Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


karena atas ridho-NYA,kami dapat menyelesaikan
makalah ini.Kami kelompok 6 menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas semester 1 yang berjudul
“MACAM–MACAM KLIEN DALAM ASUHAN KEBIDANAN”.
Kami kelompok 6 berharap makalah ini dapat berguna
untuk rekan yang lain dalam mengenal,mempelajari,dan
memahami materi sesuai judul makalah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan
seluruh kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial,
komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang dalam
kehidupan sehari – hari tidak lepas dari kegiatan interaksi,
membangun relasi, dan transaksi sosial dengan orang lain.
Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antar personal,
komunikasi dalam kelompok, komunikasi dalam organisasi dan
publik, komunikasi massa.
Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam asuhan
kebidanan guna memberikan pelayanan kebidanan yang
bermutu. Sehingga dapat menimbulkan interaksi antarpribadi
yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk
penyampaian informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada
akhirnya, kegiatan komunikasi selalu mendasari suatu kegiatan
termasuk pelayanan kebidanan. Selain dengan komunikasi,
bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase
kehidupan ini pada cara seseorang memandang masalah dan
kesulitannya. Sehingga bidan harus memahami macam –
macam klien dalam asuhannya.
RUMUSAN MASALAH:

1.Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada


calon orang tua?

2.Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada


wanita hamil(masa antenatal)?

3. Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada


ibu bersalin(masa natal)?

4.Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada


ibu nifas?
TUJUAN:
1.Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan pada
calon orang tua.
2.Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan pada
wanita hamil (masa antenatal).
3.Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan pada ibu
bersalin (masa natal).
4.Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan pada ibu
nifas.
BAB II
PEMBAHASAN

Sesuai dengan wewenang dan lingkup pelayanan


kebidanan, maka konseling dalam bidang kebidanan
meliputi:

1. Komunikasi pada calon orang tua


2. Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
3. Komunikasi pada ibu bersalin (masa natal)
4. Komunikasi pada ibu nifas
1.Komunikasi Pada Calon Orang Tua
Konseling pada calon orangtua membantu pemahaman
diri untuk menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun
sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan
perkembangan terjadi secara alami. Salah satu peran
bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk
memperjelas arah konseling kebidanan pada calon orang
tua, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu tentang hal–
hal sebagai berikut :

a. Menjadi orang tua


Menjadi orang tua adalah suatu proses kehidupan yang
bermula dari terbentuknya pasangan suami istri menjadi
keluarga dan berlanjut dengan adanya keturunan.

b.Tanggung jawab laki-laki sebagai kepala keluarga dan


sebagai ayah.
Dalam perubahan status menjadi ayah atau kepala
keluarga, merupakan suatu keadaan yang membuat laki-
laki secara psikologis harus mampu membagi kasih
terhadap istri dan anak. Memenuhi kebutuhan keluarga
secara fisik dan psikologis, secara moral dan material.

c.Tanggung jawab perempuan sebagai ibu dalam keluarga


d. Peran ibu dalam keluarga sangat kompleks. Ibu sebagai
penerus keturunan, pendidik dalam keluarga dan sebagai
pendamping suami serta sebagai pelaksana, menjalankan
perekonomian dalam keluarga bersama suami.
Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada
calon ibu dengan lebih menitikberatkan kepada:
a. Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa
yang disebut menstruasi.
b. Memberikan bimbingan tentang perawatan diri
sehubungan dengan peristiwa menstruasi.
c. Member bimbingan tentang persiapan perkawinan,
dihubungkan dengan NKKBS/keluarga berkualitas.
d. Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat
menentukan sebagai calon ibu.
e. Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri
terhadap perubahan fisik dan emosi dan peran yang
terjadi.
f. Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan
konseling.
Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang
tua yang baik:

a. Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan


lingkungan baru (dua keluarga menjadi satu)

b. Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan


individu

c. Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri)

d. Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)

e. Tanggung jawab perempuan sebagai penerus


keturunan, pendidik, pendamping suami, ekonomi
keluarga.

f. Masalah-masalah yang dihadapi:


1) Kesehatan
2) Pendidikan
3) Hubungan antar dan inter keluarga
4) Psikososial (norma dan tata nilai)
2.Komunikasi Pada Wanita Hamil (masa
antenatal)
Konseling pada wanita hamil terutama ditujukan pada
ibu dengan kehamilan pertama. Konseling yang diberikan
oleh bidan pada trimester pertama berkenaan dengan
perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan, serta
perubahan yang terjadi pada ibu. Konseling pada
kehamilan trimester ketiga berfokus pada intervensi yang
diberikan pada klien berkenaan dengan keadaan janin
dalam rahim, posisi janin dan letak janin. Persiapan
persalinan baik yang normal maupun yang tidak normal
didahului dengan penjelasan tanda persalinan.

