Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KERJA PRAKTEK

TOOL GRINDING 1
(PENDESTAL GRINDING)
(Pembuatan Pahat Bubut dan Sekrap)

Disusun Oleh :

RIZKI FAUZIA MUHARAM (171234026)


RIZKI M PRIHANDIKA (171234027)
STEFI CANTARA (171234028)
SYAFIQ ADE P (171234029)
TOMI ALFA RIZKI (171234030)
YUDA MAULUDDIN (171234031)
ZIAN NUR FAUZI (171234032)

PROGRAM STUDI D4-TEKNIK PERANCANGAN DAN KONTRUKSI MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas izin-Nyalah ,kami dapat
menyelesaikan laporan tepat pada waktunya . Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan bagi orang orang yang mulia,Nabi Muhammad SAW,keluarga,sahabat ,serta orang
orang yang mengikuti jejak mereka.

Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah permesinan.di
Politeknik Negeri Bandung.

Dalam penyusunan laporan ini,kami banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan


serta dorongan dari berbagai pihak .Pada kesempatan yang baik ini ,kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Deni Mulyana,MT. sebagai Dosen pembimbing dalam melakukan praktek di


permesinan.
2. Kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa,dukungan dan
semangat.
3. Kepada pembimbing dan teknisi yang selalu membantu kami selama praktek di
permesinan
4. Kelas 1-TPKM sebagai keluarga yang selalu memberi support dan masukan yang
baik.
5. Dan semua pihak yang telah membantu kami dalam kegiatan praktek juga dalam
pembuatan laporan .

Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan bila
ada kekukarangan itu pasti datangnya dari kami.Oleh karena itu,kami mohon kritik dan saran
yang membangun demi kedepannya agar lebih baik. Namun,kami berusaha agar dapat
membuat laporan ini dengan usaha yang terbaik.Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan pembaca.

Bandung,29 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 2


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………..... 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………….. 2

BAB II.;LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian gerinda pendestal………………………………….. 3

2.2 Jenis-jenis Gerinda……………………………………………… 8

2.3 Mesin pendestal gerinda dan bagian-bagan serta fungsi….. 10

2.4 Peralatan bantu gerinda pendestal…………………………... 12

2.5 Jenis-jenis pahat bubut dan sekrap………………………….. 13

2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja di mesin gerinda……… 13

2.6.1 Pengertian……………………………………………… 13

2.6.2 Syarat keselamatan kerja…………………………….. 14

2.6.3 Personal Proctection Equipment (PPE)……………. 15

2.6.4 Keselamatan kerja di mesin gerinda………………... 15

2.6.5 Alat-alat keselamatan kerja yang digunakan………. 16

BAB III. PRAKTIKUM

3.1 Jurnal Praktikum……………………………………………… 18

3.2 Pahat Sekrap Netral………………………………………….. 20

3.3 Pembuatan Pahat Rata Kanan………………………........... 21

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan……………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..... 24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin gerinda berfungsi untuk menggerinda permukaan yang kasar agar benda kerja
menjadi rata dan halus. Serta dapat digunakan untuk mengasah alat kerja yang kecil dengan
tanganya, misalnya pahat, bor dan lain lain.

Sesuai dengan praktikum kami yaitu membuat pahat bubut/sekrap, pahat bubut akan
tumpul atau rusak seiring dengan pemakaian pahat bubut itu sendiri. Olaeh karna itu dalam
praktikum ini kami di tuntut harus mampu mamperbaiki dan membuat pahat bubut/sekrap
yang layak untuk di gunakan. Karena kualitas pahat bubut/sekrap sangat mempengaruhi hasil
pahatan dari pahat itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berasarkan latar belakang di atas, kualitan pahat bubut perlu di perhatikan untuk
mendapatkan hasil bubut yang maksimal. Baik dari bahan pahat itu sendiri atau dari
pembuatan pahat. Karena dengan bahan yang tidak kuat atau tidak sesuai dan proses
pambuatan pahat yang salah akan berdampak pada keterampilan, ketelitian, kesabaran serta
keuletan dan tanggung jawab yang tinggi dalam membuat pahat bubut/sekrap, terutama yang
perlu di perhatikan adalah penggunaan peralatan K3 dan peralatan bantun dengan baik dan
benar.

