingan sistem masuknya perkara sampai selesai atau putusan di
instansi tempat penulis magang dengan beberapa sistem instansi lainnya.
- Dan beberapa teknis lainnya yang dilakukan oleh instansi seperti pelaporan polisi yang
merupakan kepentingan awal apabila tentang tindak pidana dan juga barang-barang bukti lain
seperti serfikat tanah (perdata), identitas klien dll.
18. Hari kedelapan belas: LIBUR
19. Hari kesembilan belas: Pada hari kamis, tanggal 16 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 17.00 terhitung 8,5 jam.
Pada hari ini kami berdiskusi suatu perkara yang sudah ditangani oleh instansi tempat kami
magang, yakni mulai dari surat kuasa sampai dengan putusan.
Kasus tersebut ialah tentang wanprestasi, bahwa salah satu pihak melakukan perjanjian untuk
saling bekerjasama. Identitas para pihak diperkenankan dicantumkan disini karena ditakuti
melanggar kode etik profesi advokat.
Seiring berjalannya waktu, suatu pihak merasa dirugikan oleh pihak lainnya, dengan demikian
pihak yang dirugikan tersebut melaporkan pihak yang merugikannya dengan kasus wanprestasi.
Dengan melajunya perkara tersebut ke rana hukum, maka dalam putusan tingkat pertama dari
instansi kami dari pihak tergugat dan dinyatakan kalah sebagaimana dalam putusan.
Dalam tingkat kedua pihak tergugat menyatakan bahwa putusan tingkat pertama dengan
memberikan bukti bahwa klien dari pihak tergugat tidak bersalah, karena kasus tersebut bukan
termasuk dalam kasus wanprestasi, melainkan kasus penipuan.
Oleh karena gugatan tersebut secara hukum dinyatakan batal demi hukum, maka dari pihak
tergugat pada pengadilan tingkat kedua dinyatakan benar dan dimengangkan.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui pemberkasan hukum mulai dari surat kuasa sampai dengan putusan.
- Mengetahui upaya hukum banding dari kantor tempat magang beserta celah hukum yang
digunakan.
20. Hari kedua puluh: Pada hari jumaat, tanggal 17 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 17.30 terhitung 9 jam.
Pada hari ini kami berdiskusi dengan pembimbing II tentang pendalaman manajemen kantor dan
struktur dalam instansi ini. Manajemen kantor yang singgung adalah terkait kantor yang belum
menggunakan perkembangan teknologi dan komitmen atau keseriusan rekan ataupun staff kantor
yang mana selalu di jaga oleh top leader kantor tempat kami magang dalam rangka menjalai
tugas masing-masing. Salah satu tugas dan fungsi rekan ialah menangani baik dalam persidangan
maupun luar persidangan, agar tetap pada koridor tanggungjawab sorang advokat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Semisal apabila rekan (advokat lain) baik partner tetap maupu
tidak tetap menangani suatu perkara harus benar-benar mempelajari posisi kasus dan dasar
hukum yang akan digunakan dalam menangani perkara tersebut, seberapa menjamin hak dan
tanggungjawab dari klien bisa terlindungi dan dijalankan.
Sedangkan staff konsisten dalam membantu advokat dalam menangani suatu perkara, dan juga
lebih mengurus tekait dengan hal-hal teknis seperti pemberkasan (surat-surat maupun yang
lainnya).
Dan manajemen kantor yang masih menggunakan manajemen yang bisa dibilang klasik ini
beralasan bahwa top leader sendiri selain dari kurang pahamnya terhadap teknologi, namun yang
paling urgent ialah kekhawatiran terhadap mudharatnya seperti halnya dengan advokat lain yang
menggunakan website yang dimana dalam website tersebut mencantumkan nama klien beserta
posisi kasusnya, yang mana hal ini lebih cenderung seperti untuk promosi kantor dan juga
membuka kerahasiaan klien. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa hal tersebut dilarang oleh
UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat. Kemudian instansi tempat kami magang bermaksud
nanti akan mengambil jalan tengah, yakni akan menggunakan website sebatas hanya untuk
memudahkan masyarakat yang mencari keadilan untuk menghubungi, mencari, meminta
bantuan, dan memberikan cara penyelesaian perkara secara hukum. Karena top leadernya
melihat bahwa masyarakat pada saat ini sudah sangat dekat dengan teknologi dan akan
menggunakan hal-hal tersebut hanya sebatas penunjang untuk menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai advokat.
Dari hal ini kami memperoleh atau batasan hak dan kewajiban seorang advokat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dengan tetap berpegang pada UU No. 18 tahun 2003 tentang
advokat dan etika profesi advokat. Hal tersebut didasari pada kejadian di lapangan bahwa banyak
kantor-kantor advokat lain yang masih melampui batasan-batasan yang ada, kemudian
penyelesaian oleh dewan pengawas yang dirasa kurang. Karena sebagaimana yang sudah kami
ketahui pada diskusi hari sebelum-sebelumnya bahwa organisasi advokat pada hari ini sering di
politisasi oleh beberapa orang atau kelompok demi kepentingannya masing-masing. Dan kantor
tempat kami magang mengajarkan bahwa hak dan kewajiban dalam menangani atau membatu
masyarakat yang mencari keadilan harus tetap dijalankan, namun dengan batasan-batasan yang
ada.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Pendalaman manajemen kantor tempat mangang.
- Mengetahui perbandingan manajemen kantor antara kantor advokat dan pengcara lainnya.
- Mengetahui positif dan negatif dari setiap manajemen kantor yang digunakan oleh setiap kantor
advokat dan pengacara.
21. Hari kedua puluh satu: Pada hari sabtu, tanggal 18 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 18.30 terhitung 10 jam.
Pada hari ini kami berdiskusi dengan pembimbing II tentang kasus yang sudah ditangani oleh
instansi ini terkait pelaksanaan lelang tanah beserta bangunan berbentuk rumah.
Pembahasan dari dokumen yang dibutuhkan untuk melaksanakan lelang dan tata cara lelang.
Adapun berkas yang dimaksud adalah dokumen umum dan dokumen khsus.
Dokumen umum (dokumen yang berlaku untuk semua jenis pelelangan):
- Salinan penunjukan penjual
- Syarat lelang dari penjual
- Daftar barang yang akan dilelang
Dokumen khusus (dokumen yang harus ada pada jenis-jenis lelang tertentu seperti lelang
penjualan barang inventaris milik pemerintah):