Peristiwa fisiologis:
Terjadi konsepsi (pertemuan sperma dan sel telur), ibu
tidak menstruasi, terjadi perubahan hormonal, hal ini
yang menyebabkan kadang ibu mengalami pusing, mual,
tidak nafsu makan, peningkatan suhu tubuh dan nampak
cloasma gravidarum, BB bertambah, pembesaran uterus,
sehingga tadinya langsing menjadi montok, gendut, dan
gerakan lambat.
Perubahan psikologis:
Kehamilan merupakan arti emosional pada setiap wanita,
yang biasanya disertai perubahan-perubahan kejiwaan.
Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang biasanya menyertai
ibu hamil antara lain peristiwa ngidam dibarengi dengan
emosi-emosi yang kuat karena dorongan hormonal, ibu
jadi peka, mudah tersinggung, karena hamil umumnya
menambah intensitas tekanan batin pada psikisnya,
tetapi dapat juga dijumpai ibu yang bangga dengan
kehamilannya dan bergairah menyambut kehadiran
bayinya, bila merupakan peristiwa pertama. Disamping
perasaan gembira, rasa cemas pun timbul apa bayinya
cacat/sehat, apa melahirkan dengan lancar. Hal ini
biasanya diperberat dengan kasus-kasus rumah tangga.
Hal-hal yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan
pada ibu hamil adalah:
a. Ibu hamil pertama belum punya pengalaman, contoh
adanya pergerakan anak, kelainan-kelainan kulit
b. Anak yang tidak diharapkan, contoh pernah mau
digugurkan tetapi tidak gugur, takut anaknya cacat,
kehamilan diluar nikah
c. Persalinan lalu tidak menyenangkan, contih anak lahir
tidak abnormal, anak meninggal, perdarahan, terlalu
mengharap jenis kelamin tertentu, umur ibu resiko
tinggi, ibu menderita penyakit tertentu, tidak mendapat
dukungan suami atau keluarga yang lain, dll.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
a. Bidan yang senantiasa berhubungan dengan bumil
diharapkan mampu melalaui tindakan pemeriksaan,
penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan
berbagai metode maupun bentuk hubungan.
Mengadakan komunikasi terapeutik.

b. Komunikasi terapeutik diharapkan dapat merendam


pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif
terhadap kehamilan.

c. Bidan diharapkan membantu ibu sejak awal


kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya, kekuatannya untuk menerima, memelihara
kehamilannya sehingga dapat melahirkan dengan lancar.
Prinsip komunikasi pada ibu hamil:
a. Pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi ibu
hamil.

b. Informasi yang diberikan menyangkut tentang


kehamilan dan persiapan melahirkan. Seperti ke hal-hal
yang menyangkut kesehatan serta pelayanan kesehatan
yang diperlukan.

c. Menciptakan kenyamanan dan keakraban saat


menyampaikan pesan.

d. Tidak membuat penerima stress dengan info yan


disampaikan.
3.Komunikasi Pada Ibu Bersalin(masa
natal)
Kelahiran merupakan proses fisiologis yang diwarnai
komponen psikologis. Akan tetapi peristiwa yang dialami
tiap orang berbeda.

Perubahan fisiologis:
a. Semakin tua kehamilan ibu semakin merasakan
gerakan-gerakan bayi, perut makinbesar, pergerakan ibu
semakin tidak bebas, ibu tidak nyaman. Kadang-kadang
terjadi gangguan kencing, kaki bengkak.
b. Otot-otot panggul dan jalan lahir mekar
c. Kontraksi uterus dipengaruhi syaraf-syaraf sympati,
parasympati, syaraf lokal otot uterus

Perubahan psikologis:
a. Minggu-minggu terakhir dipengaruhi perasaan/emosi
dan ketegangan
b. Ibu cemas apa bayinya cacat, dapat lahir lancer
c. Ibu takut darah, nyeri, takut mati
d. Kecemasan ayah hampir sama dengan kecemasan ibu,
bedanya ayah tidak langsung merasakan efek kehamilan
Pelaksanaan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan:
Melihat kecemasan pada ibu dan suami maka orientasi
pelayanan bukan hanya ditujukan pada ibu tetapi juga
pada suami. Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang menunjang proses kelahiran. Suami
dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada
istrinya.

a. Komunikasi pada ibu bersalin difokuskan pada teknik-


teknik bersalin seperti teknik mengejan atau mengatur
pernafasan dan lain-lain
b. Pemberian pesan harus sabar dalam memberikan
informasi pada saat ibu bersalin sehingga ibu yang
sedang bersalin merasa nyaman dan tanggap dengan isi
pesan yang diberikan sehingga bisa mempratekkan
sesuai dengan apa yang diharapkan.
6. Komunikasi Pada Ibu Nifas
Perubahan fisiologis:
Terjadi proses involusio, keluar lochea, perut ibu
kelihatan besar.

Perubahan psikologis:
Muncul berbagai ekspresi akibat berlalunya peristiwa
menentukan dalam hidupnya dan merupakan peristiwa
mengesankan karena:
a. Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan,
kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya
sendiri
b. Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan
bayinya, ingin cepat tau jenis kelamin, bentuk bayinya.
Disamping itu muncul gejala-gejala psikis disebabkan:
a. Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati,
kekecewaan dan penderitaan batin missal karena anak
hasil hubungan luar nikah
b. Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat
sehingga timbul rasa tidak cinta anaknya
c. Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan
peristiwa tidak menyenangkan
Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
a. Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena
kestabilan emosi belum pulih seperti semula
b. Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan
terhadap bayi serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas

Prinsip komunikasi pada ibu nifas:


a. Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya
masa nifas seperti cara menjaga kebersihan, perawatan
bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan
organ-organ reproduksi
b. Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau
pesan yang memerlukan suatu tindakan khususnya dana
c. Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah
dimengerti dan dipahami oleh penerima
d. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara
menyusui yang benar, maka pemberi pesan harus
memberikan contoh melalui alat media atau
mempratekkan langsung pada ibu-ibu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai