Anda di halaman 1dari 40

TUGAS MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam, Tbk.

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan I

Dosen Pengampu:

Nugroho Wibowo, SE., MM., Ak., CA

Oleh :

FIRLIZA VIMEL RUDYAN NABILA (19210690)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA
2020
i
EXECUTIVE SUMMARY

Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-pos dalam suatu laporan
keuangan . Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran keadaan
keuangan yang sebenarnya mengenai perusahaan dan sehat tidaknya perusahaan tersebut
melakukan usahanya.
Permasalahan yang diambil adalah PT Gudang Garam Tbk. dapat memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjangnya, bagaimana tingkat profitabilitas dan bagaimana
efektifitas dan kondisi PT Gudang Garam Tbk. dalam menggunakan asetnya.

ii
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

DAFTAR TABEL .................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GRAFIK....................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.

A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN ..................................................................................... 6

B. TUJUAN ANALISIS ................................................................................................................ 7

C. LINGKUP ANALISIS .............................................................................................................. 7

D. DATA YANG DIGUNAKAN ................................................................................................. 8

BAB II ANALISIS DAN INTERPRETASI .............................................................................. 9

A. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)................................................................ 9

B. ANALISIS HORIZONTAL ( Analisis Perbandingan dan Trend )................................11

C. ANALISIS RASIO KEUANGAN..................................................................................21

BAB III SIMPULAN...............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................34

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis Common Size Neraca ................................................................................... 11

Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi ............................................................... 13

Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas....................................................................9

Tabel 4 Analisis Perbandingan Neraca.....................................................................................12

Tabel 5 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi.................................................................14

Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas...................................................................16

Tabel 7 Analisis Trend Neraca..................................................................................................17

Tabel 8 Analisis Trend Laporan Laba Rugi..............................................................................19

Tabel 9 Analisis Trend Laporan Arus Kas................................................................................20

iv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Trend Neraca .............................................................................................................18

Grafik 2 Rasio Likuiditas .........................................................................................................23

Grafik 3 Rasio Solvabilitas ......................................................................................................26

Grafik 4 Rasio Profitabilitas ....................................................................................................29

Grafik 5 Rasio Aktivitas ..........................................................................................................35

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN

Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka, rokok kretek identik dengan
Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia. Didirikan
pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kediri. Pada akhir tahun 2014, Gudang Garam
dengan pangsa pasar rokok dalam negeri sekitar 21,9% (dihitung berdasarkan riset pasar
Nielsen) merupakan produsen rokok kretek terkemuka dengan produk-produk yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Nusantara. Gudang Garam menyediakan lapangan
kerja bagi sekitar 36.400 ribu orang yang sebagian besar terlibat dalam produksi rokok,
termasuk sigaret kretek tangan dan operator mesin produksi, serta kegiatan operasional lainnya
seperti distribusi, penjualan dan pemasaran. Kesejahteraan karyawan menjadi perhatian utama,
dari standar keselamatan kerja dan penyediaan fasilitas kesehatan hingga pelatihan
kepemimpinan,manajemen, administrasi dan ketrampilan teknik, yang diselenggarakan di
dalam maupun di luar perusahaan.Gudang Garam secara tidak langsung juga mendukung
penciptaan lapangan kerja, bagi kurang lebih empat juta komunitas di sector perkebunan
tembakau dan cengkeh yang menyediakan bahan baku bagi Perseroan, serta sektor distribusi
seperti pengecer dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh Indonesia. Industri rokok
sendiri,termasuk Perseroan, merupakan sumber utama pendapatan cukai dan pajak bagi negara.
Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di kota Kediri,
dengan jumlah penduduk 249 ribu jiwa yang merupakan pusat perdagangan regional yang
ramai sekaligus lokasi kantor pusat Perseroan.

Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer dari kota ini, tepatnya di Gempol. Dari
kedua fasilitas produksi ini Perseroan mampu memenuhi permintaan produk rokok di masa
mendatang. Perseroan memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan
nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Gudang Garam memiliki fasilitas
percetakan kemasan rokok, dan di samping itu juga memiliki tiga anak perusahaan utama yaitu
PT Surya Pamenang, yang memproduksi kertas karton untuk kemasan rokok Gudang Garam,
PT Surya Madistrindo, sebagai distributor tunggal produk Perseroan, dan PT Surya Air sebagai
penyedia layanan jasa penerbangan tidak berjadwal.