- Salianan keputusan penghapusan oleh meneteri/ kepala lembaga/ pemda
- Salianan keputusan pembentukan panitia lelang
- Asli dan salianan bukti kepemilikan hak
Catatan: kantor lelang tidak boleh menolak permohonan lelang apabila persyaratan sudah
terpenuhi dan karena sifatnya adalah permohonan maka yang akan menjadi outputnya adalah
penetapan dari kantor lelang.
Sedangkan tata cara lelang ini ialah:
- Permohonan lelang yang ingin melakukan pelelangan, meyatakan niatnya kepada kepala kantor
lelang di KP2LN atau pejabat lelang kelas II melalui balai lelang
- Permohonan pengajuan lelang disampaikan secara tertulis dengan disertai:
o Hari dan tanggal yang diinginkan untuk pelaksanaan lelang
o Menentukan cara penawaran yang diinginkan
o Dokumen lelang (umum dan khusus)
- Pejabat lelang atau pemegang buku kemudian mendaftar permohonan tersebut, dituliskan dalam
buku permohonan lelang.
Dalam kantor yang menangani terkait lelang ini, sudah memenuhi dokumen dan sudah melewati
tata cara yang sudah ada, namun pada saat pertama ada yang kurang terkait dokumen dibalas
dengan surat oleh kantor lelang tempat permohonan kemudian dibalas berbentuk perbaikan dan
penambahan dokumen yang ada sampai masuk dan sudah diterima / pernyataan diterima oleh
kantor lelang yang bersangkutan.
Kemudian upaya yang dilakukan oleh kantor lelang setelah dilimpahkan dari pelelang ke kantor
lelang: Pengumunan lelang (rijit identitas, lokasi, luas dll), pada pengumuman pertama hanya
melalui selebaran kertas yang ditempelkan diberbagai tempat strategis, sedangkan untuk kedua
boleh menggunakan media lain (internet, koran, dll), berjangka waktu 15 hari dengan
pengumuman pertama dan pengumuman dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum
pelaksaan lelang (karena perkara ini terkait pelelangan tanah/ barang tidak bergerak), beda lagi
apabila itu barang bergerak atau barang yang bisa membusuk, atau barang yang tidak awet.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Memperoleh dan mengetahui dokumen yang dibutuhkan untuk pelaksanaan lelang dan tata cara
pelelangan tanah beserta bangunan berbentuk rumah.
- Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor lelang setelah menerima dan memutuskan
surat lelang terhadap yang mengajukan lelang.
22. Hari kedua puluh dua: Pada hari senin, tanggal 20 febuari 2017, mulai magang dari jam 07.00
sampai dengan jam 16.00 terhitung 9 jam.
Dalam satu minggu kedepan kami ditugaskan untuk obsevasi lapangan untuk mengetahui
keadaan lingkunan Pengadilan Negeri beserta untuk mengikuti persidangan.
Adapun pembagian hari untuk satu minggu kedepan ialah sebagai berikut:
- Hari senin, 20 febuari 2017 (untuk mengenal keadaan lingkungan PN secara umu dan yang
berkaitan dengann perkara Pidana).
- Hari selasa, 21 febuari 2017 (untuk mengenal keadaan lingkungan PN ”Perdata”).
- Rabu, 22 febuari 2017 (untuk mengikuti sidang baik pidana maupun perdata).
- Kamis, 23 febuari 2017 (diskusi hasil observasi lapangan hari sebelumnya).
- Jumaat, sabtu, tangga 24 dan 25 febuari 2017 (pembuatan laporan selama magang di intasni ini
dan post test oleh top leader).
Pada hari pertama untuk mengenal kadaan Pengadilan Negeri yang berkaitan dengan keadaan PN
secara umum dan lebih khusus kepada perkara pidana.
Secara umum yang ada di pengadilan negeri ialah seperti struktur organisasi pengadilan kelas I
B, Visi Misi, tempat informasi dan pengaduan, tata tertib persidangan, ruang pengunjung
tahanan, loket pelayanan kepaniteraan hukum, persyaratan pendaftaran/ pengesahan di
kepaniteraan hukum, layanan pembebasan biaya perkara, bagian alur pendaftaran surat kuasa,
dan bagian alur penanganan setiap perkara dll.
Sedangkan adapun alur pendaftaran surat kuasa:
- PERMOHONAN: menunjukkan permohonan pendaftaran surat kuasa dengan menunjukkan
surat kuasa dan foto copy surat kuasa (pemohon menunjukkan berita acara sumpah dan KTA).
- PETUGAS PENDAFTARAN: memeriksa dan mencocokkan berkas/ surat kuasa
- Kemudian dalam jangka satu hari PANITERA MUDA HUKUM: memeriksa dan mencocokkan
berkas surat kuasa beserta memberi paraf.
- PANITERA: memeriksa atau surat kuasa beserta memberi tanda tangan.
- PETUGAS PENDAFTARAN: memberi nomer surat kuasa dan meregister, menyerahkan surat
kuasa yang sudah didaftarkan pada pemohon.
Sebagaimana yang sudah diterangkan diatas bahwa untuk fokus hari senin untuk
observasi lapangan keadaan pengadilan negeri malang, baik secara umum maupun khsus. Dari
hal diatas yang kemudian penulis uraikan dalam bentuk tabel memperoleh dan mengetahui alur
pendaftaran surat kuasa, alur pendaftaran perkara pidana tingkat pertama sampau dengan upaya
hukum lainnya.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Penugasan untuk observasi lapangan pengadilan negeri beserta mengikuti persidangan.
- Mengetahui kondisi pengadilan negeri malang
- Mengetahui alur persidangan secara langsung di pengadilan negeri malang, khusus perkara
pidana.
23. Hari kedua puluh tiga: Pada hari selasa, tanggal 21 febuari 2017, mulai magang dari jam 07.00
sampai dengan jam 16.00 terhitung 9 jam.
TABEL ATAU GAMBAR KEGIATAN
Dari tabel yang diuraikan diatas, bahwa setiap prosedur harus dilewati oleh para pihak dan kami
dapat mengetahui alur pendaftaran gugatan, upaya hukum, dan pasca persidangan sebagaimana
diatas.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui kondisi pengadilan negeri malang
- Mengetahui alur persidangan secara langsung di pengadilan negeri malang, khusus perkara
perdata.
24. Hari kedua puluh empat: Pada hari rabu, tanggal 22 febuari 2017, mulai magang dari jam 07.00
sampai dengan jam 16.00 terhitung 9 jam.
Pada hari ini kami mengikuti persidangan yang ada yakni acara persidangan pidana. Adapun
perkara pada saat itu ialah perkara pidana tentang penganiayaan dan pembunuhan, sedangkan
perkara perdata kami tidak dapat dikarenakan tidak ada perkara perdata yang terbuka untuk
umum pada hari itu.
Dari hal diatas bahwa dalam proses persidangan yang ada tidak di ada penasihat hukum dari
setiap terdakwa dan jalannya persidangan tidak terlalu baku sebagaimana yang kita peroleh di
