Anda di halaman 1dari 9

Makalah pemahaman mengenai profesi IT

DISUSUN OLEH:

Davin Wijaya (163303030451)


Prodi Teknik Informatika
Universitas Prima Indonesia
Medan, Sumatera Utara
wijayadavin@gmail.com
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dilansir dari Kompas.com[1], coding Siap masuk ke dalam Kurikulum Sekolah di Indonesia. Hal ini
diikuti dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan permintaan tenaga ahli pun akan ikut
meningkat. Tak heran coding akan menjadi pelajaran yang umum dipelajari dikemudian hari dan orang-
orang akan lebih menjadi ahli dibidang IT. Oleh karena latar belakang tersebut penulis memiliki inisiatif
untuk membahas lebih lanjut mengenai profesi IT.

B. Rumusan Masalah

Menjadi seorang IT dalam Revolusi Industri 4.0 sekarang ini tentunya akan sangat membantu
seseorang untuk mendapatkan peluang pekerjaan di kemudian hari. Bagaimana tidak? Semua aspek
pekerjaan mulai dilakukan otomatisasi. Tugas-tugas yang dahulu dikerjakan manusia, seiring waktu dapat
digantikan oleh tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan lebih cepat.
Seperti yang kita tahu, profesi IT adalah profesi yang mempelajari dan menerapkan ilmu komputer. Akan
tetapi terlepas dari mempelajari dan menerapkan ilmu komputer, ternyata banyak tanggung jawab dan etika
yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bilamana seseorang menjadi seorang yang ahli
atau bekerja
di bidang IT.

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk memberikan informasi yang perlu diketahui terutama
untuk orang-orang yang tertarik mempelajari bidang IT atau sekedar ingin mengetahu lebih dalam. Semua
informasi yang ditulis di makalah ini terbatas pada sudut pandang penulis dan artikel referensi yang dipakai
untuk menulis makalah ini.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian
IT atau Information Technology adalah suatu bidang yang meliputi penggunaan computer untuk
menyimpan, menerima, mengirim, maupun memproses suatu informasi[2]. TI adalah bidang pengelolaan
teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses,
perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa pemrograman, dan data
konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format
visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan
bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi,
memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas[3].

B. Sejarah Teknik Informatika

Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa
memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain tetapi itu tidak bertahan
secara lama karena Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan
dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas.[3]

Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan
informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu
informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai
sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan
pembuatnya.[4]

Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari
cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau
dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini
memudahkan dalam penulisan informasi itu.[5]

Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi
elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area
yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.[5]
C. Menjadi seorang IT
Penulis beranggapan bahwa seseorang yang bisa menggunakan teknologi tidak lantas menjadi IT,
dibutuhkan keahlian dan kemampuan di bidang komputerisasi, pemograman, cara bekerja algoritma, dan
lain sebagainya. Akan tetapi apakah cukup untuk dapat disebut seorang IT apabila dapat menguasai
bidang komputerisasi? Pada tahun 1936, Alan Turing mendefinisikan apa artinya mengkomputerisasikan
angka-angka. Dia menawarkan mesin komputer yang dan menunjukan mesin tersebut dapat dipakai
dengan universal. Dia sering menggunakan teorinya untuk menyelesaikan berbagai persoalan
matematika.
Seperti yang kita tahu, teknologi informasi dapat membantu kehidupan manusia dalam bebagai hal, dan
seorang IT dapat didefinisikan sebagi orang yang memiliki keahlian untuk mengerti, merancang, maupun
mengoperasikan teknologi informasi yang lebih teknis dan tidak mudah dimengerti oleh orang awam.
Menjadi seorang IT adalah sebuah kemampuan yang sangat bermanfaat di era modern ini terutama untuk
membantu memecahakan berbagai masalah, mengoperasikan berbagai perangkat keras maupun
perangkat lunak yang ada di komputer atau media komputasi lainnya.

D. Nilai Utama dari profesi IT


Penulis menyimpulkan bahwa nilai utama dari seseorang yang berprofesi sebagai IT adalah orang
yang dapat mengembangkan berbagai macam bidang maupun keilmuan di bidang teknologi informasi
dan mengaplikasikannya untuk membantu memecahkan masalah. Seperti yang kita tahu, masalah yang
dihadapi manusia dapat beragam, dari masalah bencana yang tidak dapat kita kendalikan, masalah sosial,
ekonomi, maupun masalah sehari-hari yang mungkin membuat manusia tidak dapat mencapai tujuannya.
Menjadi seseorang yang berprofesi sebagai IT bukan hanya persoalan keahlian, pemikiran, atau seberapa
besar pengetahuannya, melainkan seberapa banyak tindakan yang ia lakukan sehingga dapat
berkontribusi di masyarakan, memecahkan masalah banyak orang dan menciptakan kehidupan sosial
maupun masyarakan yang lebih maju dan semakin berkembang.
Informasi Teknologi berkembang pesat melalui setiap algoritma, teknologi, dan inovasi yang
berkembang. Dan perkembangan yang pesat dapat memberi dampak positif maupun negatif. Akan ada
orang-orang yang berusaha memanfaatkan kemampuan dan keahliannya untuk melakukan tindak
kejahatan maupun untuk keuntungannya sendiri. Lantas demikian, profesi IT diharapkan bukan hanya
memanfaatkan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Namun juga memahami dan melakukan etika
profesi, sehingga dapat diterima dan berguna untuk masyarakat.
E. Kode Etik profesi IT

Sebelumnya telah dibahas mengenai profesi IT yang melakukan etika profesinya sehingga dapat
diterima untuk masyarakat. Adapun kode etik yang diharapkan bagi para IT adalah:

1. Seorang IT tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.

2. Seorang IT tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.

3. Seorang IT tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak
akurat.

4. Seorang IT tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah membeli atau
meminta ijin.

5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa ijin.

6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.

7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek secara
bersamaan kecuali mendapat ijin.

8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode IT lain untuk mengambil
keunutungan dalam menaikkan status.

9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.

10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja

11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.

12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug
dalam aplikasi.

13. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya IT akan mendapatkan
keuntungan dalam membetulkan bug.

14. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.


F. Fungsi Etika Profesi IT
Sebelumnya telah dibahas tentang etika profesi IT, lantas apa saja fungsi dari etika profesi tersebut?
Berikut fungsi-fungsi dari etika profesi IT:
1. Dijadikan tempat untuk memperoleh orientasi kritis yang berkaitan dengan berbagai macam
moralitas.
2. Menunjukkan adanya suatu keterampilan intelektual berupa kemampuan berargumentasi secara kritis
dan rasional.
3. Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan juga sikap yang wajar dalam keadaan pluralitas
yang tinggi.
4. Digunakan untuk menolong sebuah pendirian.
5. Digunakan untuk membedakan mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak dapat dirubah.
6. Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah sosial lainnya dengan suatu
bentuk pemikiran yang kritis dan sistematis.
7. Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan suatu perasaan yang dapat
merugikan banyak orang.
8. Menyelidiki suatu permasalahan sampai ke akarnya.

G. Pentingnya Etika Profesi IT


1. Memberikan Rasa Tanggung Jawab
Adanya etika profesi dalam suatu pekerjaan dapat memberikan rasa tanggung jawab kepada si pemilik
pekerjaan karena ia diberi amanah serta aturan-aturan khusus yang boleh atau tidak boleh untuk
dilakukan. Dengan demikian ia tidak bisa menjalankan pekerjaannya dengan sesuka hatinya. Adapun
bagi pemberi pekerjaan, akan lebih menghormati terhadap pekerja tersebut beserta pekerjaanya

