Bahan Ajar Kimia Dan Analisis Hasil Pert PDF
Bahan Ajar Kimia Dan Analisis Hasil Pert PDF
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas
Pertanian, Ketua Prodi Teknologi Industri Pertanian dan Ketua Prodi Teknologi Pangan
yang telah mendukung dalam penulisan bahan ajar ini, serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan bahan ajar ini.
Penulis merasa bahwa penyusunan bahan ajar ini sangat penting khususnya untuk
mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Serambi Mekkah dan dapat dijadikan
sebagai salah satu literatur dibidang pengajaran dan penelitian dalam bidang Kimia dan
Analisis Hasil Pertanian. Penyusunan bahan ajar ini merupakan suatu tugas yang mulia
dalam membagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta informasi untuk seluruh
pembaca. Bahan ajar ini disusun berdasarkan kondisi mahasiswa Fakultas Teknologi
Pertanian yang disusun dengan sederhana dan mudah dipahami.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Konsep Dasar Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
Perhitungan Dasar Kimiawi
Perencanaan Analisis Bahan Pertanian
Air dan Analisa Kadar Air
Protein dan Analisis Kadar Protein
Karbohidrat dan Analisis Karbohidrat
Lemak, Minyak dan Analisis Kadar Lemak dan Minyak
Vitamin dan Analisis Kadar Vitamin
Mineral dan Analisis Kadar Mineral
Aditif dan Analisis Bahan Aditif
Antioksidan dan Analisis Kadar Antioksidan
KONSEP DASAR KIMIA
ANALISIS HASIL PERTANIAN
Irmayanti, S.TP., MT
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Mata Kuliah Kimia dan Hasil Analisis Pertanian
1
MENGAPA KEAMANAN
LABORATORIUM PENTING?
n UNTUK MENCEGAH:
– Dampak buruk dari bahan kimia berbahaya
– Paparan organisme, penyakit, dll di
laboratorium
– Bahaya peralatan laboratorium – jika tidak
ditangani dengan benar
2
Keamanan lab. harus dipahami:
3
KEAMANAN LAB. CONT..
PROSEDUR LABORATORUM
“MUST BE SITE SPECIFIC !”
berdasarkan kebutuhan,
kondisi, dan peralatan
JENIS LABORATORIUM
n Patologi
n Kimia
n Biologi
n Radiasi
n Tanah
n Beton/Asphalt
4
Kebijakan dan Posedur Laboratorium
MELIPUTI
n Prosedur umum atau peraturan
n Glassware
n Material handling and care
n Peralatan (Equipment)
n Peralatan keamanan
n Keamanan listrik
n Prosedur pembuangan limbah
n Rencana tanggap darurat
n Inspeksi
5
Prosedur Umum atau Peraturan:
6
PROSEDUR “GLASSWARE”
n Penyimpanan
n Penggunaan yg sesuai
n Pembersihan
n Pembersihan “glassware” yg pecah
n Pembuangan “glassware” yg pecah
Penanganan Glassware
7
Penanganan Glassware cont
Bahan Laboratorium
n Meliputi:
– bahan kimia
– tanaman
– hewan
– pathogen
– organism
8
Prosedur penanganan bahan kimia
– labeling yg sesuai, termasuk limbah
– penyimpanan yg sesuai
< lemari penyimpanan
< simpan bahan kimia yg “compatible” bersama
< ruangan berventilasi baik dan suhu sesuai
9
Penanganan hewan dan tanaman
10
Penanganan dan penggunaan peralatan lab.
– Instalasi yg tepat
– Pelatihan
penggunaan alat
– Tersedia manual
atau prosedur
tertulis
– Inspeksi
– Pemeliharaan
– DOKUMEN
PERALATAN MELIPUTI:
11
Peralatan Lab.
Gambar mana lebih baik, ?
PERALATAN KEAMANAN
12
PERALATAN KEAMANAN
– PERTOLONGAN I
DAN PENANGANAN
MEDIS
– PERALATAN
EMERGENCY
– TEMPAT
“SHOWERS,
EYEWASH”
– MSDS’S
– PPD
13
Peralatan “Emergency”
14
Tempat Emergency Showers and Eyewash
15
Material Safety Data Sheets, (MSDS)
– Diperlukan untuk
setiap bahan kimia
– Membutuhkan kaji
ulang dr karyawan
dan mahasiswa
– Mudah diakses oleh
MSDS FILE karyawan dan
mahasiswa
16
Peralatan Perlindungan Diri (PPD)
n INSTITUSI HARUS:
– Menyediakan PPD untuk semua karyawan
(gratis)
– melatih karyawan bgm menggunakan PPD
scr tepat
– melatih karyawan ttg keterbatasan PPD
– Melatih karyawan peduli dgn cara yg tepat
thdp penyimpanan,kegunaan dan
pembuangan PPD.
PPD yg tepat:
– Jas lab.
– Sarung tangan-
latex,nitrile,neoprene
– goggles, face shields,
safety glasses
– respirators-full, partial,
dust mask
– proteksi suara
17
KEAMANAN LISTRIK
PROSEDUR PEMBUANGAN
– limbah kimia
– organism, penyakit, hewan
– glassware
– tumpahan
– benda tajam
18
PROSEDUR PEMBUANGAN
CONT.
19
Rencana Tanggap Darurat Meliputi:
– pengenalan emergencies
– garis komando
– metoda komunikasi
– tempat aman dan rute evakuasi
– kontrol dan keamanan lokasi
– prosedur dekontaminasi
– penyediaan alat penanganan medis
– emergency alerting and response
procedures
– PPD dan peralatan emergency untuk
clean-up
– tindak lanjut
20
INSPEKSI LABORATORIUM
21
PENGENALAN ALAT DASAR
LABORATORIUM
Irmayanti, S.TP., MT
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
irmayanti86@yahoo.com
Mata Kuliah Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
PENDAHULUAN
Peralatan lab dasar ini merupakan alat yang
berinteraksi langsung dengan bahan atau
objek praktikum, dan tidak merusaknya.
Peralatan dasar ini terdiri dari 3 bahan
utama, yaitu:
Bahan gelas,
Bahan Porselen,
Bahan Plastik.
22
Bahan Gelas
Memiliki sifat khusus, yaitu tahan panas
terutama merk Pyrex.
Bahan gelas yang digunakan merupakan
campuran dari senyawa-senyawa yang
diformulasikan menjadi :
Gelas Borosilikat, sifat tahan terhadap kenaikan
suhu yang mendadak, kurang tahan terhadap
senyawa alkali tetapi lebih tahan terhadap
senyawa asam.
Gelas Soda Lime, sifat kaca yang tidak kusam
jika dipanaskan.
23
Bahan Porselen
Memiliki sifat khusus, yaitu:
Tahan terhadap suhu sangat tinggi.
Tidak tembus sinar, karena di glatsir.
Bahan Plastik
Bahan ini memiliki sifat yang beragam, tergantung dari
bahan penyusunnya. Sifatnya seperti:
Keras atau lentur.
24
Bahan Logam
Terbuat dari besi atau kuningan.
Bahan besi biasanya dilapisi nikel atau krom
agar tidak cepat berkarat.
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Pemeliharaan & Penyimpanan
Alat
1. Alat gelas dibersihkan dengan sabun detergen dengan
menggunakan sikat yang sesuai. (dapat dilihat di bawah).
35
Pemeliharaan & Penyimpanan Alat
5. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih
dahulu pada rak pengering sbb:
Penyimpanan
Alat gelas dipisahkan dengan alat logam,
Alat gelas seperti tabung reaksi, pipet, dan pipa
buret dapat ditempatkan pada rak khusus.
Termometer dibersihkan dengan air, kemudian
dikeringkan dan biarkan pada suhu ruangan, baru
masukkan pada tempatnya untuk disimpan.
Alat logam misalnya statif, batang statif tidak perlu
dilepas dari dasar statif, dan diletakkan di atas meja.
Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang
sama dan usahakan agar tetap dalam keadaan
kering.
36
37
PERENCANAAN ANALISIS BAHAN
PERTANIAN
Irmayanti, S.TP
irmayanti8@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
38
Tujuan analisis
Untuk mendapat data yang akurat dan
mendapatkan informasi yang benar
mengenai sifat atau kualitas suatu
bahan.