lab hukum fakultas hukum universitas muhammadiyah.
Tidak baku disini yang kami maksudkan bahwa ketika majelis hakim masuk di ruang sidang
peserta yang mengikuti sidang pada hari itu tidak memberikan penghormatan terhadap majelis
hakim yang memimpin proses persdiangan pada hari itu, selain itu juga setiap tuntutan dari JPU
dan yang ditanyakan kepada terdakwa tidak terdengar oleh peserta sidang, pun juga majelis
hakim tidak serius dalam artian pada saat menanyakan terdakwa ”majelis hakum sambil
bercanda”.
Sehingga kami yang termasuk dari peserta yang mengikuti persidangan tidak mendapatkan
secara jelas posisi kasus dan tuntutan dari JPU.
Oleh karena itu, pada hari ini kami memperoleh bagaimana proses lapangan secara langsung
sebagaimana yang sudah penulis uraikan diatas.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui kondisi pengadilan negeri malang
- Mengetahui alur persidangan secara langsung di pengadilan negeri malang, khusus perkara
pidana.
- Mengikuti persidangan yang ada yakni acara persidangan pidana, yang terkait dengan
penganiayaan dan pembunuhan.
25. Hari kedua puluh lima: Pada hari kamis, tanggal 23 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 17.30 terhitung 9 jam.
Pada hari ini kami di kantor tempat magang untuk berdiskusi dengan pendamping I dan II
mengenai apa yang kami peroleh di lapangan. Termasuk juga menanyakan kenapa proses
dilapangan seperti yang penulis uraikan diatas, yakni terkait proses persidangan yang tidak baku,
dan bagi penulis tidak sesuai dengan apa yang penulis dapatkan di kelas perkuliahan.
Sedangkan kami mendapatkan penjelasan, bahwa itulah bentuk real dari pada proses persidangan
di lapangan, yang terkadang penegak hukum lalai akan tanggungjawab dalam menjalankan tugas
dan fungsi, selain itu juga etika profesi kadang dikesampingkan yang mana proses penegakannya
pun tidak ada.
Bahwa persidangan sesuai dengan teori hanya pada saat ada pengawasan dari yang diatas
maupun para pihak menggunakan kuasa hukum atau penasihat hukum, sedangkan apabila tidak
kejadian di lapangan maka akan seperti yang kami lihat di lapangan.
Dari hal itu, kami memeroleh dan mendapatkan kondisi lapangan dalam proses persidangan yang
kami rasa masih jauh dari semestinya yang kami dapatkan dalam kelas, yang mana tidak
menjaga kewibawaan sebagai yang mulia dan terhormat sebagai salah satu penegak hukum.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Mengetahui langsung kondisi lapang persidangan di pengadilan negeri malang.
- Dapat membuat Perbandingan persidangan secara teori dan penerapan di lapangan.
- Pembahasan hasil persidangan beserta dengan klarifikasi dan penjelasan lainnya dari
pendamping magang.
26. Hari kedua puluh enam: Pada hari jumaat, tanggal 24 febuari 2017, mulai magang dari jam
08.30 sampai dengan jam 17.30 terhitung 9 jam.
Pada hari ini penulis membuat laporan magang beserta dengan mencantumkan seluruh bentuk
tugas yang sudah diberikan. Bahwa pada laporan akhir magang terhadap kantor instansi tempat
kami magang menguraikan rumusan masalah terkait dengan tujuan magang yang ada pada
proposal kelompok magang.
Adapaun tujuan kami magang sebagaimana dalam proposal tersebut adalah:
1. Mahasiswa Mengetahui bagaimana Tugas dan Fungsi Advokat dalam penyelesaian perkara
melalui jalur Litigasi dan Non Litigasi.
2. Mahasiswa mampu memahami proses dan membuat dokumen hukum yang mendukung advokat
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
3. Mahasiswa mengetahui kewenangan dan kewajiban Advokat sesuai UU No.18 Tahun 2003
tentang Advokat
4. Menunjang tercetaknya sarjana hukum yang kompeten dan mampu bersaing dalam berprofesi
5. Mahasiswa mengetahui manajemen operasional kantor advokat
6. Mahasiswa mengetahui bagaimana mekanisme pendampingan advokat terhadap klien
Kemudian dari tujuan yang ada sebagaimana dalam proposal tersebut, diuraikan dam bentuk
rumusan masalah.
Sedangkan pembahasan dalam laporan tersebut yang menjawab dari dari rumusan masalah maka,
sederhana penulis jawaban atas rumusan tersebut tidak jauh berbeda dengan analisis target dalam
laporan akhir magang ini.
Laporan akhir terhadap instansi tempat penulis magang terlampir.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Pembuatan laporan akhir terhadap kantor magang dari awal magang sampai dengan akhir
magang (obsevasi lapang).
- Pencantuman lampiran-lampiran tugas selama magang.
27. Hari kedua puluh tujuh: Pada hari sabtu, tanggal 25 febuari 2017, mulai magang dari jam 08.30
sampai dengan jam 17.30 terhitung 9 jam.
Pada hari ini kami melanjtukan untuk mengerjakan laporan akhir terhadap instansi dan sekaligus
dengan post test yang dilakukan secara lisan oleh top leader kantor terkait.
Masing-masing dari peserta menguraikan secara singkat terhadap apa-apa yang sudah diperoleh
secara lisan terhdapap top leader, selain itu juga diberikan satu pertanyaan yang berkaitan dengan
tujuan magang pada proposal individu.
Pertanyaan tersebut mencakup metode untuk mencapai tujuan, dan bagaimana kondisi secara
teori dan praktisnya, apakah ada perbedaan atau tidak dan selanjutnya juga pendapat pribadi
terhadap bagaiamana pandangan singkat apabila ada perbedaan dengan teori dan praktisnya.
Jawaban dan singkat penulis bahwa apabila ada perbedaan antara teori dan praktis, penulis
beranggapan tidak menemukan perbedaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum,
karena memang penerapan teori tersebut terkadang harus sesuai dengan keadaan karena tidak
selamanya dengan keadaan yang sama. Sebagai ilmu hukum yang profesional harus bisa
menelaah tersebut bagaiamana cara penerapan terhadap teori atas suatu keadaan tertentu.
Laporan akhir terhadap instansi tempat penulis magang terlampir.
Dari uraian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
- Lanjutan Pembuatan laporan akhir terhadap kantor magang dari awal magang sampai dengan
akhir magang (obsevasi lapang).
- Pencantuman lampiran-lampiran tugas selama magang.
- Post test oleh top leader tempat magang beserta nasihat-nasihat untuk menjadi sarjana hukum
yang berkualitas.
BAB III
ANALISA KEGIATAN MAGANG