1
2

Saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BE I) dengan kode GGRM
diperdagangkan pada kisaran harga Rp 46.400 hingga Rp 64.250 per lembar saham sepanjang
tahun 2012. Jumlah modal disetor dan ditempatkan tidak mengalami perubahan pada tahun
2012, dan Perseroan membagikan dividen senilai Rp 1.000 per saham dari laba tahun 2011
sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
Visi :
"Menjadi perusahaan terkemuka kebangganan nasional yang bertanggung jawab dan
memberikan nilai tambah bagi para oemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku
kepentingan secara berkesinambungan."
Misi :
Catur Dharma yang merupakan misi Perseroan:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu
kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerja sama dengan orang lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
B. TUJUAN ANALISIS

Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk


berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan guna pengambilan keputusan sesuai dengan bidangnya.
Melalui penulisan tugas akhir Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam, Tbk. periode
Tahun 2010-2014 ini, selain dimaksudkan untuk mengevaluasi laporan keuangan PT. Gudang
Garam, Tbk. periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, analisis ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengaplikasikan metode analisis laporan keuangan yang telah diperoleh
mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah analisis laporan keuangan.

C. LINGKUP ANALISIS

Lingkup analisis yang dilakukan pada Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam,
Tbk. Periode Tahun 2010-2014 meliputi:
 Analisis Ratio
 Analisis Vertikal (Analisis Common Size)
 Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan dan Analisis Trend)
3

D. DATA YANG DIGUNAKAN

Data yang digunakan pada Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam, Tbk. periode
Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
 Data Primer
Laporan Keuangan PT Gudang Garam,Tbk. periode tahun 2010 sampai dengan tahun
2014.
 Data Sekunder
Teori serta Literatur dari berbagai sumber terkai dengan analisis laporan keuangan secara
umum dan PT Gudang Garam,Tbk. secara khusus.
BAB II
ANALISIS DAN INTERPRETASI

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan. Salah satu
tujuan utamanya yaitu untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan pokok pada trend,
jumlah dan hubungan dan alasan perubahan – perubahan tersebut.Beberapa tehnik analisis
dapat digunakan pada analisis laporan keuangan untuk menekankan pentingnya suatu data yang
disajikan dan untuk mengevaluasi posisi perubahan. Beberapa tehnik analisis yang dapat
digunakan antara lain : analisis vertikal (analisis common – size), analisis horizontal (analisis
perbandingan dan analisis trend), dan analisis rasio keuangan.

A. ANALISIS VERTIKAL ( Analisis Common Size)

Analisis vertikal yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan
keuangan pada periode tertentu yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos
yang lainnya pada laporan keuangan yang sama pada periode yang sama. Laporan keuangan
dalam prosentase per-komponen (common-size) menyatakan masing-masing posnya dalam
satuan persen atas dasar total kelompoknya. Sebuah neraca yang disusun dalam prosentase per-
komponen dapat memberikan informasi sebagai berikut :

 Komposisi investasi suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relative
aktiva lancar terhadap aktiva tidak lancar.

 Struktur modal yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relative utang
perusahaan terhadap modal sendiri.

Untuk laporan laba rugi yang disajikan dalam common-size menggambarkan distribusi
setiap satu rupiah total penjualan/pendapatan kepada masing-masing elemen biaya dan laba.
Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak perusahaan dalam
common-size.

