Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM STATISTIKA

IDENTIFIKASI JENIS DATA DAN TEKNIK SAMPLING

ARIANTO
1806111979

AGROTEKNOLOGI-A

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
IDENTIFIKASI JENIS DATA

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar,
suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa
digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu
konsep.

Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,


organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu,
dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam
hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang
bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan
ataupun pemrosesan data.

Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara


memperolehnya, dan waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data
yaitu:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka, biasanya


berbentuk kalimat, kata, sifat, persentase, atau gambar, misalnya:
kuesioner pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah
rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka, bilangan, atau data
kualitatif yang diangkakan (dikuantitatifkan), misalnya: skoring, harga
saham, besarnya pendapatan, dll.

Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:

i. Data Deskrit, yaitu data yang diperoleh dari hasil menghitung,


membilang, atau mencacah. Jadi data ini biasanya berupa angka
atau bilangan bulat.
ii. Data Kontinyu, yaitu data yang diperoleh dari hasil mengukur
obyek. Data kontinyu ini biasanya berupa angka bukan bilangan
bulat.

Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain:

a. Data Internal, yaitu data dari dalam suatu organisasi yang


menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu
perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah
produksinya, dll.
b. Data Eksternal, yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat
menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja
suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil
penjualan suatu perusahaan.

Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain:

a. Data Primer (primary data), yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan
untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview,
observasi, dll.
b. Data Sekunder (secondary data), yaitu data yang diperoleh/
dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara lain:

a. Data Cross Section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan
pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan
kuesioner.
b. Data Berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu
ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama
periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam
bahan pokok penduduk.

Berdasarkan skala pengukurannya, data dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok,


yaitu:

a. Data Nominal

Data Nominal biasa disebut data skala nominal adalah data yang diperoleh dengan
cara kategorisasi atau klasifikasi.

Contoh: Jenis pekerjaan, diklasifikasi sebagai:

Pegawai negeri, diberi tanda 1,

Pegawai swasta, diberi tanda 2,


Wiraswasta, diberi angka 3

Ciri Data Nominal:

i. Posisi data setara. Dalam contoh tersebut, pegawai negeri tidak lebih
tinggi/lebih rendah dari pegawai swasta.
ii. Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ). Contoh, tidak
mungkin 3-2=1 (Wiraswasta dikurangi pegawai swasta=pegawai negeri

b. Data Ordinal

Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau
klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat hubungan.

Contoh: Kepuasan pelanggan, diklasifikasikan sebagai:

Sangat puas, diberi tanda 1,

Puas, diberi tanda 2,

Cukup puas, diberi tanda 3,

Tidak puas diberi tanda 4,

Sangat tidak puas diberi tanda 5

Ciri Data Ordinal:

i. Posisi data tidak setara. Dalam kasus di atas, sikap pelanggan yang sangat
puas, lebih tinggi dari yang puas. Sikap pelanggan yang puas, lebih tinggi
dari yang cukup puas, dst. Angka/tanda bisa dibalik dari 5 hingga 1,
tergantung kesepakatan.
ii. Tidak bisa dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 1+2=3 (yang
berarti sangat puas ditambah puas = cukup puas)

c. Data Interval

Data interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak
antar dua titik pada skala, sudah diketahui. Berbeda dengan skala ordinal, dimana
jarak dua titik tidak diperhatikan (seperti berapa jarak antara puas dan tidak puas,
yang sebenarnya menyangkut perasaan orang saja)

Contoh: Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau Fahrenheit, dengan
masing-masing punya skala sendiri. Untuk air membeku dan mendidih:

Celcius pada 0° C sampai 100° C. Sakala ini jelas jaraknya,

bahwa 100-0=100

Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya,

212-32=180

Ciri Data Interval:

i. Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data
nominal dan ordinal.
ii. Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40 derajat adalah dua kali
panas dibanding 20 derajat)

d. Data Rasio

Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana
jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini
berbeda dengan skala interval, dimana tidak ada titik nol mutlak/absolut. Seperti titik
0°C tentu beda dengan titik 0°F. atau pergantian tahun pada system kalender Masehi
(setiap 1 Januari) berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya.
Sehingga tak ada tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun
baru.

Contoh: Jumlah buku di kelas: Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti tidak ada

buku (absolut 0)

Ciri Data Rasio:

i. Tak ada kategorisasi atau pemberian kode.


ii. Bisa dilakukan operasi matematika. Misal: 100 cm + 35 cm = 135 cm; 5
mangga + 2 mangga = 7 mangga
TEKNIK SAMPLING

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel
sendiri secara harfiah berarti contoh.