A. PENCAPAIAN TARGET 1 ”Mahasiswa mengetahui managerial kerja di Kantor Advokat


terkait”. Adapun metode yang digunakan dalam memberikan managerial kerja kantor yakni
metode diskusi beserta tanyajawabnya, membaca literature dari profil kantor advokat lain dari
internet dan membuat essai tentang perbandingan dengan kantor advokat lainnya secara umum
yang kemudian di sandingkan dengan managerial di kantor tempat penulis magang. Hal tentunya
harus menguraikan secara umum terkait dengan managerial advokat yang memperhatikan UU
No. 18 tahun 2003 tentang advokat, seperti contoh bahwa kantor advokat tidak boleh
mengiklankan kantor dalam bentuk apapun dan juga memperhatikan etika terkait profesi ini.
Adapun kegiatan ini dilakukan pada hari pertama magang yakni hari selasa 24 januari 2017, dan
pendalaman lagi pada hari kedua puluh jumaat 17 febuari 2017 dan juga penugasan pembuatan
makalah untuk melihat perbandingan antara manajemen kantor yang ideal dan kantor tempat
kami magang.
Adapun managerial kantor tempat penulis magang masih dikatakan menggunakan metode lama,
dalam artian tidak menggunakan perkembangan teknologi sebagaimana kantor lain seperti tidak
memiliki website. Namun yang terpenting dalam managerial disini segala sesuatu dalam
kebutuhan kantor harus selesai dengan terstruktur, terukur yang menggunakan kerja bersama
“kolektif koligial” yang dipimpin oleh top leader dari kantor tersebut. Selain itu dalam
penanganan berkas untuk kepentingan persidangan/ beracara oleh staff kantor, demikian juga
dengan pengarsipan berkas dll.
Dalam hal ini penulis belum pernah mendapatkan dalam kelas perkuliahan, karena memang hal
ini merupakan terkait profesi hukum di lapangan yang lebih condong kepada hal-hal teknis.
Namun bagi penulis managerial kantor juga merupakan hal yang sangat urgent dalam profesi ini
(profesi advokat) sebagai penegak hukum.
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target untuk mengetahui manajerial
kantor advokat dan pengacara / instansi tempat kami magang sudah tercapai.

B. PENCAPAIAN TARGET 2 ”Mahasiswa mengetahui bagaimana proses penyelesaian


perkara”. Adapun metode digunakan dalam mengetahui proses penyelesaian perkara (baik
penyelesaian perkara pidana maupun perkara perdata) ialah metode diskusi dengan salah satu
staff, baik jalur litigasi maupun non litigasi dan juga diberikan tugas terkait membuat berkas-
berkas dan hal-hal yang dibutuhkan dalam beracara seperti membuat surat gugatan dengan
memperhatikan dasar-dasar hukum beserta dengan analisis dasar hukum terkait yang akan
digunakan dalam suatu kasus.
Adapun kegiatannya sesuai pada hari senin 13 febuari 2017 yang diskusi tentang masuknya
perkara sampai dengan selesai, dan juga hari-hari lain yang berkaitan dengan pembuatan
dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu perkara, seperti pengumpulan
produk hukum, pembuatan surat kuasa, surat gugatan, jawaban, kesimpulan dan dokumen yang
lainnya, yang dimana hal-hal tersebut merupakan sebagian untuk mengetahui proses
penyelesaian perkara.
Sebelum beranjak kepada bagaimana penyelesaian secara litigasi harus memperhatikan non
litigasi yang merupakan amanah peratuan yang berlaku seperti contoh bahwa seorang advokat
harus mengupayakan untuk mediasi (non litigasi).
Dan apabila perkara tersebut tidak bisa selesai sampai tahap non litigasi maka, akan berlanjut
kepada tahap litigasi. Pada tahap litgasi maupun non litigasi tentunya harus di dahului oleh
membuat surat kuasa secara sukarela oleh klien (pemberi kuasa), biasanya surat kuasa tersebut
dibuatkan oleh kantor dan/atau dibantu dengan persetujuan pemberi kuasa karena memang dalam
teoripun hal-hal yang tercantum dalam surat kuasa harus jelas hak dan kewajiban kedua pihak
baik pemberi kuasa dan penerima kuasa sebagai legal dalam pendampingan klien sebagaimana
dalam teori.
Setelah itu rapat kordinasi terkait suatu perkara yang masuk untuk menentukan perkara tersebut
apakah perkara perdata ataukah pidana dan lebih spesifik menetukan dasar hukum dan analisis
dasar hukum yang sampai ditentukan penanggungjawab dalam perkara tersebut selama
berlangsung artinya sampai persiapan kebutuhan-kebutuhan secara teknis.
Sedangkan metode kedua penugasan kepada penulis untuk membuat salah satu berkas yang
dibutuhkan dalam beracara dan juga analisis terkait dengan perkara-perkara baik masih
berlangsung ataupun sudah tahap putusan. Dalam metode ini secara umum sudah sesuai dengan
teori yang sudah penulis dapatkan didalam kelas perkuliahan yang titik tekan dalam penanganan
perkara harus mengetahui secara utuh posisi kasus dan analisa dasar hukum terkait, sampai
dengan mengetahui kemungkinan yang akan terjadi atau hal-hal yang dibutuhkan untuk kemdian
hari dalam kasus tersebut.
Semisal dalam hal ini sebagai penggugat yang tentunya mulai dari surat gugatan yang harus
dengan jelas dan bahasa yang ideal agar mudah dimengerti oleh hakim, dan dapat
memperkirakan jawaban gugatan yang sebagai jawaban dari tergugat atau lawan.
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target mengetahui proses
penyelesaian perkara sudah tercapai.

