Makalah Biomedik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOMEDIK III

TRICHURIS TRICHIURA

Disusun oleh :

Adinda Febriani (K011191220)


Andi Nisa Fathimiyah Afidah (K011191201)
Deby Novrianti (K011191043)
Nichlasul Dienullah (K011191058)
Sulindah H. Sultan (K011191007)
Widia meilia Yusuf (K011191023)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Trichuris Trichiura” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas Biomedik III dengan judul “Trichuris Trichiura”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikannya
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Makassar, 23 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Fakta Masalah


Trichuris Trichiura lebih dikenal dengan nama cacing cambuk karcna
secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Infeksi dengan cacing cambuk
(trichuriasis) lebih sering terjadi di daerah panas, lembab dan sering bersama-
sama dengan infeksi Ascaris. Sampai saat ini dikenal lebih dari 20 spesies
Trichuris spp, namun yang menginfeksi man usia hanya Trichuris Trichiura dan
Trichuris vu/pis. Cacing ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pad a man
usia bila menginfeksi dalam jumlah yang banyak. Apabila jumlahnya sedikit,
pasien biasanya tidak akan terpengaruh dengan adanya cacing ini. Penyakit yang
disebabkan cacing ini dinamakan trichuriasis atau trichocephaliasis. Penyakit ini
terutama terjadi di daerah subtropis dan tropis , dimana kebersihan lingkungannya
buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini
mengeram di dalam tanah.

2.2 Pertanyaan Masalah


 Bagaimana morfologi dari Trichuris Trichiura?
 Bagaimana siklus hidup dari Trichuris Trichiura?
 Bagaimana proses penularan Trichuris Trichiura?
 Bagaimana cara mencegah penularan Trichuris Trichiura?

2.3 Tujuan
 Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dari Trichuris Trichiura
 Mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup dari Trichuris Trichiura
 Mahasiswa dapat mengetahui proses penularan Trichuris Trichiura
 Mahasiswa dapat mengetahui cara mencegah penularan Trichuris
Trichiura
BAB II
PEMBAHASAN

No Nama/ Filarial Worms Aspek Kesehatan Aspek Ket


Nim Masyarakat Ekonomi
Morfologi: Trichuris Trichiura
menginfeksi usus kecil
 Cacing jantan
manusia dengan
panjangnya 3-4 em,
memakan jaringan
bagian halus seperti
sekresi dengan cara
cambuk, bagian ekor
memasukkan atau
melingkar dan
menguburkan bagian
mengandung sebuah
tubuhnya yang tipis pada
spicule.
bagian anterior.
 Cacing betina
panjangnya 4-5 em,
Cacing itu umumnya
bagian anterior halus
menyerang bagian
seperti cambuk,
sekum dan kolon pada
bagian ekor lurus
manusia akan tetapi,
berujung turnpul.
pada orang yang terkena
Vulva terdapat di
infeksi berat, Trichuris
bagian tubuh yang
Trichiura lebih sering
mulai membesar,
ditemukan pada rectum.
sedangkan anusnya
Seekor cacing T.
terletak di bagian
trichiura betina dapat
posterior tubuh.
memproduksi telur
 Telurnya berukuran
sebanyak 2.000-10.000
± 50 X 22 mikron,
butir telur perhari
bentuknya seperti
bahkan,terkadang dalam
tempayan dengan
kondisi tertentu dapat
kedua ujung
mencapai 20.000 butir
menonjol,
perhari.
berdinding tcbal dan
berisi larva. Kulit
Telur ini berada pada
bagian luar berwama
feses manusia, lalu
kekuning-kuningan
ketika dibuang akan
dan bagian
menglami embrionisasi
dalarnnya jemih.
dalam tanah, yaitu ketika
 Cacing dewasa
telur yang masih dalam
berwama merah
keadaan tidak infektif
muda, melekat pada
berubah menjadi infektif.
dinding sekum dan
pada dinding Dalam keadaan normal,
apendiks, kolon atau proses tersebut terjadi
bagian posterior pada saat minggu ketiga
ileum. Bagian tiga setelah feses dibuang.
perlima anterior Cacing ini sering
tubuh langsing, dan ditemukan pada anak
bagian posterior berumur 5-15 tahun dan
tebal, sehingga mudah berkembang biak
meyerupai cambuk. pada anak dengan
kebersihan buruk. Oleh
Karena itu, T. trichiura
lebih dominan
ditemukan di negara
berkembang Karena
sanitasi yang buruk dan
penduduknya yang lebih
sering bertempat tinggal
di pedesaan.

