Anda di halaman 1dari 11

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI KELURAHAN SIANTAN HULU
PONTIANAK UTARA

UMI SORAYA
NIM I31110020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN
SIANTAN HULU PONTIANAK UTARA

Oleh:
Umi Soraya*
Yuyun Tafwidhah**
Berthy Sri Utami Adiningsih**
Abstrak

Latar Belakang: hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering dijumpai pada lansia, karena
bertambahnya umur dan penurunan fungsi fisiologis akibat proses degeneratif. Hal ini dapat diobati melalui dua cara
yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Aromaterapi merupakan salah satu terapi non farmakologi yang dapat
digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
Objektif: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi.
Metode: jenis penelitian quasy experiment dengan rancangan penelitian pre test and post test with control group
dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 36 orang yang terdiri dari 18 orang kelompok
intervensi dan 18 orang kelompok kontrol. Analisis penelitian menggunakan uji alternatif Wilcoxon.
Hasil: rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum diberikan aromaterapi lavender yaitu 154,44 mmHg dan 95
mmHg, dan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah diberikan aromaterapi lavender yaitu 138,89 mmHg
dan 85 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum tanpa diberikan aromaterapi lavender
yaitu 155,56 mmH dan 96,11 mmHg, dan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah tanpa diberikan
aromaterapi lavender yaitu 153,89 mmHg dan 96,11 mmHg.
Kesimpulan: ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Kelurahan Siantan Hulu Pontianak Utara tahun 2014.

Kata Kunci : aromaterapi lavender, hipertensi, lansia

THE INFLUENCY OF LAVENDER AROMATHERAPY FOR DECREASING OF


BLOOD PRESSURE IN ELDERLY WITH HYPERTENSION AT SIANTAN HULU
VILLAGE NORTH PONTIANAK

Abstract
Background: hypertension is one of the non-contaminate diseases that are common in the elderly, because of age and
physiological function decrease due to degenerative processes. It can be treated in two ways, namely pharmacological
and non-pharmacological treatment. Aromatherapy is one of the non-pharmacological treatments that can be used to
reduce blood pressure in elderly with hypertension.
Objective: this study was conducted to determine the influency of lavender aromatherapy to reduce blood pressure in
erderly with hypertension.
Methods: this research methodology used quasy-experiment with pre-test and post-test with control group by purposive
sampling technique. The sample of this research was composed of 36 peoples consist of 18 peoples in the intervention
group and 18 peoples in the control group. The analysis of this research used alternatives test of Wiloxon.
Results: mean of systole and diastole blood pressures before given lavender aromatherapy are 154.44 mmHg and 95
mmHg, mean of systole and diastole blood pressure after given lavender aromatherapy are 138.89 mmHg and 85
mmHg. In other hand the mean systole and diastole blood pressures before given without lavender aromatherapy are
155.56 mmHg and 96.11 mmHg, and the mean of systole and diastole blood pressures after being given without
lavender aromatherapy are 153.89 mmHg and 96.11 mmHg.
Conclusion: there is influency of lavender aromatherapy for blood pressure decreasing in elderly with hypertension at
Siantan Hulu North Pontianak in 2014.

Keywords : lavender aromatherapy, hypertension, elderly

* Nursing Student Tanjungpura University


** Nursing Lecturer Tanjungpura University
PENDAHULUAN dipersepsikan oleh otak. Minyak esensial
seperti lavender, ylang ylang, helichrysum,
Bertambahnya umur diikuti dengan
marjoram, dan lemon biasanya digunakan
penurunan fungsi fisiologis akibat proses
untuk menurunkan tekanan darah tinggi
degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak
(Walsh, 2011). Lavender diketahui efektif
menular banyak muncul pada usia lanjut.
terhadap kecemasan, stres dan depresi sebagai
Penyakit tidak menular pada lansia di
sebuah obat penenang yang kuat, memulihkan
antaranya hipertensi, stroke, diabetes melitus
kelelahan otot dan membantu sirkulasi darah
dan radang sendi atau rematik (Kemenkes RI,
(Buckle et al., 1997 dalam Kim & Kwon,
2013). Salah satu penyakit degeneratif yang
2010). Lavender mengandung sebagian besar
mempunyai tingkat morbiditas dan mortilitas
ester (26%-52%), yang mana dapat
tinggi adalah hipertensi (Darmojo & Hadi,
menenangkan dan memberikan efek langsung
2004).
pada sistem saraf (Young DG, 2003 dalam
Hipertensi menjadi masalah pada
Walsh et al., 2011).
lanjut usia karena sering ditemukan dan
Menurut keterangan petugas
menjadi faktor utama parah jantung dan
puskesmas dan studi pendahuluan yang
penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh
dilakukan oleh peneliti, bahwa sebagian besar
kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh
lansia di Kelurahan Siantan Hulu menderita
penyakit jantung dan serebrovaskuler
hipertensi, yaitu sebanyak 526 kasus pada
(Wahjudi, 2008). Hipertensi adalah faktor
tahun 2013 (Dinkes Kota Pontianak, 2013).
risiko penting bagi perkembangan dan
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
peningkatan penyakit jantung, yang
belum ada intervensi dalam mengatasi
diperkirakan akan menjadi penyebab utama
hipertensi yang menggunakan terapi
kematian dan kecacatan di seluruh dunia pada
nonfarmakologi seperti penggunaan
tahun 2020 (WHO, 2008). Hipertensi sering
aromaterapi, sehingga peneliti tertarik untuk
tidak menunjukkan gejala, sehingga baru
meneliti pengaruh aromaterapi lavender
disadari bila telah menyebabkan gangguan
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
organ seperti gangguan fungsi jantung atau
dengan hipertensi di Kelurahan Siantan Hulu.
stroke (Depkes RI, 2012).
Pengobatan hipertensi ada dua cara
METODE PENELITIAN
yaitu pengobatan secara farmakologis dan non
farmakologis. Pengobatan secara farmakologis Jenis penelitian ini adalah penelitian
yaitu pengobatan yang menggunkanan obat- kuantitatif, dengan menggunakan desain
obatan seperti diuretik, penghambat-beta, penelitian eksperimen semu (quasy
simpatolitik sentral, penghambta-alfa, experiment). Rancangan ini berupaya untuk
vasodilator arteri, penghambat kanal kalsium, mengungkapkan hubungan sebab akibat
inhibitor ACE, dan antagonis reseptor tipe 1 dengan cara melibatkan kelompok kontrol di
angiotensin II (Graber & Robert, 2006). samping kelompok eksperimental. Dalam
Disamping itu juga ada pengobatan secara rancangan ini, kelompok eksperimental diberi
alternatif (terapi nonfarmakologis) yang perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.
meliputi: 1) akupresur (akupuntur tanpa Pada kedua kelompok perlakuan diawali
jarum), 2) pengobatan herbal dari cina, 3) dengan pra tes, dan setelah pemberian
terapi jus, 4) terapi herbal, 5) pijat, 6) yoga, 7) perlakuan diadakan pengukuran kembali
aromaterapi, 8) pernafasan dan relaksasi, 9) (pasca tes) (Nursalam, 2011).
pengobatan pada pikiran dan tubuh; Populasi dalam penelitian ini adalah
biofeedback meditasi, hipnosis, dan 10) seluruh lansia dengan hipertensi yang tinggal
perawatan di rumah (Jain, R., 2011). di Kelurahan Siantan Hulu Pontianak Utara.
Aromaterapi merupakan cara efektif Teknik sampling dalam penelitian ini
dan lembut untuk meningkatkan kesehatan menggunakan teknik nonprobability sampling
tubuh, mengatasi gangguan-gangguan ringan, dengan purposive sampling, yaitu suatu teknik
serta membuat rileks (Charlish & Davies, penetapan sampel dengan cara memilih sampel