C. PENCAPAIAN TARGET 3 ”Mahasiswa mengetahui pendampingan klien”. Adapun metode


digunakan ialah diskusi dengan pendamping dari instansi bahwa kantor advokat tempat penulis
magang, klien mengetahui kantor yang kemudian masuk sebagai klien melalui dua cara, yakni:
pertama klien masuk langsung kepada top leader yang biasanya teman dari pada top leader
sendiri yang kemudian menanyakan dan mencari posisi kasus dari top leader itu sendiri yang
kemungkinan kasus-kasus besar dan biasanya penanggungjawab juga oleh top leader kantor
terkait. Namun walaupun masuknya lewat top leader tetap diadakan rapat kordinasi dengan
rekan-rekan yang lain untuk menentukan permasalahan hukumnya dan hal-hal yang akan
dibutuhkan dalam proses berlangsungnya perkara. sedangkan kedua langsung kepada admin
kantor.
Dari kedua cara tersebut secara umum sudah sesuai dengan teori yakni semisal dalam awal
perkara masuk harus ada surat kuasa dari klien, menanyakan klien kebenaran posisi kasus secara
langsung dan juga mengaitkan menurut hukum itu seperti apa dan posisi sebagai advokat tetap
harus berhati-hati pada klien, karena tidak selamanya klien juga akan menceritakan sesuai
dengan kebenaran yang terjadi dan seterusnya, artinya seorang advokat harus mecari kebenaran
menurutu hukum dari luar dengan cara mengumpulkan bukti-bukti, singkat penulis hak dan
kewajiban dari kedua pihak harus sama-sama berjalan.
Sedangkan taknis-teknis seperti bagaiaman cara agar klien memberikan kebenaran posisi kasus,
pertanyaan-pertanyaan yang harus digunakan harus sesuai agar mendapatkan point-point penting
dari kasus tersebut, dan hal teknis lainnya yang sebagian sudah disebutkan diatas, penulis sendiri
terkait hal itu tidak didapatkan didalam kelas perkuliahan.
Adapun pencapain target ini yakni pada hari selasa 7 febuari 2017, rabu 8 febuari senin 13
febuari 2017, dan hari selasa 14 febuari 2017.
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target mengetahui pendampingan
klien sudah tercapai.

D. PENCAPAIAN TARGET 4 ”Mahasiswa mengetahui pemberian konsultasi terhadap klien”.


Pencapaian target ini menggunakan metode diskusi dan penugasan. Adapun pencapain target ini
yakni pada hari selasa 7 febuari 2017, rabu 8 febuari 2017, senin 13 febuari 2017, dan hari
selasa 14 febuari 2017.
Sebagaimana sudah diuraikan diatas tentang masuknya perkara melalui dua jalur, yakni top
leader dan admin kantor. Secara langsung pemberian konsultasi hukum oleh peanggungjawab
dari perkara tersebut, ketika masuknya melalui top leader maka yang akan menjadi
penanggungjawab adalah top leader sendiri, karena biasanya perkara yang masuk demikian itu
ialah perkara besar dan berasal dari teman-teman atau kerabat dari top leader. Sedangkan
penanggungjawab ketika masuknya melalui admin kantor sesuai dengan penanggungjawab yang
sudah ditunjuk pada saat rapat kordinasi awal masukya perkara.
Pertimbangan utama dari penunjukkan penanggungjawab ialah sesuai dengan keahlian masing-
masing. Namun apabila penanggungjawab tidak bisa sewaktu-waktu dalam proses pemberian
konsultasi maka, akan digantikan dengan salah satu staff kantor atau dikembalikan kepada top
leader memberikan kebijakan.
Dari hal pencapaian target ini, penulis tidak pernah meperoleh di kelas pada saat perkuliahan,
dengan catatan bahwa setiap teknis yang diuraikan diatas selama tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku.
Dengan uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target mengetahui pemberian
konsultasi terhadap klien sudah tercapai.

E. PENCAPAIAN TARGET 5 ”Mahasiswa mengetahui cara pembuatan dokumen hukum yang


dibutuhkan dalam penyelesaian perkara pidana”. Adapun metode yang digunakan ialah diskusi
dan penugasan untuk mencari beberapa produk hukum karena sekaligus produk hukum
merupakan dokumen dasar yang dibutuhkan dalam penyelesaian perkara termasuk perkara
pidana.
Sedangkan pencapaian target ini dilakukan pada hari rabu 25 januari 2017, selasa 31 januari
2017, rabu 1 febuari 2017, kamis 2 febuari 2017, jumaat 3 febuari 2017, jumaat 4 febuari 2017,
sabtu 5 febuari 2017, kamis 9 febuari 2017, jumaat 10 febuari 2017, beserta dengan penugasan-
penugasan lainnya yang berkaitan dengan pembuatan dokumen hukum. (terlampir)
Selain itu juga masih ada beberapa dokumen yang dibutuhkan dalam beracara seperti dari surat
kuasa sampai dengan beberapak berkas lainnya sesuai dengan perkara yang ditangani atau berkas
kepentingan beracara dan / atau kepentingan klien.
Dalam hal ini seperti surat jawaban atas tuntutan, pledoi, dll. Secara teori sudah diperoleh di
dalam kelas perkuliahan, namun catatannya disini ialah bahwa penerapan teori tersebut harus
disesuaikan dengan keadaan perkara terkait artinya hal harus menguasai posisi kasus dan analisa
pasal terkait.
Oleh karena kejelian dalam analisa pasal itulah merupakan salah satu senjata dari profesi advokat
ini, dengan pertimbangan selam tidak bertentangan etika profesi advokat dan/ atau peraturan
perundang-undangan yang lainnya.
Dari urain diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa mengetahui cara pembuatan
dokumen hukum yang dibutuhkan dalam penyelesaian perkara pidana sudah tercapai.

