YANI WULANDARI
NIM: 143110193
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan
YANI WULANDARI
NIM: 143110193
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF)
di Ruangan Interne Pria IRNA Non-Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2017“.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D-III Keperawatan
Padang Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan, penyusunan proposal
dan sampai pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sangatlah sulit bagi peneliti
untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terimaksih kepada:
1. Ibu Ns. Hj. Defia Roza, S. Kep, M.Biomed selaku dosen pembimbing Idan
ibu Ns. Nova Yanti, M. Kep, Sp. Kep.MB selaku dosen pembimbing II yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
3. Bapak Direktur Dr.dr. H. Yusirman Yusuf, Sp. B, Sp. BA (K) MARS dan
Staf Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang peneliti perlukan.
4. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
5. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Padang.
6. Bapak Drs. Maswardi M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan dukungan dan pembelajaran selama peneliti berada di
Poltekkes Kemenkes RI Padang.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah berjasa dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti
menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan, dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Peneliti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor penyebab kematian dini
pada negara berpenghasilan rendah dan menengah. Setiap tahunnya lebih dari
36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) atau 63 % dari
seluruh kematian. Salah satu PTM yang yang merupakan penyebab kematian
nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler (Pusdatin
Kemenkes RI, 2014). Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah
satu penyakit degeneratife yang mempunyai angka prevalensi paling tinggi di
masyarakat dan berpengaruh terhadap angka kejadian morbiditas dan
mortalitas di berbagai negara terutama di negara industri, mengakibatkan
lebih kurang 30 % kematian di Amerika Serikat (Guyton & Hall, 2007).
Menurut WHO tahun 2015 penyakit jantung masih menempati urutan teratas
sebagai penyebab utama kematian di dunia, yang mana tercatat dari
56.400.000 kematian di dunia 26.5 % nya di sebabkan oleh penyakit jantung.
Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab dari CHF ini. diantaranya
faktor herediter/keturunan, jenis kelamin, usia, pola makan, kebiasaan
merokok, obesitas, diabetes mellitus, kurang melakukan aktifitas fisik, serta
riwayat hipertensi. Penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden
50% diantaranya memiliki faktor keturunan CHF dari keluarganya, terdapat
50 % responden yang berusia 40-59 tahun, terdapat 97,67 % atau hampir
seluruhnya responden yang memiliki pola makan yang tidak baik, terdapat
Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, laki –laki lebih beresiko terkena penyakit
CHF ini di bandingkan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hamzah (2016) mengatakan bahwa terdapat 60 % atau 36
pasien CHF yang sedang menjalani rawatan sedangkan pasien perempuan
sebanyak 40 % atau 27 orang. Menurut Smeltzer & Bare (2013), angka
kejadian CHF pada laki-laki lebih tinggi daripada wanita karena adanya
hormon estrogen pada wanita dapat melindungi dari penyakit jantung, serta
kebiasaan laki-laki yang sering merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol
dan beraktivitas berat.
Keluhan yang sering di rasakan pada penderita CHF yaitu berupa sesak nafas,
batuk, mudah lelah saat beraktifitas ringan, kegelisahan atau kecemasan akibat
gangguan oksigenasi, edema pada ekstremitas bawah, anoreksia disertai mual,
sering berkemih di malam hari, serta mengalami kelemahan, bahkan sampai
mengalami penurunan kesadaran (Kasron, 2012).
Data pencatatan dan pelaporan Rekam Medis dari RSUP Dr. M. Djamil
Padang, terdapat 590 pasien CHF yang di rawat di ruangan penyakit dalam
pada tahun 2014 dan 409 pasien pada tahun 2015. Sedangkan data yang
didapatkan di ruangan jika dilihat dari profil RSUP Dr. M.Djamil Padang
penyakit CHF termasuk 10 penyakit terbanyak rawat inap setelah
bronchopneumonia 19.59% di urutan pertama yaitu sebanyak 14.43% serta
CHF menempati posisi ketiga dari 10 penyakit terbanyak rawat jalan tahun
2014 atau sekitar 4.657 orang.
Dilihat dari banyaknya kasus CHF yang terus meningkat maka peran perawat
sangat dibutuhkan untuk penanggulangan penyakit CHF, agar tidak
menimbulkan komplikasi yang lebih berat lagi yang dapat memperburuk
keadaan penderita. CHF harus ditangani dengan segera karena CHF dapat
mengurangi aliran darah ke ginjal yang akhirnya dapat menyebabkan gagal
ginjal, serta CHF dapat meningkatkan resiko stroke dan kematian bila tidak
ditangani dengan cepat, karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada
CHF dari pada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan
akan mengembangkan pembekuan darah, maka untuk mengatasi masalah
tersebut penting di lakukan asuhan keperawatan yang tepat guna mencegah
kematian serta dampak – dampak yang mungkin terjadi (Bararah & Jauhar,
2013).
Peran perawat yang pertama kali yang bisa dilakukan pada pasien CHF
menurut Muttaqin, 2012 yaitu menganjurkan posisi tirah baring serta
pembatasan aktivitas dapat mengurangi beban kerja jantung sehingga dapat
membantu jantung untuk tidak bekerja dengan berat dan suplai oksigen dapat
dihantarkan keseluruh sel, termasuk dalam sel jantung itu sendiri. Sedangkan,
menurut Brunner & Suddarth, 2013 intervensi kolaborasi pada pasien CHF
yang dilakukan oleh perawat yaitu dengan pemberian diuretik, oksigenasi,
vasodilator dan beta adrenergic antagonis (beta bloker). Diuretik merupakan
pilihan pertama untuk menurunkan kerja otot jantung. Terapi ini diberikan
untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti adalah “Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Pasien CHF di Ruang Penyakit Dalam Pria IRNA Non
Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien CHF di Ruang
Penyakit Dalam Pria IRNA Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang
tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
Dari tujuan umum diatas didapatkan tujuan khususnya yaitu sebagai
berikut:
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
2. Penyebab
Pada CHF, jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah cukup
untuk menjaga lancarnya sirkulasi. Akibatnya terjadi penumpukan darah
dan tekanan ekstra dapat menyebabkan akumulasi cairan ke dalam paru-
paru. Gagal jantung terutama berkaitan dengan masalah-masalah
pemompaan otot jantung di bilik jantung, yang mungkin disebabkan oleh
penyakit-penyakit seperti infraktus otot jantung (serangan jantung),
endocarditis (infeksi pada jantung), hipertensi (tekanan darah tinggi),
atau valvular insufficiency.Jika penyakit mempengaruhi jantung sebelah
kiri, darah akan kembali ke paru-paru.
3. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2013), patofisiologi CHF yaitu:
Mekanisme yang mendasari Heart Failure (HF) meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung
lebih dari curah jantung normal. Konsep curah jantung yang baik
dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO
: Cardiac Output) dalah fungsi frekuensi jantung (HR : Heart Rate) X
Tetapi pada CHF dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut
otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal
masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup jumlah darah yang
dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor; preload;
kontraktilitas dan afterload. Preload adalah sinonim dengan hukum
Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang
mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh panjangnya regangan serabut jantung. Kontraktilitas mengacu pada
perubahan kekuatan kontraktilitas yang terjadi pada tingkat sel dan
berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium. Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh tekanan arteriole. (Brunner and Suddarth, 2013)
a. Kelas I
Akitivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspea, palpitasi, tidak ada
kongesti pulmonal atau hipotensi perifer serta bersifat asimtomatik.
Kegiatan sehari –hari tidak terbatas.
b. Kelas II
Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas, gejala tidak ada saat istirahat,
adanya bailar (krekels dan S3 murmur).
6. Dampak CHF
Dampak masalah potensial yang mungkin terjadi pada CHF ini dapat berupa:
a. Syok Kardiogenik
Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot
jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya, menimbulkan penurunan
curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital
(jantung, otak, ginjal).
b. Episode tromboemboli karena pembentukan bekuan vena akibat stasis
darah.
c. Efusi perkardial dan tamponade jantung
Efusi perikardium mengacu pada masuknya cairan ke dalam kantung
perikardium. Secara normal kantung perikardium berisi cairan sebanyak
kurang dari 50 ml. cairan perikardium akan terakumulasi secara lambat
tanpa menyebabkan gejala yang nyata. Namun demikian perkembangan
efusi yang cepat dapat meregangkan perikardium sampai ukuran
maksimal dan menyebabkan penurunan curah jantung serta aliran balik
vena ke jantung. Hasil akhir dari proses ini adalah tamponade jantung.
(Smeltzert & Bare, 2013)
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Elektrokardiografi (EKG)
(9). Mikrovoltase
(11). Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi
2) Ekokardiografi
Gambaran yang paling sering ditemukan pada CHF akibat penyakit
jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi, dan beberapa kelainan katup
jantung adalah dilatasi ventrikel kiri yang disertai hipokinesis seluruh
dinding ventrikel.
3) Rontgen Toraks
Abnormalitas foto toraks yang ditemukan pada pasien CHF:
(1). Kardiomegali
(2). Efusi pleura
(3). Hipertrofi ventrikel
(4). Edema intertisial
(5). Infiltrat paru
(6). Kongesti vena paru
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia, 2015)
g. Pemeriksaan Laboratrium
Tes Laboratorium Darah
1) Enzym hepar : meningkat dalam gagal jantung/ kongesti.
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan NANDA 2015, NIC-NOC 2016
No Diagnosa NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
Keperawatan Clasification) Clasification)
1. Penurunan curah a. Cardiac Pump a. Cardiac Care
jantung Effectiveness Aktivitas :
berhubungan Indikator : 1) Evaluasi adanya nyeri
dengan penurunan 1) Systolic blood dada (intensitas,
kontraksi ventrikel pressure dalam lokasi, durasi,
kiri. rentang normal frekuensi)
2) Diastolic blood 2) Catat adnya disritmia
pressure dalam jantung
rentang normal 3) Catat adanya tanda
3) Tidak ada disritmia dan gejala penurunan
4) Tidak ada bunyi cardiac output.
jantung abnormal 4) Monitor status
5) Tidak terjadi angina kardiovaskuler
6) Tidak ada edema 5) Monitor status
perifer pernafasan yang
7) Tidak ada edema menandakan Heart
paru Failure
8) Tidak dispnea saat 6) Monitor abdomen
istirahat sebagai indicator
9) Tidak dispnea ketika adanya adanya
latihan penurunan fungsi
A. Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah deskriptif, dalam bentuk studi kasus. Penelitian
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penerapan
asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF di Ruangan Penyakit Dalam
Pria IRNA Non-bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017.
C. Subjek penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit CHF
di ruangan penyakit dalam pria IRNA non-bedah RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2017. Populasi pasien CHF di RSUP Dr. M. Djamil Padang
khususnya di ruang Penyakit Dalam Pria pada saat peneliti melakukan
studi dokumentasi yaitu sebanyak 5 orang pasien.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah dua pasien dengan penyakit CHF diruangan
Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017. Sampel
diambil sebanyak 2 orang secara purposive sampling.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien CHF beserta keluarga yang bersedia menjadi responden.
b. Pasien yang dirawat dengan keadaan kooperatif.
2. Kriteria Ekslusi
a. Pasien dengan CHF yang pindah ke ruangan di luar lokasi peneliti.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada suatu masalah dengan memperhatikan
tanda-tanda verbal dan nonverbal, secara umum mencakup lima hal, yaitu
pemicu terjadinya masalah, kualitas, lokasi, intensitas, waktu serangan.
Cara mudah untuk mengingat yaitu dengan PQRST.
P = Provoking (pemicu), yaitu faktor yang menimbulkan masalah dan
mempengaruhi gawat atau ringannya masalah.
Q = Quality (kualitas), tingkat beratnya suatu serangan.
R = Region (daerah/lokasi), yaitu perjalanan ke daerah lain.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat ditegakkan jika data-data yang telah ada
dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
a) Analisa data
Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya
(format terlampir). Data pasien terdiri atas data subjektif yaitu data
yang didapat dari perkataan pasien atau keluarga, biasanya apa yang
dikeluhkan. Data objektif yaitu data yang diperoleh perawat
berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan fisik (Suara,
Mahyar, dkk, 2010).
b) Menegakkan diagnosa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah
PES (problem+etilogi+symptom) dan menggunakan istilah diagnosa
keperawatan yang dibuat dari daftar NANDA (format terlampir)
(Suara, Mahyar, dkk, 2010).
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen sebagai berikut :
a) Diagnosa yang diprioritaskan
b) Tujuan dan kriteria hasil
c) Intervensi
Intervensi keperawatan mengacu pada NANDA NIC-NOC (format
terlampir).
(Suara, Mahyar, dkk, 2010).
F. Jenis-jenis data
1. Data primer
Data primer dalam penelitian berupa pengkajian langsung kepada pasien
dan keluarga, meliputi : identitas pasien dan keluarga, riwayat kesehatan
pasien, riwayat kesehatan dahulu dan keluarga serta pemeriksaan fisik
terhadap pasien.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh langsung dari rekam medis
dan penyakit dalam pria RSUP Dr. M. Djamil Padang. Data sekunder
berupa bukti, data penunjang, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan.
G. Rencana analisis
Aanalisis yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua
temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan
teori keperawatan pada pasien dengan CHF. Data yang telah didapat dari
hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan
diagnosa, merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi
hasil tindakan dinarasikan dan dibandingkan dengan teori asuhan
2. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.2
Diagnosa Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
1. Diagnosa keperawatan 1. Diagnosa keperawatan
berdasarkan hasil peneliti berdasarkan hasil observasi
yaitu: penurunan curah peneliti yaitu:
jantung berhubungan dengan penurunan curah jantung
3. Rencana Keperawatan
Tabel 4.3
Rencana Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Rencana asuhan keperawatan Rencana asuhan keperawatan yang
yang dilakukan pada partisipan 1 dilakukan pada partisipan 2
dengan diagnosa pertama dengan diagnosa pertama penurunan
penurunan curah jantung curah jantung berhubungan dengan
hubungan dengan penurunan penurunan kontraksi ventrikel dengan
kontraksi ventrikel dengan kriteria hasil berdasarkan NOC yaitu
kriteria hasil berdasarkan NOC : efektivitas pompa jantung, status
yaitu : efektivitas pompa sirkulasi, dan monitor vital sign
jantung, status sirkulasi, dan dengan intervensi berdasarkan NIC:
monitor vital sign dengan perawatan jantung dan monitor vital
intervensi berdasarkan NIC: sign.
perawatan jantung dan monitor
vital sign. Rencana asuhan keperawatan pada
diagnosa gangguan pertukaran gas
Rencana asuhan keperawatan berhubungan dengan edema paru
pada diagnosa gangguan dengan kriteria hasil berdasarkan
pertukaran gas berhubungan NOC yaitu : Status respirasi :
dengan edema paru dengan pertukaran gas, Ventilasi dengan
4. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan
Partisipan 1 Partisipan 2
Implementasi yang dilakukan Implementasi yang dilakukan
selama 6 hari untuk masalah selama 6 hari untuk masalah
adalah penurunan curah jantung penurunan curah jantung adalah
berhubungan dengan penurunan a. Mengkaji adanya nyeri dada
kontraksi ventrikel adalah b. mencatat adanya
a. Mengkaji adanya nyeri bradikakardi, penurunan TD
dada pada pasien.
b. mencatat adanya c. memonitor status
bradikakardi, penurunan kardiovaskuler : irama
TD pada pasien. jantung, tekanan darah.
c. memonitor status d. memonitor status pernafasan
kardiovaskuler : irama pasien
jantung, tekanan darah. e. memonitor balance cairan
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan labolatorium
yang dilakukan pada dua kasus, pada partisipan I ditemukan 3 masalah
keperawatan dan pada partisipan II ditemukan 4 masalah keperawatan.
Masalah keperawatan yang sama antara partisipan I dan partisipan II
yaitu : penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraksi ventrikel, yang ditandai dengan pasien mengalami bradikardi
/ takikardi, tekanan darah menurun, akral teraba dingin, pasien tampak
lemah dan pucat, terdapat distensi vena jugularis. Hal ni sesuai dengan
Diagnosa yang kedua yaitu gangguan pertukaran gas b/d edema paru
yang ditandai dengan pasien mengalami sesak nafas saat beraktivitas
maupun istirahat, hasil analisa gas darah menunjukkan penurunan
CO2, pasien gelisah. Hal ini sesuai dengan batasan karakeristiknya
yaitu dispnea, gas darah arteri abnormal, gelisah, hipoksemia,
hipoksia, iritailitas, konfusi, nafas cuping hidung, penurunan
carbondioksida, pH arteri abnormal, pola pernapasan abnormal,
sianosis, samnolen, takikardia, warna kulit abnormal. (NANDA,2015).
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
yang ditemukan pada kasus. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari
Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcomes
Classifications (NOC).
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Suara,Mahyar, dkk (2010) evaluasi keperawatan terdiri dalam
beberapa komponen yaitu, tanggal dan waktu dilakukan evaluasi
keperawatan, diagnosa keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Evaluasi
keperawatan ini dilakukan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,
assessment, dan planning). Evaluasi yang dilakukan selama 6 hari pada
kedua partisipan tidaklah sama.
Jadi hasil evaluasi tindakan yang dilakukan selama 6 hari yaitu evaluasi
berdasarkan pada NOC. Hasil yang tercapai pada partisipan I yaitu:
Cardiac Pump Effectiveness, Circulation Status, Vital signs, Respiratory
Status : Ventilation, Respiratory :Airway Patency, Electrolit And
Acid/Base Balance, Fluid Balance, Fluid Overload Severity. Semua
masalah sudah teratasi dengan baik. Evaluasi yang berhasil tercapai
sesuai dengan kriteria hasil pada partisipan II adalah Respiratory Status :
Ventilation, Respiratory :Airway Patency, Electrolit And Acid/Base
Balance, Fluid Balance, Fluid Overload Severity, circulation status,
tissue perfusion: peripheral, ineffective.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada
partisipan I dan partisipan II pada pasien CHF (Congestive Heart Failure)
di Penyakit Dalam Pria IRNA Non-bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua partisipan menunjukkan
adanya tanda gejala yang sama yang dirasakan oleh kedua partisipan.
Keluhan yang dirasakan oleh partisipan 1 juga dirasakan oleh
partisipan 2. Tanda dan gejala yang muncul yang dirasakan oleh kedua
partisipan yaitu nafas sesak, nyeri dada, edema pada ekstremitas
bawah, dan kelemahan. Partisipan I terpasang oksigen nasal kanul dan
partisipan II terpasang oksigen Rebreathing Mask. Saat dilkukan
pemeriksaan didapatkan pada partisipan I tekanan darah 90/80 mmHg,
nadi 58 kali/I, pernafasan 25x/I, dan suhu 36, 5 0C. Hasil pemeriksaan
hematologi pada Tn. A yaitu Hemoglobin 11,9 g/dl , Leukosit 16.360
/mm3, Trombosit 90.000/mm3, Ph 7, 43, PCO2 30 mmHg, PO2 140
mmHg.pada partisipan II didaptkan tekanan darah 150/100 mmHg,
nadi 89 x/I, suhu 36,8 0C, dan pernafasan 31 x/i. Hasil pemeriksaan
hematologi pada Tn. A yaitu Hemoglobin 6,0 g/dl , Leukosit 12.900
/mm3, Trombosit 286.000/mm3, Ph 7,36, PCO2 29 mmHg, PO2 188
mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa, jika seseorang pasien dengan
penyakit CHF memiliki kemungkinan akan muncul masalah dan
keluhan yang sama yang dirasakan oleh penderita.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua partisipan yaitu
Kelebihan volume cairan, resiko penurunan curah jantung, dan
gangguan pertukaran gas. Pada partisipan II memiliki satu diagnosa
lain yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
3. Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh peneliti, baik
intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi seperti
B. Saran
1. Bagi Direktur RSUP. Dr. M. Djamil Padang
Melalui pimpinan rumah sakit diharapkan dapat memberikan motivasi
dan bimbingan kepada semua staff agar dapat memeberikan asuhan
keperawatan secara optimal kepada pasien dan lebih meningkatkan
mutu pelayanan di rumah sakit.
2. Bagi perawat ruangan
Studi kasus yang peneliti lakukan tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan CHF (Congestive Heart Failure) di Ruangan Penyakit
Dalam Pria IRNA Non-Bedah RSUP. Dr. M. Djamil padang dapat
menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
secara profesional dan komprehensif. Peneliti juga memberikan saran
agar perawat ruangan memberikan promosi kesehatan tentang CHF
pada pasien dan keluarga agar dampak dari penyakit ini bisa dicegah
lebih lanjut.
Hamzah, Rori. 2016. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup
pada Pasien Gagal Jantung. Di akses di http://opac.unisayogya.ac.id /2256/
1/NASKAH%20PUBLIKASI%20(RORI%20HAMZAH).pdf pada tanggal
23 Maret 2017.
Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung : Pencegahan serta
Pengobatannya. Yogyakarta : Nuha Medika
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%Riskesdas%20
2013.pdf pada tanggal 10 januari 2017
Moorhead, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Clasification (NOC). Indonesia:
Mocomedia.
Muttaqin, arif. 2012. Buku ajar Asuhan keperawatan klien dengan gangguan
sistem kardiovaskular dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan (Defenisi dan Klasifikasi
2015-2017). Jakarta: EGC.
Nurhayati, Eius dan Nuraini. 2009. Gambaran faktor resiko terhadap penyakit
gagal jantung di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Di akses tanggal 23
Maret 2017 di http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/filesx/2010/
201004 /201004-004. pdf
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta:
Gramedia.
Profil RSUP Dr. M.Djamil Padang. (2014). 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap
Tahun 2014. Diakses pada tanggal 2 Januari 2017 dari http:// www.rsdjamil.
co.id/pages/10penyakit ter banyak -rawatinaptahun2014.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi Kesehatan
Jantung 2014. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017 di
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi Klien:
1) Nama : Tn A
2) Tempat/ tanggal lahir : Agam / 2-8-1954
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Status kawin : Kawin
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMU
7) Pekerjaan : Petani
8) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam
9) Diagnosa medis : CHF fc III + CKD Stage V + BP
b. Identififkasi Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. J
2) Pekerjaan : IRT
3) Alamat : Batu Kambing IV nagari Agam
4) Hubungan : Istri
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang:
a. KeluhanUtama
Pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 16 Mei 2017 pukul 21.30 WIB, rujukan dari RSUD
Lubuk Basung. Saat dilakukan pengkajian tentang riwayat
kesehatan, keluhan utama yang dirasakan yaitu sesak nafas.
Sesak nafas di rasakan sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas, nyeri pada dada
sebelah kiri, durasi 20 menit, skala nyeri 5 ,tubuh terasa lemah,
edema pada ekstremitas bawah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N Diagnosa Intervensi
o. NOC NIC
1 penurunan curah Cardiac Pump b. Cardiac Care
Aktivitas :
jantung b/d penurunan Effectiveness
13) Evaluasi adanya
kontraksi ventrikel 13) Systolic blood nyeri dada (intensitas,
pressure dalam lokasi, durasi,
rentang normal frekuensi)
14) Diastolic blood 14) Catat adnya
pressure dalam disritmia jantung
rentang normal 15) Catat adanya tanda
15) Tidak ada dan gejala penurunan
disritmia cardiac output.
16) Tidak ada bunyi 16) Monitor status
jantung kardiovaskuler
abnormal 17) Monitor status
17) Tidak terjadi pernafasan yang
angina menandakan Heart
18) Tidak ada Failure
edema perifer 18) Monitor abdomen
19) Tidak ada sebagai indikator
edema paru adanya adanya
20) Tidak dispnea penurunan fungsi
saat istirahat 19) Monitor balance
21) Tidak terjadi cairan
hepatomegali 20) Monitor adanya
22) Tidak sianosis perubahantekanan
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Tindakan Keperawatan Paraf
Keperawatan
18/5/2017 penurunan curah k. Mengkaji adanya nyeri dada
jantung b/d penurunan l. mencatat adanya
kontraksi ventrikel bradikakardi, penurunan TD
pada pasien.
m. memonitor status
kardiovaskuler : irama
jantung, tekanan darah.
n. memonitor status pernafasan
pasien
o. memonitor balance cairan
p. mengatur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
q. memonitor adanya dispnea,
kelelahan.
r. menganjurkan untuk
menurunkan stres.
s. Memonitor suhu dan sianosis
perifer
t. Memberikan obat sesuai
order dokter Clopidogril 1x
75 mg, candesartan 1x16 mg.
a. mempertahankan catatan
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf
Keperawatan
18/5/2017 penurunan curah S : pasien mengatakan tubuh
jantung b/d penurunan
masih terasa lemah
kontraksi ventrikel
O : pasien tampak pucat, akral
teraba dingin, TD : 100/70, N:
60x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran S : pasien mengatakan nafas
gas b/d edema paru
masih terasa sesak
O : pasien tampak masih sesak
Lampiran 5
FORMAT DOKUMENTASI
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi Klien:
10) Nama : Tn U
11) Tempat/ tanggal lahir : Kambang / 4-3-1964
12) Jenis kelamin : Laki-laki
13) Status kawin : Kawin
14) Agama : Islam
15) Pendidikan : SMU
16) Pekerjaan : pedagang
- Ph : 7,36 (N : 7,35-7,45)
- PCO2 : 29 mmHg (N: 35-45mmHg)
- PO2 : 188 mmHg (N : 95-10mmHg)
- HCO3- : 16,4 mmol/L.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Masalah Dipecahkan
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Penurunan curah jantung 21/5/2017 26/5/2017
b/d penurunan kontraksi
ventrikel
2 Gangguan pertukaran 21/5/2017 26/5/2017
gas b/d edema paru
3 kelebihan volume cairan 21/5/2017 26/5/2017
b/d retensi natrium dan
H. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N Diagnosa Intervensi
o. NOC NIC
1 Penurunan curah Cardiac Pump c. Cardiac Care
Aktivitas :
jantung b/d penurunan Effectiveness
25) Evaluasi adanya
kontraksi ventrikel 23) Systolic blood nyeri dada (intensitas,
pressure dalam lokasi, durasi,
rentang normal frekuensi)
24) Diastolic blood 26) Catat adnya
pressure dalam disritmia jantung
rentang normal 27) Catat adanya tanda
25) Tidak ada dan gejala penurunan
disritmia cardiac output.
26) Tidak ada bunyi 28) Monitor status
jantung kardiovaskuler
abnormal 29) Monitor status
27) Tidak terjadi pernafasan yang
angina menandakan Heart
28) Tidak ada Failure
edema perifer 30) Monitor abdomen
29) Tidak ada sebagai indikator
edema paru adanya adanya
30) Tidak dispnea penurunan fungsi
saat istirahat 31) Monitor balance
31) Tidak terjadi cairan
hepatomegali 32) Monitor adanya
32) Tidak sianosis perubahan tekanan
Circulation Status, darah
33) Monitor respon
15) Systolic
pasien terhadap efek
blood pressure
pengobatan anti
dalam rentang
aritmia
normal
34) Atur periode latihan
16) Diastolic
dan istirahat untuk
blood pressure
menghindari
dalam rentang
kelelahan
normal
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Tindakan Keperawatan Paraf
Keperawatan
21/5/2017 penurunan curah a. Mengkaji adanya nyeri dada
jantung b/d penurunan b. mencatat adanya
kontraksi ventrikel bradikakardi, penurunan TD
pada pasien.
c. memonitor status
kardiovaskuler : irama
jantung, tekanan darah.
d. memonitor status
pernafasan pasien
e. memonitor balance cairan
f. mengatur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
g. memonitor adanya dispnea,
kelelahan.
h. menganjurkan untuk
menurunkan stres.
i. Memonitor suhu dan
sianosis perifer
j. Memberikan obat sesuai
order dokter drip lasix 5
ampul dalam 50 cc NaCl
gangguan pertukaran k. mengauskultasi suara nafas,
gas b/d edema paru. mencatat adanya suara
tambahan seperti ronki
l. menganjurkan pasien nafas
dalam
m. mengatur posisi semi fowler
untuk mengurangi dipsneu
n. memonitor respirasi dan
status O2
o. memonitor rata-rata,
J. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf
Keperawatan
21/5/2017 penurunan curah S : pasien mengatakan tubuh
jantung b/d penurunan
masih terasa lemah
kontraksi ventrikel
O : pasien tampak pucat, akral
teraba dingin, TD : 140/90, N:
89x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran S : pasien mengatakan nafas
gas b/d edema paru masih terasa sesak
O : pasien tampak masih sesak
RR : 30x/I PCO2 : 29 mmol/L
A : masalah blm teratasi