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi sering juga
disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati,
dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi dibagi
menjadi 3 bentuk, yaitu :

 Populasi Infinit (tak terbatas).

Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut

 Populasi Finit

Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti

 Populasi Infinitif

Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai


akibat kehidupan atau suatu proses kejadian).

Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap
waktu terus berubah jumlahnya. Apabilah penduduk tersebut dibatasi dalam waktu
dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.

Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan


dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode
yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk
menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode sampling banyak menggunakan
teori probabilitas dan teori statistika.

Tahapan sampling adalah:

1. Mendefinisikan populasi yang hendak diamati

2. Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa


yang mungkin

3. Menentukan metode sampling yang tepat

4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)


5. Melakukan pengecekan ulang proses sampling

Teknik pengambilan sampel atau biasa disebut teknik sampling dapat dibagi atas
2 kelompok besar, yaitu :

1. Probability Sampling (Random Sample)


2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

1. Probability Sampling (Random Sample)

Pada pengambilan sampel secara random atau acak, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan
atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, akan dapat dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.

Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai


berikut:

a. Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.


b. Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
c. Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Adapun teknik-teknik yang masuk menjadi bagian dari teknik probability sampling
antara lain :
 Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling) merupakan sistem


pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel
angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam
komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara
pemilihannya dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini
dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian
ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian.

 Kelebihan dari pengambilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias


yang muncul dalam pemilihan anggota sampel dan kemampuan
menghitung standard error.
 Kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel
yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara
tepat.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:

Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian


berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk
mendapatkan sampel pertama.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan


lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap
sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga
jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

 Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling) merupakan sistem


pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval
tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari
5000 populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu
angka dari interval pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan
pemilihan angka berikutnya dari interval selanjutnya.

 Kelebihan dari pengambilan acak secara sistematis ini adalah lebih


praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sederhana.
 Kekurangannya adalah tidak bisa digunakan pada penelitian yang
heterogen karena tidak mampunya menangkap keragaman populasi
heterogen.

Contoh Sampel Random Sistematik

Pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi
setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang
dijadikan sampel penelitian.

 Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling) merupakan sistem


pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan
masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama.

 Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih


tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat
terwakili oleh sampel.
 Kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang
cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang
ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.

Contoh Sampel Random Berstrata

Penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat
menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari
masing-masing kelompok tersebut.

 Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)

Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling) merupakan sistem


pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap area memiliki
jatah terambil yang sama.

 Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat
menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam
sampel.
 Kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus
membaginya dalam area-area tertentu.
Contoh Sampel Random Berkelompok

Penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang
poli di RS A dan lain sebagainya.

 Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

Merupakan cara pengambilan sampel secara tidak acak di mana masing-masing


anggota tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih anggota sampel. Ada
intervensi tertentu dari peneliti dan biasa peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan penelitiannya.

 Pengambilan Sesaat (Accidental/haphazard sampling)

Pengambilan sesaat (Accidental/haphazard sampling) merupakan teknik


pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan siapa yang
ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang
kebetulan sedang lewat.

 Kelebihan dari pengambilan sesaat ini adalah kepraktisan dalam


pemillihan anggota sampel.
 Kekurangannya adalah belum tentu responden memiliki karakteristik
yang dicari oleh peneliti.

Contoh Sampel Accidental Sampling

Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat
itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan
pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung
pada warga Bandung yang dia temui saat itu.

 Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling)

Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling) merupakan pengambilan


anggota sampel berdasarkan jumlah yang diinginkan oleh peneliti.

 Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena


jumlah sudah ditentukan dari awal.
 Kekurangannya adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota
populasi.

Contoh Sampel Quota Sampling

Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu.


Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut
dijadikan sampel secara keseluruhan

 Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling)

Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling) merupakan pemilihan


anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari
peneliti.

 Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari


peneliti dapat terpenuhi.
 Kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi
yang ada.

Contoh Sampel Purposive Sampling

Penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami luka
pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai


kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya


seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

 Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling)

Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling) merupakan teknik pengambilan


sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan responden. Mulai dari
mewawancarai satu responden. Kemudian, responden tersebut akan
menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan
responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan
terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti.

 Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan


responden yang kredibel di bidangnya.
 Kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum
tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Contoh Sampel Snow-Ball Sampling

Penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.

Anda mungkin juga menyukai