F. PENCAPAIAN TARGET 6 ”Mahasiswa mengetahui cara pembuatan dokumen hukum yang


dibutuhkan dalam penyelesaian perkara perdata”. Secara garis besar metode yang digunakan
sama halnya dengan metoe diatas seperti diskusi dan penugasan mencari beberapa produk
hukum, namun ditambah dengan penugasan pelatihan pembutan salah satu dokumen yang
dibutuhkan yakni surat gugatan dalam perkara wanprestasi.
Beberapa dokumen yang dibutuhkan dalam perkara perdata ialah seperti surat kuasa, surat
gugatan, jawaban, replik, duplik sampai dengan kesimpulan dan/ atau dokumen yang lain yang
dibutuhkan oleh advokat atau klien selama tidak bertentangan dengan etika provesi advokat dan/
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari hal ini penulis dapat mengetahui secara dalam teori dan penerapan teori sampai dengan hal-
hal yang berbentuk teknis dan juga analisis dokumen hukum yang di kantor. Yang demikian itu
tidak di dapatkan di dalam kelas perkuliahan.
Sedangkan pencapaian target ini dilakukan pada hari rabu 25 januari 2017, selasa 31 januari
2017, rabu 1 febuari 2017, kamis 2 febuari 2017, jumaat 3 febuari 2017, jumaat 4 febuari 2017,
sabtu 5 febuari 2017, kamis 9 febuari 2017, jumaat 10 febuari 2017, beserta dengan penugasan-
penugasan lainnya yang berkaitan dengan pembuatan dokumen hukum. (terlampir)
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target mengetahui cara pembuatan
dokumen hukum yang dibutuhkan dalam penyelesaian perkara perdata sudah tercapai.

G. PENCAPAIAN TARGET 7 ”Mahasiswa dapat mempraktekkan pembuatan dokumen hukum


yang dibutuhkan”. Adapun metode yang digunakan ialah diskusi untuk mendalami teori-teori
tentang pembuatan dokumen, dan setelah itu penugasan untuk mencari, membuat dokumen
hukum.
Mecari dalam hal ini penulis berpraktek langsung mencari produk hukum yang dibutuhkan
dalam penanganan suatu kasus, setelah mendapatkan produk hukum atau dasar hukum penulis
mempraktekkan pembuatan dokumen hukum berupa surat gugatan beserta surat kuasa perdata,
dan laporan polisi beserta surat kuasa khusus pidana.
Dalam mempraktekkan pembuatan dokumen hukum ini terkait pembuatan surat gugatan beserta
surat kuasa khusus tersebut sudah di dapatkan didalam kelas perkuliahan hanya saja berbeda
kasus. Akan tetapi penulis baru mendapatkan teori sekaligus dengan mempraktekkan pembuatan
surat laporan polisi beserta surat kuasa khsus pidana.
Sedangkan pencapaian target ini dilakukan pada hari rabu 25 januari 2017, selasa 31 januari
2017, rabu 1 febuari 2017, kamis 2 febuari 2017, jumaat 3 febuari 2017, jumaat 4 febuari 2017,
sabtu 5 febuari 2017, kamis 9 febuari 2017, jumaat 10 febuari 2017, beserta dengan penugasan-
penugasan lainnya yang berkaitan dengan pembuatan dokumen hukum. (terlampir)
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target Mahasiswa dapat
mempraktekkan pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan sudah tercapai.

H. PENCAPAIAN TAGET 8 ”Mahasiswa mampu memahami format dan pemilihan kata yang
baik dalam penyusunan dokumen yang dibuat”. Adapun metode yang digunakan untuk
pencapaian target ini adalah diskusi dan penugasan. Sepeti hal yang sudah didapatkan didalam
kelas bahwa format penyusunan dokumen tidak ada peraturan baku, hanya saja titik tekan disini
adalah bahwa dokumen tersebut mudah dipahami oleh semua pihak baik itu lawan, hakim, dan
yang lainnya yang berkepentingan dengan perkara tersebut.
Penugasan yang diberikan oleh intansi ialah pengumpulan dan mengklasifikasikan produk
hukum seperti SEMA, PERMA, PP, PERPU, YURISPRUDENSI berdasarkan bentuk hukum
(pidana, perdata, tata usaha negara, HAKI, dll).
Selain itu juga penugasan untuk membuat salah satu dokumen yang dibutuhkan dalam beracara
dan analisa dokumen-dokumen yang ada di kantor seperti dokumen perkara yang sudah, sedang,
dan akan ditangani.
Adapun sumber hukum yang dapat dijadikan dasar hukum dalam menangani perkara ialah:
1. Undang-undang
2. Kebiasaan
3. Yurisprudensi
4. Traktat, dan
5. Doktrin
(VIDE: Mokhamad Najih SH., M.Hum & Soimin SH Pengantar Hukum Indonesia ”sejarah,
konsep tata hukum dan politik hukum, indonesia. Setara Press. 2014).
Sedangkan pencapaian target ini dilakukan pada hari rabu 25 januari 2017, selasa 31 januari
2017, rabu 1 febuari 2017, kamis 2 febuari 2017, jumaat 3 febuari 2017, jumaat 4 febuari 2017,
sabtu 5 febuari 2017, kamis 9 febuari 2017, jumaat 10 febuari 2017, beserta dengan penugasan-
penugasan lainnya yang berkaitan dengan pembuatan dokumen hukum. (terlampir)
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target Mahasiswa mampu
memahami format dan pemilihan kata yang baik dalam penyusunan dokumen yang dibuat sudah
tercapai.