Kepentingan di
Pabrik/ industri pangan
Lembaga pemerintah (pengawasan)
Riset dan pengembangan ilmiah.
39
Idealnya keseluruhan bahan dilakukan
analisis, tetapi jika banyak tdk
memungkinkan.
Maka, perlu diambil sebagian (porsi) yg
dianalisis.
Memilih suatu porsi dari volume produk
total dan dianggap kualitas (sifat-sifat)
atau komposisi porsi yg dipilih tsb
mencerminkan keseluruhan dari lot.
Apakah
representative?
40
Mendapatkan suatu “porsi” atau “sample”
yang mewakili (representative) dari
keseluruhan bahan disebut Sampling,
Jumlah total dari di mana sample diambil
disebut populasi.
Teknik sampling yang baik/ benar dapat
membantu menjamin bahwa
pengukuran-pengukuran kualitas sample
adalah estimasi yang tepat (akurat) dari
kualitas populasi.
Tenaga
41
Pemilihan prosedur sampling
Pendefinisan secara jelas populasi yang
di-sampling adalah penting.
Populasi dapat bervariasi dalam ukuran
dari
Lot produksi
Suatu produksi harian, sampai
Isi gudang
42
Data yg diperoleh dari suatu analisis
adalah hasil dari tahap-tahap prosedur:
1. Sampling,
2. Preparasi sample,
3. Pelaksanaan analisis (di lab.)
4. Perhitungan/pengolahan data, dan
5. Interpretasi data.
43
Rencana sampling (Sampling
plan)
Umumnya sampling dilakukan untuk tujuan
tertentu.
Tujuan ini menentukan sifat pendekatan
sampling.
Sampling plan: a predetermined procedure
for selection, withdrawal, preservation,
transportation, and preparation of the
portions to be removed from a lot of
samples” (IUPAC).
Rencana Sampling
44
Sample plan harus berupa dokumen yg
ditulis dengan runtut,
sistematik/terorganisir, yang menetapkan
prosedur-prosedur yang diperlukan untuk
melaksanakan tujuan program.
45
Attribute sampling (C. botulinum?)
Sampling
Variable sampling (kadar NaCl?)
46
Sample
Gross sample
Laboratory sample
Sampel analisis (Analysis sample)
Sampling procedures
Penggunaan data yg diperoleh
menentukan prosedure sampling yg
akan dilakukan.
Contoh:
Metode untuk sampling terigu dari karung-
karung.
Jumlah karung yg harus di-sampled
ditentukan dengan akar jumlah karung
dalam lot.
x = E
47
Karung yang di-sampled adalah yang paling
sering terpapar. Yg lebih sering terpapar
di-sampled.
Sampling : menarik isi dari suatu pojok pada
bagian atas karung secara diagonal ke
tengah. Sample kedua diambil dari pojok
yang berlawanan.
Dengan alat sampling berbentuk silinder dg
diameter 13mm, dengan lubang tempat
masuknya sample.
Sample terigu kemudian disimpan untuk
analisis, dalam wadah bersih, kedap udara,
Tiap karung diambil sample nya demikian.
Homogen
Populasi
Heterogen
48
Manual VS Continuous Sampling
Manual sampling:
Harus berusaha mengambil “random sample”
menghindari bias
Sample diambil dari berbagai lokasi dlm
populasi (di-”campur”/ aduk dulu)
Untuk liquid dlm wadah kecil hrs digojog.
Liquid bisa di-pipet, dipompa, atau dicelupkan
alat.
49
Continuous sampling
Dilakukan dengan alat (mekanis)
Bisa bentuk liquid atau solid
Human bias lebih rendah dari pada
manual sampling.
Problem-problem dalam
sampling
Data analisis VS teknik sampling.
Kemungkinan terjadi error karena tdk
diketahui distribusi populasinya, dan
pengambilan sample tdk representatif.
Unreliable data (data yg tak
meyakinkan) jg dimungkinkan karena
akibat degradasi sample karena kondisis
penyimpanan yg tak tepat.
50
Sample harus disimpan wadah yg
melindungi dari lembab, sinar, udara)
yg dapat mempengaruhi perubahan
sample.
wadah kedap udara.
wadah dg kaca gelap, atau bungkus
dg alumunium foil untuk menghindari
pengaruh sinar.
51
Preparasi sample
(Preparation of Samples)
Pengecilan ukuran (umum)
Penggilingan (grinding)
Alat
Ukuran partikel
Inaktivasi enzim
Pencegahan oksidasi lemak
Pencegahan kontaminasi mikrobia.
Pengecilan ukuran
Jika ukuran partikel atau massa sample
terlalu besar untuk analisis, maka harus
dilakukan pengecilan ukuran.
Untuk mendapatkan jumlah yg lebih kecil ,
sample dihamparkan pada suatu
permukaan (mis.kain lebar), kmd dibagi
menjadi empat. Kedua bagian perempat
yang bersebarangan digabung. Jika masih
terlalu besar, dibagi empat lagi, digabung
lagi, dmk seterusnya sampai didapat sample
laboratory yg representative.
Untuk sample liquid yg homogen, bs
dilakukan dg menuang ke dalam 4 botol
52
Penggilingan (Grinding)
Penting untuk preparasi sample.
Banyak macam alat mengecilkan
ukuran dan menghomogenkan/
menyeragamkan.
Untuk menghomogenkan sample yg
berair (moist), gunakan blender, meat
mincer, tissue grinder dll.
Untuk dry sample mortar, mill.
53
Inaktivasi enzim
Bahan2 pangan sering mengandung
enzim yg dapat mendegradasi
komponen2 yg akan dianalisis.
Karena itu, perlu dikendalikan/
diinaktivasi, sesuai dg jenis bahannya.
Mis, dg perlakuan panas, dengan
pembekuan suhu -20 atau -30oC, atau
dengan pengaturan pH.
54
Sinar juga mempengaruhi oksidasi.
Kadang bisa ditambahkan antioksidan
jika tdk mengganggu analisis.
Lipid dalam intact tissue relatif lebih
stabil dari pada setelah diekstrak.
Simpan dingin lebih aman thd oksidasi.
55
AIR DAN ANALISA KADAR AIR BAHAN
PERTANIAN
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti8@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Hasil Analisis Pertanian
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Analisis Kadar Air
68
• Air dalam bahan pangan:
1. Air bebas:
terdapat dlm ruang antar sel dan pori- pori
bahan
2. Air terikat
air berikatan dengan makromolekul (protein,
karbohidrat), berbentuk hidrat
dng garam-garam dlm sel (Na2SO4.10H2O)
Metode Analisis
69
Metode oven kering
• Kelebihan:
Sangat sederhana, relatif cepat, dan dpt digunakan utk
jumlah sampel yg banyak
• Kekurangan:
dekomposisi selama pengeringan, penguapan komponen
volatil, sulit utk menghilangkan air terikat
• Keakuratan dipengaruhi:
ukuran sampel, berat sampel, posisi sampel di dalam oven
70
Prinsip:
sampel dikeringkan dg oven 100-102oC
sampai berat konstan
Prosedur
71
Perhitungan
a-b
Kadar air (%bb) = x 100 %
a
a-b
Kadar air (%bk) = x 100 %
b
b
Kadar total padatan (%) = x 100 %
a
72
• Kelebihan:
pemanasan pd suhu rendah shg mencegah dekomposisi
sampel
• Kekurangan:
tidak dapat menganalisis sampel dlm jumlah banyak
Prinsip
sampel dikeringkan pd suhu rendah
dengan tekanan di bawah 1 atmosfer
73
Prosedur
Metode Distilasi
74
• Kelebihan:
- distilasi dg memanaskan cairan sgt efektif dlm
transfer panas
- penghilangan air lbh cepat
- kerusakan oksidasi lbh rendah
Prinsip
Air dlm bahan disuling dg menggunakan pelarut organik.
BJ air > BJ pelarut organik, shg air ada di lapisan bawah dan
bisa dibaca volumenya
Titik didih air < titik didih pelarut organik
Pelarut organik (toluen, benzena dan xylene) tdk dapat
bercampur dg air
75
Labu Sterling-Bidwell
Prosedur
76
Perhitungan
PRACTICE PROBLEMS
77
• Sampel awal = (4,6274 – 1,0376) g = 3,5898 g
• Sampel kering = (1,7321 – 1,0376) g = 0,6945 g
• Air yg dihilangkan = (3,5898 – 0,6945) g
= 2,8953 g
SELAMAT BELAJAR
78
PROTEIN DAN
ANALISIS PROTEIN
Irmayanti, S.TP., MT
Jurusan Teknologi Pangan
Mata Kuliah Analisa Pangan
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
KARBOHIDRAT
DAN ANALISIS KARBOHIDRAT
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
95
Jenis-Jenis Karbohidrat
• Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan
menjadi :
Monosakarida
Oligosakarida
Polisakarida.
Monosakarida
96
Oligosakarida
97
• Ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula
ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas
yang reaktif.
• Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif
karena keduanya sudah saling terikat, sedangkan
laktosa mempunyai OH bebas pada atom C no. 1 pada
gugus glukosanya. Karena itu, laktosa bersifat pereduksi
sedangkan sukrosa bersifat non pereduksi.
98
• Oligosakarida dapat diperoleh dari hasil hidrolisis
polisakarida dengan bantuan enzim tertentu atau
hidrolisis dengan asam.
• Pati dapat dihidrolisisi dengan enzim amilase
menghasilkan maltosa, maltotriosa, dan isomaltosa.
• Bila pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase
akan dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat
polimerisasi yang lebih besar. Senyawa ini disebut
dekstrin yang sangat larut dalam air dan dapat mengikat
zat-zat hidrofobik sehingga dipergunakan sebagai food
additive untuk memperbaiki tekstur bahan makanan.
Polisakarida
• Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai
penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pati, dan lignin)
dan sebagai sumber energi (pati, dektrin, glikogen, dan
fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat
dicerna tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary
fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan.
• Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul
monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim tertentu.
99
Pati
• Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan
alfa-glikosidik.
• Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung
dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau
bercabang rantai molekulnya.
• Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan
air panas.
• Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut
disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus
sedang amilopektin mempunyai cabang.
Gelatinisasi
• Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula
yang berbeda-beda. Dengan mikroskop jenis pati dapat
dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran, dan letak
hilum yang unik.
• Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin,
granula patinya akan menyerap air dan membengkak.
Peningkatan volume granula pati yang terjadi di dalam
air pada suhu 55 0C – 65 0C merupakan pembekakan
yang sesungguhnya, dan setelah pembengkakan ini
granula pati dapat kembali ke kondisi semula.
• Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa dan
bersifat tidak dapat kembali lagi pada kondisi semula.
Perubahan tersebut dinamakan gelatinisasi.
100
• Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu
gelatinisasi yang dapat dilakukan dengan penambahan
air panas.
• Pati yang telah mengalami gelatinisasi dapat
dikeringkan, tetapi molekul-molekul tersebut tidak dapat
kembali lagi ke sifat-sifat semula. Bahan yang telah
kering tersebut masih mampu menyerap air dalam
jumlah yang cukup besar. Sifat inilah yang digunakan
agar instant rice dan instant pudding dapat menyerap air
dengan mudah, yaitu dengan menggunakan pati yang
telah mengalami gelatinisasi.
Selulosa
• Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-
sama hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk
struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman.
• Turunan selulosa yang dikenal dengan carboxymethyl
cellulose (CMC) sering dipakai dalam industri makanan
untuk mendapatkan tekstur yang baik. Misalnya pada
pembuatan es krim, pemakaian CMC akan memperbaiki
tekstur dan kristal laktosa yang terbentuk akan lebih
halus.
101
Pektin
• Pektin secara umum terdapat dalam dinding sel primer
tanaman, khususnya di sela-sela antara selulosa dan
hemiselulosa. Senyawa pektin berfungsi sebagai perekat
antara dinding sel satu dengan yang lain.
• Pada umumnya senyawa pektin dapat diklasifikasi
menjadi tiga kelompok senyawa yaitu asam pektat,
asam pektinat (pektin), dan protopektin.
• Kandungan pektin dalam tanaman sangat bervariasi baik
berdasarkan jenis tanamannya maupun bagian-bagian
jaringannya.
• Komposisi kandungan protopektin, pektin, dan asam
pektat di dalam buah sangat bervariasi tergantung pada
derajat pematangan buah.
102
Glikogen
• Glikogen merupakan “pati hewan”, banyak terdapat pada
hati dan otot bersifat larut dalam air, serta bila bereaksi
dengan iodin akan berwarna merah.
• Glikogen juga telah berhasil diisolasi dari benih jagung
(sweet corn).
• Glikogen disimpan dalam hati hewan sebagai cadangan
energi yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi
glukosa.
Polisakarida Lain
• Gum Arabik yang dihasilkan dari batang pohon akasia
• Agar-agar didapatkan dari ganggang merah.
• Asam alginat atau Na-alginat dihasilkan dari suatu
ganggang laut yang besar.
• Karagenan didapat dengan mengekstraksi lumut Irlandia
dengan air panas. Dipergunakan sebagai stabilizer pada
industri coklat dan hasil produksi susu.
103
MetodeAnalisis
Analisis Karbohidrat
104
Uji Molisch
Uji Test
Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh
asam sulfat membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu.
Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu
dipurmukaan antara lapisan asam dan lapisan
sampel
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch,
yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol.
Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4
pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding
tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan
larutan atau hanya membentuk lapisan.
105
Reaction
Reaksi
MolischTest
UjiMolisch
106
Uji Benedict
•ProsedurKerja:
Uji Benedict
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan
bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali
aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha
hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka
fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannose dalam suasana basa dan
memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict
107
Benedict Test
UjiBenedict
Uji Barfoed
ProsedurKerja:
108
Uji Barfoed
Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2 +
menjadi Cu + Sampel monosakarida
mempunyai waktu yang lebih cepat
membentuk warna merah bata pada
uji barfoed
Uji Yodium
Prosedurkerja:
a. 1 tetes sample diatas drupel plate.
b. tambahkan1 tetes larutan yodium.
c. Amati warna yang terjadi.
109
Uji Yodium
Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan dapat terhidrolisis
menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasil pemecahan
pati jika diuji dengan iodium
akan memberikan warna biru,
coklat, kuning sampai tidak
berwarna
Analisis Karbohidrat
110
Persiapan Sampel
(Analisis Total Gula dan Gula Reduksi)
Analisis Karbohidrat
111
Persiapan Sampel Padat
Gula diekstrak dengan etanol 80% panas
Gula yang terukur adalah gula yang larut dalam
etanol yang terdiri dari mono, di, tri, dan tetra, dan
oligosakarida
Polisakarida dan protein bersifat tidak larut dalam
etanol
Sebelum dilakukan ekstraksi, sebaiknya sampel
dibuat bebas lemak
Analisis Pati
Prinsip analisis:
• Pati dihidrolisis oleh asam/enzim, dan hasil
hidrolisis pati dianalisis dengan metode gula
reduksi.
• Jumlah gula reduksi ekuivalen dengan
jumlah pati
• Kadar pati= kadar gula reduksi x 0.9
• BM pati/BM gula= (mX162)/(mX180) = 0.9
• Untuk bahan yang mengandung pati dan
dekstrin
112
Analisis Pati
Sampel padat 2-5 g yang telah dihaluskan atau cair
ditambah 50 ml etanol 80% dan aduk selama 1 jam.
Suspensi disaring. Filtrat mengandung karbohidrat yang
larut dibuang.
Untuk bahan berlemak, maka pati yang terdapat sebagai
residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml eter,
kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10% untuk
menghilangkan lebih lanjut karbohidrat terlarut.
Residu dipindahkan ke dalam erlenmeyer dengan
pencucian 200 ml aquades dan tambahkan 20 ml HCl 25%
(bj 1.125), refluks selama 2,5 jam.
Setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH 45% dan
encerkan sampai 500 ml, kemudian saring. Kadar glukosa
ditentukan.
Penentuan glukosa seperti pada penentuan total gula.
Berat glukosa dikalikan 0.9 merupakan berat pati.
Gula Reduksi
Golongan gula(KH) yang dapat mereduksi
senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya
adalah glukosa dan fruktosa
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang
mengandung gugus aldehida atau keton bebas.
