Anda di halaman 1dari 10

Laporan Anfisman II Sistem Lokomotorius

SISTEM LOKOMOTORIUS

I TUJUAN PERCOBAAN
 Menyebutkan komponen matriks tulang beserta karakteristik dan fungsinya
 Menyebutkan karakteristik otot skelet
 Menyebutkan faktor faktor yang dapat mempengaruhi kerja otot skelet
 Menjelaskan mekanisme kontraksi otot skelet

II TEORI

Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita
tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung
terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah
itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar
dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium
tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa (seperti tulang
hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-
tulang telapak tangan, pergelangan tangan).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu:
Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka dari hewan tertulang
belakang dan tidak hanya pada kerangka manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya
daging, diunakan pula sebagai bahan dasar hidangan. Hidangan yang memanfaatkan tulang
sebagai bahannya, misalnya saja sup tulang dan ayam tulang lunak.
STRUKTUR TULANG
Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material
yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini:
a. Periosteum.
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk
jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat
melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi,
pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

b. Tulang Kompak (Compact Bone).


Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya
halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung
kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan
anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung
serat-serat sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki
dan tulang tangan.

c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone).


Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya
tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang
dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang
disebut trabekula.

d. Sumsum Tulang (Bone Marrow).


Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang
spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan
penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah.

SUSUNAN MAKROSKOPIS DAN HISTOLOGI TULANG

Secara makroskopis tulang disusun menurut 2 cara:


1. Tulang Spongiosa atau tulang seperti spons (L. cancello = membuat kisi-kisi)
Tulang ini terdiri atas batang yang halus atau selubung yang halus yaitu trabekula (L.
singkatan dari trabs = sebuah balok) yang bercabang dan saling memotong ke berbagai arah
untuk membentuk jala-jala seperti spons dari spikula tulang, yang rongga-rongganya diisi oleh
sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon
(busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah.
Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

2. Tulang Kompakta
Tulang yang membentuk masa yang padat tanpa terlihat ruangan. Pars kompakta
teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat
dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan
dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak
mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada
tulang kaki dan tulang tangan.

LOKASI DAN FUNGSI 4 MACAM SEL-SEL TULANG


a. Osteoblas (dari Bahasa Yunani yang merujuk kepada "tulang" dan "janin" atau embrio) .
Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak
ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek,
dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal.
Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan
aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif
mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula
adanya lisosom. Osteoblast yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid.
Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel
berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan
pendek.

b. Osteosit, merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok
terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-
cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama
tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan
bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein
dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan
melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion
di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau
osteoklas. Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai
peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian
nutrisi pada tulang.

c. Osteoklas, merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-
100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh
Köllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O)
dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel
osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H).
keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang
membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan
mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat
melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas
menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas
cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari
osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses
remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada
tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka
panjang.Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan
merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas
ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.

d. Sel osteoprogenitor, merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast


selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang. Tulang
membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel
sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan
dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku
dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat
tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain : Tulang memiliki system kanalikuler
yang menembus seluruh substansi tulang. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk
nutrisi sel-sel tulang. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi. Substansi interseluler tulang
selalu mengalami pengapuran.

JENIS-JENIS OTOT
a. Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran.
Padaototlurik, fibril fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap anisotrop) dan terang
(isotrop) yang tersusunberselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai
banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat
berkali - kali. Otot rangkai memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Uratotot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot taksadar atau otot alat dalam (ototviseral). Otot polos tersusun
dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing sel memiliki satu inti yang
letaknya ditengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf
otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnyapada :
 Dindingsaluranpencernaan
 Saluran-saluranpernapasan
 Pembuluhdarah
 Salurankencingdankelamin

c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya
bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letakintisel di
tengah. Dengan demikian, ototjantungdisebutjugaototlurik yang
bekerjatidakmenurutkehendak.
Pada setiap kerja otot akan terjadi kenaikan tekanan darah, baik itu kerja isotonik ataupun
kerja isometrik. Kenaikan tekanan darah sewaktu kerja isometrik lebih tinggi daripada sewaktu
kerja isotonik. Yang dimaksud dengan kerja isotonik atau kerja dinamis adalah kerja dimana
terjadi pemendekan otot yang sedang berkontraksi. Sedangkan pada kerja isometrik atau
statis tidak terjadi pemendekan otot. Gerak otot-otot tubuh kita dalam kehidupan sehari-hari
tidak ada yang bersifat murni isotonik atau isometrik. Pergerakan tubuh biasanya merupakan
gabungan dari keduanya. Tergantung kerja yang dilakukan maka dapat lebih bersifat isotonik
atau isometrik. Olahraga lari dan renang mempunyai lebih banyak komponen isotonik,
sedangkan angkat besi dan push-up lebih banyak komponen isometrik. Penyelidikan
mengenai respons kardiovaskuler sewaktu kerja dinamis telah banyak dilakukan, tetapi
penyelidikan mengenai respons tersebut sewaktu kerja statis belum cukup banyak. Dalam
kehidupan kita sehari-hari kadang-kadang kita melakukan berbagai kerja isometrik yang
bervariasi beratnya seperti mengangkat atau membawa barang yang berat, mendorong
perabotan rumah tangga atau membuka pintu atau jendela yang sulit dibuka. Semuanya itu
kita lakukan tanpa menyadari bahwa kerja itu dapat merupakan beban yang berat bagi jantung
dan pembuluh darah terutama pada orang tua atau mereka yang berpenyakit jantung. Di
negara-negara yang mengalami musim salju seringkali dilaporkan adanya orang yang
meninggal dunia segera sesudah membersihkan jalan atau halaman dari salju dengan sekop.
Mereka tidak mengira bahwa bila mereka menyekop salju basah dengan kecepatan 10 x
semenit selama 1 menit, energi yang dibutuhkan sama dengan naik tangga sampai lantai ke
tujuh selama 1 menit. Membawa koper seberat 20 kg selama 2 menit dapat menaikkan
tekanan sistolik sampai 45 mmHg dan tekanan diastolik sampai 30 mmHg. Penggunaan alat-
alat olah raga yang banyak memerlukan kerja isometrik seperti barbel dan dumbel juga
mengandung resiko bagi mereka yang kesanggupan kardiovaskulernya terbatas. Apa lagi
memang kegunaan alat-alat tersebut untuk meningkatkan efisiensi kardiovaskuler atau
kemampuan aerobik serta kesegaran jasmani sangat terbatas. Kerja isotonik seperti berjalan
atau berlari merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan sehari-hari. Orang dengan kemampuan
kardiovaskuler yang terbatas dapat segera menghentikan kegiatan itu jika merasa lelah tanpa
melampaui batas kesanggupannya.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang
dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon
(dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan
untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Gambar otot trisep dan bisep

III ALAT DAN BAHAN

ALAT
 Alat bedah
 Gelas piala 100 ml
 Cawan petri
 Pipet tetes

BAHAN
 Tulang paha ayam
 Asam asetat
 Larutan ringer

IV. PROSEDUR

SISTEM SKELET (Fisiologi tulang)

Tulang paha ayam dibersihkan

Siapkan 4 buah gelas kimia yang masing masing berisi : larutan Nacl 0,9%, asam
asetat 5%, 10%, dan 25%

Masukan tulang paha ayam kedalam larutan larutan dalam gelas piala tersebut
satu jenis larutan untuk satu tulang paha ayam

Gelas kimia ditutup dengan plastik dan disimpan dilemari asam

Perendamam tulang paha ayam dalam larutan dilakukan selama 6 hari

Lakukan pengamatan apakah terjadi perubahan pada tulang tulang tersebut

Bahaslah fenomena tersebut dengan teori yang telah anda ketahui

V. DATA PENGAMATAN

NaCl 0,9 % Asam Asetat 5% Asam Asetat 10% Asam Asetat 15%

- Tulang keras - Tulang - Tulang - Warna tulang


lembek (+) lembek (++) coklat pucat
- Warna tulang,
merah - Rapuh (+) - Rapuh (+++)
- Warna tulang - Warna tulang - Tulang lembek
coklat pucat coklat pucat (+++)

- Rapuh (++)

- : jika tidak ada reaksi

+ : untuk reaksi lemah


++ : untuk reaksi sedang

+++ : untuk reaksi kuat

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, hal yang akan dilakukan adalah pengamatan
terhadap pengaruh asam asetat dan NaCl kepada tulang. Tulang yang digunakan
adalah tulang paha ayam yang sebelunnya sudah dibersihkan dari daging. Tulang
paha ayam ini kemudian akan direndam dalam larutan asam asetat 5%, 10%, 25%.
Dan larutan NaCl 0.9% selama 24 jam. Hal yang terjadi adalah tulang paha ayam
menjadi lunak dan tidak segar lagi, hal ini terjadi karena fungsi dari asam adalah untuk
melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain, sehingga yang tersisa adalah kolagen dan
zat – zat organic lain. Dampaknya jika semua mineralnya terlarut tulang menjadi
lembek dan kenyal.
Perendaman selama satu hari tulang ayam akan menguap, karena senyawa kalsium
pembentuk tulang ayam akan mengalami reaksi dengan asma asetat. Kalsium dalam
tulang (umumnya kalsium hipofosfit dan kalsium karbonat) akan menjadi asam
hipofosfit dan asma karbonat, dimana keduanyabukan senyawa pembentuk tulang.
Jadi, tulang secara perlahan akan kehilangan zat-zat penyusunnya.
Sedangkan pada NaCl 0.9% tulang masih tetap segar dan lebih kuat
dibandingkan dengan tulang yang direndam dalam larutan asam asetat. Hal ini terjadi
karena NaCl tidak terlalu besar dalam menghilangkan kalsium seperti halnya asam
asetat , sehingga yang terlihat tulang masih tetap segar dan kuat, karena waktu
perendaman hanya 24 jam. Dan mungkin saja NaCl ini bisa merapuhkan tulang, yang
pastinya dalam waktu yang lama.
Ketika salah satu tangan dibentangkan, otot bisep dan trisep masih berelaksasi, saat
beban mulai diletakan pada lengan bawah, otot bisep berkontraksi ditandai dengan
terbentuknya volume otot yang besar dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi ditandai dengan otot – otot lengan
bawah menegang dan otot bisep berelaksasi.
VII. KESIMPULAN

1. Semakin besar konsentrasi asam asetat semakin rapuh tulangnya.


2. Tulang berfungsi sebagai penyangga dan pelindung organ tubuh serta sebagai
tempat penyimpanan atau cadangan kalsium dan mineral.

3. Asam asetat bersifat korosif yang akan membuat tulang menjadi keropos

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia

Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company
Gienview

A. C. Guyton.1 996. Buku Ajar HistologiKedoktern Edisi 7.J akarta : EGC.

W. F. Ganong.1 995. Buku Ajar FisiologiKedokteran Edisi 14.J akarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai