Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Menometroragia

Sasaran : Pasien Dan Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : Kamis, 28 maret 2019

Tempat : Ruang 10 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang

Waktu : 30 menit

A. Latar belakang
Permasalahan kesehatan reproduksi merupakan tanggung
jawab bersama baik itu tenaga kesehatan maupun masyarakat
karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Salah satu gangguan sistem reproduksi yang berhubungan
dengan menstruasi adalah menometroragia. Menometroragia,
perdarahan saat menstruasi yang berlangsung terus/panjang
dan berdarah banyak (Manuaba, 2008).

Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat


dirumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur
diatas 40 tahun dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam
praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam
masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya
dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah
sakit.

Perdarahan ovulator merupakan kurang lebih 10% dari


perdarahan disfungsional dengan siklus pendek atau panjang
(Prawirohardjo, 2007). Dari beberapa kasus yang ada di
ruang ginekologi menometroragia merupakan kasus yang
jarang terjadi. Meskipun demikian, bukan berarti
menometroragia tidak berpengaruh terhadap meningkatnya
angka mortalitas dan morbiditas karena menometroragia
berhubungan dengan salah satu faktor penyebab gangguan
dalam organ reproduksi wanita (Soekiman, 2009).

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat
memahami tentang Menometroragia

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit
diharapkan audience mampu:
1. Mengetahui pengertian menometroragia.
2. Mengetahui penyebab menometroragia.
3. Mengetahui tanda gejala menometroragia.
5. Mengetahui penanganan menometroragia.
6. Mengetahui pencegahan menometroragia.
7. Mengetahui komplikasi menometroragia.

D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

E. Alat Bantu dan Media


1. Leaflet
2. Power point
3. LCD

F. Pengorganisasian
Pemateri : Erin pebriansyah
Moderator : krisda Apriani
Fasilitator : Nurul Jannah, Erwan Efendi
G. Kegiatan
NO WAKTU/ KEGIATAN KEGIATAN PELAKSANA
PENYULUHAN PESERTA
TAHAP

1. 2 menit - Memperkenalkan - Menyambut Penyaji


diri salam dan
Pembukaan
- Menjelaskan mendengarkan
tujuan dari - Mendengarkan
penyuluhan
- Melakukan
kontrak waktu - Mendengarkan
- Menyebutkan
materi - Mendengarkan
penyuluhan yang
akan diberikan

2 10 menit - Menyampaikan - Mendengarkan Penyaji


materi dan
Isi
Penyuluhan memperhatika
n

3 8 menit - Diskusi dan - Mendengarkan Penyaji


Tanya Jawab
Penutup
- Menyatakan - Mendengarkan
kegiatan telah
selesai
- Mengucapkan - Mendengarkan
terima kasih dan membalas
kepada salam
pengunjung
- Mengucapkan
salam sebagai
penutup acara
- Membagikan
leaflet

H. Evaluasi
1.Evaluasi Struktur :
a. Evaluasi Terstruktur
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan
pada SAP
- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media
yang akan digunakan
- Kesiapan audience meliputi kesiapan menerima
penyuluhan
b. Evaluasi Proses
- Audience antusias terhadap materi penyuluhan
- Audience tidak meninggalkan tempat penyuluhan
- Audience mengajukan pertanyaan sesuai dengan
materi yang disampaikan penyuluh
- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi
dengan jelas dan dengan suasana yang rileks.
c. Evaluasi Hasil:
- Sebanyak 70% audience dapat menjawab benar pertanyaan
dari penyuluh terkait dengan menometroragia setelah
dilakukan penyuluhan
- Sebanyak 70% audience paham mengenai materi
menometroragia

I. MATERI
Terlampir.

J. Daftar Pustaka
Anonim. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi K
Unud/RS Sanglah. Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK Unud/RS Sanglah. Denpasar.
Achmad. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi Ginekologi.
Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Manuaba Ida Bagus. 2005. Reproduksi Wanita. Jakarta:
Arcan.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kandungan. Edisi 4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
K. Setting Tempat
MATERI
Menometroragia