Semua monosakarida dan disakarida kecuali
sukrosa termasuk sebagai gula pereduksi.
113
Analisis Pati
Analisis Pati
114
Analisis Pati
Contoh Soal:
Berdasarkan kurva glukosa standar tersebut,
hitung konsentrasi gula reduksi hasil
hidrolisis sampel pati jika nilai absorbansi
yang didapat adalah 0.5
115
Analisis Serat Kasar
116
Haluskan bahan sehingga dapat melalui ayakan
diameter 1 mm dan campurlah baik-baik. Kalau
bahan tak dapat dihalusksan, hancurkan sebaik
mungkin.
Timbang 2 g bahan kering dan ekstraksi
lemaknya dengan soxhlet. Kalau bahan sedikit
mengandung lemak, misalnya sayur-sayuran
gunakan 10 g bahan; tidak perlu dikeringkan
dan diekstraksi lemaknya
Pindahkan bahan ke dalam erlenmeyer 600 ml.
Kalau ada tambahkan 0,5 g asbes yang telah
dipijarkan dan 3 tetes zat anti buih (antifoam
agent).
117
• Analisis Serat Pangan
SeratPangan(Dietary Fiber)
Analisis metode deterjen (NDF dan ADF)
didasarkan pada kemampuan deterjen
melarutkan lemak, komponen mengandung
N, gula dan bbrp jenis pati.
ADF : sebagian besar selulosa dan lignin
NDF : sebagian besar selulosa, hemiselulosa
dan lignin
118
• Analisis Serat Pangan
Sehingga:
Kadar hemiselulosa = kadar NDF – ADF
Kadar selulosa= kadar ADF –kadar lignin
Total serat pangan= kadarNDF + substansi pektat
MetodeADF
Ekstraksi contoh sampel dengan larutan ADF
(setil metrilamonium bromide dalam H2SO4
1 N)
Komponen selain ADF larut, komponen tak
larut disaring, dikeringkan dan ditimbang
Dikoreksikan dengan mineralnya dengan
pengabuan kering
Kadar ADF = selisih berat residu setelah
diabukan dengan berat sampel awal
119
Metode NDF
Untuk sampel mengandung pati, hidrolisisdg alfa
amylase terlebih dahulu
Ekstraksi contoh sampel dengan larutan NDF
(campuran EDTA, Na2B4O7.10H2O, lauril sulfat,
Na2HPO4 dan 2-etoksi etanol) hingga seluruh
komponen non NDF larut
Komponen tak larut disaring, dikeringkan,
ditimbang dan dikoreksikan dengan mineralnya dg
pengabuan kering
Kadar NDF = selisih berat residu setelah diabukan
dengan berat sampel awal
Penetapan Lignin
Ekstraksi contoh sampel dengan larutan NDF
(sehingga seluruh komponen selain selulosa dan
lignin larut)
Selulosa dlm residudihidrolisis dengan HsSO4
72%, hingga hanyal ignin yg ada dlm residu
Komponen tak larut disaring, dikeringkan,
ditimbang dan dikoreksikan dengan mineralnya
dgn pengabuan kering
Kadar lignin = selisih berat residu setelah diabukan
dengan berat sampel awal.
120
Penetapan Substansi Pektat
Reaksi antara O-hidroksi difenil dengan anhidro
galakturonat yang menghasilkan warna yang dapat
diukur pada panjang gelombang 520 nm
Metode gravimetri: pectin yg telah diekstrak dr
sampel, disaponifikasi dengan alkali dan
diendapkan sebagai kalsium pektat (dg
penambahan kalsium klorida dlm kondisi asam)
Endapan kalsium pektat dicuci sampai bebas
klorida dikeringkan dan ditimbang residunya
AnalisisTotal KH
Metode Anthrone
Karbohidrat dalam asam sulfat akan
dihidrolisis menjadi monosakarida dan
selanjutnya monosakarida mengalami
dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural
atau hidroksil metil furfural.
Selanjutnya senyawa furfural ini dengan
anthrone (9,10 dihidro – 9 -oxoanthracene)
membentuk senyawa kompleks yang
berwarna biru
121
By difference
Tugas
1. Jelaskan prinsip uji kualitatif KH metode uji bial,
seliwanof dan fehling!
2. Jelaskan prinsip analisis gula reduksi dengan
metode lane eynon dan luff schrool!
3. Berapa kadar serat kasar dari sampel buah apel
jika jumlah sampel yang dianalisis adalah 10.5 g.
4. Kertas saring ditimbang, beratnya sebesar 1.2g.
5. Buah apel dikeringkan dulu dan dilanjutkan
dihidrolisis dengan asam dan basa.
6. Setelah disaring dan dikeringkan dengan kertas
saring berat kertas saring + residu serat adalah
2.8 g.
122
Tugas
4.Diketahuipersamaanregresikurvastandartgul
aadalahy = 0.029 x –0.006.
Berdasarkanpersamaanregresitersebut,
hitungkadarpatisampeltepungkompositjikanilai
absorbansisampelyang didapatadalah0.42,
nilaiabsorbansiblanko0.05
danjumlahsampelyang digunakan2 g.
Prinsip
Anthrone (9,10-dihydro-9-oxsanthracene) merupakan
hasil reduksi anthraquinone. Anthraquinone bereaksi
secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat
pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas.
123
Pereaksi
1. Pereaksi anthrone 0,1% dalam asam sulfat pekat.
Dibuat hanya pada waktu hari akan digunakan, tidak
stabil, hanya tahan 1 hari.
2. Larutan glukosa standar 0,2 mg/ml. Larutkan 200 mg
glukosa dalam encerkan menjadi 100 ml (1 ml = 0,2
mg glukosa).
3. Peralatan
1. Pipet 1 ml 5 ml
2. Tabung reaksi
3. Kelereng/Corong kecil
4. Water bath 100°C
5. Spektrofotometer, kuvet
Cara Kerja
Pembuatan Kurva Standar
1. Pipet ke dalam tabung reaksi 0,0 (blanko), 0,2, 0,4, 0,6, 0,8
dan 1,0 ml larutan glukosa standar. Tambahkan air sampai
total volume masing-masing tabung reaksi 1.0 ml.
2. Tambahkan dengan cepat 5 ml pereaksi Anthrone ke dalam
masing-masing tabung reaksi.
3. Tutup tabung reaksi (dapat digunakan kelerang) campur
merata.
4. Tempatkan dalam water bath 100°C selama 12 menit (rendam
dalam air mendidih).
5. Dinginkan dengan cepat menggunakan air mengalir
6. Pindahkan kedalam kuvet, baca absorbansinya pada 630 nm
7. Buat kurva hubungan antara absorbans dengan mg glukosa
124
Lemak Minyak, dan Analisis Kadar
Lemak dan Minyak
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Analisa Hasil Pertanian
125
• Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk
golongan lipida.
• Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang
tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh
pelarut nonpolar, seperti kloroform, heksan, benzol atau eter.
• Struktur molekulnya kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-
)sehingga lemak mempunyai sifat hydrophob
126
ASAM LEMAK
Asam lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan
merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilatberderajat
tinggi (rantai C lebih dari 6).
Asam lemak merupakan penyusun utama lipid (dalam 100 gram lipid terdapat
95% asam lemak)
Struktur umum asam lemak:
• Kepala : hidrofobik
• Ekor : hidrofilik
Sehingga asam lemak dikatakan
mempunyai sifat amfipatik
TRIGLISERIDA (Lemak
Netral)
Trigliserida merupakan suatu ester gliserol yang terbentuk dari 3 asam
lemak dan gliserol (R, R', R"). Apabila terdapat satu asam lemak dalam
127
FOSFOLIPID
Fosfolipid merupakan golongan senyawa lipid dan merupakan bagian
dari membran sel makhluk hidup bersama dengan protein, glikolipid, dan
gliserol.