2005). Sebagaimana dengan pijat, aromaterapi diantara populasi sesuai dengan yang
bisa membantu penyembuhan penderita dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
hipertensi dalam membebaskan mereka dari penelitian), sehingga sampel tersebut dapat
stres, maupun gejala-gejala lain yang terkait mewakili karakteristik populasi yang telah
dengan stres seperti kecemasan, insomnia, dikenal sebelumnya (Nursalam, 2011).
hingga depresi. Menghirup minyak Jumlah sampel dalam penelitian ini
aromaterapi sendiri dianggap sebagai cara adalah 36 orang yang dibagi menjadi 2
penyembuhan yang paling langsung dan cepat. kelompok yaitu kelompok kontrol dan
Hal ini dikarenakan molekul-molekul minyak kelompok intervensi. Kriteria sampel yang
essensial yang mudah menguap bereaksi digunakan adalah lansia yang berusia 60 tahun
langsung pada organ penciuman dan langsung ke atas, bersedia menjadi responden penelitian,
menderita hipertensi, saat pengukuran tekanan memiliki nilai minimal dan maksimal yaitu
darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah 140-180 mmHg dan 80-120 mmHg. Hasil
diastolik ≥90 mmHg. Sedangkan lansia yang estimasi interval penelitian disimpulkan bahwa
tidak menyukai aroma lavender dan gangguan 95% diyakini rata-rata tekanan darah sistolik
penciuman tidak dimasukan ke dalam sampel yaitu 148,01-160,88 mmHg dan tekanan darah
penelitian ini. diastolik yaitu 90,10-99,90 mmHg.
Variabel independen dalam penelitian
ini adalah aromaterapi lavender, sedangkan Tabel 2: Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
variabel dependen dalam penelitian ini adalah Lansia dengan Hipertensi Kelompok Kontrol
tekanan darah. Sebelum tanpa Diberikan Aromaterapi
Alat dan bahan yang digunakan dalam Lavender di Kelurahan Siantan Hulu
penelitian ini adalah lembar instrumen data
pengukuran tekanan darah, sfigmomanometer, Tekanan
Mean Median SD Min-Max
stetoskop, dan kapas, serta aromaterapi Darah
Sistolik 155,56 155 14,234 140-190
lavender yang berupa minyak esensial. Diastolik 96,11 95 9,164 80-120
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan Berdasarkan tabel di atas diketahui
reliabilitas lagi karena sfigmomanometer rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
merupakan alat ukur baku yang digunakan sebelum tanpa diberikan aromaterapi lavender
untuk mengukur tekanan darah. yaitu 155,56 mmHg dan 96,11 mmHg. Dari
Pengaruh aromaterapi lavender nilai rata-rata tekanan darah tersebut
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia menunjukkan bahwa lansia mengalami
dengan hipertensi dianalisa menggunakan uji hipertensi derajat 1. Nilai median tekanan
statistik uji T-test yaitu uji beda dua mean darah sistolik yaitu 155 mmHg dan tekanan
dependen (paired sampel T-test). darah diastolik yaitu 95 mmHg. Tekanan darah
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan sistolik dan diastolik memiliki nilai minimal
Siantan Hulu Pontianak Utara, yang mana dan maksimal yaitu 140-190 mmHg dan 80-
proses penelitian ini menekankan pada masalah 120 mmHg. Hasil estimasi interval penelitian
etika keperawatan yaitu bersedia untuk disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
dilakukan penelitian (informed consent), tidak tekanan darah sistolik yaitu 148,48-162,63
mencantumkan nama resonden (anonimity), mmHg dan tekanan darah diastolik yaitu
semua informasi responden akan dijamin 91,55-100,67 mmHg.
kerahasiaannya oleh peneliti (confidentiality)
dan memperhitungkan manfaat dan kerugian Tabel 3: Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
yang ditimbulkan (balancing human harms Lansia dengan Hipertensi Kelompok
and benefit). Intervensi Setelah Diberikan Aromaterapi
Lavender di Kelurahan Siantan Hulu
HASIL PENELITIAN
Tekanan
Responden pada penelitian ini Darah
Mean Median SD Min-Max
berjumlah 36 orang yang dibagi menjadi 2 Sistolik 138,89 140 12,314 120-160
kelompok yaitu kelompok kontrol dan Diastolik 85 90 8,575 70-100
kelompok intervensi
Berdasarkan tabel tersebut diketahui
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Tekanan Darah rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
Lansia dengan Hipertensi Kelompok setelah diberikan aromaterapi lavender yaitu