A. Pengertian
Menorrhagia atau haid berlebihan adalah keluarnya
darah menstruasi secara berlebihan atau dalam jumlah yang
terlampau banyak. Selama masa menstruasi, jumlah rata-rata
darah yang dikeluarkan adalah 30-40 ml. Dan seorang wanita
dianggap mengalami haid berlebihan jika kuantitas darah
yang dia keluarkan berkisar antara 60-80 ml.
Sebenarnya jumlah tersebut tidak bisa dijadikan
patokan pasti karena jumlah darah menstruasi pada setiap
wanita berbeda-beda. Namun, untuk memudahkan mengenali
kondisi ini, Anda dapat memperhatikan banyaknya jumlah
pembalut yang Anda habiskan atau seringnya darah menembus
pakaian Anda karena tidak tertampung oleh pembalut.
Dari tanda tersebut Anda bisa membandingkannya dengan
menstruasi-menstruasi yang sebelumnya atau yang biasanya.
Jika Anda khawatir mengalami haid secara berlebihan, maka
sebaiknya temui dokter.

B. Gejala Menorrhagia
Selain terlalu banyaknya darah yang dikeluarkan atau
masa perdarahan yang cukup lama, haid berlebihan juga bisa
disertai gejala lainnya, yaitu rasa nyeri. Umumnya dikenal
dengan istilah nyeri haid (dysmenorrhea).
Dismenore umumnya terjadi ketika dinding rahim
berkontraksi dan menekan pembuluh darah di
sekitarnya. Akibatnya, pasokan oksigen terhenti dan
menyebabkan munculnya rasa nyeri. Selain itu, beberapa
gejala lainnya seperti tanda-tanda anaemia, merasa lemas,
atau napas pendek juga dapat dirasakan.
Meskipun tidak selalu menjadi pertanda suatu kondisi
yang serius, haid berlebihan dapat mengganggu kehidupan
sehari-hari wanita yang mengalaminya, baik secara emosi,
psikis, maupun sosial. Disarankan untuk temui dokter jika
Anda perlu mengganti pembalut setiap 1-2 jam, mengalami
perdarahan di luar masa menstruasi atau setelah menopause.

C. Penyebab Menorrhagia
Tidak semua penyebab menorrhagia dapat diidentifikasi,
namun ada beberapa yang umumnya menjadi pemicu, seperti:

 Radang panggul, misalnya karena infeksi pada organ


reproduksi, baik pada rahim, indung telur, atau saluran
telur.
 Fibroid rahim, merupakan tumor jinak pada rahim.
 Sindrom ovarium polikistik.
 Endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan dari lapisan
dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rahim.
 Adenomiosis, yaitu pertumbuhan jaringan endometrium ke
dalam dinding otot rahim.
 Hipotiroidisme, kondisi di mana kelenjar tiroid tidak
mampu memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup.
 Polip serviks atau polip rahim, yaitu pertumbuhan
jaringan tambahan pada dinding serviks atau dinidng
rahim.
 Gangguan pada ovarium, yang dapat menyebabkan siklus
hormon dan proses ovulasi tidak terjadi sebagaimana
mestinya.
 Gangguan pembekuan darah, misalnya penyakit Von
Willebrand.
 Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon,
antikoagulan, dan penggunaan pil KB atau
IUD (intrauterine contraceptive devices).
 Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.

D. Diagnosis Menorrhagia

Diagnosis menorrhagia biasanya dapat dilakukan dokter


dari gejala yang ada. Untuk memperoleh keterangan seputar
gejala yang dirasakan pasien, dokter akan menanyakan seberapa
banyak darah yang dikeluarkan pasien dan berapa lama masa
menstruasi yang biasa dialami oleh mereka. Selain itu, dokter
juga akan bertanya seberapa sering pasien perlu mengganti
pembalut mereka dan apakah pasien merasakan gejala lain yang
menyertai, misalnya nyeri panggul, nyeri pasca berhubungan
seksual, dan ada tidaknya perdarahan di antara jadwal haid
bulanan. Kondisi genetik pun juga akan ditanyakan sebagai
bahan pertimbangan.