Fosfolipid terdiri atas empat komponen:
• Asam lemak
• Gugus fosfat
• Alkohol yang mengandung nitrogen, dan
• Suatu kerangka ( gliserol dan 2 gugus asil)
128
Kualitatif
• Analisis kualitatif merupakan analisis kimia
ada/tidaknya komponen radikal, ion kation/molekul
Analisis kualitatif lipid, dilakukan dengan 4 cara, yaitu
:
Uji kelarutan lipid
Uji Akrolein
Uji ketidakjenuhan lipid
Uji ketengikan
Parameter
• Lipid bersifat polar ( larut dalam air dan alkohol )
• Lipid bersifat nonpolar ( larut dalam kloroform dan
eter )
129
Uji Kelarutan LIPID
Uji Akrolein
Tujuan :
• Menentukan keberadaan gliserin/lemak
Parameternya :
• Bau akrolein ( seperti abu alkohol )
130
Uji Akrolein
Uji Ketidakjenuhan
LIPID
Parameter pengujian
• Adanya reaksi positif ( berupa timbulnya warna merah
saat ditetesi ion Hubs )
• Asam lemak tidak jenuh adanya timbul warna merah yang
semakin lama pudar.
• Asam lemak jenuh timbul warna merah tetapi tidak pudar
131
Uji ketidakjenuhan
LIPID
SAMPEL HASIL KETERANGAN
Keterangan :
( - ) TIDAK JENUH
( + ) JENUH
Rantai Hidrokarbon
132
Asam Oleat (struktur
kimia)
Parameter
• Larutan putih = tidak tengik
• Larutan merah muda = tengik
133
Uji Ketengikan Lipid
134
Metode Analisis
Prinsip : Lemak diekstrak dengan pelarut dietil eter. Setelah
pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung
persentasenya
SOXHLET
135
Cara Kerja
• Sampel ditimbang sebanyak 5 g, kemudian dibungkus dengan kertas saring.
• Sampel tersebut dimasukkan ke dalam oven untuk menghilangkan kadar
airnya. Selanjutnya dimasukkan ke dalam soxhlet yang sebelumnya telah
dihubungkan dengan kondensor di atasnya dan labu lemak di bawahnya
• Pelarut heksan dituangkan secukupnya sesuai dengan soxhlet yang
digunakan
• Lemak diekstrak dengan melarutkan larutan heksan pada soxhlet minimal 5
jam sampai pelarut yang melewati sampel di dalam labu lemak berwarna
jernih
• Selanjutnya labu labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam
oven pada suhu 1050C
• Setelah dikeringkan sampai didapatkan berat tetap, labu dan lemaknya
ditimbang
• Perhitungan : % Lemak : Berat Lemak/Berat Sampel x 100%
Penentuan bilangan
penyabunan
• Minyak ditimbang seberat 5 gram
dalam erlenmeyer
• Kemudian ditambahkan sebanyak 50
ml KOH 0,5 N alkoholik
• Sesudah ditutup dengan pendingin
selanjutnya didihkan sampai minyak
tersabunkan secara sempurna
ditandai dengan tidak terlihat butir-
butir lemak atau minyak dalam
larutan.
• Setelah didinginkan kemudian
dititrasi dengan HCL 0,5 N
menggunakan indikator
phenolphthalein.
• Titik akhir titrasi ditandai dengan
tepat hilangnya warna merah,
misalkan titrasi memerlukan (ts) ml.
136
• Dibuat perlakuan blanko yaitu seperti perlakuan diatas
hanya tanpa sampel. Titrasi blanko ini menunjukkan KOH
mula-mula yang digunakan dalam reaksi penyabunan,
misalkan titrasi blanko memerlukan (tb) ml
• Reaksi yang terjadi
137
Penentuan bobot jenis
138
Dihitung dengan:
R = R’ + K (T’ – T)
Keterangan:
R = Indeks bias pada suhu T drjt C
R’= Indeks bias pada suhu T’ drjt C
K = Faktor koreksi lemak : 0,000365
minyak :
0,000385
139
DASAR TEORI
Penggolongan lipida, dibagi golongan besar :
1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida, lilin
2. Lipid gabungan : fosfolipid, cerebrosida
3. Derivat lipid : asam lemak, gliserol, sterol
Penggolongan lipida, berdasarkan kemiripan struktur :
1. Asam lemak 5. spingolipid
2. Lemak 6. Terpen
3. Lilin 7. Steroid
4. Fosfolipid 8. Lipid kompleks
O
H2C OH R1COOH H2C O C R1
O
HC OH R2COOH HC O C R2 3H2O
O
H2C OH R3COOH
H2C O C R3
gliserol asam lemak trigliserida air
140
Struktur Asam Lemak
As. linoleat
Reaksi :
141
Sampel: minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
krengseng, lemak, minyak biji bunga matahari
Prosedur
2. Uji ketidakjenuhan :
untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak/ lemak
Dasar reaksi : reaksi adisi, brom mengadisi ikatan rangkap dari
asam lemak
Reaksi :
142
Prosedur : 2 tetes sampel minyak/ lemak (tabung reaksi)
+ 2 ml kloroform
Teteskan larutan brom ad merah permanen (warna lar. Brom)
Catat jumlah larutan brom
Blanko : 1 ml kloroform + larutan Brom
3. Uji peroksida :
untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak/ lemak karena
proses oksidasi/ hidrolitik.
Dasar reaksi : Oksidasi minyak/lemak menjadi : peroksida
Reaksi : Lemak/ minyak teroksidasi H2O2
H2O2 + 2KI I2 (kuning-merah) + 2KOH
Prosedur :
1 ml sampel minyak/ lemak (tabung reaksi)
+ 1 ml kloroform + 2 ml asam asetat glasial
+ 1 tetes larutan KI 10 %
kocok, biarkan 5’
Peroksida : warna kuning–merah (pembebasan Iodium)
143
3. Uji peroksida :
untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak/ lemak karena
proses oksidasi/ hidrolitik.
Dasar reaksi : Oksidasi minyak/lemak menjadi : peroksida
Reaksi : Lemak/ minyak teroksidasi H2O2
H2O2 + 2KI I2 (kuning-merah) + 2KOH
Prosedur :
1 ml sampel minyak/ lemak (tabung reaksi)
+ 1 ml kloroform + 2 ml asam asetat glasial
+ 1 tetes larutan KI 10 %
kocok, biarkan 5’
Peroksida : warna kuning–merah (pembebasan Iodium)
Prosedur :
5 ml sampel minyak/ lemak (erlenmeyer)
+ 10 ml KOH alkoholis 10 %
Panaskan W.B. 15’
Ambil 3 ml, larutkan dalam air (Larut) Penyabunan sempurna
Kocok kuat jika berbusa = terbentuk sabun
144
ANALISA KUANTITATIF LIPIDA
ANGKA ASAM
* Angka asam : jumlah mg KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 g
lemak/ minyak.
* Mengukur asam lemak bebas hasil hidrolisis gliserida.
Pengaruh air, suhu, enzim lipolitik/
proses pengolahan yang kurang baik.
* Dasar reaksi : hidrolisis gliserida karena pengaruh faktor2 tsb
* Manfaat : mengetahui kualitas lemak/ minyak
>>> Besar angka asam >>> jelek kualitasnya
* Angka asam yang diperoleh dalam minyak lemak yang diteliti
berkisar antara 3,667-19,521 mg KOH/gr (0,37%-1,95%).
* Angka asam dari minyak komersil adalah 3%.
145
Sumber minyak Asam lemak BM
terbanyak
Kelapa sawit Palmitat C16H32O2 256
Kelapa, inti sawit Laurat C12H24O2 200
Susu Oleat C18H34O2 282
Jagung, kedele Linoleat C18H32O2 280
Minyak biji bunga Linoleat C18H32O2 dan 280
matahari Linolenat C18H30O2 dan
278
ANGKA PENYABUNAN
* Angka penyabunan : banyaknya mg KOH yang
diperlukan untuk penyabunan sempurna 1 g lemak/
minyak.
* Dasar reaksi : hidrolisis asam lemak oleh basa (Rx
saponifikasi) sabun + gliserol
* Besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat
molekul lemak tersebut.
Makin kecil berat molekul, makin besar
bilangan penyabunan
146
• Prosedur : Sampel : minyak kelapa sawit
Timbang seksama 1,25 g sampel
+ 25,0 ml KOH alkoholis
Refluks diatas penangas air
ad penyabunan sempurna 30’
Teteskan dalam tabung reaksi (air)
Bening (satu fase) : penyabunan sempurna
Dinginkan + PP
Titrasi dengan HCl 0,5 N ad merah jambu
Blanko : idem (tanpa sampel), guna titrasi blanko ?