4
5
6

Tabel 1 Analisis Common Size Neraca


7

Analisis common size pada neraca tersebut menunjukkan PT Gudang Garam Tbk
menginvestasikan asset perusahaan sebagian besar kepada asset lancar yaitu berturut-turut dari
tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar 74,52%, 77,73% , 72,16% , 68,16% dan 66,26% dari
total asset perusahaan. Komposisi asset lancar pada tahun 2012 mengalami penurunan
dibandingkan posisi tahun 2010 dan 2011 dan tahun 2013 dan 2014 berturut-turut mengalami
penurunan. Sebaliknya komposisi asset tidak lancar mengalami kenaikan pada tahun 2012
sebesar 27,84%, walaupun sebelumnya pernah turun pada tahun 2011 sebesar 22,27% dari
angka tahun 2010 yaitu sebesar 25,48%. Sementara pada tahun 2013 dan 2014 berturut-turut
mengalami kenaikan menjadi 31,84% dan 33,74%. PT Gudang Garam Tbk menginvestasikan
sebagian besar asetnya pada persediaan berturut-turut sebesar 65,62%, 71,68%, 64,20%,
59,57%, dan 59,67% dari total nilai asset perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Penurunan komposisi asset tidak lancar dari total asset PT Gudang Garam Tbk pada
tahun 2011 turut di pengaruhi dengan kenaikan total asset lancar perusahaan. Total asset PT
Gudang Garam Tbk sesungguhnya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, komposisi di atas
menggambarkan pergeseran jenis investasi dari asset PT Gudang Garam Tbk.
Sementara pada pos pasiva, kewajiban jangka pendek lebih mendominasi dari total
liabilitas perusahaan. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2012 yang semula 34,62% menjadi
33,25%. Sementara pada tahun 2013 meningkat sebesar 39,58% diikuti peningkatan tahun
2014 menjadi 40,85 Untuk kewajiban jangka panjang, persentase kewajiban jangka panjang
tahun 2010 hingga 2014 lebih banyak mengalami penurunan meski terjadi peningkatan di tahun
2012 yang semula 2,57 menjadi 2,65, selebihnya mengalami penurunan. Pada tahun 2010
kewajiban jangka panjang berada di angka yang lebih besar yaitu sebesar 3,06%.
Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih mendominasi daripada komposisi
liabilitas di pos passive ini. Total ekuitas dari tahun 2010 hingga 2014 berfluktuasi. Tahun 2011
terjadi penurunan yang semula 69,35% menjadi 62,81%. Di tahun 2012 terjadi peningkatan
menjadi 64,10% namun penurunan kembali terjadi di tahun 2013 menjadi 57,94% diikuti tahun
2014 sebesar 57,07%.
Besarnya komposisi permodalan menggambarkan kuatnya posisi perusahaan pada tahun
2010 yang mana total ekuitas berada pada posisi 69,65%. Hal ini memberi keuntungan bagi
pemegang saham PT Gudang Garam Tbk yang mana hal ini tercermin dari besarnya saldo laba
yang belum dicadangkan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yang rata-rata berada di atas
nilai 50% dari total kewajiban dan ekuitas perusahaan. Karena nilai tersebut menjadi dasar
perhitungan deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.
8

PT GUDANG GARAM, Tbk.


Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Common Size
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 100 100 100 100
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 76 76 81 80 79
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 24 24 19 20 21

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 0,14 0,11 0,15 0,11 0,10
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 7,98 7,86 6,48 7,62 7,45
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 0,08 0,01 0,08 0,01 0,05
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 0,03 0,03 0,04 0,02 0,03
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 15,57 16,40 12,29 12,07 13,16
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 0,63 0,60 1,01 1,36 2,10
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 14,94 15,79 11,28 10,71 11,05
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 3,76 3,96 2,98 2,80 2,78
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,84 8,30 7,91 8,28

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 11,00 11,68 8,19 7,81 8,24
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 0,18 0,15 0,11 0,10 0,04
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 11,18 11,84 8,30 7,91 8,28

Tabel 2 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi


9

Analisis common size pada laporan laba rugi di atas menunjukkan perubahan yang
signifikan. Laba komprehensif tahun berjalan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011
mengalami peningkatan yang semula 11,19% menjadi 11,84% yang kurang signifikan.
Sedangkan di tahun 2012 dan 2013 berturut-turut terjadi penurunan sebesar 8,30% dan 7,91%.
Peningkatan kembali terjadi di tahun 2014 menjadi 8,28%. Penurunan-penuruna tersebut
terjadi karena beban bunga yang terus meningkat dan peningkatan tahun 2014 terjadi karena
penurunan beban penghasilan meski beban bunga tetap meningalami peningkatan. Jika
ditelusuri lebih lanjut pada catatan laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk yang mana pada
kenyataannya juga terjadi di Indonesia pada tahun 2012, kenaikan tersebut disumbangkan oleh
naiknya biaya bahan baku rokok.

Tabel 3 Analisis Common Size Laporan Arus Kas


10

Analisis common size pada laporan arus kas tersebut mengalami fluktuasi. Pada tahun
2011. Kas bersih dari aktivitas operasi mengalami kerugian yaitu minus Rp 90.307 juta. Hal
ini karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan lebih kecil daripada peningkatan
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan, ditambah lagi pembayaran pajak penghasilan
badan di tahun 2011 merupakan jumlah yang paling tinggi disbanding tahun-tahun yang lain.