I. PENCAPAIAN TAGET 9 ”Mahasiswa mengetahui wewenang Advokat dalam membela


perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan”. Adapun metode yang
digunakan adala metode diskusi, yang mana bahwa wewenang advokat dalam membela perkara
yang merupakan tanggungjawabnya tersebut pada inti harus sesuai dengan koridor hukum
“menggunakan dasar hukum beserta analisa persesuian antara dasar hukum dengan keadaan
perkara/ posisi kasus”.
Adapun hak dan kewajiban advokat adalah:
1. Advokat bebas dalam mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam mebela klien dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi advokat dan peraturan perundang-undangan.
2. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara dengan tetap
berpegang pada kode etik dan peraturan perundang-undangan.
3. Advokat tidak dapat di tuntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesina.
4. Dalam menjalankan profesinya berhak mengetahui informasi, data dan dokumen lainnya yang
berkaitan dengan kepentingan yang diperlukan untuk pembelaan.
5. Advokat dilarang membedakan perlakuan antara klien satu dengan yang lainnya dengan alasan
ras, agama, jenis kelamin dll.
6. Advokat wajib merahasiakan, dan berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien.
7. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
fungsi.
8. Dll.
(VIDE: PASAL 14, PASAL 15, PASAL 16, PASAL 17, PASAL 18, PASAL 19, PASAL 20 UU
No. 18/2003 TENTANG ADVOKAT).
Selain itu, selama dalam persidangan mengikuti persidangan dalam membela perkara harus
memperhatikan kode etik profesi seperti ucapan yang dilontarkan selama persidangan
berlangsung, pakaian selama mengikuti persidangan, menghina atau ingin menjatuhkan lawan
sebagaimana hal ini tercantuk dalam etika profesi advokat.
Sedangkan apabila kode etik tersebut dilanggar maka, akan dikenakan dengan kode etik profesi
advokat yang dikeluarkan oleh organisasi advokat. (VIDE: PASAL 26 UU No. 18/2003
TENTANG ADVOKAT).
Sedangkan sanksi pidana dalam UU advokat apabila bertindak sepeti seolah-olah sebagai
advokat atau menjalankan profesi advokat tetapi bukan advokat maka akan dipidana. (VIDE:
PASAL 31 UU No. 18/2003 TENTANG ADVOKAT).
Singkat penulis, bahwa wewenang dan kewajiban harus selalu beriringan dengan tetap berpegang
teguh pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
Adapun pencapaian taget ini yakni pada hari selasa 7 febuari 2017, dan juga nasihat-nasihat yang
terselip dalam setiap diskusi bahwa seorang advokat itu memiliki hak dan kewajiban yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target mengetahui wewenang
Advokat dalam membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan
dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan sudah
tercapai.

J. PENCAPAIAN TAGET 10 ”Mahasiswa mengetahui kewajiban yang harus dipenuhi


seorang profesi Advokat”. Adapun metode yang digunakan dalam memenuhi taget ini ialah
metode diskusi untuk membedah hak dan kewajiban seorang advokat sebagaimana diketahui
dalam UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat.
Adapun pembahasan kami dimulai dari pengertian advokat yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1)
Undang-undang advokat tersebut adalah ”orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
didalam maupun luar pengadilan yang memenuhi ketentuan undang-undang ini”. Kemudian
selanjutnya ditentukan dalam pasal 1 ayat (2), ditentukan pula bahwa ”jasa hukum adalah jasa
yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan
kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien”.
Dengan hal diatas dapat disimpulkan bahwa advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan,
merupakan salah satu pilar dalam menegakkan hukum supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Selain dalam proses peradilan, peran advokat juga terlihat di jalur profesi diluar pengadilan.
Seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan jasa hukum advokat diluar proses peradilan pada saat
sekarang semakin meningkat yakni sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum
masyarakat, terutama dalam memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antar
bangsa.
Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri, dan bertanggungjawab dalam menegakkan hukum,
dijamin dan dilindungi pemerintah dengan adanya UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat dalam
menyelenggarakan upaya penegakan hukum.
Sedangkan yang dapat diangkat menjadi advokat berdasarkan pasal 3 ayat (1) UU No. 18 tahun
2003 tentang advokat adalah:
- WNI
- Bertempat tinggal di indonesia
- Tidak berstatus sebagai pegawai
- Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun
- Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum, sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1): ”yang dapat diangkat menjadi advokat adalah sarjana yang berlatar
belakang pendidikan hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang
dilaksanakan oleh organisasi advokat.
- Lulus ujian yang diadakan oleh organisasi advokat
- Magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menerus pada kantor advokat
- Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana
dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih
- Berprilaku baik, jujur, bertanggungjawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.
Dalam hal ini kami peroleh pada hari selasa, 7 febuari 2017 yang pada hari itu kami diskusi dan
mengkaji tentang UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat. Selain itu juga kami memperoleh
secara non formal (motivasi singkat waktu istirahat dan waktu lain “selama tidak ada kegiatan”
baik dengan dengan pembimbing I maupun pembimbing II dan juga advokat lainnya).
Adapun pencapaian taget ini yakni pada hari selasa 7 febuari 2017, dan juga nasihat-nasihat yang
terselip dalam setiap diskusi bahwa seorang advokat itu memiliki hak dan kewajiban yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Dengan uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa target Mahasiswa mengetahui
kewajiban yang harus dipenuhi seorang profesi Advokat sudah tercapai.