Tugas :
(1) Hitung besarnya angka penyabunan
(2) Bahas BM minyak/ lemak berdasarkan hasil praktikum !
(3) Tulis reaksi yang terjadi !
147
PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA
METODE NON ENZIMATIK
A. Analisa Kualitatif :
1. Uji Akrolein
2. Uji ketidakjenuhan
3. Uji peroksida
4. Uji penyabunan
B. Analisa Kuantitatif
yang dikerjakan = penetapan angka penyabunan
sampel : lemak/ gajih
Reaksi
148
Sampel : darah
Langkah penetapan kadar :
1. Pengambilan serum darah :
2 ml darah, disentrifugasi 15’ kec 2000rpm, Serum di atas
2. Mencari λ maksimum
10 µl lar. standard + 1000 µl reagen diinkubasi 20’ T 37 oC,
diukur absorbansinya (spektrofotometer) pada λ 480–520 nm.
Blanko Larutan sample/standard
Larutan sampel/ standard - 10 µl
Aquadest 10 µl -
Pereaksi enzimatik 1000 µl 1000 µl
Analisis lainnya
149
ANGKA IOD
• Angka Iod : banyaknya gram Iod yg diabsorbsi oleh 100 g lipid
• Untuk mengetahui derajat ketidakjenuhan asam lemak
• Semakin banyak ikatan rangkap, semakin besar bilangan
Iodium
• Dasar reaksi : reaksi adisi, Iod mengadisi ikatan rangkap dari
asam lemak
• Reaksi :
150
MINERAL DAN ANALISIS MINERAL
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Pangan
Mata Kuliah Analisis Pangan
151
• Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu
bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat
berupa berbagai macam garam yaitu garam organik dan
garam anorganik.
152
153
154
155
156
157
Penentuan Kadar Abu secara Langsung
(Cara Kering)
158
Pengabuan sering memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mempercepat pengabuan dapat ditempuh berbagai cara antara lain
sebagai berikut:
1. Mencampurkan bahan dengan pasir kwarsa murni sebelum
pengabuan. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas permukaan
dan mempertinggi porositas sampel sehingga kontak antara
oksigen dengan sampel selama proses pengabuan akan
diperbesar sehingga waktu pengabuan dapat dipercepat.
2. Menambahkan campuran gliserol-alkohol ke dalam sampel
sebelum diabukan.
3. Menambahkan hidrogen peroksida pada sampel sebelum
pengabuan dapat pula mempercepat proses pengabuan karena
peroksida dapat membantu proses oksidasi bahan.
Peralatan
1. Cawan pengabuan terbuat dari poselin lengkap dengan tutupnya.
2. Tanur pangabuan
3. Penjepit cawan
159
• Cara Penetapan
1. Siapkan cawan pengabuan, kemudian bakar dalam tanur,
dinginkan dalam desikator dan timbang
2. Timbang sebanyak 3-5 g sampel dalam cawan tersebut, kemudian
keringkan ke dalam oven pada suhu 102 derajat C untuk
menghilangkan kadar airnya, kemudian letakkan dalam tanur
pengabuan, bakar sampai di dapat abu berwarna abu-abu atau
sampai beratnya tetap. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap.
Tahap pertama pada suhu sekitar 400°C dan kedua pada suhu
550°C.
3. Dinginkan dalam desikator, kemudian timbang.
Berat abu
% Abu = x 100 %
Berat sampel
160
1. Reagensia
a. Amonium oksalatjenuh
b. Indikator merah metil.indicator ini dibuat dengan cara
melarutkan 0,5 g merah metildalam 100 ml alcohol 95%
c. Asam asetat encer (1:4)
d. Asam sulfat encer)1:4)
e. Amonium hidroksida (1:4)
f. KMnO4 0,1 dan 0,01 N. Larutan KMnO4 dibuat pada
saat akan digunakan/
2. Prosedur
Sebanyak 20-100 ml larutan abu hasil pengabuan kering
dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml.
Bila perlu ditambahkan 25-50 ml akuades
Selanjutnya ditambahkan 10ml larutan ammonium oksbebas alat
jenuh
Tambahkan 2 tetes indicator merah metil
Larutan ditambah ammonia encerhingga menjadi sedikit basa
Kemudian ditambah beberaa tets asam asetat sampai terbentuk
warna merah muda (pH 5,0)
Larutan didihkan dan didiamkan sekitar 4 jam atau 1 malam pada
suhu kamar
Larutan disaring dengan Whatman N0. 42
Dibilas dengan aquades hingg filtrat bebas oksalat
161
Endapan dibilas dan dipindahkan dengan asam sulfat
encer panas dan dimasukkan ke dalam gelas piala
Dibilas sekali lagi dengan air panas
Larutan dalam keadaan agak panas (70-80o C) dititrasi
dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai berwarna merah
jambu.
Dimasukkan kertas saring dan dilanjutkan titrasi hingga
terbentuk warna merah jambu permanen kedua.
162
PENETAPAN KALSIUM
Prinsip
Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat.
Endapan dilarutkan dalam H2SO4 encer panas
dan dititrasi dengan KMnO4.
Pereaksi
1. Amonium oksalat jenuh
2. Indikator merah metil : larutkan 0,5 gram merah metil
dalam 100 ml alcohol 95%
3. Asam asetat encer (1 + 4)
4. Asam sulfat encer (1 + 4); masukkan dengan perlahan-
lahan asam sulfat pekat ke dalam air sambil diaduk-
aduk, dinginkan dan encerkan sampai volume tertentu.
5. Amonium hidroksida encer(1:4)
6. KMnO4 0,1 N
7. KMnO4 0,01 N;encerkan 10 ml KMnO4 0,1 N sampai
100 ml menggunakan air (1 ml = 0,2 mg Ca) dan buat
jika akan segera digunakan
CARA KERJA
1. Pipet 20-100 ml larutan abuhasil pengabuan kering, masukkan ke
dalam gelas piala 250 ml. Jika perlu tambahkan 25-50 ml aquades.
2. Tabahkan 10 ml larutan ammonium oksalat jenuh dan 2 tetes
indicator merah metil.
3. Buat larutan menjadi sedikit basa dengan menambah ammonia
encer kemuadian buat larutan menjadi sedikit asam dengan
menambahkan beberapa tetes asam asetat samapai larutan
berwarna merah muda (pH 5,0).
4. Panaskan larutan sampai mendidih,kemudian diamkan selama
minimum 4 jam atau semalam pada suhu kamar.
5. Saring dengan menggunakan kertas saring No 42.dan bilas
dengan aquades sampai filtrat bebas oksalat (jika digunakan HCL
dalam pembuatan larutan abu, filtrat hasil saringan terakhir harus
bebas Cl dengan mengujinya menggunakan AgNO3).
6. Lubangi ujung kertas sarung menggunakan batang gelas.Bilas dan
pindahkanendapan dengan H2SO4 encer (1 +4) panas ke dalam
gelas piala bekas tempat mengendapkan kalsium. Kemudian bilas
satu kali lagi dengan air panas
163
7. Selagi panas (70-80o C) titrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N
sampai larutan warna merah jambu permanen yang pertama.
8. Masukkan kertas saring dan lanjutkan titrasi sampai tercapai warna
merah jambu permanen yang kedua.
PERHITUNGAN
Hasil titrasi x 0,2 x total volume larutan abu x 100
mg Ca/100 g sampel=
164
165
Vitamin dan Analisis Kadar Vitamin
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti8@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Analisa Hasil Pertanian
166
VITAMIN
• Vitamin adalah senyawa organik komplek
yang essensial untuk pertumbuhan dan
fungsi biologis yang lain bagi mahkluk
hidup.
• Vitamin dibedakan menjadi dua golongan
yaitu:
vitamin yang dapat larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak.
Kebutuhan vitamin
167
Analisis
• Analisis vitamin dapat
dikelompokkan menjadi 3
yaitu;
1. Dengan menggunakan
makhluk hidup.
2. Dengan menggunakan
mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur
3. Fisikokimia
168
Metode Ekstraksi
• Dalam beberapa kasus analisis vitamin,
ekstraksi dilakukan pada bagian
biologis samplenya, meliputi beberapa
tindakan berikut ini yaitu; panas, asam,
alkali, pelarut dan enzim yang
digunakan. Pada umumnya prosedur
ekstraksi tergantung jenis vitamin
sehingga jenis vitamin yang akan
dianalisis tetap stabil.
169
Metode Psikokimia (Vitamin A)
170
Penentuan Vitamin B2 (Riboflavin)
171
Spektrofotometer Uv vis
172
Spektrofotometer Uv vis
173
Contoh analisa karotenoid
• Approximately 0.5 g of freeze-dried sweet potato root
was weighted and put into a centrifugal glass vessel.
• 5 ml of methanol was gift to the sample and mixed 1
minute on Vortex.
• The vessel set was put on the shaker and let it shake
10 minute, afterward centrifuge (Sorvall RC-5B
Refrigerated Superspeed Centrifuge serial 820) it at
3500 rpm for 15 minute long.
• Then, the supernatant of the samples (clear fraction)
was transferred into 25 ml glass flask.
• This process was known sample extraction. This
process was repeated for 3-4 times from one sample
and brought together all supernatant of one sample into
one flask (overall 4 extractions of 1 sample/1 flask).
174
Analisa total karotenoid
• Furthermore, the flask was filled up to the
marked line with methanol. By using
spectrophotometer (Hewlett Packard S 453),
this extract was ready to measure the
absorbance (A) at three different wavelengths
as; 470, 653 and 666 nm respectively.
• Methanol was used as blank.
• Equation to determine concentration
(concentration in solution in μg/ml) of
chlorophyll a (Ca) and b (Cb) as well as total
carotenoids (Cc):
Ca = (15.65 x A666) – (7.34 x A653)
Cb = (27.05 x A653) – (11.21 x A666)
Formula Akhir
175
Penentuan Vitamin C (Asam Ascorbat)
Metode Kolorimetri
• Prinsip
Cara kolorimetri didasarkan atas
pengukuran jumlah larutan 2,6-
diklorofenol yang dihilangkan warnanya
oleh asam askorbat di dalam ekstrak
sampel dan di dalam larutan asam
askorbat standar.
• Jika senyawa penggangu yang dapat
mereduksi dye bereaksi lambat, maka
penetapan yang cepat dengan cara ini
terutama hanya mengukur asam
askorbat.
• Pereaksi
• 1. Asam Metafosfat (HPO3) 2% (dalam
aquades)
• Larutan dye : Larutkan 100 mg 2,6-
diklorofenol indofenol dan 84 mg sodium
bikarbonat dalam aquades panas (85-95
derajat C). Dinginkan dan encerkan sampai
volume 100 ml. Saring, kemudian encerkan
25 ml larutan tersebut sampai volume 500 ml
aquades.
• Asam askorbat standar : Timbang tepat 100
mg asam askorbat dan larutkan sampai
volume 100 ml dengan HPO3 2 %. Encerkan
4 ml larutan tersebut sampai volume tersebut
100 ml dengan HPO3 2% (1 ml = 40 mg asam
askorbat).
176
• Peralatan
1. Kolorimeter + kuvet
2. Tabung reaksi
3. Pipet volumetrik 10 ml
• Cara Kerja
Preparasi sampel untuk analisa asam
askorbat secara askorbat sama dengan
preparasi sampel untuk analisa secara
titrasi, akan tetapi HPO3 yang digunakan
konsentrasinya 2 %. Dan apabila sampel
yang akan dianalisa berupa padatan atau
semi padatan, campur 50-100 gram sampel
dengan HPO3 6% seberat sampel yang
dipakai, menggunakan blender. Kemudian
encerkan sampai volume 100 ml
177
• Pengukuran Sampel
1. Masukkan 5 ml ekstrak sampel (atau
kurang dan buat 5 ml dengan HPO3
2%) ke dalam kuvet atau tabung reaksi
kering.
2. Tambahkan 10 ml larutan dye
3. Ukur absorbansinya pada kolorimeter
seperti pada pembuatan kurva standar.
• Perhitungan
Catat konsentrasi asam askorbat dari
kurva standar dan hitung kandungan
asam askorbat dalam sampel dengan
rumus berikut:
•Keasaman (pH)
Hancurkan bahan sebanyak 100 g
menggunakan blender. Untuk bahan yang
kadar airnya relatif rendah, tambahkan air
destilata sebanyak 100 ml (1:1) ke dalam
blender sebelum bahan dihancurkan. Ukur pH
hancuran bahan menggunakan pH meter
sebanyak 3 kali kemudian nilainya dirata-
ratakan.
178
Vitamin C
Titrasi 25 ml filtrat untuk pengukuran total asam tertitrasi dengan
larutan iod 0,01 N. Tambahkan indikator kanji pada filtrat sebelum titrasi.
Lakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna yang stabil (terbentuk warna
biru ungu).
Total Asam
Analisis total asam:
•diambil sebanyak 50 ml bahan dan dimasukkan ke dalam labu takar
100ml.
•diencerkan sampai dengan tanda batas
•disaring dengan kertas saring
•diambil filtrat yang telah disaring sebanyak 20 ml untuk titrasi
•ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes
•dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna
merah muda
•dicatat hasil yang diperoleh dengan rumus total asam:
Total asam = ml NaOHx N NaOHx BM NaOH
Berat sampel
179
Bahan Aditif dan Analisis Kadar
Zat Aditif
Irmayanti, S.TP., MT
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Mata Kuliah Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
180
Fungsi makanan :
1. Untuk memperoleh energi
2. Untuk pertumbuhan (sel baru)
3. Menggantikan sel-sel yang rusak
4. Penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh
Makanan sehat
1. Mengandung bahan yang dibutuhkan
oleh tubuh
2. Higienis
3. Suhunya normal saat dimakan
4. Tidak sulit dicerna
181
Zat aditif :
Zat yang ditambahkan, dan dicampur pada waktu
pengolahan makanan baik itu disengaja ataupun tidak
disengaja
182
Pengelompokan Zat aditif
berdasarkan fungsinya :
1. Pewarna
2. Pemanis
3. Pengawet
4. Penyedap rasa
1. ZAT PEWARNA
• Tujuan pemberian warna pada makanan :
1. Terlihat menarik
2. Menggugah selera makan
183
Jenis pewarna
1. Alami
2. Sintetik
PEWARNA ALAMI
• Kuning Kunyit
• Hijau Daun suji
• Coklat Buah coklat
• Merah coklat daun jati
• Kuning-merah wortel
184
PEWARNA SINTETIS
• Tartrazin (kuning),
• Amaranth merah
• Sunset yellow orange
• Briliant blue FCF biru
PERWARNA TEKSTIL
Terkadang orang mempergunakan pewarna tekstik untuk
mewarnai makanan. Warnanya sangat menyolok dan tampak
bagus. Tetapi sangat berbahaya bagi kesehatan.
Beberapa pewarna sintetis sudah dilarang digunakan untuk
makanan, misalnya :
Rodhamin B,
Karena menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, iritasi
pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan dan
bahaya kanker hati.
metanil yellow,
Menyebabkan : iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit,
iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung dan
saluran kemih
185
2. ZAT PEMANIS
Berfungsi menambah rasa manis
pada makanan dan minuman
Jenisnya :
• Pemanis alami
• Pemanis buatan
Pemanis alami :
• Berasal dari buah dan madu
• Berlebihan kegemukan
• Berbahaya bagi penderita dibetes
186
Pemanis buatan :
• Tidak dapat dicerna bukan sumber energi
• Pilihan untuk penderita dibetes
• Contoh : sakarin, natrium siklamat,
magnesium siklamat, kalsium siklamat,
aspartam
• Manisnya puluhan x lebih manis
• Pemakaian berlebihan merangsang tumor
kandung kemih dan bersifat karsinogenik
(penyebab kanker)
187
188
3. Pengawet
• Ada 2 jenis :
• A. Pengawet Alami :
contoh cara pengawetan alami: pengasapan
ikan, manisan buah, penggaraman ikan,
pendinginan buah di lemari es.