Untuk aktivitas investasi, pembelian asset tetap terus mengalami peningkatan dari tahun
2010 hingga 2012 berturut-turut sebesar 100,27%, 100,81%, dan 103,67% sementara tahun
2013 terjadi penurunan menjadi sebesar 100,76% diikuti oleh peningkatan di tahun 2014
menjadi sebesar 100,93%.

Sementara pada aktivitas pendanaan, penerimaan dari pinjaman jangka pendek lebih
mendominasi. namun, kas bersih dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 menunjukkan angka
minus Rp 1.745.964 juta.
11

B. ANALISIS HORIZONTAL (Analisis Perbandingan dan Trend)

Analisis horizontal (dinamis) adalah analisis yang dilakukan dengan cara


membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya. Analisis yang termasuk dalam analisis horizontal
misalnya analisis perbandingan dan analisis trend.

Analisis perbandingan (komparatif) adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan


untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan (apakah akan
mengalami kenaikan/penurunan) dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua
periode atau lebih.

Analisis trend merupakan bagian dari analisis perbandingan untuk melihat


kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan.

Berikut penyajian laporan keuangan PT Gudang Garam, Tbk. dan anak perusahaan dalam
analisis perbandingan dan analisis trend.
12

Tabel 4 Analisis Perbandingan Neraca


13

Interpretasi analisis horizontal (analisis perbandingan) neraca PT Gudang Garam, Tbk.


yaitu untuk asset lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 32,62%, tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 1,41%. Kenaikan pada tahun 2011 paling besar disebabkan
meningkatnya persediaan, sedangkan pada tahun 2012 persediaan justru mengalami kenaikan.
Sementara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 16% diikuti penurunan tahun 2014
sebesar 11%. Pada asset tidak lancar, nilai asset PT Gudang Garam, Tbk terus mengalami
fluktuasi, pada tahun 2011 meningkat yang semula 11,15% menjadi 43% kemudian mengalami
penurunan di tahun 2013 menjadi 40% diikuti tahun 2014 sebesar 20%.

Total kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan berturut-turut dari 2010 ke 2011
sebesar 59.57%, tahun 2011 ke 2012 sebesar 1,98%. Kenaikan utang jangka pendek tahun 2011
angka paling besar berasal dari pinjaman jangka pendek dan utang usaha kepada pihak ketiga,
yang kenaikannya di atas 100% yaitu berturut-turut sebesar 129,69% dan 329,87%. Total
kewajiban jangka panjang tidak mengalami perubahan signifikan selama 2010 s.d 2012. Hanya
saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 14,36% dan langsung mengalami penurunan drastic
pada tahun 2014 sebesar -4,02%. Pada tahun 2011 total kewajiban jangka panjang naik 6,81%,
dan tahun 2012 naik sebesar 9,75% dari total kewajiban jangka panjang tahun sebelumnya.
Posisi total ekuitas tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal yang sedikit menonjol
diantara kenaikan akun-akun ekuitas adalah penurunan di sisi ekuitas pada non controlling
interest sebesar 14,24% pada tahun 2012 yg mana pada tahun sebelumnya pernah naik pada
tahun 2011 sebesar 24,20%. Hingga tahun 2014, total ekuitas meningkat sebesar 12,96%.
14

PT GUDANG GARAM, Tbk.


Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Perbandingan
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
Rp Rp Rp Rp Rp Rp % Rp % Rp % Rp %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 4.192.355 11,12 Rp 7.144.344 17,06 Rp 6.408.258 13,07 Rp 9.748.896 17,59
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 2.928.574 10,16 Rp 8.088.990 25,47 Rp 4.719.122 11,84 Rp 7.243.188 16,25
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp 13.379.566 Rp 1.263.781 14,25 Rp 944.646 9,33 Rp 1.689.136 18,39 Rp 2.505.708 23,04