1.3 Tujuan
 Mahasiswa mampu mengenali berbagai pahat bubut
 Mahasiswa mampu mengetahui nama bagian dan sudut pahat bubut
 Mahasiswa mampu mengenali tanda tanda kerusakan pada pahat bubut
 Mahasiswa mampu mengetahui nama bagian mesin gerinda pedestal dan
fungsinya
 Mahasiswa mampu mengetahui batu gerinda dan karakteristiknya
 Mahasiswa mampu mengoprasikan mesin grinda pedestal
 Mahasiswa mampu mengasah pahat bubut (diawali teksini/dosen)
 Mahasiswa mampu mengenali alat alat bantu dan menggunakanya
 Mahasiswa mampu mengasah/membuat pahat bubut
 Mahasiswa mampu mengenali dan menggunakan alat ukut sudut
 Mahasiswa mampu menjalankan K3
BAB II
LANNDASAN TEORI

2.1 Pengertian Penggerindaan

Penggerindaan adalah proses pemotongan/pengasahan logam. Sedangkan Mesin


Gerinda adalah suatu alat ekonomis untuk menghasilkan bahan dasar benda kerja dengan
permukaan kasar maupun permukaan yang halus untuk mendapatkan hasil dengan ketelitian
yang tinggi. Mesin Gerinda dalam pengoprasionalan nya menggunakan Mata Gerinda, jadi
mesin gerinda merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak,
dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang mana digunakan untuk kemapuan
dalam penggunaan untuk mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja.

1. Bagian – Bagian dari Roda Gerinda


Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :
- Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
- Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive selama
pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam
ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam
pengasahannya.
2. Pembuatan roda-roda gerinda
Butiran-butiran abrasive dan perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan
dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang tinggi dan suhu antara 42°- 45° C.
Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan. Perekat roda
gerinda kemudian di “vitrify” kan pada suhu antara 1200°- 1300°C dan didinginkan
dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan kadang-kadang maksimum
lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi keamanan, pemeriksaan
yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.
3. Aksi Potong (pemotongan)
Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam.
Apabila diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja,
akan memotong beram-beram. Untuk mendapatkan pemotongan yang baik, butir
butiran yang tumpul harus :
 Dibelah/dipotong dan dibentuk sisi potong yang baru, atau
 Dibuang dari doda gerinda dan butir butiran lain akan muncul melanjutkan
pemotongan

Faktor lain yang mempengaruhi proses pemotongan pada roda


gerinda, antara lain :

 Pengasahan (alam)
 Ukuran butiran – butiran
 Tingkat kekerasan
 Struktur
 Perekat

4. .Bahan Asah/Pengasah
Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide, boron nitride, dan
intan yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang digunakan sampai
sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka ragam dalam kekerasan dan kerapuhan
,mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda.
 Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan
persentase campuran yang bermacam-macam.
 Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat
kemurniannya.
 Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang dibuat
dari dapur tinggi listrik.
 Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat dalam
dapur tinggi listrik.
 Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp.
 Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni, sekarang ini
dibuat untuk pembuatan proses industri.
5. Ukuran Butiran – butiran
Ukuran butiran di tunjukan oleh penyaringan butiran – butiran pengasah, melalui
penyaringan yang memopunyai jumlah mata jalanya – mata jala perlinear inch
(grit).
Contoh :
Ukuran butiran : 30, berarti butiran akan menembus penyaring dengan jumlah
mata jala 27 per inch dan akan tertahan pada penyaring dengan 33 mata jala per
inch nya.