K. PENCAPAIAN TAGET 11 ”Mahasiswa mengetahui Kode etik profesi Advokat sebagaimana


dimaksud pada ayat pasal 15 UU No. 18 Tahun 2003 dimana tidak boleh bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan”. Adapun metode yang digunakan dalam membedah
target ini adalah metode diskusi terkait UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat khsus dalam hal
ini pasa 15:
”Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan”.
Seorang yang menyandang profesi advokat pada dasarnya bersifat bebas, mandiri, dan
bertanggungjawab dalam menegakkan hukum, selain itu juga dikatakan bahwa kewajiban sorang
advokat adalah (pasal 14):
”Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturan perundang-undangan”.
Namun dalam hal ini segala hak dan kewajiban tersebut dibatas denga beberapa hal, diantaranya
ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang ini dan kode etik profesi.
Karena bagaimanapun advokat juga dapat dikenai tindakan dengan alasan, antara lain (pasal 6):
a. mengabaikan atau menelantarkan kepentingan kliennya;
b. berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau rekan seprofesinya;
c. bersikap, bertingkah laku, bertutur kata, atau mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan
sikap tidak hormat terhadap hukum, peraturan perundangundangan, atau pengadilan;
d. berbuat hal-hal yang bertentangan dengan kewajiban, kehormatan, atau harkat dan martabat
profesinya;
e. melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan atau perbuatan tercela;
f. melanggar sumpah/janji Advokat dan/atau kode etik profesi Advokat.
Kemudian selanjutnya diatur dalam pasal selanjutnya yakni (pasal 7 ayat 1 dan 2):
1) Jenis tindakan yang dikenakan terhadap Advokat dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan; d.
pemberhentian tetap dari profesinya.
2) Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Dewan Kehormatan Organisasi
Advokat.
Walaupun di lain ayat selanjutnya disebutkan yakni ayat (3) ”Sebelum Advokat dikenai tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk
melakukan pembelaan diri”.
Dalam hal ini kami memperoleh pada hari selasa 7 febuari 2017 terkait diskusi tentang
pembedahan UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat dan juga ngobrol dengan advokat lainnya
dalam waktu luang.
Adapun pencapaian taget ini yakni pada hari selasa 7 febuari 2017, dan juga nasihat-nasihat yang
terselip dalam setiap diskusi bahwa seorang advokat itu memiliki hak dan kewajiban yang
diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
Dari uraian diatas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa taget mengetahui Kode etik profesi
Advokat sebagaimana dimaksud pada ayat pasal 15 UU No. 18 Tahun 2003 dimana tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan sudah tercapai.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Magang merupakan salah satu mata kuliah yang sangat menunjang mahasiswa lebih mahir dalam
bidangnya, dalam hal ini magang yang diadakan oleh lab fakultas hukum akan sangat membantu
mahasiswa yang nanti setelah bergelut dengan realita pada masyarakat.
Sebagai sarjana strata satu fakultas hukum memiliki banyak kewajiban atau tanggungjawab yang
bersinggungan langsung dengan hak-hak dan kewajiban masyarakat. Dengan begitu,
profesionalitas dan kemahiran sangatlah dibutuhkan oleh sarjana strata satu fakultas hukum.
Selain itu juga akan sangat membantu mahasiswa nanti ketika selesai menempuh strata satu
untuk memiliki daya saing, dan kualitas dengan mengingat semakin hari bersama dengan
perkembangannya persaingan semakin ketat. Harapannya dengan demikian sarjana dari fakultas
hukum memiliki hal lebih nantinya di dunia kerja.
Sedangkan untuk kesimpulan penulis terhadap penerpan teori dalam bentuk kerja lapangan
seperti halnya magang ini, bahwa penerapan teori terhadap suatu yang terjadi di lapangan
tidaklah ada yang tidak sesuai dan semacamnya. Artinya penulis berpendapat penerapan-
penerapan tersebut masih relevan, hanya saja teori-teori yang ada haruslah disesuaikan dengan
keadaan tertentu yang membuat teori terkadang terlihat tidak relevan dengan penerapan dengan
di lapangan. Sedangkan sepeti yang penulis dapatkan di tempat kami magang, bahwa keadaan
kasus/ perkara (posisi kasus) yang satu belum tentu sama dengan yang lainnya, namun masih
bisa menggunakan teori yang sama.
B. HAMBATAN
Adapun hambatan penulis adalah sebagai berikut:
1. Masih kaku/ belum terbiasa dengan penerapan teori dalam bentuk praktek lapangan
2. Kajian teori dan pandangan di lapangan tidak secara mendalam yang dipahami.
3. Tidak mengusai secara substansi terkait dengan semua sumber hukum yang ada.
4. Keterbatasan dalam mendapatkan data dan informasi secara menyeluruh terkait dengan kondisi
suatu kasus/ perkara karena harus berhadapan dengan UU advokat beserta etika profesi advokat.
5. Kurang memiliki kemampuan untuk lobbying agar bisa mengakses dan mendapatkan data dan
informasi secara mendalam terhadap suatu kasus/ perkara.

C. SARAN
Tempat magang:
Terlepas dari segala pelayanan dan pemberian ilmu dan pengalaman yang sudah diberikan
terhadap penulis, sebagai salah satu kantor/ instansi yang bergerak dibidang hukum atau profesi
hukum memang seharusnya mendampingi dan memberikan mahasiswa dan calon yang akan
bergerak nantinya dibidang yang sama. Intensitas pendampingan dan pemberian setiap
pengalaman selama magang haruslah benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan, dan tentunya
memberikan hal-hal urgent yang berkaitan pelaksanaan dilapangan kerja.
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang:
Sedangkan untuk fakultas, dalam perkembangan dan isu hukum bahkan hampir ada perubahan
setiap harinya namun mahasiswa hari ini banyak yang tidak bisa memberikan bukti dalam bentuk
apa perubahan itu. Bagi saya hal ini terjadi karena kurangnya stimulus dari fakultas secara umum
dan dosen secara khusus. Bahwa sedangkan secara umum di dalam mendapatkan mata kuliah di
fakultas tidak selalu di perkenalkan dengan perkembangan hukum, dan isu hukum terbaru. Jadi
bagi saya, untuk fakultas dalam memberikan mata kuliah dikelas agar memberikan contoh setiap
teori tersebut sesuai dengan perkembangan hukum terbaru, karena bagi saya dosen fakultas
hukum masih dirasa kurang dalam memberikan rangsangan terhadap dunia kerja khsusnya
fakultas hukum UMM.
Dan juga, sesuai dengan yang saya dapatkan di instansi magang bahwa sumber hukum yang ada
itu, di gunakan secara menyeluruhan sedangkan fakultas tidak.

Anda mungkin juga menyukai