Siklus Hidup: Pencegahan:


1. Telur tidak 1. Buang air besar di
berembrio lewat WC dan menghindari
dalam feses pencemaran tanah
2. Tahap sel dengan telur Trichuris
3. Pembelahan lanjutan Trichiura
4. Telur berembrio
tertelan 2. Menghindari
5. Larva menetas penelanan tanah yang
dalam usus halus mungkin telah
6. Cacing dewasa terkontaminasi oleh
dalam sekum feses manusia yaitu
dimana termasuk
penggunaan feses
sebagai bahan pupuk.

3. Cuci tangan dengan


sabun atau air hangat
sebelum makan

4. Mengonsumsi
hidangan yang bersih.
5. Selalu mencuci
makanan seperti
sayuran, buah –
buahan, dan lain –
lain sebelum
dikonsumsi .

6. Peminuman air yang


tidak terfiltrasi tidak
dianjurkan.

7. Biasakan air yang


diminum telah
difiltrasi atau direbus
dahulu sebelum
dikonsumsi.

2.1 Morfologi Trichuris Trichiura


 Cacing jantan panjangnya 3-4 em, bagian halus seperti cambuk, bagian
ekor melingkar dan mengandung sebuah spicule.
 Cacing betina panjangnya 4-5 em, bagian anterior halus seperti cambuk,
bagian ekor lurus berujung turnpul. Vulva terdapat di bagian tubuh yang
mulai membesar, sedangkan anusnya terletak di bagian posterior tubuh.
 Telurnya berukuran ± 50 X 22 mikron, bentuknya seperti tempayan
dengan kedua ujung menonjol, berdinding tcbal dan berisi larva. Kulit
bagian luar berwama kekuning-kuningan dan bagian dalarnnya jemih.
 Cacing dewasa berwama merah muda, melekat pada dinding sekum dan
pada dinding apendiks, kolon atau bagian posterior ileum. Bagian tiga
perlima anterior tubuh langsing, dan bagian posterior tebal, sehingga
meyerupai cambuk.
2.2 Siklus Hidup Trichuris Trichiura
Cacing cambuk dewasa terjadi terutama di usus manusia tetapi juga
menghuni usus buntu dan rektum. Deposito betina hingga 1000 ~ 7000 telur
sehari-hari; setelah ke luar dari kotoran, telur berkembang secara perlahan di suhu
hangat, tanah lembab. Sebelum menetas, infeksi tahap ketiga larva berkembang
dalam tiga sampai lima minggu. Manusia yang baru terinfeksi pada saat telur
berembrio yang tertelan dengan makanan atau air yang terkontaminasi atau dari
jari. Larva menetas di bagian atas usus kecil dan cepat menggali ke dalam sel-sel
vili usus, di mana mereka dewasa, menjalani dua siklus di sekitar 3-10 hari.
Selanjutnya, mereka bermigrasi ke daerah sekum dan mengembangkan untuk
kematangan seksual di 30-90 hari dari waktu telur tertelan. Cacing dewasa
menanamkan panjang, ramping, ujung anterior tubuh mereka jauh ke dalam
submukosa usus. Sementara cacing ini biasanya bertahan sekitar 3-5 tahun di
tubuh manusia.
Cacing betina dewasa menghasilkan antara 3.000 hingga 20.000 telur per
hari, yang keluar dengan tinja. Dalam tanah, telur berkembang menjadi tahap 2-
sel, tahap pembelahan muka dan kemudian embryonate. Ini adalah telur
berembrio yang sebenarnya menular. faktor lingkungan seperti kelembaban yang
tinggi dan suhu yang hangat mempercepat perkembangan embrio. Hal ini
membantu menjelaskan kecenderungan geogra s untuk lingkungan tropis.
Dalam kondisi optimal, perkembangan embrio terjadi antara 15-30 hari. Infeksi
dimulai ketika telur ini berembrio yang tertelan. Telur menetas pertama di larva
usus kecil dan menembus epitel kolumnar dan menempatkan diri di atas lamina
propria. Setelah empat perubahan, cacing dewasa muncul dan pasif dibawa ke
usus besar. Di sini, infeksi ulang itu sendiri ke dalam sel kolumnar kolon,
biasanya dalam sekum dan naik ke usus. beban lebih berat dari infeksi menyebar
ke usus besar melintang dan rektum. Cacing ini menciptakan sebuah terowongan
syncytial antara mulut kriptus; di sinilah bagian anterior sempit threaded ke
mukosa dan lebih tebal akhir posterior menjorok ke lumen, memungkinkan telur
untuk melarikan diri. Pematangan dan kawin terjadi di sini sebagai well.The
merah muda abu-abu cacing dewasa adalah sekitar 30-50 mm, dengan betina
umumnya menjadi sedikit lebih besar dari laki-laki. Kebutuhan nutrisi Trichuris
tidak jelas; tidak seperti cacing tambang Namun, itu tidak muncul bahwa
Trichuris tergantung pada darah inangnya. Telur pertama terdeteksi dalam tinja
orang yang terinfeksi sekitar 60-90 hari setelah menelan telur berembrio. Rentang
hidup cacing dewasa adalah sekitar satu sampai tiga tahun. Tidak seperti Ascaris
dan cacing tambang, tidak ada fase migrasi melalui paru-paru cacing cambuk
dewasa terjadi terutama di usus besar host manusia, tetapi mungkin menghuni
usus buntu dan rektum juga. Deposito perempuan hingga 5.000 telur sehari-hari;
ini biasanya gentong dengan dua colokan polar. Telur mengukur 50 dengan 22
mmand mengandung uncleaved zigot di oviposisi, setelah telur unembryonated
lolos ke luar dalam kotoran dan berkembang secara perlahan di hangat tanah,
lembab. Sebuah belum menetas, infeksi, tahap ketiga larva berkembang di tiga
sampai enam minggu. Host manusia baru terinfeksi pada saat telur berembrio
yang tertelan dengan terkontaminasi makanan atau air atau dari jari. Larva
menetas di bagian atas dari usus kecil dan cepat menggali ke dalam sel-sel vili
usus dekat Crypts dari Lieberkuhn, di mana mereka dewasa, menjalani dua molts
di sekitar 3 sampai 10 hari. Selanjutnya, mereka bermigrasi ke daerah sekum, dan
mengembangkan untuk kematangan seksual dalam 30 sampai 90 hari dari waktu
yang telur tertelan. cacing dewasa menanamkan panjang, tubuh langsing mereka
dalam-dalam usus besar submukosa. posterior mereka berakhir membebaskan ke
lumen, memungkinkan fertilisasi terjadi dengan kemudian dibatalkan dengan
kotoran. Sedikit yang diketahui tentang kebutuhan gizi mereka, tapi tidak ada
bukti bahwa mereka bergantung pada darah host untuk setiap kebutuhan gizi.
Sementara cacing ini biasanya bertahan sekitar 2 tahun di host manusia, ada
laporan dari infeksi yang berlangsung 8 tahun atau lebih
Keterangan:
1. Telur tidak berembrio lewat dalam feses
2. Tahap sel
3. Pembelahan lanjutan
4. Telur berembrio tertelan
5. Larva menetas dalam usus halus
6. Cacing dewasa dalam sekum

2.3 Proses Penularan Trichuris Trichiura


Trichuris Trichiura menginfeksi usus kecil manusia dengan memakan
jaringan sekresi dengan cara memasukkan atau menguburkan bagian tubuhnya
yang tipis pada bagian anterior. Cacing itu umumnya menyerang bagian sekum
dan kolon pada manusia akan tetapi, pada orang yang terkena infeksi berat,
Trichuris Trichiura lebih sering ditemukan pada rectum. Seekor cacing T.
trichiura betina dapat memproduksi telur sebanyak 2.000-10.000 butir telur
perhari bahkan,terkadang dalam kondisi tertentu dapat mencapai 20.000 butir
perhari. Telur ini berada pada feses manusia, lalu ketika dibuang akan menglami
embrionisasi dalam tanah, yaitu ketika telur yang masih dalam keadaan tidak
infektif berubah menjadi infektif. Dalam keadaan normal, proses tersebut terjadi
pada saat minggu ketiga setelah feses dibuang. Cacing ini sering ditemukan pada
anak berumur 5-15 tahun dan mudah berkembang biak pada anak dengan
kebersihan buruk. Oleh Karena itu, T. trichiura lebih dominan ditemukan di
negara berkembang Karena sanitasi yang buruk dan penduduknya yang lebih
sering bertempat tinggal di pedesaan. Hal tersebut menyebabkan mereka
mendapatkan kontak dengan tanah lebih mudah yang pada akhirnya akan menjadi
factor pendukung terjadi infeksi T. trichuira.

2.4 Pencegahan Penularan Trichuris Trichiura


Prinsip pencegahan trikuriasis adalah dengan memutuskan rantai penularan
dan mencegah tertelannya telur infektif. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan
buang air besar di WC dan menghindari pencemaran tanah dengan telur Trichuris
Trichiura.
Selain itu, Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari penelanan tanah
yang mungkin telah terkontaminasi oleh feses manusia yaitu dimana termasuk
penggunaan feses sebagai bahan pupuk. Cuci tangan dengan sabun atau air hangat
sebelum makan dan mengonsumsi hidangan yang bersih. Selalu mencuci
makanan seperti sayuran, buah – buahan, dan lain – lain sebelum dikonsumsi .
serelahit, peminuman air yang tidak terfiltrasi tidak dianjurkan. Biasakan air yang
diminum telah difiltrasi atau direbus dahulu sebelum dikonsumsi.
Pencegahan sekunder terkait dengan pencegahan infeksi cacingan adalah
edukasi yang cukup untuk membekali seseorang, terutama anak kecil, agar tidak
terinfeksi Trichuris Trichiura. Edukasi dapat disampaikan dalam berbagai cara,
yaitu dapat secara formal maupun secara informal. Penyampaian di sekolah atau
di lembaga pendidikan lainnya termasuk penyampaian formal, akan tetapi,
terkadang pencegahan sekunder tidak cukup hanya formal, tetapi juga dibantu
dengan edukasi informal yaitu ketika diberikandirumah oleh orangtua ataupun
oleh anggota keluarga lainnya.

2.5 Faktor Penyebab dan Aspek Kesehatan


Kesadaran Masyarakat yang minim merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aspek kesehatan baik terkait hygiene maupun dari gaya hidup dan
sanitasi lingkungan. Penyakit akibat cacing Cambuk biasanya tersebar ketika
orang memakan makanan atau meminum air yang mengandung telur cacing. Hal
ini bisa terjadi bila sayuran yang terkontaminasi tidak begitu bersih atau tidak
dimasak sampai matang. Anak-anak yang bermain di tanah dan memasukkan
tangan mereka ke mulut akan dengan mudah terinfeksi cacing ini. Selain itu,
dalam hal hygiene seperti cara cuci tangan yang baik sesudah defekasi, cara
pembuangan tinja ,dll

2.6 Solusi
Untuk meminimalisir penularan Trichuris Trichiura adapun solusi yang
kami tawarkan yaitu meningkatkan kesadaran hygiene masyarakat dan perbaikan
sanitasi lingkungan. Hal ini dapat meminimalisir perkembangbiakan cacing
cambuk yang dapat menimbulkan penyakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Morfologi Cacing jantan dan betina ukurannya berbada, cacing betina lebih
panjang daripada cacing jantan. Telurnya berukuran ± 50 X 22 mikron. Kulit
bagian luar berwama kekuning-kuningan dan bagian dalarnnya jemih. Cacing
dewasa berwama merah muda.
 Siklus hidup; Telur tidak berembrio lewat dalam feses - Tahap sel -
Pembelahan lanjutan- Telur berembrio tertelan - Larva menetas dalam usus
halus - Cacing dewasa dalam sekum
 Proses penularannya itu bisa berasal dari orang yang terinfeksi penyakit dan
tanah yang kotor atau tercampur fases
 Faktor Penyebab dan Aspek Kesehatannnya berada pada kesadaran
Masyarakat yang minim baik terkait hygiene maupun dari gaya hidup dan
sanitasi lingkungan.
 Untuk meminimalisir penularan Trichuris Trichiura adapun solusi yang kami
tawarkan yaitu meningkatkan kesadaran hygiene masyarakat dan perbaikan
sanitasi lingkungan.

3.2 Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila ada terdapat kesalahan, mohon dapat dimaafkan dan dimaklumi karena
kami adalah hamba-Nya yang tak luput dari salah, khilaf dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Haryo, Adwin, Saleha Sungkar. 2014. Tingkat Pengetahuan MengenaiTrichuris


Trichiuradan Hubungannya dengan Karakteristik Demografi Santri Di Pesantren X,
Jakarta Timur sumber: jurnal hal 4

Setiyani, Endang, Dyah Widiastuti. 2008. Serba Serbi Parasit. Sumber: buku hal 21-
22

Ishak, Hasanuddin. 2019. Biomedik: Parasitologi Kesehatan. Sumber: buku hal 127-
129

Anda mungkin juga menyukai