6. Perekat
Perekat harus mengikat butiran-butiran pengasah bersama-sama dan melengkapi
roda gerinda dengan kekuatan dan kekerasan. Ada beberapa tipe perekat yang
digunakan dan masing-masing tipe mempunyai kegunaan tersendiri.
 Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan kwrsa
dicampur pada suhu kira-kira 1100°-1350°C. Roda gerinda ini sensitif
terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak berubah karena panas atau
dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli.
 Silicate bonds (mineral bond) komponen ini digunakan silicate dari soda
(water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai bahan anti air Dengan
perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepasdari pada vitrified
bond
 Shellac bonds (organik bond) Roda gerinda “shellac” dapat dibuat tipis 3
mm atau kurang. Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan
terhadap panas rendah.
 Rubber bonds (organik bond) untuk membuat roda gerinda ini, karet murni
dicampur dengan sulfur sebagai komponen pemanas. Roda gerinda ini
dapat digunakan juga sebagai pemotong.
 Synthetic resin bond bakelite adalah salah satu perekat yang digunakan
untuk pembuatan roda gerinda potong yang tipis. Perekat ini elastis dan
ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak besi tuang dan
menggerinda las.
7. Tingkatan

Istilah tingkatan disini menujukan kekerasan relatip dari roda gerinda. Ketahanan
( kekuatan memegang ) batu gerinda adalah kemampuan perekat memegang
butiran-butiran pemotong (pengasah) melawan pelepasan-pelepasan butiran
dalam tekanan penggerindaan.

8. Struktur
Struktur atau ruang butiran ditentukan oleh perbandungan dan penyusunan dari
butiran pengasah dan perekat. Perbandingan dari perekat dalam roda gerinda
berkisar antara 10% sampai 30% dari volume total gerinda.
Nomor Struktur Ing/Jer Swiss Banyaknya pori – pori / Ukuran

0-1 0-9 Sedikit l Sangat Padat

2-3 11-13 Sedang M Padat

4-5 14-16 Banyak H Sedang

6-7 17-19 Halus F Terbuka

8-9 20 Sangat Halus ff Sangat Terbuka

Tabel struktur yang di pengaruhi oleh pori-pori pada gerinda


9. Cairan Pendingin

 Jenis Coolant Water Blow Berdasarkan Komposisinya


Cairan pendingin bermacam-macam bahan atau komposisinya disesuaikan
dengan pengunaanaya, jenis cairanya yaitu:
a. Cairan sintetik (synthetic fluids, chemical fluids)
b. Cairan Emulisi (emulisions, water miscible fluids)
c. Cairan semi sintetik
d. Minyak

 Jenis Coolant Berdasarkan Kandunganya


Sedangkan jenis-jenis pendingin berdasarkan kandungan pembentuknya yaitu:
a. Water Base
b. Gil Bax
c. Campuran

Pendinginan yang baik memiliki anti karat, menurunkan panas yang tinggi, tidak mudah
panas. Pelumas yang baik mengatur menurunkan panas berikutnya, dan mempunyai daya
pancar yang cepat bila ditambah air.

Dua kelompok cairan pemotongan untuk penggerindaan, yaitu:

1. Soluble-campuran oli(oli dengan air, dicampur dengan perbandingan 1:20)


Ini berdasarkan dari oli tambang dengan pencampur, apabila ditambah air, terbentuk
campuran air dan oli. Para pabrik memproduksi campuran yang gelap, rupanya ke
susususan, contohnya : Dromus B dari shell.
Campuran ini hanya stabil bila pengambilannya teratur dan menambahkan oli ke air
dengan diaduk atau digerakan dengan konstan dan setelah itu jangan ditambahkan
air ke oli lagi.
2. Pendingin dari campuran kimia (Cairan dengan air dicampur 1:50 – 1:80)
Pendinginn ini luas penggunaannnya untuk penggerindaan, pendingin campuran kimia
atau pendingin sytetis tembus cahaya. Ini diperlukan untuk operator yang ingin
mengamati operasi pengerjaan. Pendingin ini mempunyai keseimbangan yang baik,
dan pelindung karat yang baik, misalnya: Bp. ENERGOL GF.15.
Pendingin ini mengandung sodium nitrite, triethanolamine dan sodium
mercaptobenzole.
2.2 Jenis Mesin Gerinda
1. Pedestial Type Grinder
Mesin gerinda berdiri merupakan mesin gerinda yang terpasang pada
kakinya yang tinggi. Mesin gerinda ini juga disebut dengan mesin gerinda
lantai, karena diletakkan langsung pada lantai. Pedestial Type Grinder ini
tergolong gerinda yang kurang praktis dalam pengerjaan, hanya saja
gerinda ini pada umumnya selalu dipakai dalam pengerjaan permesinan
karena tergolong yang paling banyak fungsi dibanding gerinda portable
portable