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 Rp 6.993 13,12 Rp 26.977 58,24 Rp 11.219 15,31 Rp 5.765 9,29
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 Rp 283.000 9,41 Rp 113.210 3,44 Rp 1.046.536 32,94 Rp 630.661 14,93
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 Rp 26.927 85,65 Rp 32.655 723,90 Rp 29.967 80,63 Rp 24.543 340,92
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 Rp 2.323 22,87 Rp 5.178 41,49 Rp 4.693 26,58 Rp 3.735 28,81
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 Rp 998.392 17,01 Rp 842.292 12,26 Rp 666.041 11,05 Rp 1.885.934 28,18
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 Rp 14.717 6,18 Rp 242.033 95,66 Rp 260.483 52,62 Rp 616.293 81,57
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 Rp 983.675 17,47 Rp 1.084.325 16,39 Rp 405.558 7,33 Rp 1.269.641 21,39
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 Rp 240.362 16,97 Rp 194.934 11,77 Rp 90.337 6,18 Rp 258.280 16,64
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 Rp 747.775 18,03 Rp 880.299 17,99 Rp 314.978 7,85 Rp 1.039.832 24,02
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.462 6,51 Rp 9.092 14,20 Rp 243 0,44 Rp 28.471 51,58
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07

Tabel 5 Analisis Perbandingan Laporan Laba Rugi


15

Analisis perbandingan pada laporan laba rugi PT Gudang Garam Tbk. mengalami laba,
tetapi mengalami penurunan dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar 17,94% dari tahun
2011. Tahun 2011 PT Gudang Garam Tbk sempat mengalami kenaikan laba bersih
dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 17,64%. Pencapaian terbaik yang dari laba bersih yang
dicatatkan PT. Gudang Garam Tbk selama masa operasional 5 tahun berturut-turut yaitu tahun
2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.395.293 juta. Pada
tahun 2014 PT Gudang Garam Tbk mencatatkan Pendapatan/Total Penjualan tertinggi yang
naik sebesar 17,59% dari tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan biaya pokok penjualan sebesar
16,25% dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan penurunan Laba bersih yang
dialami oleh PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 17,94%. Beban pokok
penjualan terbesar terjadi pada tahun 2012 yakni naik sebesar 25,47% dari tahun 2011 sehingga
bedampak pada penurunan laba perusahaan di tahun tersebut.
16

Tabel 6 Analisis Perbandingan Laporan Arus Kas

Arus kas bersih dari aktivitas operasi terus mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga
2014 meski terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.953.574 juta.

Arus kas bersih dari aktivitas investasi juga mengalami penurunan dai tahun ke tahun,
hanya saja pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10% meski tetap di angka minus
Rp 5.069.199 juta.

Arus kas dari aktivitas pendanaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 200% dari tahun 2010.
17

Tabel 7 Analisis Trend Neraca


18

Grafik 1 Trend Neraca

Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu Asset lancar
dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja terjadi sedikit penurunan
di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu juga dengan asset tidak lancar yang
terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend asset tidak lancar pada tahun 2013 dan 2014
lebih tinggi dari trend asset lancar. Untuk liabilitas jangka pendek dan panjang terus mengalami
peningkatan begitu juga dengan total ekuitas.
19

PT GUDANG GARAM, Tbk.


Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Trend
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Rp Rp Rp Rp Rp % % % % %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 100 111,12 130,08 147,08 172,94
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 100 110,16 138,22 154,59 179,72
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp13.379.566 100 114,25 103,60 122,65 150,92

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 100 86,88 158,24 116,44 127,25
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 100 109,41 96,56 140,44 161,41
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 100 14,35 823,90 22,90 100,97
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 100 122,87 141,49 127,65 164,42
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 100 117,01 87,74 114,01 146,14
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 100 106,18 195,66 317,06 575,70
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 100 117,47 83,61 105,41 127,96
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 100 116,97 88,23 109,58 127,82
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Rp 4.013.758 Rp 4.328.736 Rp 5.368.568 100 118,03 82,01 104,40 129,48
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 100 93,49 85,80 80,57 39,01
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 100 117,64 82,06 104,01 128,01

Tabel 7 Analisis Trend Laporan Laba Rugi

Trend laba komprehensif tahun berjalan mengalami penurunan di tahun 2012 namun
kemudian kembali meningkat di tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan tingginya beban
bahan baku di tahun 2012.
20

Tabel 8 Analisis Trend Laporan Arus Kas


Trend aktivitas investasi mengalami peningkatan yang tajam di tahun 2010 hingga 2013
namun kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Untuk trend aktivitas operasi terjadi
fluktuasi, peningkatan hanya terjadi pada tahun 2012 saja. Dan untuk aktivitas pendanaan,
penurunan tajam terjadi pada tahun 2011 dan 2013. Tahun 2012 dan 2014 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya.
21

C. ANALISIS RASIO KEUANGAN

Analisis rasio adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang keadaan (kemampuan) keuangan perusahaan pada suatu periode dengan cara
menghubungkan antara jumlah akun yang satu dengan jumlah akun yang lain. Pada dasarnya
analisis rasio bisa dikelompokkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan melihat asset lancar perusahaan relative
terhadap utang lancarnya. Perusahaan dikatakan likuid jika asset lancar > utang lancar.