Pemeriksaan lebih lanjut biasanya dilakukan tergantung


pada hasil pemeriksaan awal dan riwayat kesehatan pasien itu
sendiri. Jika dokter mencurigai ada kondisi lain yang
menyebabkan pasien mengalami haid berlebihan, maka pemeriksaan
lanjutan berikut ini dapat dilakukan:

 Pemeriksaan area panggul bagian dalam, menggunakan alat


bernama spekulum, atau secara manual.
 Pemeriksaan darah. Untuk mendeteksi adanya anemia, kelainan
hormon tiroid atau gangguan pembekuan darah.
 Pap smear. Pengambilan sampel sel dari dinding dalam
serviks untuk memeriksa tanda-tanda peradangan, infeksi,
atau potensi kanker.
 Biopsi. Pengambilan sampel jaringan dari rahim untuk
diperiksa dengan mikroskop.
 USG rahim, untuk memeriksa jika terdapat fibroid, polip,
atau kelainan lainnya.
 Sonohysterography (SIS). Pemeriksaan jaringan pada rahim
menggunakan zat warna yang disuntikkan melalui vagina atau
serviks, dilanjutkan dengan pemindaian menggunakan USG.
 Histeroskopi. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan
selang tipis yang dilengkapi kamera khusus melalui vagina
atau serviks untuk melihat kondisi rahim pasien.

E. Pengobatan Menorrhagia
Selain menurunkan atau menghentikan volume perdarahan yang
cukup banyak dan mencegah terjadinya anemia defisiensi besi,
pengobatan menorrhagia juga bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup penderitanya. Namun, apabila dokter tidak
mencurigai adanya masalah serius yang menyebabkan menorrhagia
atau kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
penderitanya, pengobatan tidak diperlukan.
Ada dua cara untuk mengobati menorrhagia, yaitu melalui
obat-obatan dan operasi. Obat-obatan seringkali dijadikan
pilihan utama, terutama jika pemeriksaan masih berjalan dan
belum menunjukkan hasil pasti mengenai penyebab menorrhagia.
Dokter dapat memberikan obat jika pasien tidak merasakan
gejala apa pun yang mengarah pada kondisi serius.
Beberapa jenis obat-obatan yang bisa digunakan untuk
menangani menorrhagia adalah:

 Tablet asam traneksamat. Obat ini terbukti mampu menurunkan


perdarahan hingga hampir 50%. Asam traneksamat bekerja
dengan cara membantu proses penggumpalan darah di dalam
rahim. Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari
penggunaan obat ini adalah diare dan
 Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs). Selain dapat
meredakan gejala nyeri, obat ini juga dapat menurunkan
produksi salah satu hormon yang berperan dalam terjadinya
menorrhagia, yaitu hormon prostaglandin. Contoh obat OAINS
yang bisa digunakan adalah ibuprofen, naproxen, dan asam
mefenamat. Obat ini bisa menurunkan perdarahan hingga 20-
50%. Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan OAINS
sama seperti asam traneksamat, yaitu diare dan dispesia.
 Pil kontrasepsi kombinasi. Pil yang mengandung hormon
progestogen dan estrogen ini dapat mencegah pelepasan sel
telur di dalam rahim setiap bulannya. Selain mengobati
menorrhagia, obat ini juga dapat mengurangi nyeri haid dan
mengatasi siklus menstruasi yang tidak teratur sekitar 40%.
Efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat
ini adalah retensi cairan, mual, nyeri payudara, dan
perubahan suasana hati.
 LNG-IUS (levonorgestrel-releasing intrauterine system). Ini
merupakan sejenis alat kontrasepsi yang mampu menurunkan
perdarahan hingga 90%. LNG-IUS bekerja dengan cara
memperlambat pertumbuhan lapisan rahim. Alat plastik
berukuran kecil ini digunakan dengan cara dimasukkan ke
dalam rahim. Di dalam rahim LNG-IUS kemudian akan
melepaskan hormon progestogen secara perlahan-lahan. Efek
samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan obat ini
adalah munculnya jerawat, nyeri atau rasa tidak nyaman di
payudara, dan amenorea (terhentinya menstruasi) selama masa
penggunaan obat.
 Progestogen suntik dan norethisterone Kinerja keduanya
dalam mengobati menorrhagia sama seperti LNG-IUS, yaitu
memperlambat pertumbuhan dinding sel rahim. Efek samping
yang biasa muncul dari penggunaan progestogen suntik adalah
kenaikan berat badan, tertundanya kehamilan (biasanya
hingga enam bulan sampai setahun setelah pengobatan
dihentikan), sindrom prahaid (nyeri payudara, retensi
cairan, dan perut kembung). Sedangkan efek
samping norethisterone oral adalah nyeri payudara dan
tumbuhnya jerawat.
 Analog GnRH-a (gonadotropin releasing hormone
analogue). Ini merupakan salah satu obat yang efektif dalam
mengurangi perdarahan saat menstruasi. Terapi agonis GnRH-a
biasanya tidak dilakukan secara rutin, namun lebih sekadar
pengobatan sementara bagi pasien yang akan menempuh jalan
operasi untuk mengobati menorrhagia. Kadang-kadang, dalam
kasus tumor jinak di dalam rahim atau fibroid, hormon
agonis GnRH-a dapat diberikan dalam bentuk suntik. Efek
samping yang mungkin ditimbulkan dari terapi ini adalah
berkeringat, sensasi panas di tubuh (hot flashes), dan
vagina kering.

Prosedur operasi biasanya akan direkomendasikan oleh


dokter apabila menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani
dengan obat-obatan, atau untuk menghindari komplikasi
seperti anaemia parah dan nyeri haid (dysmenorrhea) yang
hebat. Ada bermacam-macam jenis operasi untuk kondisi ini,
dan beberapa di antaranya adalah:
 Dilatasi dan kuretase (D&C). Dalam prosedur ini, dokter
akan melakukan dilatasi (pembukaan) pada serviks dan
melakukan kuretase (pengerokan) dinding dalam rahim untuk
mengurangi perdarahan saat menstruasi. Tindakan ini
biasanya dilakukan kembali jika kambuh.
 Embolisasi arteri rahim. Prosedur ini diperuntukkan untuk
menangani menorrhagia yang disebabkan oleh fibroid. Fibroid
adalah tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim. Pada
prosedur embolisasi arteri rahim, fibroid disusutkan dengan
cara memblokir arteri yang mensuplai darah ke daerah
tersebut. Embolisasi arteri rahim adalah prosedur yang
paling banyak dipilih dokter karena selain tingkat
keberhasilannya yang tinggi dalam mengobati menorrhagia
yang disebabkan fibroid, prosedur ini juga jarang
menimbulkan komplikasi.
 Miomektomi. Dalam miomektomi, fibroid diangkat melalui
pembedahan. Prosedur ini dapat dilakukan dengan dengan
membuka dinding abdomen (laparotomi), menggunakan pipa
optik dan alat khusus yang dimasukkan lewat beberapa
sayatan kecil pada dinding perut (laparoskopi), atau
melalui vagina (histerokopi). Pada sebagian kasus, fibroid
tumbuh kembali setelah miomektomi.
 Reseksi endometrium. Prosedur ini mengangkat endometrium
(dinding dalam uterus) menggunakan kawat panas. Setelah
menjalani prosedur ini, kehamilan tidak dianjurkan.
 Ablasi endometrium. Prosedur ini dilakukan dengan cara
menghancurkan lapisan endometrium secara permanen, baik
dengan laser, radiofrekuensi (RF), atau dengan pemanasan.
 Histerektomi. Biasanya prosedur ini ditempuh apabila
menorrhagia sudah tidak bisa lagi ditangani oleh cara apa
pun dan gejalanya sudah sangat parah. Histerektomi adalah
operasi pengangkatan rahim yang otomatis akan menghentikan
menstruasi selamanya dan membuat pasien tidak bisa memiliki
anak lagi.

Anda mungkin juga menyukai