2. Bench Type Grinder

Mesin gerinda duduk dipakai untuk mengasah benda yang berukuran


kecil, misalnya seperti mata bor, pahat tangan, kapak, pahat bubut pisau,
golok dan lainnya. Pada mesin gerinda duduk, jenis batu gerinda kasar di
pasang pada bagian sebelah kiri, sedangkan jenis batu gerinda halus
dipasang pada bagian sebelah kanan.

Pemasangan dua jenis batu gerinda tersebut bertujuan agar mesin gerinda
ini mempunyai dua fungsi sekaligus, yakni sebagai pemotong dan
pengasah. Fungsi pemotong menggunakan batu gerinda kasar sedangkan
fungsi pengasah menggunakan batu gerinda halus. Gerinda tipe ini juga
memiliki kelebihan lain yaitu dapat menggerinda suatu benda sesuai
dengan sudut yang diinginkan, karena sudut dari tool rest atau meja benda
gerinda dapat diubah – ubah sudutnya sesuai dengan yang diinginkan.

3. Portable Type Grinder

Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya


penggerak yang diteruskan dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi
roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil atau untuk keperluan
rumah tangga karena jenis gerinda ini merupakan jenis gerinda yang paling
praktis dan dapat dibawa kemana saja. Kekurangannya gerinda jenis ini
memiliki fungsi yang terbatas karena hanya dapat menggerinda benda –
benda kecil saja.
2.3 Mesin Pedestal Grinding dan Bagian-Bagiannya Serta Fungsinya

1. Pelindung Batu Gerinda


2. Meja
3. Switch On/off
4. Dudukan Mesin Gerinda
5. Batu Gerinda
6. Motor Listrik
7. Dudukan Pahat Bersudut
8. Penyetel Sudut
9. Tempat Air Pendingin/coolent

NO Nama Bagian Fungsi

1. Pelindung Batu Gerinda Mencegah operator dari percikan


api/debu.

2. Meja pengasah dudukan pahat Untuk menyangga benda kerja.

3. Switch On/Off Untuk menyalakan/ mematikan.

4. Dudukan mesin gerinda Sebagai dudukan mesin gerinda pedestal.

5. Batu Gerinda Untuk mengasah pahat.


6. Motor Listrik Sebagai penggerak mesin gerinda.

7. Dudukan pahat bersudut Sebagai dudukan pahat untuk mengatur


sudut.

8. Penyetel sudut Untuk mengatur sudut.

9. Tempat air pendingin / Coolent Untuk mendinginkan benda kerja/ tempat


coolent.

2.4 Alat-alat bantu dan fungsinya

No Nama alat Fungsi Gambar


1. Penggaris Untuk mengukur
panjang,lebar,tinggi
benda kerja dan
bias sebagai alat
bantu untuk
membuat garis
lurus pada benda
kerja.
2. Penggores Alat bantu untuk
menggores pada
benda kerja
3. Air Untuk
Pendingin mendinginkan
benda kerja

4. Bevel Untuk mengukur


Protector sudut pada benda
kerja

5. Apron Untuk melindungi


pakaian dari debu

2.5 Jenis-jenis pahat bubut/sekrap


1) Pahat bubut kasar kanan
2) Pahat bubut tepi rata kanan
3) Pahat bubut / sekrap netral
4) Pahat bubut alur/ celah bubut / Sekrap
2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Mesin Gerinda

2.6.1 Pengertian

Dalam pemahaman yang umum, keselamatan dan kesehatan kerja (K3),


adalah segala upaya untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sasaran utama
K3 ditujukan kepada para pekerja, dengan melakukan segala daya upaya berupa
pencegahan, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar terhindar
dari resiko buruk di dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan memberikan
perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat bekerja
dengan aman, sehat, dan produktif. Secara filosofis, K3 merupakan upaya dan
pemikiran guna mejamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani ataupun rohaniah
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya serta hasil karya dan
budaya manusia.

 Kesehatan Kerja adalah menyangkut kemungkinan ancaman terhadap


kesehatan seseorang yang bekerja pada suatu tempat atau perusahaan selama
waktu kerja normal yang banyak terpengaruhi oleh kondisi tempat kerja
individu tersebut.
 Keselamatan Kerja adalah menyangkut resiko dari orang yang bekerja di
suatu tempat atau perusahaan yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi
di dalam tempat atau perusahaan tersebut.

2.6.2 Syarat Keselamatan Kerja

Sebelum melakukan kerja bengkel, operator harus terlebih dahulu mengetahui


atau memahami syarat-syarat K3 dan penyebab yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Hal ini dimaksudkan agar operator dapat mencegah atau mengurangi
kecelakaan :

Pengaruh syarat-syarat K3 meliputi upaya:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


2. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
3. Memberi alat-alat pertolongan diri kepada para pekerja;
4. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis;
5. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;
6. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.

Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan:

1. Benda tajam, yaitu segala jenis benda tajam yang beresiko menyebabkan
kecelakaan;
2. Panas atau api, biasanya sisa proses pemesinan yang dapat menimbulkan
panas/api;
3. Putaran Mesin, yaitu perputaran yang dihasilkan oleh mesin;
4. Licin akibat oli atau coolant yang membasahi lantai;
5. Zat kimia.

2.6.3 Personal Protection Equipment (PPE) dan Persiapan Kerja Bengkel:

1. Pakaian Kerja (Wear Pack)


2. Rambut rapih, apabila panjang harus diikat.
3. Hati-hati dalam peletakan dan penyimpanan benda kerja.
4. Jangan menggunakan cincin, gelang, dan segala aksesori yang melekat di
tangan.
5. Gunakan kacamata pengaman.
6. Gunakan sepatu pengaman.
7. Gunakan celemek atau apron.

2.6.4 Keselamatan Kerja di Mesin Gerinda:

1. Beri pelumas pada bagian yang bergerak.


2. Jangan memindahkan kecepatan putaran benda kerja pada saat mesin
tidak berputar.
3. Kencangkan segala baut-baut pada mesin.
4. Sediakan selalu air pendingin selama pemrosesan benda kerja.
5. Tetap fokus selama pengerjaan, jangan memaksakan diri ketika mengantuk
atau tidak dapat berkonsentrasi.
6. Pakailah kacamata pengaman.
7. Pakailah sepatu pengaman.
8. Pakailah celemek atau apron
9. Diusahakan untuk tidak menggunakan sarung tangan sebab bisa
mengakibatkan tertarik oleh putaran roda gerinda.
10. Sediakan lap kering guna membantu memegang benda kerja ketika panas
akibat gesekan pada saat pemrosesan.

2.6.5 Alat – alat Keselamatan kerja yang harus di gunakan

1. Safety Shoes

2. Kaca Mata
3. Wear pack/apron
BAB III

PRAKTIKUM

3.1 JURNAL PRAKTIKUM

LABORATORIUM : Lab Pemesinan NAMA : RIZKI FAUZIA M


MATA KULIAH : Teknik Pemesinan NIM : 171234026
NAMA : RIZKI MUHAMAD P
NIM : 171234027
NAMA : STEFI CANTARA
NIM : 171234028
NAMA : SYAFIQ ADE P
NIM : 171234029
NAMA : TOMI ALFA RIZKI
NIM : 171234030
NAMA : YUDA MAULUDDIN
NIM : 171234031
NAMA : ZIAN NUR FAUZI
NIM : 171234032

CATATAN MINGGUAN

Hari/Tanggal Kegiatan Waktu (jam)


Kamis/15 Februari 2018 Pahat Rata Kanan 07.00-12.20 WIB
Kamis/22 Februari 2018 Pahat Ulir Metrik 07.00-12.20 WIB
Kamis/29 Maret 2018 Pembuatan Laporan 07.00-12.20 WIB
Kamis/5 Maret 2018 Pengumpulan Laporan 07.00-12.20 WIB