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendeknya dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki.

Aset Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar

22.908.293
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 2,70
8.481.933

30.381.754
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 2,24
13.534.319

29.954.021
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 2,17
13.802.317

34.604.461
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 1,72
20.094.580

38.577.191
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 1,62
23.783.134

Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menunjukkan angka yang
paling tinggi dari 3 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu
mengelola/memanajemen asset lancar tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun setelahnya.
Tahun 2010 menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya lebih besar daripada tahun-tahun sesudahnya yang menunjukkan risiko likuiditas
22

yang tinggi. Namun, di samping itu rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
asset lancar yang akan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap profitabilitas perusahaan
karena aktiva lancar secara umum menghasilkan tingkat return yang lebih rendah dibandingkan
dengan asset tetap.

b. Acid Test Ratio (Rasio Cepat/quick ratio)

Rasio cepat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendeknya dengam menggunakan asset lancar yang dimilikinya tanpa memanfaatkan
persediaan.

Aset Lancar − Persediaan


𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 =
Utang Lancar

22.908.293 − 20.174.168
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 0,32
8.481.933

30.381.754 − 28.020.017
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 0,17
13.534.319

29.954.021 − 26.649.777
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 0,24
13.802.317

34.604.461 − 30.241.368
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 0,22
20.094.580

38.577.191 − 34.739.327
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,16
23.783.134

Di antara komponen asset lancar, persediaan biasanya dianggap sebagai asset yang paling
tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk sampai
menjadi kas dan juga terjadi ketidakpastian nilai persediaan. Dengan alasan di atas, persediaan
dikeluarkan dari asset lancar untuk perhitungan rasio cepat.

Rasio cepat PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 lebih besar dari tahun-tahun
sesudahnya. Dalam hal ini, perusahaan mampu mempergunakan asset lancar untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek tahun 2010 lebih baik daripada tahun-tahun sesudahnya, tanpa
memanfaatkan persediaan. Dapat dilihat pula pada laporan keuangan bahwa investasi asset
lancar pada persediaan, tahun 2010 memang paling rendah dari tahun-tahun sesudahnya.
23

Tingginya rasio cepat pada tahun 2010 juga didukung dengan jumlah utang lancar yang
lebih kecil pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun-tahun sesudahnya. Tahun 2011 terjadi
kenaikan persediaan sehingga mengakibatkan turunnya rasio cepat, namun persediaan kembali
mengalami penurunan di tahun 2012 yang mengakibatkan rasio cepat mengalami kenaikan.
Pada tahun 2013 dan 2014 persediaan sama-sama mengalami kenaikan sehingga rasio cepat
kembali mengalami penurunan. Namun demikian, rasio cepat yang rendah menujukkan risiko
likuiditas yang lebih tinggi.

Rasio Likuiditas
3.00
2.70
2.50
2.24 2.17
2.00
1.72
1.62
1.50

1.00

0.50 0.32
0.17 0.24 0.22 0.16
-
2010 2011 2012 2013 2014
Current Ratio Quick Ratio
Grafik 2 Rasio Likuiditas
24

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable jika total asset > total
hutang.

a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset (DAR)

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi
berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan leverage
keuangan yang tinggi akan meningkatkan ROE dengan cepat, tetapi sebaliknya jika penjualan
menurun, ROE akan menurun pula. Risiko perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi
akan semakin tinggi pula.