2. Sebagai Pedoman Prinsip Profesionalitas


Etika profesi disusun sedemikian rupa untuk dijadikan pedoman prinsip profesionalitas setiap profesi
dalam suatu perusahaan atau organisasi. Setiap profesi harus menjalankan dan menghormati etika
profesi ini tanpa kecuali yang b menghargiasanya disertai sanksi bagi pelanggarnya seperti pemberian
surat peringatan atau bahkan pemecatan.
3. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan/Organisasi
Suatu perusahaan atau organisasi nasional biasanya memiliki kode etik profesi yang mana sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan atau organisasi tersebut baik secara internal
maupun eksternal. Dengan kata lain, baik untuk orang dalam yang terikat kode etik profesi tersebut
maupun orang luar yang tidak terikat akan lebih menghargai perusahaan atau organisasi yang
menjunjung tinggi profesionalitas.
4. Menciptakan Ketertiban dan Keteraturan
Sebagai sebuah aturan, kode etik profesi dapat dijadikan sebuah sarana untuk menciptakan suasana
yang tertib dan teratur dalam suatu prusahaan atau organisasi. Hal ini karena semua orang yang terikat
kode etik tersebut harus berjalan dalam koridor-koridor tertentu yang dapat mencegah adanya
penyimpangan.
5. Sebagai Kontrol Sosial
Etika profesi juga dapat dijadikan sebagai sarana kontrol sosial seseorang atas profesi yang
dimilikinya. Dengan kata lain, pemilik profesi akan berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan
tidakan-tindakan tertentu karena ada aturan yang telah mengikatnya. Jika ia melanggar etika profesi
tersebut maka ia harus siap menerima segala konsekuansi yang menyertai segala tindakannya.
6. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
Nyatanya etika profesi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota yang terikat kode etik profesi
tersebut. Mengapa? Hal ini karena etika profesi juga mengatur hubungan antar anggota atau pekerja
maupun hubungan antara pemimpin perusahaan/organisasi dengan anggota/pekerjanya.
7. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
Nyatanya etika profesi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota yang terikat kode etik profesi
tersebut. Mengapa? Hal ini karena etika profesi juga mengatur hubungan antar anggota atau pekerja
maupun hubungan antara pemimpin perusahaan/organisasi dengan anggota/pekerjanya.
8. Melindungi Hak-hak Anggota/Pekerja
Selain mengatur tentang tanggung jawab dan kewajiban, etika profesi juga memuat hak-hak
anggota/pekerja. Oleh karena itu, etika profesi juga bermanfaat untuk melindungi hak-hak
anggota/pekerja di suatu perusahaan/organisasi.
9. Sebagai Rujukan Penyelesaian Berbagai Permasalahan
Setiap perusahaan atau organisasi tentunya pernah mengalami permasalahan baik di lingkungan
internal maupun eksternal. Etika profesi dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul di lingkungan perusahaan/organisasi. Hal ini tidak
terlepas dari keberadaan etika profesi yang dianggap sebagai norma yang berlaku di dalam
perusahaan/organisasi tersebut.
III.
KESIMPULAN

Dalam makalah ini telah dibahas tentang peran seorang IT, dimana bukan hanya mementingkan
pemikiran dan keahlian, tetapi juga ikut serta dalam bertindak, memajukan, dan mendukung teknologi
informasi yang ada. Profesi IT juga diharapkan dapat membantu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik,
bukan malah memperburuk keadaan dan memanfaatkan situasi dan kondisi untuk kepentingan pribadi.

Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman terhadap kode etik seseorang yang berprofesi sebagai IT.
Kode etik inilah yang akan menjadi tolak ukur dan pedoman seseorang agar dapat diterima di masyarakan,
dan juga mendukung kehidupan masyarakat. Seseorang yang mengikuti kode Etik akan lebih mudah
diterima oleh masyarakan dan mendapat dukungan dari masyarakan, sedangkan yang tidak mengikuti akan
menjadi masalah yang perlu ditanggapi dan dihadapi oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

[1] K. Media, ""Coding" Siap Masuk ke Dalam Kurikulum Sekolah di Indonesia Halaman all -
Kompas.com", KOMPAS.com, 2020. [Online].Website:
https://edukasi.kompas.com/read/2018/01/12/07015971/coding-siap-masuk-ke-dalam-kurikulum-
sekolah-di-indonesia?page=all. [Accessed: 14- Feb- 2020].
[2] Daintith, John, ed. (2009), "IT", A Dictionary of Physics, Oxford University Press, ISBN
9780199233991.
[3] "Teknologi informasi", Id.wikipedia.org, 2020. [Online]. Available:
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi. [Accessed: 14- Feb- 2020].
[4] "information technology", Oxford English Dictionary (edisi ke-2), Oxford University Press, 1989
http://dictionary.oed.com/
[5] Longley, Dennis; Shain, Michael (1985), Dictionary of Information Technology (edisi ke-2),
Macmillan Press, hlm. 164, ISBN 0-333-37260-3

Anda mungkin juga menyukai