Bandung, 7 Maret 2018

Pengajar

Deni Mulyana, MT
3.2 Pahat Sekrap Netral

Dengan melihat gambar tersebut cara kerjanya adalah :

 Mula - mula kita persiapkan alat –alat bantu yang akan dipakai dan mesin gerinda
yang akan digunakan, jangan lupa gunakan juga peralatan safety.
 Cek kerataan dan kekencangan dari batu gerinda yang akan digunakan. Kalau belum
rata, ratakan dengan dresser. Kalau belum kencang, kencangkanlah.
 Setelah mempersiapkan alat dan mesin yang akan digunakan, baru melangkah pada
benda kerja yang akan dikerjakan.
 Mulailah dengan menggaris atau menggambar sudut benda kerja dengan
menggunakan bevel protector, mistar baja, dan penggores.
 Roughing benda kerja dengan batu gerinda yang berwarna hitam, sampai mendekati
sudut yang ditentukan (sudut 30° pada bagian kanan dan kiri benda kerja) dan sisakan
kira – kira 1mm untuk proses finishing. Bila benda kerja mulai panas celupkan ke cairan
coolant atau pendingin.
 Setting pelat penahan pada 8° untuk proses finishing yang bersudut 8°, yaitu bidang
A dan B (mempunyai sudut 30°).
 Setelah itu, setting pelat penahan pada 10° dan mengerjakan benda kerja pada bidang
C dimulai dari roughing dengan batu gerinda berwarna hitam dan lalu mengejakan
proses finishing sampai selesai. Dapat kita lihat hasilnya pada gambar di bawah ini :
3.3 Pembuatan Pahat Rata Kanan

Sesuai dengan gambar kerja yang ada, pengerjaannya adalah :

 Pertama siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk bekerja dan pastikan mesin gerinda
yang akan dipakai siap untuk digunakan. Perhatikan prosedur safety yang berlaku!.

 Lakukan pengecekan mesin gerinda yang akan digunakan seperti cek kerataan dan
kekokohan batu gerinda yang menempel di mesin gerinda. Jika didapati batu gerinda
longgar, maka kencangkan sebelum digunakan.

 Setelah mempersiapkan peralatan dan mesin yang akan digunakan, persiapkan benda
kerja yang tersedia, dimulai dengan mengukur sudut yang akan digerinda dengan
menggunakan bavel protactor kemudian menggores/menggaris benda kerja tersebut
menggunakan penggores yang tersedia.

 Langkah kerja yang pertama adalah dengan menggerinda benda kerja menggunakan
gerinda kasar dengan sudut yang sudah ditentukan ( 60̊ dan 30̊)

 Selanjutnya landasan penahan benda kerja disetting dengan sudut 8̊ dan benda kerja
tersebut digerinda halus dengan sudut tersebut untuk setiap bidang yang sudah digerinda
yaitu bidang yang mempunyai sudut 30̊ dan 60̊.

 Terakhir finishing pengerjaannya yaitu menggerinda dengan setting landasan gerinda


sudut 10̊ namun lebih baik digerinda kasar terlebih dahulu agar dapat mengurangi waktu
pengerjaan dan kemudian baru digerinda halus 10̊

 Jika benda kerja panas maka dinginkan dengan coolant/pendingin yang tersedia disetiap
mesin gerinda.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada praktik gerinda dilakukan berbagai bentuk pengasahan untuk membuat beberapa
macam pahat bubut yaitu pahat bubut pahat bubut kasar kanan , pahat bubut tepi rata kanan
, pahat bubut netral.

Dalam praktik gerinda,dibutuhkan ketelitian,keterampilan,dan konsentrasi,terutama


dalam pengukuran sudut dan pengasahannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://riesmant.blogspot.co.id/2010/03/mesin-gerinda-penggerindaan-adalah.html

https://www.bersosial.com/threads/pengertian-mesin-gerinda-sebagai-alat-potong-besi-dan-
stainless.26757/

Anda mungkin juga menyukai