Anda di halaman 1dari 3

SINUSITIS (RHINOSINUSITIS)

Rhinosinusitis adalah penyakit akibat peradangan pada mukosa paranasal dari rongga hidung.
Dokter di pelayanan kesehatan primer harus memiliki keterampilan yang memadai untuk
mendiagnosis, menatalaksana, dan mencegah berulangnya rinosinusitis, tatalaksana rinosinusitis
yang efektif dari dokter di pelayanan kesehatan primer dapat meningkatkan kualitas hidup pasien
secara signifikan, menurunkan biaya pengobatan, serta mengurangi durasi dan frekuensi absen
kerja.

ETIOLOGI

Sinusitis dapat disebabkan oleh beberapa patogen seperti bakteri (Streptococcus pneumonia,
Haemophilus influenza, Streptococcus grup A, Stapylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil
gram (-), Pseudomonas, fusobakteria), virus (Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus),
dan jamur.

Patogen yang paling sering dapat diisolasi dari kultur maxillary sinus pada pasien sinusitis akut
yang disebabkan bakteri seperti Sterptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, dan
Moraxella catarrhalis. Streptococcus pyogenes, Stapylococcus aureus, dan bakteri anaerob.
Selain itu beberapa jenis jamur juga berperan dalam pathogenesis penyakit ini seperti Mucorales
dan Aspergilus atau Candida, sp. Berikut beberapa penjelasan patogen yang berperan dalam
penyakit sinusistis akut:

 Streptococcus pneumonia merupakan bakteri gram positif, catalase-negative,


facultatively anaerobic cocci dimana 20-43 % dari sinusitis akut yang disebabkan bakteri
pada kasus orang dewasa
 Haemophilus influenza merupakan bakteri gram negatif, facultatively anaerobic bacilli,
H. influenza type B merupakan penyebab utama meningitis sampai pemakaian luas
vaksin.
 Stapylococcus aureus sekarang ini dilaporkan mengalami peningkatan dalam patogen
penyebab sinusitis akut yang disebabkan bakteri

Pada sinusitis kronik ada beberapa bakteri yang telah dapat dilaporkan yang berperan sebagai
penyebab. Namun peran bakteri dalam patogenesa sinusitis kronik belum diketahui sepenuhnya.
Adapun beberapa contohnya seperti Stapylococcus aureus, Coagulase-negative staphylococcus,
H. influenza, M catarrhalis, dan S. Pneumoniae. Disamping itu, ada beberapa jenis jamur yang
dapat dihubungkan dengan penyakit ini seperti Aspergilus sp. Adapun etiologi yang mungkin
dari pasien diatas adalah adanya infeksi dari bakteri. Hal ini karena pasien mengeluhkan adanya
pilek yang kemungkinan disebabkan oleh bakteri.

GEJALA

Manifestasi klinis yang khas dari kelainan p ada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika
penderita bangun pada pagi hari. Manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh sinusitis dapat dibagi
menjadi dua yaitu gejala subyektif (dirasakan) dan gejala obyektif (dilihat).

 Gejala subyektif: demam, lesu, hidung tersumbat, sekresi lender hidung yang kental dan
terkadang bau, sakit kepala yang menjalar dan lebih berat pada pagi hari.
 Gejala obyektif kemungkinan ditemukan pembengkakan pada daerah bawah orbita
(mata) dan lama-kelamaan akan bertambah lebar sampai ke pipi.
 Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan
pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul
berdasarkan sinus yang terkena:
 Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat dibawah mata, sakit gigi dan sakit
kepala.
 Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala sisi dahi
 Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala
di dahi.
 Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bias
dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan
sakit telinga dan sakit leher,

Pada pasien diatas kemungkinan sinus yang terinfeksi adalah sinus maxilla berdasarkan dari
keluhan pasien. Pada pipi bagian sinistra pasien juga terdapat edema yang menunjukkan
penumpukan cairan pada sinus maxillary pasien.

TATALAKSANA
Rhinosinusitis Akut (RSA)

Tujuan penatalaksanaan RSA adalah mengeradikasi infeksi, mengurangi severitas dan durasi
gejala. Serta mencegah komplikasi. Prinsip utama tatalaksana adalah memfasilitasi drainase
sekret dari sinus ke ostium di rongga hidung.

Rhinosinusitis Kronis

Strategi tatalaksana RSK meliputi identifikasi dan tatalaksana factor resiko, serta pemberian KS
intranasal atau oral dengan / tanpa antibiotic.

Sinusitis Dentogenik

1. Eradikasi fokus infeksi, missal: ekstraksi gigi


2. Irigasi sinus maksila
3. Antibiotic

DAFTAR PUSTAKA

1. http://yougolira.blogspot.com/2010/04/rhinosinusitis-sinusitis.html
2. Fokkens,W et.al, 2012. Europian Posisition Paper on Rhinosinusitis and Nasal polyps.
Rhinol Suppl, 23, pp.I-298. Available at: http://www.rhinologyjournal.com (accessed
June 24, 2014). (Fokkens, 2012)
3. Departemen Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala-Leher FKUI/RSCM.
Panduan Pelayanan Medis Rinosinusitis

Anda mungkin juga menyukai