Total Utang
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 =
Total Aset
9.421.403
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 0,31
30.741.679
14.537.777
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 0,37
39.088.705
14.903.612
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 0,36
41.509.325
21.353.980
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 0,42
50.770.251
24.991.880
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,43
58.220.600

Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menghasilkan angka yang rendah
dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Namun, untuk tahun-tahun selanjutnya hingga
tahun 2014, terjadi kenaikan rasio DAR yang disebabkan oleh meningkatnya total utang.
Meskipun hanya menggunakan dana dari kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap mengalami
peningkatan.

b. Rasio Total Utang terhadap Total Ekuitas (DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur total utang dalam struktur modal suatu perusahaan
dalam kondisi utang jangka panjang perusahaan.
25

Total Utang
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =
Total Ekuitas

9.421.403
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 0,44
21.320.276

14.537.777
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 0,59
24.550.928

14.903.612
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 0,56
26.605.713

21.353.980
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 0,73
29.416.271

24.991.880
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,75
33.228.720

Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur permodalan PT


Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010 menghasilkan rasio DER yang kecil di bawah
50%, untuk tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga 75%.

c. Time Interest Earned (TIE)

Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang tersedia
untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman meskipun
barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan utang (penggunaan leverage
keuangan) perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak
manajemen.

EBIT
𝑇𝐼𝐸 =
Bunga

5.869.581
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 24,63
238.285

6.867.973
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 27,15
253.002

6.025.681
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 12,17
495.035
26

6.691.722
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 8,86
755.518

8.577.656
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 6,25
1.371.811

Rasio Solvabilitas
30
27.15
24.63
25

20

15
12.17
10 8.86
6.25
5
0.310.44 0.370.59 0.360.56 0.420.73 0.430.75
0
2010 2011 2012 2013 2014
TIE DAR DER
Grafik 3 Rasio Solvabilitas

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat


penjualan, asset, dan modal saham tertentu.

a. Net Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan


menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada
analisis common-size untuk laporan laba rugi. Rasio ini diinterpretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu.
27

Laba bersih
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan

4.214.789
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 0,11
37.691.997

4.958.102
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 0,12
41.884.352

4.068.711
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 0,08
49.028.696

4.383.932
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 0,08
55.436.954

5.395.293
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,08
65.185.850

Net Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sedangkan NPM yang rendah menunjukkan
penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau kombinasi dari kedua hal
tersebut, yang secara umum rasio yang rendah bisa menujukkan ketidakefisienan manajemen.
Untuk industry manufaktur cenderung memiliki rasio net profit margin yang tinggi. Pada PT
Gudang Garam Tbk, rasio net profit margin (NPM) mengalami peningkatan di tahun 2011 yang
semula sebesar 0,11 menjadi 0,12 meski peningkatan tidak signifikan. Namun untuk tahun
2012 mengalami penurunan yang semula 0,12 menjadi 0,08 yang disebabkan oleh peningkatan
beban bunga. Sementara tahun 2013 dan 2014 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 0,08.

a. Return on Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan


tingkat asset tertentu.

Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 =
Total aset

4.214.789
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 0,14
30.741.619
28

4.958.102
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 0,13
39.088.705

4.068.711
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 0,10
41.509.325

4.383.932
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 0,09
50.770.251

5.395.293
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 0,09
58.220.600

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi
manajemen. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on asset (ROA) dari tahun 2010 hingga
2014 terus mengalami penurunan. Tahun 2012 mengalami penurunan yang lebih besar dari
tahun-tahun sebelum dan sesudahnya yakni sebesar 3% sedangkan tahun 2012, 2013, dan 2014
hanya mengalami penurunan sebesar 1%. Hal ini dikarenakan perputaran asset perusahaan
rendah.

b. Return on Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal


saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 =
Modal saham

4.214.789
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 4,38
962.044

4.958.102
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 5,15
962.044

4.068.711
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 4,23
962.044

4.383.932
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 4,56
962.044

5.395.293
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 5,61
962.044
29

Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak
memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu, rasio ini
bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan
tingkat leverage keuangan perusahaan. Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on equity
(ROE) dari tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi. Peningkatan terjadi di tahun 2011
menghasilkan ROE 5,15 yang semula pada tahun 2010 sebesar 4,38. Sementara pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 4,23. Namun peningkatan kembali terjadi di tahun 2013
sebesar 4,56 dan diikuti tahun 2014 sebesar 5,61. Hal ini menujukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan di dua tahun terakhir.

