I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1
Mlandingan Kulon pada ketrampilan membaca puisi melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Bagaimanakah peningkatan motivasi siswa kelas VI SD Negeri 1
Mlandingan dengan metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan
ketrampilan membaca puisi?
A. Definisi Puisi
Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang
khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman
batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi
makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya
seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan
keharuan.Haryadi (1996:113).
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari
dan memahami makna, bukan hafalan.
12
Kegiatan Kelompok
e) Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor
perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
dalam grup mereka, sedangkan siswa kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu
hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
f. Membutuhkan waktu lebih lama (pemborosan waktu).
g. Menuntut kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukannya
E. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1995:22), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut
Hudoyo (1990:134), hasil belajar adalah pengalaman dan penjelasan
hubungan antara bagian – bagian informasi yang telah diperoleh sehingga
orang tersebut dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan
pelajaran yang dipelajari. Pada hakekatnya hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang biasanya
ditunjukkan dalam bentuk nilaiatau angka.
1) Faktor individual
Faktor indidual adalah faktor yang ada pada organisme itu sendiri
atau factor antara lain : kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan atau
intelegensi, latihan dan ulangan, motivasi, sikap, dan sifat – sifat pribadi
seseorang.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu antara lain:
keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat pengajaran, motivasi
social, lingkungan dan kesempatan.
16
Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai ulangan
harian atau tes formatif yang diperoleh siswa setelah menerima rangkaian
proses pembelajaran. Hasil tes siswa ini dapat diketahui melalui penilaian dan
evaluasi dengan menggunakan alat yang berupa tes. Melalui penilaian ini
dapat ditetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran yang
menekankan diperolehnya informasi tentang perolehan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sehingga dari tes hasil belajar siswa
dapat diketahui ketuntasan belajarnya.
17
1. Perencanaan
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk
memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media dan model pembelajaran.
b. Siklus 1
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan model
STAD dan metode demonstrasi. Demonstasi dilakukan oleh guru
kemudian secara bergantian siswa mendemonstrasikan membaca puisi.
Media yang dipakai berupa rekaman tape recorder tentang mambaca puisi.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, dengan pendekatan model STAD dan
metode demontrasi dilaksanakan dengan bantuan nara sumber untuk
mendemonstrasikan pembacaan puisi, media computer dan LCD proyektor
untuk menayangkan video pembacaan puisi, kemudian siswa secara
bergantian membacakan puisi di depan kelas. Sekaligus nara sumber
memberikan koreksi terhadap bacaan puisi siswa.
19
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2014
dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan media.
Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini disebabkan siswa
belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca puisi.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Selasa, 21 Oktober 2014 Peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru
dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan
penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan
kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan
pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancar dan tepat
pembacaan puisi beberapa siswa.
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Selasa, 4 November 2014 Peneliti tetap
menggunakan metode demonstrasi dengan pendekatan model STAD,
namun kali ini demontrasi dilakukan orang yang ahli membaca puisi di
depan kelas dan penayangan sebuah video pembacaan puisi yang
ditayangkan lewat computer dengan LCD proyektor. Setelah tayangan
selesai guru memberikan penjelasan tambahan. Satu persatu siswa maju ke
depan kelas untuk membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa
sudah mulai tinggi, terutama pada saat pemutaran video dan demonstrasi .
Demontrasi yang dilakukan oleh narasumber yang ahli membaca
puisi. Setelah demontrasi selesai guru menunjuk satu atau dua orang siswa
secara bergantian untuk membaca puisi. Narasumber memberikan koreksi
dan penjelasan cara membaca puisi yang baik. Setelah itu semua siswa
diberikan kesempatan untuk membacakan puisi di depan kelas. Bentuk
penilaian yang dilaksanakan berupa performance tes.
20
3. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melihat demonstrasi lebih dari dua kali
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya
memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
adalah sebagai berikut:
a. Model pembelajaran yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat memotivasi
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang
mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.
c. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber
merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa.
d. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
e. Penggunaan media juga membantu proses pembelajaran sehingga
dapat terlaksana dengan optimal dan tercapainya tujuan pembelajaran.
21
Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus1
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai > 65)
Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus 2
Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai
Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai > 65)
Dari tabel 3.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan prosentase ketuntasan klasikal hanya
33,33 % masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 75 %.
Dari tabel 3.2 dan tabel 3.3 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 75,33 dan ketuntasan belajar mencapai 86,67 %
atau ada 13 siswa dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal
telah mengalami peningkatan signifikan dari siklus I.
DAFTAR PUSTAKA