B. Pengawet Buatan :
contoh dengan cara :
garam benzoat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri
gas etilen oksida dan gas propilen oksida
membunuh bakteri, jamur dan virus
189
4. Bahan Penyedap
Ada 2 jenis :
1. Penyedap Alami :
contoh : rempah – rempah (biji pala, cengkeh, daun
alam, sereh, kayu manis,
lada, laos )
190
Metode Analisis Bahan Pengawet dan
Bahan Pemanis Sintetik
Pengujian Siklamat
1. Tambahkan 2 g BaCl2 ke dalam 100 filtrat dari persiapan
sampel. Biarkan 2 menit, kemudian saring.
2. Asamkan filtrat dengan 10 ml HCL dan ditambahkan 0,2 g
NaNo2. Terbentuknya endapan putih BaSO4
menunjukkan adanya Sikloheksilsulfamat.
191
Pereaksi Peralatan
1. HCL encer (1:9) 1. Gelas piala
2. NaOH 10% 2. Lempeng tetes
3. HCL pekat 3. Pipet tetes
4. H2SO4 pekat
5. NH4 12%
Cara Kerja
1. 30 – 50 ml sampel cairan diasamkan sedikit dengan larutan HCL
encer. Jika padatan, campu 25 g sampel dengan air kemudian
homogenkan varu diambil 30-50 ml seperti di atas.
2. Masukkan benang wool 20 cm ke dalam larutan, didihkan selama
30 menit.
3. Benang wool diangkat, cuci dengan air dingin.
4. Keringkan, dipotong menjadi 4 bagian.
5. Tempatkan keempat potongan benang wool di atas lempeng tetes
(atau masing-masing potongan dalam satu gelas piala kecil),
kemudian masing-masing potongan ditetesi dengan NaOH 10%
HCL pekat, NH4OH 12%, H2SO4 pekat.
6. Amati perubahan warna yang terjadi, bandingkan dengan standar
daftar warna.
192
Analisa bahan pengawet nitrit
193
Cara Kerja
• Menyiapkan beberapa pereaksi seperti
1. Potassium ferisianida
2. Larutan seng asetat
3. Larutan Boraks jenuh
4. Larutan sulfanilamid
5. Larutan naptilendiamin
6. Larutan HCl
7. Larutan stok sodium nitrit
8. Larutan kerja sodium nitrit (diambil dari larutan stok)
• Prosedur kerja
1. Menyiapkan beberapa peralatan
2. Membuat kurva standar
3. Melakukan penetapan sampel
4. Melakukan perhitungan
• Sample di baca dengan menggunakan spektrofotometer pada 538 nm
194
Prinsip analisis asam benzoat
Prosedur kerja
195
Perhitungan nitrit
NaNO2 (mg/kg)= Cx2000/VW
Pertanyaan
196
Analisis Protein
Antioksidan dan
Analisis Antioksidan
Irmayanti, S.TP., MT
irmayanti@serambimekkah.ac.id
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Mata Kuliah Kimia dan Analisis Hasil Pertanian
197
Definisi
Definisi
198
antioksidan
Kegunaan
199
Antioksidan Berdasarkan Sumbernya
• Antioksidan sintetik.
• Antioksidan alami.
Antioksidan Sintetik
200
Butil Hidroksi Anisol (BHA)
• BHA memiliki kemampuan antioksidan yang
baik pada lemak hewan dalam sistem
makanan panggang, namun relatif tidak efektif
pada minyak tanaman.
• BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air,
berbentuk padat putih dan dijual dalam
bentuk tablet atau serpih, bersifat volatil
sehingga berguna untuk penambahan ke
materi pengemas.
201
Propil Galat
• Propil galat mempunyai karakteristik
sensitif terhadap panas, terdekomposisi
pada titik cairnya 148 0C, dapat
membentuk komplek warna dengan ion
metal, sehingga kemampuan
antioksidannya rendah.
• Propil galat memiliki sifat berbentuk
kristal padat putih, sedikit tidak larut
lemak tetapi larut air, serta memberi
efek sinergis dengan BHA dan BHT
202
Tokoferol
203
Contoh antioksidan untuk produk pangan di beberapa
negara
204
Antioksidan Alami
205
Golongan Antioksidan
Jenis flavonoid
206
• Sementara turunan asam sinamat
meliputi asam kafeat, asam ferulat,
asam klorogenat, dan lain-lain.
• Senyawa antioksidan alami polifenolik
ini adalah multifungsional dan dapat
beraksi sebagai
(a) pereduksi
(b) penangkap radikal bebas
(c) pengkelat logam
(d) peredam terbentuknya singlet
oksigen.
• Antioksidan primer
• Antioksidan sekunder
207
Antioksidan Primer
208
Reaksi Penghambatan antioksidan primer terhadap
radikal lipida:
• Inisiasi : R* + AH RH + A*
Radikal lipida
Antioksidan Sekunder
209
Mekanisme Kerja Antioksidan Sekunder
Kelebihan Antioksidan
• Aman
• Tidak memberi flavor, odor, dan warna pada produk
• Efisien
• Tahan pada proses pengolahan produk
• Murah
210
Kekurangan Antioksidan
Metode Kualitatif
• Uji Warna
• Spektrofotometri IR
• DPPH (Diphenyl pycril Hidrazil)
Metode Kuantitatif
• Metode ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity)
• Iodimetri dan iodometri
211
Spektrofotometer Uv Vis
Spektrofotometer Ir
212
213
Uji Warna
214
• Asam Askorbat + Larutan Iodium (coklat – ungu )
Warna Hilang (bening)
215
Data Daerah Resapan IR
216
Struktur Antioksidan
Metode ORAC
• Digunakan untuk menganalisis
kandungan suatu senyawa
antioksidan dari suatu benda,
misalnya makanan.
• Pada metode ORAC,
digunakan fluorescent sebagai
bahan uji selain sampel yang
digunakan.
• Metode ini menggunakan
mesin azo-intitiator, suatu alat
yang berfungsi untuk
membuat radikal bebas,
peroxyl.
217
• Fluorescent ditembakkan dengan peroxyl,
lalu dihitung intensitasnya selama selang
waktu tertentu.
• Lalu dibuatlah kurva intensitas vs waktu
(baik ataupun tanpa antioksidan), sehingga
kita dapat menghitung luasan daerah diatara
kedua kurva tersebut.
• Kadar antioksidan ditentukan dengan
standar TE, trolox equivalent, dengan trolox
sebagai standarnya.
218
Kelebihan ORAC dan Kekurangannya
219
Iodimetri
• Merupakan metode titrasi langsung
• Metode kuantitatif karena berdasarkan jumlah I2
yang dihasilkan antara sampel dengan ion iodida
• Perbedaan dengan iodometri
• Iodometri titrasi tidak langsung
• Iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia
220
Cont`d
• Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai
pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida
digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri).
• Ada beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang
cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan
iodium. Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah
sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup
kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan
ada banyak penggunaan proses iodometrik.
Aplikasi Iodimetri
• Penetapan kadar vitamin C cara Iodimetri
• Dasar: Kadar vitamin C yang ditetapkan secara
iodimetri menggunakan iod sebagai penitar. Vitamin C
bersifat reduktor kuat akan dioksidasikan oleh I2 dalam
suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide.
Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir
biru.
221
• Reaksi :
• Alat :
a. Erlenmeyer Asah 250 ml
b. Gelas Ukur 100 ml
c. Buret Scelbach 50 ml
d. Pipet Tetes
e. Statip
f. Neraca Analitik
Bahan :
a. Contoh Iberet Folic-500
b. H2SO4 10 %
c. Larutan I2 0.05 M
d. Indikator Kanji
e. Air Suling
222
• Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh sejumlah Y
gram kedalam Erlenmeyer asah.
2) Dilarutkan dengan air dan
ditambahkan 25 ml H2SO4 10 %.
3) Dititrasi dengan I2 0,05 M
dengan indikator kanji hingga titik
akhir berwarna biru.
•Perhitungan :
Kadar Vit. C = Vp x Mp x BE Vit.
C x 100 x Bobot rata –rata x
100%
223
TERIMA KASIH
224
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta
Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian, Handout. Jember: FTP
UNEJ.