Rasio Profitabilitas
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
ROA 0.14 0.13 0.10 0.09 0.09
ROE 4.38 5.15 4.23 4.56 5.61
NET PROFIT
0.11 0.12 0.08 0.08 0.08
MARGIN
ROA ROE NET PROFIT MARGIN
Grafik 4 Rasio Profitabilitas
30

4. Rasio Aktifitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas
aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva
lain yang lebih produktif.

a. Perputaran Persediaan

HPPj
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 =
Persediaan

28.826.410
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 1,43
20.174.168

31.754.984
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 1,13
28.020.017

39.843.974
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 1,50
26.649.777

44.563.096
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 1,47
30.241.368

51.806.284
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 1,49
34.739.327

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami fluktuasi. Tahun
2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi 1,13 kali. Di tahun 2012 mengalami
peningkatan menjadi 1,50 kali. Penurunan kembali terjadi ditahun 2013 menjadi 1,47 kali
sementara tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 1,49 kali. Hal ini menunjukkan
perputaran persediaan yang rendah akibat kurangnya pengendalian persediaan yang efektif
padahal tingkat persediaan perusahaan relative besar dan terus meningkat setiap tahun.

b. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan


berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya.
31

Penjualan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =
Aktiva Tetap

37.691.997
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 5,09
7.406.632

41.884.352
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 5,11
8.189.881

49.028.696
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 4,72
10.389.326

55.436.954
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 3,75
14.788.915

65.185.850
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 3,44
18.973.272

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada
PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih banyak mengalami penurunan meski
peningkatan terjadi di tahun 2011 yang semula 5,09 kali menjadi 5,11 kali. Tahun-tahun
berikutnya terus mengalami penurunan, tahun 2012 sebesar 4,72 kali, tahun 2013 sebesar 3,75
kali, dan tahun 2014 sebesar 3,44 kali. Meskipun perputaran asset tetap lebih tinggi daripada
perputaran total asset, tetap saja perlu dilakukan evaluasi terkait dengan efektivitas perusahaan
dalam menggunakan asset tetap untuk mendukung penjualan.

c. Perputaran Total Aktiva

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total asset. Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya (investasi).

Penjualan
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 =
Total Aset

37.691.997
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2010 = = 1,23
30.741.679

41.884.352
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011 = = 1,07
39.088.705
32

49.028.696
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = = 1,18
41.509.325

55.436.954
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = = 1,09
50.770.251

65.185.850
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = = 1,12
58.220.600

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi. Rasio
yang paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yakni sebesar 1,23. Pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 1,07. Kemudian meningkat di tahun 2012 menjadi 1,18. Penurunan kembali
terjadi di tahun 2013 menjadi 1,09 dan meningkat kembali di tahun 2014 menjadi 1,12. Dilihat
dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi manajemen terkait
dengan strategi dan pengeluaran modalnya.

Rasio Aktivitas
6.00
5.09 5.11
5.00 4.72

4.00 3.75
3.44
3.00

2.00 1.43 1.50 1.47 1.49


1.23 1.07 1.13 1.18 1.09 1.12
1.00

0.00
2010 2011 2012 2013 2014
PERPUTARAN TOTAL
1.23 1.07 1.18 1.09 1.12
AKTIVA
PERPUTARAN AKTIVA
5.09 5.11 4.72 3.75 3.44
TETAP
PERPUTARAN PERSEDIAAN 1.43 1.13 1.50 1.47 1.49

PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PERPUTARAN AKTIVA TETAP


PERPUTARAN PERSEDIAAN

Grafik 5 Rasio Aktivitas


BAB III
SIMPULAN

1. Likuiditas rendah hal ini karena persediaan mempunyai jumlah yang cukup besar dalam

asset lancar. Sebaiknya perusahaan mengimbangi proporsi persediaan dengan asset lancar lain.

2. Solvabilitas berfluktuasi. Dilihat dari rasio Total hutang terhadap total asset dan Total

hutang terhadap total ekuitas, perusahaan dikatakan solvable karena angka rasio yang terus

meningkat. Namun dilihat dari besarnya Time interest earning yang terus menurun karena

beban bunga yang terus meningkat, perlu mendapat perhatian dari manajemen meski EBIT

masih bisa menutup beban bunga di tahun 2013 dan 2014.

3. Perputaran persediaan rendah sehingga perlu evaluasi menajemen terkait dengan

efektivitas persediaan.

4. Profitabilitas rendah karena perputaran aset rendah mengakibatkan pada ROA yang rendah

sedangkan pada net profit margin di tiga tahun terakhir tidak ada perubahan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta:UPP AMP


YKPN.

Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh.
Salemba Empat:Jakarta
http://www.gudanggaramtbk.com/

34

Anda mungkin juga menyukai