Intervensi Sebelum Diberikan Aromaterapi 138,89 mmHg dan 85 mmHg. Data tersebut
Lavender di Kelurahan Siantan Hulu menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi
mengalami penurunan tekanan darah yaitu
Tekanan sebesar 15,55 mmHg untuk tekanan darah
Mean Median SD Min-Max
Darah
Sistolik 154,44 150 12,935 140-180
sistolik dan 10 mmHg untuk tekanan darah
Diastolik 95 90 9,852 80-120 diastolik. Nilai median tekanan darah sistolik
yaitu 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
Berdasarkan tabel di atas diketahui yaitu 90 mmHg. Tekanan darah sistolik dan
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik diastolik memiliki nilai minimal dan maksimal
sebelum diberikan aromaterapi lavender yaitu yaitu 120-160 mmHg dan 70-100 mmHg. Hasil
154,44 mmHg dan 95 mmHg. Dari nilai rata- estimasi interval penelitian disimpulkan bahwa
rata tekanan darah tersebut menunjukkan 95% diyakini rata-rata tekanan darah sistolik
bahwa lansia mengalami hipertensi derajat 1. yaitu 132,77-145,01 mmHg dan tekanan darah
Nilai median tekanan darah sistolik yaitu 150 diastolik yaitu 80,74-89,26 mmHg.
mmHg dan tekanan darah diastolik yaitu 90
mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Dari hasil uji normalitas data
Lansia dengan Hipertensi Kelompok Kontrol diketahui distribusi data tidak normal sehingga
Setelah tanpa Diberikan Aromaterapi Lavender menggunakan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon
di Kelurahan Siantan Hulu dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
Berdasarkan hasil uji tersebut didapatkan nilai
Tekanan p tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
Mean Median SD Min-Max
Darah diberikan aromaterapi lavender yaitu 0,000
Sistolik 153,89 150 15,392 130-190
Diastolik 96,11 95 9,164 80-120 (p<0,05), dan tekanan darah diastolik sebelum
dan setelah diberikan aromaterapi lavender
Dari tabel tersebut diketahui bahwa yaitu 0,001 (p<0,05). Sehingga dapat
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik disimpulkan bahwa ada penurunan tekanan
setelah tanpa diberikan aromaterapi lavender darah pada lansia dengan hipertensi setelah
yaitu 153,89 mmHg dan 96,11 mmHg. Data diberikan aromaterapi lavender.
tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah
lansia dengan hipertensi tidak mengalami Tabel 6: Analisis Tekanan Darah Lansia
penurunan yang signifikan atau lansia tetap dengan Hipertensi Kelompok Kontrol
mengalami hipertensi derajat 1. Nilai median Sebelum dan Setelah tanpa Diberikan
tekanan darah sistolik yaitu 150 mmHg dan Aromaterapi Lavender di Kelurahan Siantan
tekanan darah diastolik yaitu 95 mmHg. Hulu
Tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki
Tekanan
nilai minimal dan maksimal yaitu 130-190 Darah
Mean Median SD Min-Max
mmHg dan 80-120 mmHg. Hasil estimasi sistolik
155,56 155 14,234 140-190
interval penelitian disimpulkan bahwa 95% sebelum
diyakini rata-rata tekanan darah sistolik yaitu sistolik
153,89 150 15,392 130-190
setelah
146,23-161,.54 mmHg dan tekanan darah diastolik
diastolik yaitu 91,55-100,67 mmHg. 96,11 95 9,164 80-120
sebelum
diastolik
96,11 95 9,164 80-120
Tabel 5: Analisis Tekanan Darah Lansia setelah
dengan Hipertensi Kelompok Intervensi
Sebelum dan Setelah Diberikan Aromaterapi Berdasarkan tabel di atas diketahui
Lavender di Kelurahan Siantan Hulu rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan
setelah tanpa diberikan aromaterapi lavender
Tekanan yaitu 155,56 mmHg dan 153,89 mmHg, dan
Mean Median SD Min-Max
Darah
tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
sistolik
154,44 150 12,935 140-180 tanpa diberikan aromaterapi lavender yaitu
sebelum
sistolik 96,11 mmHg. Nilai median tekanan darah
138,89 140 12,314 120-160
setelah sistolik sebelum dan setelah tanpa diberikan
diastolik aromaterapi lavender yaitu 155 mmHg dan 150
95 90 9,852 80-120
sebelum
diastolik mmHg serta nilai median tekanan darah
85 90 8,575 70-100 diastolik sebelum dan setelah tanpa diberikan
setelah
aromaterapi lavender yaitu 95 mmHg. Tekanan
Tabel di atas menujukkan bahwa rata- darah sistolik sebelum dan setelah tanpa
rata tekanan darah sistolik sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender memiliki nilai
diberikan aromaterapi lavender yaitu 154,44 minimal dan maksimal yaitu 140-190 mmHg
mmHg dan 138,89 mmHg, dan tekanan darah dan 130-190 mmHg, serta untuk tekanan darah
diastolik sebelum dan setelah diberikan diastolik sebelum dan setelah diberikan
aromaterapi lavender yaitu 95 mmHg dan 85 aromaterapi lavender memiliki nilai minimal
mmHg. Nilai median tekanan darah sistolik dan maksimal yaitu 80-120 mmHg dan 80-120
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi mmHg.
lavender yaitu 150 mmHg dan 140 mmHg Dari hasil uji normalitas data
serta nilai median tekanan darah diastolik diketahui distribusi data tidak normal sehingga
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi menggunakan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon
lavender yaitu 90 mmHg. Tekanan darah dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
sistolik sebelum dan setelah diberikan Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon dengan
aromaterapi lavender memiliki nilai minimal tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), didapatkan
dan maksimal yaitu 140-180 mmHg dan 120- nilai p tekanan darah sistolik dan diastolik
160 mmHg, serta untuk tekanan darah diastolik sebelum dan setelah kelompok kontrol yaitu
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi 0,083 dan 1,000 (p>0,05). Sehingga dapat
lavender memiliki nilai minimal dan maksimal disimpulkan bahwa tidak adanya penurunan
yaitu 80-120 mmHg dan 70-100 mmHg. yang signifikan antara tekanan darah sebelum
dan setelah tanpa diberikan aromaterapi dan diastolik terendah yaitu 140 mmHg dan 80
lavender pada lansia dengan hipertensi. mmHg, dan tekanan darah sistolik dan
diastolik tertinggi yaitu 180 mmHg dan 120
Tabel 7: Analisis Tekanan Darah Lansia mmHg.
dengan Hipertensi Kelompok Intervensi dan Menurut hasil observasi peneliti,
Kelompok Kontrol Setelah Diberikan dan hipertensi yang dialami oleh responden adalah
tanpa Diberikan Aromaterapi Lavender di hipertensi primer atau hipertensi yang tidak
Kelurahan Siantan Hulu diketahui penyebabnya. Hipertensi primer
merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi
Tekanan yang didefinisikan sebagai peningkatan
Mean Median SD Min-Max tekanan darah yang tidak diketahui
Darah
sistolik
penyebabnya (idiopatik) (Corwin, 2009).
138,89 140 12,314 120-160 Beberapa faktor yang berkaitan dengan lansia
intervensi
sistolik
153,89 150 15,392 130-190
terkena hipertensi yaitu genetik atau keturunan.
kontrol Dari hasil wawancara, lansia mengatakan
diastolik
85 90 8,575 70-100 bahwa keluarganya juga mengalami hipertensi.
intervensi
diastolik Selain genetik, usia dan jenis kelamin juga
96,11 95 9,164 80-120 merupakan faktor pemicu terjadinya hipertensi
kontrol
yang tidak dapat dikontrol. Gaya hidup seperti
Berdasarkan tabel di atas diketahui merokok, kurangnya aktivitas olahraga dan
rata-rata tekanan darah sistolik setelah konsumsi garam yang berlebih juga menjadi
kelompok intervensi yaitu 138,89 mmHg dan salah satu faktor terjadinya hipertensi di
sistolik setelah kelompok kontrol yaitu 153,89 Kelurahan Siantan Hulu Pontianak Utara.
mmHg serta tekanan darah diastolik setelah Promosi kesehatan dan penyuluhan kesehatan
kelompok intervensi yaitu 85 mmHg dan penting untuk diterapkan agar hipertensi dapat
tekanan darah diastolik setelah kelompok diminimalkan dengan mengurangi faktor risiko
kontrol yaitu 96,11 mmHg. Nilai median penyebab hipertensi yang dapat dikontrol
tekanan darah sistolik setelah kelompok seperti aktivitas fisik, merokok dan konsumsi
intervensi dan kontrol yaitu 140 mmHg dan garam.
150 mmHg, dan nilai median tekanan darah Pemberian aromaterapi lavender yang
diastolik setelah kelompok intervensi dan berupa minyak esensial kepada lansia dengan
kelompok kontrol yaitu 85 mmHg 90 mmHg hipertensi selama 10 menit dapat menurunakan
dan 95 mmHg. Tekanan darah sistolik setelah tekanan darah. Distribusi frekuensi
kelompok intervensi dan kontrol memiliki nilai menunjukkan tekanan darah setelah diberikan
minimal dan maksimal yaitu 120-160 mmHg aromaterapi lavender mengalami penurunan
dan 130-190 mmHg, dan nilai minimal dan baik tekanan darah sistolik maupun diastolik.
maksimal tekanan darah diastolik setelah Tekanan darah sistolik dan diastolik terendah
kelompok intervensi dan kontrol yaitu 70-100 yaitu 120 mmHg dan 70 mmHg, dan untuk
mmHg dan 80-120 mmHg. tekanan darah sistolik dan diastolk yang
Dari hasil uji normalitas data tertinggi yaitu 160 mmHg dan 100 mmHg.
diketahui distribusi data tidak normal sehingga Aromaterapi bisa membantu penyembuhan
menggunakan uji alternatif yaitu uji Mann- penderita hipertensi dalam membebaskan
Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% mereka dari stres, maupun gejala-gejala lain
(α=0,05). Berdasarkan hasil uji tersebut yang terkait dengan stres seperti kecemasan,
didapatkan nilai p tekanan darah sistolik insomnia, hingga depresi. Menghirup minyak
setelah kelompok intervensi dan kontrol yaitu aromaterapi sendiri dianggap sebagai cara
0,004 (p<0,05), dan tekanan darah diastolik penyembuhan yang paling langsung dan cepat.
setelah kelompok intervensi dan kontrol yaitu Hal ini dikarenakan molekul-molekul minyak
0,001 (p<0,05). Sehingga dapat disimpulkan essensial yang mudah menguap bereaksi
bahwa ada perbedaan tekanan darah setelah langsung pada organ penciuman dan langsung
diberikan aromaterapi lavender dengan tekanan dipersepsikan oleh otak (Vitahealth, 2006).
darah setelah tanpa diberikan aromaterapi Selain itu lavender dapat menenangkan,
lavender. memulihkan kelelahan otot dan membantu
sirkulasi darah (Buckle et al., 1997 dalam Kim
PEMBAHASAN & Kwon, 2010).
Berdasarkan hasil uji alternatif
Tekanan darah lansia dengan hipertensi Wilcoxon, didapatkan nilai p tekanan darah
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi sistolik sebelum dan setelah diberikan
lavender pada kelompok intervensi aromaterapi lavender yaitu 0,000 (p<0,05), dan
Berdasarkan pengukuran tekanan diastolik sebelum dan setelah diberikan
darah terhadap 18 orang lansia dengan aromaterapi lavender yaitu 0,001 (p<0,05).
hipertensi, didapatkan tekanan darah sistolik Karena hasil p<0,05 yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan lansia istirahat, peneliti melakukan pengukuran
bahwa terdapat pengaruh aromaterapi lavender tekanan darah kembali. Hasil pengukuran
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia menunjukkan tidak adanya perubahan tekanan
dengan hipertensi di Kelurahan Siantan Hulu darah yang signifikan baik tekanan darah
Pontianak Utara. Hal ini juga sesuai dengan sistolik maupun diastolik sebelum dan setelah
penelitian yang dilakukan oleh Kenia dan istirahat selama 10 menit. Nilai minimum
Taviyanda (2013) yang menunjukkan adanya tekanan darah sistolik dan diastolik setelah
pengaruh yang signifikan relaksasi tanpa diberikan aromaterapi yaitu 130 mmHg
(aromaterapi mawar) terhadap penurunan dan 80 mmHg, dan untuk nilai maksimum
tekanan darah pada lansia hipertensi, dengan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah
rata-rata penurunan sistolik dan diastolik yaitu tanpa diberikan aromaterapi lavender yaitu 190
10,63 mmHg, dan 10,18 mmHg. Begitu juga mmHg dan 120 mmHg. Setelah diwawancara
dengan penelitian yang dilakukan oleh kembali, lansia mengatakan masih merasakan
Wahyuni (2014) menunjukkan bahwa ada nyeri kepala dan sakit disekitar tekuk. Keadaan
pengaruh massase ekstremitas dengan ini dapat diperbaiki dengan terapi farmakologis
aromaterapi lavender terhadap penurunan atau mengkonsumsi obat penurun tekanan
tekanan darah, di mana rata-rata tekanan darah darah tinggi sesuai resep dokter dan sering
sistolik sebelum dan setelah intervensi yaitu melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin ke
140 mmHg dan 133,95 mmHg. Sedangkan puskesmas atau ke pelayanan kesehatan
rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dan lainnya. Selain itu, menghindari faktor-faktor
setelah intervensi yaitu 90 mmHg dan 80 yang dapat menimbulkan hipertensi seperti
mmHg. merokok, konsumsi garam berlebih dan
perilaku hidup yang kurang sehat serta dapat
Tekanan darah lansia dengan hipertensi menggunakan aromaterapi lavender sebagai
sebelum dan setelah tanpa diberikan terapi non farmakologi yang mudah digunakan
aromaterapi lavender pada kelompok dan bereaksi langsung terhadap sistem syaraf.
kontrol Berdasarkan hasil uji alternatif
Berdasarkan hasil penelitian Wilcoxon, didapatkan nilai p tekanan darah
didapatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sistolik sebelum dan setelah tanpa diberikan
sebelum tanpa diberikan aromaterapi lavender aromaterapi lavender yaitu 0,083 dan nilai p
memiliki nilai minimal yaitu 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
80 mmHg dan nilai maksimal tekanan darah tanpa diberikan aromaterapi lavender yaitu
sistolik dan diastolik sebelum tanpa diberikan 1,000 (p>0,05). Karena hasil p>0,05 yang
aromaterapi lavender yaitu 190 mmHg dan 120 berarti Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat
mmHg. Tekanan darah sistolik dan diastolik disimpulkan bahwa tidak ada perubahan yang
setelah tanpa diberikan aromaterapi lavender signifikan tekanan darah setelah dan sebelum
memiliki nilai minimal 130 mmHg dan 80 tanpa diberikan aromaterapi lavender pada
mmHg dan tekanan darah sistolik dan diastolik lansia dengan hipertensi di Kelurahan Siantan
setelah tanpa diberikan aromaterapi lavender Hulu Pontianak Utara. Hal ini juga sama
memiliki nilai maksimal 190 mmHg dan 120 dengan penelitian yang dilakukan oleh Kenia
mmHg. dan Tafiyanda (2013) yang menyatakan bahwa
Tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak ada perubahan tekanan darah sistolik dan
berarti meningkatnya tekanan darah secara diastolik pada kelompok kontrol atau tanpa
tidak wajar dan terus-menerus karena rusaknya diberikan intervensi (aromaterapi mawar) pada
salah satu atau beberapa faktor yang berperan lansia dengan hipertensi dengan nilai p tekanan
mempertahankan tekanan darah tetap normal darah sistolik p=0,665 (p>0,05), dan nilai p
(Ritu Jain, 2011). Lansia sering mengalami tekanan darah diastolik p=1,000 (p>0,05).
hipertensi, hal ini disebabkan oleh katup
jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas Perbedaan tekanan darah lansia dengan
dinding aorta menurun, curah jantung hipertensi setelah diberikan aromaterapi
menurun, kinerja jantung lebih rentan terhadap lavender dan setelah tanpa diberikan
kondisi dehidrasi dan pendarahan, tekanan aromaterapi lavender pada kelompok
darah meningkat akibat resitensi pembuluh intervensi dan kontrol
darah perifer meningkat akibat dari proses Dari hasil analisis, terlihat jelas
menua (Arjatmo, 2003). Berdasarkan hasil perbedaan antara tekanan darah setelah
wawancara, lansia mengatakan nyeri kepala, diberikan aromaterapi lavender dengan tekanan
sakit pada sekitar tekuk dan sulit tidur pada darah setelah tanpa diberikan aromaterapi
malam hari dan sering terjaga. lavender. Hal ini dibuktikan dengan hasil
Setelah dilakukan pengukuran tekanan wawancara kepada lansia dengan hipertensi
darah awal, lansia dengan hipertensi kelompok yang mengatakan bahwa setelah diberikan
kontrol dibiarkan istirahat atau tidak aromaterapi lavender, mereka merasa lebih
melakukan apapun selama 10 menit. Setelah rileks dan nyaman. Ini dibuktikan dengan
adanya penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
diastolik. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah diberikan aromaterapi lavender dengan
yang tidak diberikan aromaterapi lavender, setelah tanpa diberikan aromaterapi lavender.
lansia masih merasakan nyeri kepala dan sakit Hasil penelitian ini diharapkan
disekitar tekuk. instansi pelayanan kesehatan dan keperawatan
Menurut (Jaelani, 2009) minyak dapat menjadikan aromaterapi lavender
esensial ini dapat memengaruhi aktivitas fungsi sebagai terapi alternatif dan komplementer
kerja otak melalui sistem syaraf yang dalam menurunkan tekanan darah. Bagi
berhubungan dengan indra penciuman. institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai
Respons ini akan dapat merangsang acuan atau referensi mengenai cara
peningkatan produksi masa penghantar saraf menurunkan tekanan darah dengan
otak (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan menggunakan aromaterapi lavender. Bagi
dengan pemulihan kondisi psikis (seperti masyarakat disarankan untuk menggunakan
emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). aromaterapi lavender dalam menurunkan
Minyak esensial seperti lavender, ylang ylang, tekanan darah karena mudah digunakan dan
helichrysum, marjoram, dan lemon biasanya memberikan efek yang cepat dan langsung, dan
digunakan untuk menurunkan tekanan darah bagi penelitian selanjutnya, diharapakan bisa
tinggi (Walsh, 2011). Lavender diketahui menjadi sumber informasi dan dikembangkan
efektif terhadap kecemasan, stres dan depresi lebih lanjut mengenai penelitian ini sehingga
sebagai sebuah obat penenang yang kuat, akan diperoleh penelitian yang lebih baik.
memulihkan kelelahan otot dan membantu
sirkulasi darah (Buckle et al., 1997 dalam Kim
DAFTAR PUSTAKA
& Kwon, 2010).
Dari hasil analisis uji alternatif Mann- 1. Arjatmo. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Whitney didapatkan nilai p tekanan darah Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
setelah kelompok intervensi dan kontrol yaitu
p=0,004 dan tekanan darah diastolik setelah 2. Charlish, A., Davies, K. 2005.
kelompok intervensi dan kontrol yaitu Meningkatkan Kesuburan untuk
p=0,001. Karena nilai p<0,05 yang berarti kehamilan Alami. Erlangga. Jakarta
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan 3. Darmojo, R. B., Hadi, M. 2004. Ilmu
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik Kesehatan Usia Lanjut edisi ke-3. Balai
setelah diberikan aromaterapi lavender dengan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
tanpa diberikan aromaterapi lavender pada Indonesia. Jakarta
lansia dengan hipertensi di Kelurahan Siantan
Hulu Pontianak Utara tahun 2014. 4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Masalah Hipertensi di
KESIMPULAN Indonesia. Jakarta
Berdasarkan penelitian mengenai
5. Graber, M. A., Peter, P. T., Robert, L. H.
pengaruh aromaterapi lavender terhadap
J. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga edisi
penurunan tekanan darah pada lansia dengan
3. EGC. Jakarta
hipertensi di Kelurahan Siantan Hulu
Pontianak Utara tahun 2014, maka dapat
6. Jaelani. 2009. Aromaterapi. Pustaka
disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah
Populer Obor. Jakarta
sistolik dan diastolik sebelum diberikan
aromaterapi lavender yaitu 154,44 mmHg dan
7. Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif
95 mmHg, dan rata-rata tekanan darah sistolik
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
dan diastolik setelah diberikan aromaterapi
Gramedia. Jakarta
lavender yaitu 138,89 mmHg dan 85 mmHg,
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
8. Kementerian Kesehatan Republik
sebelum tanpa diberikan aromaterapi lavender
Indonesia. 2013. Gambaran Kesehatan
yaitu 155,56 mmH dan 96,11 mmHg, dan rata-
Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta
rata tekanan darah sistolik dan diastolik setelah
tanpa diberikan aromaterapi lavender yaitu
9. Kenia, N. M., Dian, T. 2013. Pengaruh
153,89 mmHg dan 96,11 mmHg, ada
Relaksasi (Aromaterapi Mawar) terhadap
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
Perubahan Tekanan Darah pada Lansia
pada lansia dengan hipertensi setelah diberikan
Hipertensi. Kediri
aromaterapi lavender, tidak ada penurunan
tekanan darah yang signifikan pada lansia
10. Kim, M., Yun, J. K. 2010. International
dengan hipertensi setelah tanpa diberikan
Journal of Advanced Science and
aromaterapi lavender, dan ada perbedaan
Technology. Effects of Aroma Inhalation
on Blood Pressure, Pulse, Visual Analog
Scale, and McNair Scale in Nursing
Students Practicing Intravenous
Injections at the First Time. Volume 23

11. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Selemba Medika: Jakarta

12. Vitahealth. 2006. Hipertensi. Gramedia.


Jakarta

13. Wahjudi, N. 2008. Keperawatan Gerontik


& Geriatrik edisi 3. EGC. Jakarta

14. Wahyuni, I. S. 2014. Pengaruh Massase


Ekstremitas dengan Aroma Terapi
Lavender terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Lansia Hipertensi di
Kelurahan Grendeng Purwokerto.
Purwokerto

15. Walsh, M. E., Debra, R., Tisha, J. 2011.


Journal of Vascular Nursing. Integrating
Complementary and Alternative
Medicine: Use of Essentials Oils in
Hypertension Management. Volume 29
No. 2

Anda mungkin juga menyukai